Network: SBS
Kang Soo menerima kertas yang
disodorkan kepadanya. Dan setelah agak ragu sejenak untuk menanda tanganin itu
atau tidak. Kang Soo memilih untuk tidak menanda tanganin kontrak tersebut.
Diluar gedung. Kang Soo tiba- tiba
mendapatkan telpon dari Hong Ki Chul yang mengabarkan kalau Han Seong Gu telah
ketemu.
Kang Soo datang ke sebuah tempat. Ia
menyeret seorang pria (Seong Gu) sambil mengeluh tentang hidupnya. “Aku tidak
bisa memperbarui kehidupanku yang sekarang. Tidak ada yang pernah berjalan
sesuai keinginanku. Pak Han, Ibuku kabur saat aku masih bayi dan Ayahku
memukuliku setiap kali dia mabuk. Tapi setelah aku mampu membela diri, dia
malah sakit dan aku yang harus merawatnya.”
Kang Soo membawa Seong Gu ke area
parkiran. Lalu melemparkan Seong Gu kedinding. Masih tetap bercerita,
mengeluhkan hidupnya. “Ditambah lagi, saking banyaknya hutangku, aku tidak akan
pernah sanggup untuk melunasinya. Hutang itu warisan dari Ayahku.”
Selesai mengeluhkan hidupnya, Kang
Soo mengambil sebuah pisau kecil dan
menyuruh Seong Gu untuk membunuhnya. Tentu saja, Seong Gu tidak mau membunuh
Kang Soo.
Namun Kang Soo menaruh pisau itu
ditangan Seong Gu dan memaksanya. Dan melihat darah yang dikeluarkan oleh Kang
Soo karena pisau itu. Maka Seong Gu menjadi ketakutan dan berkata bahwa ia akan
melunasi hutangnya.
Setelah mendengar itu, Kang Soo pun
berdiri dan ia menjatuhkan pisau kecil itu. Tampak ditangannya mengalir banyak
darah.
Boss memuji hasil kerja Kang Soo dan
berjanji akan memberikan uang yang banyak kepada Kang Soo nantinya. Lalu ia
menyuruh agar Kang Soo membawakan uang itu besok ke kantornya.
Dikantor. Setelah selesai berbicara.
Kang Soo terduduk sambil menghela nafas. Lalu karena penasaran, ia membuka tas
yang didapatkannya. Terlihat tas tersebut berisikan uang kertas yang sangat
banyak.
Kang Soo lalu melirik kearah lemari
penyimpanan uang milik CEO Hwang Tae Bok.
Kang Soo keluar dan memakai helmnya.
Ia menaiki motornya dan pergi darisana. Pas disaat itu wanita berbaju biru
kemarin datang dan masuk kedalam kantor. Didalam kegelapan ia membongkar lemari
dan laci yang ada, mencari sesuatu.
Saat Kang Soo kembali kekantor dan
menyalakan lampu. Wanita itu tampak kaget, lalu ia menyuruh Kang Soo untuk
pergi, kecuali bila Kang Soo ingin mengadukannya.
Kang Soo tidak pergi. Ia mengingatkan
bahwa itu semua percuma. Tapi wanita itu
berteriak dan menyuruh agar Kang Soo pergi. Sehingga Kang Soo pun lalu
menunjukan tas berisi uang yang dibawanya.
“Menurutmu aku tidak pernah berniat
melakukan ini? Aku juga berniat mencuri uang ini agar bisa kabur. Tapi itu sia-
sia, karena tidak akan ada yang berubah. Memangnya kamu tidak tau orang seperti
apa pak Hwang? Dia akan mengejarmu kemanapun sampai mendapatkanmu. Melakukan
ini tidak akan mengubah apapun,” kata Kang Soo, mengingatkan.
Wanita itu mulai berkaca- kaca dan
bertanya apa ia harus tetap hidup seperti ini selamanya.
Disupermarket. Wanita itu minum bir,
sedangkan Kang Soo makan mie. Dan setelah selesai minum, wanita itu keluar dari
supermarket. Lalu Kang Soo mengikutinya.
Diluar supermarket. Mereka melihat
sebuah poster wanita bergaun hitam yang sangat cantik Musical Anna Karenina.
“Kamu punya impian? Impianku sejak
dulu ingin tampil dipertunjukan musikal semacam itu. Katakan, kamu pasti tidak
pernah memimpikan hidup seperti ini. Apa impianmu?” tanya wanita itu kepada
Kang Soo.
“Aku ingin bahagia,” jawab Kang Soo,
sederhana.
Wanita itu berkomentar kalau Kang
Soo tidak akan pernah bahagia, setelah itu dia ingin pergi. Lalu dengan baik,
Kang Soo menawarkan diri untuk mengantarnya. Tapi wanita itu malah menepis
tangan Kang Soo dan marah, ia menyuruh Kang Soo untuk sadar, karena Kang Soo
hanyalah pegawai pacarnya.
