Images by : ONE HD 31
Pat melihat ke sekeliling kamar rawatnya. Dan matanya terbelalak kaget saat melihat ke cermin yang ada di kamar. Bayangan yang terpantul bukan bayangan dirinya, tetapi bayangan wanita lain. Lan.
Pat ketakutan melihat hal tersebut. Dia segera memegang tombol darurat. Jan dan beberapa suster lain langsung datang dan menanyakan kondisi Lan. Jan memerintahkan suster lain untuk memberitahu dr. Cha.
Untuk selanjutnya, jika saya menulis Pat atau Lan maka itu merunjuk ke orang yang sama, yaitu Pat yang ada di dalam tubuh Lan.
Pat bertanya Jan memanggilnya dengan nama apa?
"Khun Lan. Itu Anda. Nama Anda adalah Nalanta dan panggilannya Lan," jelas Jan.
Pat menyangkal hal tersebut. Jan merasa heran melihatnya. Pat yang masih dalam kondisi lemah, pingsan.
dr.Cha mendapatkan telepon yang mengabari kalau Lan sudah sadar. Pee yang kebetulan ada di dekat sana, mendengar hal tersebut. Dia ingin ikut dr.Cha ke rumah sakit untuk mengunjungi Lan. dr.Cha tidak mengizinkannya. Pee protes karena dia adalah suami Lan.
"Aku adalah ayahnya," teriak dr. Cha. Hal itu menegaskan kalau dia lebih berhak terhadap Lan daripada Pee.
dr.Cha menjaga Lan hingga tertidur. Pat terbangun dan melihat seluruh tubuhnya. Dia masih merasa heran dan tidak percaya melihat tubuhnya sekarang. Dia berteriak dan hal itu membangunkan dr. Cha. dr.Cha benar - benar senang karena anaknya sudah sadar, tetapi Pat berkata kalau dia bukan Lan.
dr.Cha menggenggam tangan Lan. Dia tersenyum dan mengatakan kalau Lan mungkin sedang pusing karena tidur lama. Dia memeluk Lan.
"Aku bukan Lan. Namaku Pat. Pattanee Heruntakan," ujar Pat. dr.Cha terkejut mendengar nama tersebut. Itu adalah nama wanita yang dia ambil jantungnya untuk Lan.
"Tidak mungkin," gumam dr. Cha menatap Lan.
Mereka duduk berdua. dr.Cha masih tidak percaya dan menyuruh Lan untuk menyebutkan secara detail mengenai hidup Pat jika benar dia adalah Pat.
"Suamiku bernama Kawin Heruntakan. Kami mempunyai hotel sendiri. Anak kami bernama Kawinpat dan nama panggilannya Boat. Aku punya adik bernama Patwadee. Dan ibu mertuaku bernama Dusitta. Win dan aku, maksudku suamiku, kami saling mengenal sejak kuliah. Dan kemudian Win pergi melanjutkan studi keluar negeri tetapi aku tidak pergi dengannya karena aku harus bekerja untuk membiayai adikku. Kami menikah setelah Win kembali dari luar negeri dan kemudian kami membuka hotel bersama. Lihat? Aku tahu segala hal mengenai Pattanee. Tetapi, aku tidak tahu apapun mengenai orang ini (Lan)," jelas Pat.
dr. Cha masih sulit mempercayai hal tersebut. Apa benar dia bukan Lan? Pat menyakinkan kalau dia bukan Lan.
"Tidak mungkin. Tidak mungkin," gumam dr. Cha terus menerus. "Jika kamu bukan Lan, lalu dimana anakku?" tanya dr.Cha marah.
"Lalu bagaimana aku bisa berada di tubuh anak Anda?" tanya Pat balik.
dr.Cha terdiam seolah menyadari sesuatu.
Tubuh asli Pat sedang di kremasi. Win melihatnya dengan sedih. Kaew melihat hal tersebut dan mendekatinya. Dengan suara sedih, Kaew bercerita mengenai Pat yang sudah dia anggap seperti kakaknya sendiri. Dia sudah lama bekerja bersama dengan Pat sejak dia lulus sekolah. Dia benar-benar sedih karena Pat pergi begitu cepat. Win hanya merespon ucapan Kaew dengan ucapan terimakasih.
