Broadcast Network : Tencent
Saat He Lan sama sekali tidak
memberikan respon. Qian Hua mengangkat kepalanya dari dada He Lan. Dan
menyadari kesedihan serta kekecewaan Qian Hua, He Lan meminta maaf.
“Ini salahku. Aku akan pergi dulu,”
kata Qian Hua berpamitan dengan kepala tertunduk, tidak berani menatap mata He Lan.
“Qian Hua,” panggil He Lan, sebelum
Qian Hua pergi. Ia meminta agar Qian Huan bisa menyimpankan sebuah kalung
miliknya ini.
Dan Qian Hua mengambil kalung tersebut.
Lalu segera berdiri untuk pergi. Namun untuk sesaat ia berhenti berjalan dan ia
memperhatikan kalung yang diberikan kepadanya untuk tolong disimpankan.
Qi Lin yang melihat itu dari jauh,
tampak tidak senang. Seketika hawa gelap muncul disekelilingnya. Dan disaat
itu, semua lampu diseluruh dunia mati. Bahkan kamera yang digunakan oleh Wang
Xuan juga mati dan tidak mau bekerja.
“Tuan Kuan Yong. Berapa lama kita
akan menatap cermin ini? Seluruh layarnya telah mengelap sekarang. Bisakah kita
pergi makan?” tanya Xiu Xian sambil menkipas dirinya menggunakan kertas.
Sedangkan Kuan Yong, diam, tidak
menjawab. Ia terus menatap kelayar komputernya yang telah mati dan menggelap.
“Baiklah. Baiklah. Aku salah. Ayo
kita pergi ke tempat yang lain. Okay?” tanya Xiu Xian, bernegosiasi. Dan dengan
tetap diam, Kuan Yong menatap Xiu Xian.
“Kamu senang, kan? Ayo,” ajak Xiu
Xiang. Dan Kuan Yong pun berdiri. Lalu dengan senang, Xiu Xian ikut berdiri.
Namun tanpa diduga, Kuan Yong malah menyuruh agar Xiu Xian makan sendiri saja,
karena ia sedang tidak lapar.
“Zhao Kuan Yong. Jika kamu ada
masalah, katakan saja. Kamu tidak perlu bertingkah seperti ini,” kata Xiu Xian,
mulai kesal dengan sikap Kuan Yong.
“Aku sudah lama tahu ini. Kita
adalah saudara. Tapi kita tidak bisa melakukan segalanya bersama. Kamu bisa
makan sendirian…” balas Kuan Yong, tapi dipotong.
“Jangan bicara padaku tentang
bersama atau tidak. Apa kamu ingin apa janji mu padaku ketika kita masih
kecil?” tanya Xiu Xian.
“Kita masih kecil saat itu,” balas
Kuan Yong. Lalu pergi meninggalkan Xiu Xian. Dan Xiu Xian sendiri, berdiri diam
disana, menghela nafas, tampak sedih.
Dengan senang, Xiao Ju menyalakan
setiap gelas- gelas lilin yang dimilikinya. Dan tepat disaat itu, lampu mati.
Xiao Ju lalu duduk dan menanti
dengan tiga gelas lilin yang dinyalakannya. Dan karena bosan, ia meniup lilin
yang ia nyalakan dan hanya menyisakan satu gelas lilin yang menyala.
Kuan Yong kembali kerumah. Dan ia
mencari- cari serta memanggil Xiu Xian, namun Xiu Xian tidak ada dimanapun.
Jadi akhirnya, Kuan Yong pun pergi ke toko Xiao Ju untuk mencari Xiu Xian.
Dua gelas lilin yang telah mati
ditumpuk dan satu gelas lilin yang masih hidup diletakan diatasnya. Dan tepat
disaat Xiao Ju akan meniup mati satu gelas lilin itu, Kuan Yong datang.
“Sudah datang,” kata Xiao Ju,
senang, saat melihat Kuan Yong datang.
Tanpa berbasa- basi, Kuan Yong
menanyakan ada dimana Xiu Xiang. Dan tentu saja, Xiao Ju menjawab tidak tau.
Lalu Xiao Ju menawarkan diri untuk membuatkan bagi Kuan Yong sebuah sandwich.
“Syukurlah hanya kamu yang datang,
kalau dia, aku tidak tahu harus gimana menyiapkan daging untuknya dalam gelap
ini,” kata Xiao Ju.
Xiu Xian kembali kerumah sambil
membawa banyak barang. Ia lalu memanggil Kuan Yong untuk makan bersama, karena
ia telah membelikan salad untuk Kuan Yong.
Namun sayangnya, walaupun Xiu Xian
mencari dan terus memanggil. Ia tidak bisa menemukan Kuan Yong dimanapun,
didalam rumah. Dan dengan kecewa ia menatap makanan yang dibelinya.
Ditoko. Karena ternyata semua
sayuran telah habis, maka Xiao Ju pun menyiapkan daging untuk Kuan Yong. Ia
meminta maaf dan menawarkan apa Kuan Yong ingin mencobanya.
“Aku menambahkan sauce special ku.
Ini sangat enak,” kata Xiao Ju.
