Company name : Citizen Kane
Menikmati suasana yang tenang,
dirumah, tiba- tiba saja Yada dibuat cemas saat mendapatkan telpon dari Nee
yang mengabarkan kabar buruk kepadanya.
“Ini bukan hanya kabar buruk, tapi
sangat buruk. Tidak ada satupun yang bisa pergi dari Mr. Wong. Jika P’Krit
pergi mengundurkan diri, itu sama saja dia menuju ke kematian,” jelas Nee dari
telpon.
Krit datang ke Hong Kong untuk
menemui Mr. Wong (Pa). Ditempat dimana Pa berada, Joe mengatakan bahwa peraturan
adalah peraturan, jadi jika kali ini mereka membuat pengecualian untuk Krit,
maka orang mereka tidak akan mendengarkan lagi
Dengan marah, Pa melemparkan manik
ditangannya keatas meja. “Sejak kapan aku perlu kamu untuk mengajariku?”
“Kamu mengangkatnya sejak dia masih
seorang anak muda pembagi kartu. Dia anak yang pintar dan apapun yang dia
lakukan kamu suka. Kamu mengangkatnya sebagai anakmu. Aku takut kamu akan
menjadi lembut kepadanya,” jelas Joe.
“Apa kamu pernah melihatku menjadi
lembut kepada orang Joe?”
“Tidak pernah. Tapi Krit bukan
seperti bawahan yang lain.”
“Itu benar. Krit special. Surga
mengirimkannya padaku. Tapi terlalu buruk, aku mengirimkannya ke neraka,” kata
Pa.
Ketika Krit datang para anak buah
disana dan Joe menahannya. Joe berkata bahwa Pa sedang sibuk. Tapi dengan
tegas, Krit membalas bahwa ada yang harus dia bicarakan dengan Pa.
“Kamu pikir kamu siapa? Aku bilang
dia sibuk, jadi dia sibuk. Bawa dia! Seret dia pergi!” kata Joe dengan tajam,
lalu menyuruh para anak buahnya.
Krit dibawa masuk kedalam sebuah
ruangan kecil. Lalu disana lampu ruangan dimatikan, sehingga ruangan menjadi
sangat gelap sekali. Dan saat Krit mencoba untuk keluar, dia sadar kalau dia
sedang dikurung.
Krit lalu mencoba untuk mencari
jalan keluar, tapi tidak ketemu. Jadi akhirnya ia memutuskan untuk duduk saja
dan menunggu.
Dirumah. Nee menemani Yada. Nee
menawarkan jus, tapi Yada sama sekali tidak merasa bersemangat. Dan Nee tau
bahwa itu semua pasti karena Krit.
“Jangan terlalu berpikir berlebihan.
Aku tidak sengaja mengatakan itu. P’Krit akan selamat. Kamu dan anaknya sedang
menanti nya disini. P’Krit pasti akan bisa kembali,” jelas Nee.
Tapi Yada tetap saja cemas. Lalu
saat Nee mau pergi, meninggalkannya, Yada menahan Nee dan meminta agar Nee
tidak memberitahu siapapun tentang ini.
“Iya. Lebih sedikit orang yang tau,
lebih baik,” kata Nee. Lalu dengan perhatian ingin menemani Yada, tapi Yada
menolak, karena ia ingin sendirian dulu. Maka Nee pun pergi meninggalkan Yada.
Hari selanjutnya. Yada memasang
sprei ditempat tidur anaknya. Menata bunga yang ada dimeja. Dan muntah, karena
mual. Setelah itu, ia kembali menjadi khawatir kepada Krit.
Didalam ruangan. Menggunakan cahaya
dihpnya, ia merogoh saku jas nya dan mengeluarkan foto usg anaknya. Ia
memandangin itu dan teringat perkataan Ayahnya, kalau saat ini istri dan
anaknya telah menunggu dirumah. Ia lalu meletakan foto usg itu didadanya.
Hari selanjutnya. Yada merajut
berdasarkan sebuah buku. Dan ketika ia memandang kearah halaman, ia teringat
pembicaraannya dengan Krit.
“Bisakah kamu keluar dari industri
mafia seperti kamu bisa keluar dari tinju?”
“Banyak industri sama semuanya. Hmm…
ibu terlalu banyak komplain,” kata Krit sambil memegang perut Yada.
“Tidak bolehkan Mom khawatir kepada
Dad?”
“Kamu bisa khawatir, tapi jangan
stress. Bayinya akan stress juga. Jaji padaku Da. Tidak peduli apapun yang
terjadi, kamu harus menerimanya. Dan jaga anak kita,” kata Krit.
“Khun Krit,” balas Yada.
“Maksudku, jika penerbangannya delay
(tertunda). Aku mungkin pulang telat,” kata Krit sambil tersenyum.
“Tapi kamu akan kembali kan? Kamu
harus kembali ya,” kata Yada.
Krit lalu mencium tangan Yada dan
meletakannya didadanya. Berjanji bahwa dia pasti akan kembali. Pasti.
“Kamu harus kembali. Harus,” kata
Yada. Ia berhenti merajut.
Pintu akhirnya dibuka, sehingga
cahaya terang masuk kedalam. Lalu Krit pun berdiri dan menuju keruangan dimana
Pa berada. Disana Krit mengundurkan diri, ia mengatakan kepada Pa bahwa ia
bukan mau berkhianat, tapi alasannya adalah karena ia ingin sebuah keluarga.
“Dan aku. Aku bukan keluargamu?”
tanya Pa.
“Aku tidak akan berani. Aku hanya
bawahanmu, itu saja. Karena jika aku seorang anggota keluarga, maka aku tidak
akan berada dalam situasi ini,” jawab Krit.
“Kamu berani memarahinya?! Krit kamu
tidak tau terima kasih!” teriak Joe.
Pa menghentikan Joe, lalu berdiri
dan mendekati Krit. “Kerajaanku akan segera menjadi milikmu. Jika kamu tidak
yakin, kamu bisa mengubah pikiranmu.”
“Aku tidak akan mengubah pikiranku,”
tegas Krit. Dan Joe mengangakat pistol, mengarahkan itu kepada Krit, tapi Pa
menghentikan Joe.
Pa lalu mengambil pistolnya sendiri.
Menaruhnya diatas meja dan kembali duduk disofa. Ia lalu mengambil dua buah
peluru, meletakannya diatas meja. Dan memadangin Krit.
Awalnya Krit hanya diam, tapi lalu
ia mengambil pistol itu dan mengisinya dengan dua peluru yang diberikan,
menyisakan tiga lubang kosong, tanpa peluru didalam pistol. Lalu Pa mulai
berhitung mundur, 3, 2, 1. Dan Krit mengarahkan pistol tersebut kepada dirinya
sendiri.
Doorr…!
Tiba- tiba pot
bunga yang tergantung diberanda rumah, terjatuh dan menimbulkan suara yang
keras. Sehingga Yada menjadi terkejut dan jarinya mengenai jarum.
Lalu Yada keluar untuk memeriksa,
ternyata pot itu terjatuh karena disebabkan oleh angin kencang. Dan pada saat
itu, Yada baru tersadar kalau jarinya terluka, saat jarinya mengeluarkan
sedikit darah.