Network : SBS
Ayah meminta
izin agar dapat melihat Kang Soo untuk terakhir kalinya, karena ada yang harus
di katakannya. Dan ia diizinkan.
Ayah masuk
kedalam ruangan dimana Kang Soo tertidur. Disana ia melihat gelang yang berada
ditangan Kang Soo. Serta ia melihat wajah Kang Soo yang tersenyum bahagia dalam
tidurnya.
Dengan lembut,
Ayah memegang tangan Kang Soo menggunakan kedua tangannya. Dan dengan wajah
yang tampak sangat sedih, ia memanggil nama Kang Soo.
Dalam tidur nya.
Kang Soo membawa Ibu pulang kerumah dan menemui Ayah. Disana Ayah Kang Soo
meminta maaf kepada Ibu dan mengajak agar Ibu Kang Soo masuk bersamanya
kedalam.
Dan melihat
kedua orang tuanya, Kang Soo tersenyum kecil, tampak bahagia.
Diruang makan.
Kang Soo membuat teh untuk kedua orang tuanya yang saat ini sedang mengobrol
berdua sambil tertawa, tampak sangat senang. Dan melihat mereka berdua, Kang
Soo juga menjadi senang.
Tepat pada saat
itu, tiba- tiba hp Kang Soo berbunyi, sebuah telpon dari nomor tidak dikenal.
Dan saat Kang Soo mengangkatnya, orang ditelpon itu langsun berbicara.
“Keluar! Kamu
harus keluar sekarang,” kata orang ditelpon. Setelah itu telpon itu dimatikan.
Dan Kang Soo pun menjadi bingung
Ibu yang berada
diruangan tamu, memanggil dan mengajak Kang Soo untuk bergabung bersama mereka.
Dan tanpa mau memusingkan itu, Kang Soo pun mengambil teh yang disiapkannya dan
mendekati mereka.
Didalam foto
itu. Kang Soo tersenyum sangat lebar. Tampak sangat menikmati kebersamaan
mereka dan sangat bahagia sekali.
Kang Soo
memajang foto itu dan meletakannya diatas meja kerja. Dengan bersemangat, Kang
Soo bercemin dan tersenyum.
“Ini hari yang
menyenangkan. Hari yang menyenangkan,” kata Kang Soo kepada dirinya sendiri.
Diparkiran.
Sebelum menaiki mobilnya, tiba- tiba Kang Soo mendengar suara seseorang yang
menyuruhnya untuk keluar dari situ sekarang. Dan tentu saja Kang Soo menjadi
sangat kebingungan.
Lalu pada saat
itu, Kang Soo melihat seseorang bermantel dengan wajah ditutupi masker hitam
dan memakai topi. Orang itu berlari sangat kencang disana. Dan Kang Soo
mengikutinya, tapi sayang ia kehilangan orang itu.
Ketika itu
tiba- tiba saja, Kang Soo mulai merasakan sakit yang sangat dikepalanya. Ia
memegang kepalanya, menenangkan dirinya.
Dikamar mandi.
Kang Soo menatap dirinya sendiri dicermin, masih tampak bingung dengan apa yang
terjadi tadi. Sesudah itu, Kang Soo membasuh tangannya dan mengambil tissue
untuk menlap.
Tapi anehnya,
dari pantulan cermin, Kang Soo melihat bawah bekas luka ditangannya telah
menghilang. Dan ia pun menyentuh serta memperhatikan tangannya baik- baik.
Kang Soo lalu
mengingat ketika dulu Ayah memukulinya dan tanpa sengaja tangannya menjadi
terluka. Ia mengingat juga, ketika ia berada diruangan kantornya dan melihat
luka itu masih ada.
Diruangan
kantornya. Kang Soo mengingat tentang telpon yang ia terima. Tentang orang yang
berada ditempat parkir. Tentang suara yang menyuruhnya untuk keluar sekarang.
Dalam tidurnya.
Kang Soo bergerak dengan gelisah. Dan melihat keadaan itu, wanita tersebut
menyuruh agar Junior nya menambahkan dosis obat dan melanjutkan ketahap
berikutnya.
“Tidak akan ada
masalah?” tanya Junior itu.
“Orang memang
dirancang menjadi kurang peka terhadap rangsangan. Lanjutkan,” kata wanita itu.
Lalu dua butir bola biru kecil dimasukan kedalam tabung dan membuat warna air
dalam tabung menjadi lebih biru.
Diruangan
kantornya. Kang Soo terbangun dari tidurnya, lalu saat ia melihat papan nama
dirinya yang berada diatas meja, ia menjadi tampak terkejut. Kang Soo lalu
membuka tirai kantornya dan melihat betapa besar dan tingginya tempat ia
berada.