"Jika kamu membutuhkan sesuatu, aku akan dengan sangat senang membantu," ujar Kaew. Tetapi Win mengabaikannya.
Tiba-tiba pandangan mata Kaew melihat Mon yang berada di sekitar pemakaman. Kaew segera meminta izin pada Win kalau dia ingin ke kamar mandi.
Kaew menyeret Mon dan membawanya ke tempat sepi. Dia memarahi Mon karena berani datang ke sini.
"Kamu memintaku untuk merusak hubungan mereka. Dan sekarang dia mati. Apakah aku tidak boleh memberikan penghormatan kepadanya?" tanya Mon balik.
Kaew menyuruh Mon untuk tidak usah berpura-pura merasa bersalah. Dia tahu kalau Mon itu sudah sering merayu suami orang. Apa yang sebenarnya Mon inginkan dengan datang ke sini?
"Jika kamu sangat mengenalku, tentunya kamu tahu bahwa aku menginginkan Khun Kawin," jawab Mon tersenyum. "Kamu tidak bisa menyalahkanku karena targetmu sangat sempurna. Dia tampan dan kaya. Dia sempurna. Jadi, aku ingin menjadi sainganmu."
Kaew tidak takut. Dia mengancam Mon, jika Mon mau menjadi saingannya, maka dia akan menghubungi perusahaan terdahulu Mon dan memberitahu mereka, kalau uang tour 200.000 baht yang hilang itu sebenarnya di curi oleh Mon. Dan uang itu di transfer Mon ke rekeningnya sebelum Mon mengundurkan diri dengan alasan bosan dengan pekerjaan.
Mon marah mendengar Kaew mengancamnya. Kaew tidak peduli, dia hanya memberikan dua pilihan pada Mon, pergi sekarang juga atau bersaing dengannya dari balik penjara?
Win, Nudee, dan Noojoon menangis sedih di hari pemakaman terakhir Pat. Kaew juga meneteskan air mata buaya-nya.
Pat yang dalam tubuh Lan merasa tidak tenang. Dia teringat pembicaraan sebelumnya dengan dr. Cha. Saat itu dr.Cha menduga kalau alasan Pat bisa di tubuh putrinya mungkin karena transplantasi jantung.
"Karena operasi? Anda mengambil jantungku dan meletakkannya di tubuh putri Anda?" tanya Pat marah. "Tapi, aku tidak pernah mendonorkan jantungku. Bagaimana ini bisa terjadi?"
"Kamu mengalami kecelakaan dan dalam kondisi kritis. Kamu mengalami pendarahan hebat di kepala dan sudah mati otak. Aku tidak bisa mengoperasimu. Di waktu yang sama, putriku yang mempunyai kelainan jantung dalam kondisi koma," jelas dr.Cha.
"Jadi, Anda mencuri jantungku dan meletakkannya di tubuh putri Anda?" marah Pat.
"Aku minta maaf. Aku minta maaf. Aku minta maaf."
Pat kemudian teringat ramalan beberapa waktu yang lalu yang diterimanya. Ramalan bahwa dia akan mati dan hidup kembali. Karena dua tubuh dan satu jantung bermasalah. Tetapi, surga memberikan kesempatan kedua. Kamu harus mencari arti dari hidup setelah kematian.
Pat bertanya-tanya, apa mungkin hal seperti ramalan bisa menjadi nyata seperti ini?
dr. Cha juga memohon kepada Pat untuk menjadi Nalanta, putrinya. Dia tidak peduli walaupun Pat bukan Lan, tetapi setidaknya dia bisa dekat dengan tubuh putrinya.
Pat merasa bingung. Apa yang harus dilakukannya sekarang?
