Sinopsis Thai-Drama : Ra Rerng Fai Episode 14 - 4



 Company name : Citizen Kane




Menikmati suasana yang tenang, dirumah, tiba- tiba saja Yada dibuat cemas saat mendapatkan telpon dari Nee yang mengabarkan kabar buruk kepadanya.

“Ini bukan hanya kabar buruk, tapi sangat buruk. Tidak ada satupun yang bisa pergi dari Mr. Wong. Jika P’Krit pergi mengundurkan diri, itu sama saja dia menuju ke kematian,” jelas Nee dari telpon.



Krit datang ke Hong Kong untuk menemui Mr. Wong (Pa). Ditempat dimana Pa berada, Joe mengatakan bahwa peraturan adalah peraturan, jadi jika kali ini mereka membuat pengecualian untuk Krit, maka orang mereka tidak akan mendengarkan lagi

Dengan marah, Pa melemparkan manik ditangannya keatas meja. “Sejak kapan aku perlu kamu untuk mengajariku?”



“Kamu mengangkatnya sejak dia masih seorang anak muda pembagi kartu. Dia anak yang pintar dan apapun yang dia lakukan kamu suka. Kamu mengangkatnya sebagai anakmu. Aku takut kamu akan menjadi lembut kepadanya,” jelas Joe.

“Apa kamu pernah melihatku menjadi lembut kepada orang Joe?”

“Tidak pernah. Tapi Krit bukan seperti bawahan yang lain.”

“Itu benar. Krit special. Surga mengirimkannya padaku. Tapi terlalu buruk, aku mengirimkannya ke neraka,” kata Pa.



Ketika Krit datang para anak buah disana dan Joe menahannya. Joe berkata bahwa Pa sedang sibuk. Tapi dengan tegas, Krit membalas bahwa ada yang harus dia bicarakan dengan Pa.

“Kamu pikir kamu siapa? Aku bilang dia sibuk, jadi dia sibuk. Bawa dia! Seret dia pergi!” kata Joe dengan tajam, lalu menyuruh para anak buahnya.



Krit dibawa masuk kedalam sebuah ruangan kecil. Lalu disana lampu ruangan dimatikan, sehingga ruangan menjadi sangat gelap sekali. Dan saat Krit mencoba untuk keluar, dia sadar kalau dia sedang dikurung.

Krit lalu mencoba untuk mencari jalan keluar, tapi tidak ketemu. Jadi akhirnya ia memutuskan untuk duduk saja dan menunggu.



Dirumah. Nee menemani Yada. Nee menawarkan jus, tapi Yada sama sekali tidak merasa bersemangat. Dan Nee tau bahwa itu semua pasti karena Krit.

“Jangan terlalu berpikir berlebihan. Aku tidak sengaja mengatakan itu. P’Krit akan selamat. Kamu dan anaknya sedang menanti nya disini. P’Krit pasti akan bisa kembali,” jelas Nee.


Tapi Yada tetap saja cemas. Lalu saat Nee mau pergi, meninggalkannya, Yada menahan Nee dan meminta agar Nee tidak memberitahu siapapun tentang ini.

“Iya. Lebih sedikit orang yang tau, lebih baik,” kata Nee. Lalu dengan perhatian ingin menemani Yada, tapi Yada menolak, karena ia ingin sendirian dulu. Maka Nee pun pergi meninggalkan Yada.




Hari selanjutnya. Yada memasang sprei ditempat tidur anaknya. Menata bunga yang ada dimeja. Dan muntah, karena mual. Setelah itu, ia kembali menjadi khawatir kepada Krit.




Didalam ruangan. Menggunakan cahaya dihpnya, ia merogoh saku jas nya dan mengeluarkan foto usg anaknya. Ia memandangin itu dan teringat perkataan Ayahnya, kalau saat ini istri dan anaknya telah menunggu dirumah. Ia lalu meletakan foto usg itu didadanya.


Hari selanjutnya. Yada merajut berdasarkan sebuah buku. Dan ketika ia memandang kearah halaman, ia teringat pembicaraannya dengan Krit.



“Bisakah kamu keluar dari industri mafia seperti kamu bisa keluar dari tinju?”

“Banyak industri sama semuanya. Hmm… ibu terlalu banyak komplain,” kata Krit sambil memegang perut Yada.

“Tidak bolehkan Mom khawatir kepada Dad?”



“Kamu bisa khawatir, tapi jangan stress. Bayinya akan stress juga. Jaji padaku Da. Tidak peduli apapun yang terjadi, kamu harus menerimanya. Dan jaga anak kita,” kata Krit.

“Khun Krit,” balas Yada.


“Maksudku, jika penerbangannya delay (tertunda). Aku mungkin pulang telat,” kata Krit sambil tersenyum.

“Tapi kamu akan kembali kan? Kamu harus kembali ya,” kata Yada.

Krit lalu mencium tangan Yada dan meletakannya didadanya. Berjanji bahwa dia pasti akan kembali. Pasti.



“Kamu harus kembali. Harus,” kata Yada. Ia berhenti merajut.



Pintu akhirnya dibuka, sehingga cahaya terang masuk kedalam. Lalu Krit pun berdiri dan menuju keruangan dimana Pa berada. Disana Krit mengundurkan diri, ia mengatakan kepada Pa bahwa ia bukan mau berkhianat, tapi alasannya adalah karena ia ingin sebuah keluarga.



“Dan aku. Aku bukan keluargamu?” tanya Pa.

“Aku tidak akan berani. Aku hanya bawahanmu, itu saja. Karena jika aku seorang anggota keluarga, maka aku tidak akan berada dalam situasi ini,” jawab Krit.



“Kamu berani memarahinya?! Krit kamu tidak tau terima kasih!” teriak Joe.

Pa menghentikan Joe, lalu berdiri dan mendekati Krit. “Kerajaanku akan segera menjadi milikmu. Jika kamu tidak yakin, kamu bisa mengubah pikiranmu.”



“Aku tidak akan mengubah pikiranku,” tegas Krit. Dan Joe mengangakat pistol, mengarahkan itu kepada Krit, tapi Pa menghentikan Joe.

Pa lalu mengambil pistolnya sendiri. Menaruhnya diatas meja dan kembali duduk disofa. Ia lalu mengambil dua buah peluru, meletakannya diatas meja. Dan memadangin Krit.





Awalnya Krit hanya diam, tapi lalu ia mengambil pistol itu dan mengisinya dengan dua peluru yang diberikan, menyisakan tiga lubang kosong, tanpa peluru didalam pistol. Lalu Pa mulai berhitung mundur, 3, 2, 1. Dan Krit mengarahkan pistol tersebut kepada dirinya sendiri.



Doorr…! Tiba- tiba pot bunga yang tergantung diberanda rumah, terjatuh dan menimbulkan suara yang keras. Sehingga Yada menjadi terkejut dan jarinya mengenai jarum.




Lalu Yada keluar untuk memeriksa, ternyata pot itu terjatuh karena disebabkan oleh angin kencang. Dan pada saat itu, Yada baru tersadar kalau jarinya terluka, saat jarinya mengeluarkan sedikit darah.

Post a Comment

Previous Post Next Post