Melihat hal
itu, Kang Soo tampak sangat kebingungan sekali.
Tepat disaat
itu, Seon Young datang dan memuji ruangan Kang Soo. Tapi Kang Soo masih bingung
dengan semua ini, jadi ia pun bertanya bagaimana bisa semua ini terjadi, kenapa
ia bisa ada ditempat ini.
“Apa maksudmu? Kamu
pamer kepadaku soal penekenan kontrak itu. Kamu bilang akan mengambil alih
perusahaan ini,” kata Seon Young.
“Benarkah?”
kata Kang Soo, kebingungan.
Seon Young
mendekati Kang Soo dan memeluk Kang Soo. Ia mengatakan bahwa ia mencintai Kang
Soo. Dan dengan masih bingung, Kang Soo melepaskan pelukan Seon Young.
“Omong- omong,
Seon Young, kurasa tempat ini...” kata Kang Soo.
“Jang begitu.
Ada masalah apa? Terima saja yang kamu lihat dan keadaan sekarang ini. Apakah
aku salah?” balas Seon Young, memotong perkataan Kang Soo.
Direstoran.
Kang Soo makan malam berdua bersama dengan Seon Young. Tapi ia yang masih
kebingungan menjadi tidak berselera untuk makan.
“Kamu pernah
bilang ingin kemari. Kamu tidak ingat?” tanya Seon Young.
“Aku bilang
begitu?”
“Ya.”
Mendengar itu,
Kang Soo menjadi tambah bingung. Kang Soo lalu menanyakan apa impian Seon
Young. Dan Seong Young menjawab kalau ia tidak pernah memikirkan itu, mungkin
menjadi istri yang baik.
“Bukan itu. Hal
yang sangat ingin kamu lakukan,” kata Kang Soo, tegas. Ia menantikan jawaban
dari Seon Young.
“Ah.. aku
ingat. Aku ingin menjadi pemilik gedung,” kata Seon Young sambil tersenyum, mengubah
jawabannya.
Seorang pelayan
datang dan menanyakan apakah Kang Soo ingin mencoba menu yang berbeda. Menu
yang sesuai dengan selera Kang Soo. Dan mendengar itu, Kang Soo langsung
berdiri.
“Siapa kamu?
Bagaimana kamu bisa tahu? Bagaimana kamu tahu aku sedang berselera atau tidak?
Bagaimana kamu tahu?” tanya Kang Soo kepada pelayan itu.
“Pak, aku
kurang paham maksud...”
“Beri tahu aku.
Beri tahu aku yang kamu tau!” teriak Kang Soo, marah.
Dengan kesal,
Kang Soo meninggalkan restoran dan masuk kedalam mobil. Dan lalu Seon Young
yang mengikutinya, ikut masuk kedalam mobil.
“Kang Soo,
kenapa kamu bertingkah seperti ini?”
“Ada yang aneh
dengan tempat ini. Ini aneh.”
“Memangnya ada
apa? Jangan terlalu dipikirkan. Apakah karena aku? Aku melakukan kesalahan?”
“Tidak. Bukan
begitu,” teriak Kang Soo, tampak frustasi. Dan Seon Youn pun terdiam, tidak
berbicara.
Setelah berdiam
agak lama. Kang Soo membuka suara, ia menyuruh Seon Young agar mereka tidak
perlu bertemu lagi. Putus. Dan mengakhirinya saja sampai disini.
“Kamu serius?”
tanya Seon Young, tampak sedih.
“Ya, aku
serius,” kata Kang Soo, tegas, seperti ia ingin memastikan sesuatu.
“Baiklah. Kita
putus. Lakukan saja semaumu,” kata Seon Youn dengan sedih, menerima keputusan
dari Kang Soo.
Seon Young
keluar dari mobil dan meninggalkan Kang Soo. Dan melihat itu, Kang Soo tampak
tidak tega. Ia ikut keluar dari mobil dan mengejar Seon Young.
“Seon Young.
Ayo kita mulai lagi,” kata Kang Soo.
“Apa?”
“Mari berkencan
lagi. Maksudku, aku ingin memacarimu lagi. Ayo kita mulai lagi,” kata Kang Soo
dengan tegas dan serius.
“Baiklah, aku
setuju. Ayo,” balas Seon Youn langsung sambil
tersenyum.
Dan melihat
itu, Kang Soo makin tampak kebingungan serta heran. Dan lalu ia berteriak
menanyakan siapa sebenarnya Seon Young.
Tags:
Exit