Esok hari,
Jan memberitahu Tan dan Tip bahwa mereka tidak bisa menjenguk Lan. Tan jelas protes, padahal operasi berjalan dengan sukses tetapi kenapa mereka tidak di beri izin untuk menjenguk? Tetapi, Jan juga tidak tahu alasan pastinya. dr.Cha hanya beralasan kalau dia khawatir jika Lan terkena infeksi dan bahwa dia yang akan mengawasi kondisi Lan saat ini. Jan juga tidak pernah diizinkan masuk ke kamar rawat Lan sejak Lan sadar.
Tip merasa khawatir jika ada masalah dari operasi. Jan menyakinkan kalau operasi waktu itu lancar dan Lan juga sembuh lebih cepat dari yang di perkirakan. Tip juga mengkhawatirkan kondisi dr. Cha, yang harus mengawasi manajemen rumah sakit, mengoperasi pasien dan juga merawat Lan.
Boat menangis sedih. Dia tidak bisa tidur. Win pulang dan melihatnya. Dia duduk disamping Boat dan memeluknya. Boat memberithau kalau dia merindukan Pat. Win merasa sedih, dia meminta Boat untuk tidak menangis, bukankah Pat pernah bilang kalau anak baik tidak akan menangis?
"Aku tidak mau menjadi anak baik lagi, ayah. Aku ingin melihat mama. Bukankah ayah juga mau melihat mama?"
"Ayah sangat ingin melihat mama lagi."
Boat menangis dan meminta Win untuk tidur bersamanya malam ini. Win menjawab kalau dia akan tidur dengan Boat setiap malam mulai sekarang. Mereka berdua menghabiskan malam berdua dalam kesedihan kehilangan Pat.
Jan hendak pulang dari rumah dr. Cha tetapi dia melihat kepulangan Pee. Jan dengan tersenyum lebar menemui Pee (sepertinya Jan diam-diam suka sama Pee). Pee bertanya apa sudah boleh menjenguk Lan? Jan memberitahu kalau belum boleh.
Pee meminta Jan untuk mempertemukannya dengan Lan diam-diam. Jan tidak bisa, dia takut. Pee membujuknya. Dia bahkan menggenggam tangan Jan. Jan tersipu malu. Pee melihat itu dan tersenyum merayu, dan dia bahkan meminta nomor telepon Jan. Jadi, dia bisa menghubungi Jan dan Jan bisa menghubunginya. Jan tersenyum dan memberikan nomornya.
Pat berbicara lagi dengan dr. Cha. Dia benar-benar tidak bisa menjadi anak dr. Cha. Pat meminta maaf. Dia mempunyai keluarganya sendiri, suami dan anaknya. dr.Cha mengingatkan kalau Pat sekarang berada di tubuh Lan dan akan sulit bagi orang-orang percaya bahwa dia adalah Pat. Pat terdiam menyadari hal tersebut.
"Aku tidak tahu. Tetapi, aku tetap tidak bisa menjadi putrimu, dokter," tegas Pat.
"Aku pikir kamu harus istirahat lebih banyak. Dan kita bisa membicarakan ini lagi setelah kamu merasa lebih baik."
dr.Cha segera keluar dari kamar rawat. Pat memanggilnya tetapi dr. Cha tetap keluar. Diluar kamar, dr.Cha benar-benar bingung dengan situasinya sekarang. Pat memikirkan sesuatu di kamar rawatnya.
Pee datang dengan marah ke rumah sakit. Dia menemui dr. Cha dan dengan tegas berkata kalau dia mau bertemu dengan Lan sekarang juga. Tetapi, dr.Cha tidak mau memberitahunya. Pee berteriak kalau dia adalah suami Nalan.
"Seorang suami yang tidak pernah menjaganya, hanya tahu meminta uang pada Lan. Dan sekarang apa yang terjadi? Mengapa berusaha mencari Lan? Atau kamu tidak punya jalan lain lagi untuk membuat uang sekarang? Atau kamu orang yang membuat Lan shock dan menjadi seperti ini? Itulah mengapa kamu merasa bersalah?" tanya dr. Cha sambil marah.