Kang Soo lalu membiarkan wanita itu
berjalan pergi. Tapi baru sebentar saja, wanita itu terjatuh, saking mabuknya.
Dan pada akhirnya Kang Soo yang tidak tega, memboceng wanita itu menaiki
motornya.
Sialnya. Pada saat menaiki motor,
Kang Soo yang mengebut tanpa sengaja bertabrakan dengan sebuah mobil dibelokan.
Dan semua uang dalam tasnya, terjatuh berhamburan.
Dirumah. Ayah meminum obatnya, ia
masih tampak kesakitan. Lalu ia mengingat saat dokter memberitahu bahwa ia
menderita kanker dan harus segera dioperasi.
“Aku tidak pantas menjalani operasi
agar bisa hidup lebih lama. Dosaku sudah terlalu banyak,” kata Ayah, menolak.
Ayah memperhatikan kertas kecil yang
ia terima. Lee In Sook. 153 Daeheung- ro,
Mapo-gu, Seoul. Lalu Ayah memeprhatikan jam di dinding yang telah
menunjukan jam 1 pagi. Dan tiba- tiba telpon rumahnya berbunyi.
Ayah datang kerumah sakit. Ia tampak
sangat panik, khawatir, dan cemas dengan keadaan Kang Soo. Disana ia membaca
keterangan di layar, Ruang bedah pusat.
Area terlarang. Informasi pasien, Do Kang Soo, sedang dioperasi.
“Kang Soo! Kang Soo! Kang Soo!”
panggil Ayah. Ia menangis sedih.
Pandangan tampak terbalik. “Dia harus hidup miskin dan menderita karena
diriku. Apakah putraku benar- benar bisa bahagia?” tanya Ayah dalam
hatinya.
Kang Soo terbangun dengan agak
sedikit pusing. Ia memegangi kepalanya. Lalu Ayah datang dan menanyak
keadaannya. Tapi bukannya menjawab, Kang Soo pun menanyakan dimana wanita itu
(Seon Young).
“Ada orang yang menemanimu? Ayah
tidak tahu,” kata Ayah, heran dan
bingung.
Menyadari keberadaannya, Kang Soo
bangun dan melepaskan infus ditangannya. Ayah yang melihat itu, meminta agar
Kang Soo banyak beristirahat, karena kata dokter Kang Soo terkena gegar otak.
“Ayah punya uang? Aku mesti membayar
ini. Beban hidupku sudah banyak. Rasanya aku akan menggila,” kata Kang Soo,
kasar. Lalu pergi mengabaikan Ayahnya.
Kang Soo masih tampak agak
kesakitan. Tapi ketika ia keluar, ia melihat Seon Young yang datang sambil
menggandeng tangan Boss Hwang.
Diluar rumah sakit. Boss Hwang
menyuruh Kang Soo untuk berpikir jernih, karena Kang Soo tidak punya kuasa pada
hidupnya sendiri, maka Kang Soo tidak bisa mati hanya karena ingin.
“Omong- omong. Uang Hang Seong Gu
banyak hilang. Aku kehilangan banyak uang karena kecelakaanmu. Akan kuhitung
beberapa yang hilang. Jadi datanglah ke kantorku begitu kamu pulih,” kata Boss
Hwang.
Boss Hwang lalu berdiri dan memegang
leher Kang Soo, ia menanyakan kenapa Seon Young- nya bisa naik motor bersama
Kang Soo. Dan dengan agak gugup, Kang Soo mau menjawab, tapi Boss Hwang
menghentikannya.
“Aku tidak menanyakan pendapatmu.
Tapi kamu, pertimbangkan keadaanmu sekarang,” kata Boss Hwan sambil menepuk
pipi Kang Soo.
Setelah itu Boss Hwang berjalan
mendekati Seon Young yang telah berdiri menunggunya. Ia memengang pundak Seo
Young dan mengajaknya untuk pergi. Pada saat itu Seo Young melihat kearah Kang
Soo dengan tatapan yang tidak bisa dimengerti.
Dijembatan. Ada tulisan yang terukir
pada pegangannya. Kebahagiaan tidak jauh.
Bagaimana harimu?
Kang Soo berdiri disana sambil
memandangin pemandangan laut dimalam hari. Ia tampak sangat putus asa. Lalu ia
teringat akan perkataan wanita lab kepadanya. Dan setelah itu dengan kencang,
ia segera berlari.
Kang Soo kembali ketempat lab
tersebut. Ia menemui wanita itu. Tapi anehnya, kali ini Kang Soo harus
membayar, dengan alasan tiba- tiba saja ada lonjakan sukarelawan. Jadi mereka
mengubah kebijakan.
“300.000 dolar itu tidak mahal untuk
harga kebahagiaan,” tekan wanita tersebut kepada Kang Soo dengan tenang.
“Maksud Anda itu murah?” tanya Kang
Soo memastikan, lalu ia pun mendengus. “Sial! Pada akhirnya, uang yang
terpenting, bukan?” tanya Kang Soo.
Dan wanita itu hanya tersenyum.
Tags:
Exit