Pee membantah hal tersebut. Dia beralasan kalau dia hanya cemas sebagai suami Lan. Dia akan menemukan Lan dan dr.Cha tidak bisa menghalanginya. Selesai mengatakan hal itu, Pee pergi.
Pee pergi menemui Jan. Jan memberitahu kalau dia benar-benar tidak bisa karena dr.Cha melarang siapapun menemui Lan. Pee memegang tangan Jan dan memohon padanya. Jan berada dalam dilema.
Pee tahu di kamar mana Lan dirawat. Jan sudah memberitahunya. Dan Pee menerobos masuk ke dalam kamar Lan walaupun dihalangi para suster. Tetapi, Lan tidak ada di kamarnya. Lan menghilang. Suster segera menelpon security dan memberitahu dr. Cha.
dr.Cha sudah mendapatkan kabar tersebut. dr. Cha ingat saat terakhir menemui Pat, dia memberitahu kalau Pat sudah sembuh dan bisa kembali ke rumah. dr.Cha mengajak untuk kembali ke rumah mereka (rumah Lan). Pat menolak, dia tidak bisa. Dia sekali lagi menegaskan kalau dia bukan putri dr. Cha, dia Pat. Dan dia harus kembali ke rumah sebenarnya.
"Apa kamu yakin mereka akan menerimamu?"
"Tapi aku tidak bisa berpura-pura menjadi orang lain juga," jawab Pat. "Dan aku tidak bisa tinggal di rumah orang lain. Anda sangat mencintai putri Andan dan rela melakukan apapun agar bisa bersamanya. Aku juga punya putra. Dan aku ingin bersama dengan putraku selama yang aku bisa."
dr. Cha tidak bisa memaksa lagi. Dia menarik nafas. dr. Cha merasa sedih.
"Aku tidak bisa bersama Anda. Walaupun aku berada di tubuh Nalan tetapi aku bukanlah Lan," tegas Pat.
Dan dengan bantuan dr. Cha, Pat bisa pergi dari rumah sakit.
dr. Cha melihat foto Lan. Dia merasa khawatir pada Lan.
"Tidak peduli walaupun hatimu atau otakmu berada di tubuh orang lain, kamu tetap putriku selamanya, Lan," ujar dr. Cha dan menangis sedih sambil memeluk foto Lan.
Pat pergi ke cafe Noojoon. Dia memanggil Noojoon dan melambai padanya. Tetapi Noojoon tidak mengenal Lan, sehingga dia mengira Lan adalah pelanggan. Dengan sopan dia memberitahu kalau cafe nya belum buka.
Pat terus memanggilnya. Noojoon jadi ketakutan dan mengira Lan adalah orang gila. Dia bahkan mengira Lan menyukainya dan dengan tegas Noojoon memberitahu kalau dia itu gay. Pat menjawab kalau dia tahu, sejak dulu. Noojoon heran dan bertanya siapa dia?
"Aku Pat."
"Ini tidak lucu. Temanku sudah meninggal. Jangan bercanda tentang itu," marah Noojoon.
Pat menegaskan kalau dia tidak bercanda. Dia bahkan bisa membuktikan hal tersebut.
"Kamu selalu menggunakan metode yang sama untuk semua nomor pin-mu. 2 x 3 = 6. Jadi nomor pin-mu adalah 236. Dan untuk pin 4 digit, kamu selalu meletakkan angka 0 didepannya, jadi 0236, bahkan pin ATM mu juga nomor itu," ujar Pat.
"Hanya aku dan Pat yang tahu soal itu," gumam Noojoon kebingungan.
"Kamu mempunyai brangkas rahasia di atas tempat tidurmu dan pernah sekali kamu tidak menguncinya secara rapat, jadi aku membukanya dan menemukan buku harianmu. Di buku tersebut kamu menulis bahwa kamu menyukai Win sejak kita semester 1. Kamu tahu Win menyukaiku tapi kamu tidak bisa menghapus rasa cintamu padanya."
Noojoon terkejut. Itu benar-benar Pat. Dan Noojoon pun pingsan.
Noojoon sudah terbangun. Pat melihat tubuh Pat, dan bertanya kenapa tubuh Pat berubah. Noojoon menduga kalau Pat memalsukan kematiannya dan melakukan operasi plastik di Korea. Pat kesal dan menyebut Noojoon gila. Dia juga memberitahu kalau mulai sekarang, dia akan tinggal bersama dengan Noojoon.
Noojoon malah merasa mau pingsan mendengarnya. Pat menjelaskan kalau dia tidak bisa pulang ke rumahnya sekarang, jadi apa yang harus dilakukannya? Noojoon masih bingung dengan tubuh Pat.
"Nalanta Chayanupong. Putri dokter Chayangkul," jelas Pat dan memberikan informasi identitas tubuhnya sekarang.
Noojoon bertanya apa yang akan dilakukan Pat sekarang? Pat juga tidak tahu tetapi sekarang dia merasa khawatir dan merindukan Boat. Noojoon bertanya apa Pat tidak rindu pada Win?
Pat jadi teringat pertengkaran terakhirnya dengan Win. Pat berteriak kalau dia tidak rindu pada Win tetapi merasa marah. Noojoon sampai kaget. Kenapa Pat sampai marah seperti ini, apa yang sudah dilakukan Win?
"Dia membunuhmu?" tanya Noojoon terkejut.
"Dia tidak membunuhku tetapi rasanya sama saja seperti dia membunuhku," ujar Pat penuh kemarahan.
Win dirumah dan melihat foto Pat. Dia sangat merindukan Pat. Win teringat malam pertama nya dengan Pat dimana saat itu Pat memberitahu kalau awalnya dia merasa tidak yakin menerima lamaran Win, tetapi sekarang dia merasa sangat yakin. Dia tidak bisa hidup tanpa Win. Win pun merasakan hal yang sama, dia tidak bisa hidup tanpa Pat.
Win juga teringat saat Pat mengandung Boat. Mereka penuh dengan cinta saat itu. Juga saat mereka membesarkan Boat dengan penuh cinta.
"Dia melakukan segalanya untukmu saat dia masih hidup. Tetapi, sekarang dia sudah pergi dan kamu harus bisa hidup tanpanya. Dan terutama, kamu harus menjaga Boat. Jika Pat masih hidup dan melihat bahwa putranya tidak dijaga oleh ayahnya, dia akan merasa sedih," Win teringat nasihat ibunya.
Win menangis. Dia berjanji akan melakukan semuanya demi Pat.
Dan dimulailah aktivitas baru Win. Dia mengasuh Boat menggantikan Pat. Dia juga melakukan pekerjaannya sendirian. Dia menghabiskan banyak waktu untuk menemani Boat.
Boat sedang menunggu jemputan Win di halaman sekolah. Boat menunggu sambil menggambar Pat. Temannya datang dan bertanya gambar apa itu? Boat menjawab kalau itu gambar ibunya yang sekarang berada di surga.
"Ibuku bilang surga itu tidak ada. Orang dewasa hanya membohongi kita," ujar teman Boat.
"Surga itu ada. Mamaku akan kembali padaku," tegas Boat dan menangis. Dia mendorong temannya.
Pat datang ke sekolah untuk melihat Boat dan dia melihat Boat yang sedang bertengkar. Pat hendak menghampirinya tetapi dia dihalangi oleh guru yang bertugas. Jika hendak masuk ke kawasan sekolah, harus ada kartu, tetapi Pat tidak punya.
Teman Boat terus berkata kalau mama Boat tidak akan pernah kembali lagi. Boat berteriak sambil menangis kalau mamanya pasti kembali. Pat mendengar hal itu dan menangis.
Win datang menjemput dan melihat perkelahian tersebut. Dia segera melerai mereka. Win menenangkan Boat yang menangis dan bertanya ada apa? Boat menangis dan bertanya apa benar mama tidak akan kembali? Win memeluknya.
"Mama disini, Boat," ujar Pat menangis melihat Boat dari kejauhan.
Tags:
rang mai hua jai derm