Kuan Yong tersenyum dan meminta agar
Xiao Ju tidak memberitahu Xiu Xiang. Lalu setelah itu, ia mulai memotong
dagingnya dan memakannya. Melihat itu Xiao Ju pun menjadi heran.
“Aku bukan vegetarian. Aku berhenti
makan daging karena sesuatu yang terjadi ketika kami masih kecil,” jelas Kuan
Yong.
“Ketika kamu kecil? Apa yang
terjadi?” tanya Xiao Ju, penasaran.
“Kami tumbuh di pertenakan rubah.
Itu seperti panti asuhan. Tapi panti asuhan kami berbeda. Kami harus bekerja,”
kata Kuan Yong.
“Jadi kamu berhenti makan daging
karena bekerja?” tanya Xiao Ju, lagi.
“Disana ada peraturan. Kami harus
menghabiskan segala makanan yang ada dipiring kami. Jika tidak mereka akan
memukul kami. Pukulan mereka sangat keras.”
Dengan serius, Xiao Ju diam dan
mendengarkan cerita Kuan Yong.
“Kamu tau bagaimana Xiu Xian. Dia
selalu pemilih. Dia tidak akan makan sayur. Jadi aku memakannya untuk dia, tapi
kemudian aku khawatir, dia akan lapar. Jadi aku memberikan dagingku padanya. Tapi
dia begitu bangga, aku jadi tidak bisa memberitahukan kebenarannya. Aku lalu
berbohong padanya sejak kami kecil. Aku bilang aku vegetarian,” kata Kuan Yong,
bercerita.
Disaat Xiao Ju tetap diam dan menatap
padanya. Kuan Yong pun memuji sauce special milik Xiao Ju yang enak.
“Kamu menjadi vegetarian untuk
kebaikannya. Kemudian… apa kalian…” tanya Xiao Ju dengan agak ragu serta
penasaran.
“Tidak,” jawab Kuan Yong, mengerti
maksud Xiao Ju.
“Aku akan mengambilkan makanan lagi
untukmu,” kata Xiao Ju dengan senang. Lalu berdiri dan pergi kedapur.
“Terima kasih,” balas Kuan Yong.
Ditempat pertunjukan. Disaat lampu
mati, Jia Lin pamit kepada Pi Pi untuk pergi ke kamar mandi sebentar. Namun
ternyata Jia Lin tidak pergi ke kamar mandi, melainkan ke belakang panggung.
Lampu kembali menyala. Disaat itu Pi
Pi teringat akan bubuk realgar yang dibawanya.
Dibelakang panggung. Jia Lin menemui
Tian Xin yang sedang duduk diam dan merenung. Ia mendekati Tian Xin serta
memuji penampilan Tian Xin. Lalu karena Tian Xin hanya diam, Jia Lin menanyakan
apa Tian Xin baik- baik saja, saat mati lampu tadi.
“Dimana Pi Pi?” tanya Tian Xin,
tidak menjawab pertanyaan Jia Lin.
“Aku pikir…” kata Tian Xin,
melanjutkan. Namun Jia Lin memotong.
“Ikutlah denganku ke Amerika,” kata
Jia Lin sambil berlutut dan mengenggam tangan Tian Xin.
Pi Pi pergi ke kamar mandi dan
membuat realgar yang dibawanya.
Dirumah. Dalam kegelapan, Qian Hua
sedang duduk bersantai sambil menikmati minumannya. Dan ketika itu, Qi Lin
datang.
Mengenai permintaan Qian Hua
kemarin, Qi Lin setuju untuk membantu. Dan tidak ada syarat apapun, karena ia
senang untuk melakukan ini.
“Kamu tau. Rubah utara tidak lebih
bijaksana daripada rubah selatan. Memiliki izin tidak berarti apapun. Tapi aku
akan pergi denganmu. Jadi aku bisa menyelesaikan beberapa masalah untukmu.
Mengerti?” tanya Qi Lin, menjelaskan.
Para sesepuh diutara marah. Mereka mendapat banyak masalah
dengan rubah selatan. Aku mungkin tidak bisa menghentikannya. Tujuanku adalah
untuk menyakinkan mereka, kalau kamu adalah salah satu dari kami. Jadi pakailah
Pearl ku. Dan kamu akan menjadi wanita Imam Kiri. Jelas Qi Lin.
Disaat Qian Hua setuju. Qi Ling
langsung mengeluarkan kalung Pearlnya. Dan dengan agak berat hati serta sedih,
Qian Hua berbalik dan membiarkan Qi Lin memasangkan kalung itu dilehernya.
Setelah memasangkan Pearl miliknya.
Qi Lin pergi.
Pi Pi membereskan semua barang-
barang miliknya yang ada dikantor. Dan disaat itu Qing Tan mendekati Pi Pi, ia
mengatakan kalau ia telah membaca surat pengunduran diri Pi Pi.
“Kamu menulis, kamu mau mencari
jawaban. Sebagai alasan pengunduran dirimu. Banyak hal di dalam hidup ini yang
tampak rumit, tapi biasanya jawabannya sangat mudah. Tapi tidak mudah menemukan
jawaban itu. Aku tidak tau alasan apa yang kamu cari. Aku berharap kamu terus
berusaha,” kata Qing Tan, memberi semangat.
Pi Pi berterima kasih atas perhatian
Qing Tan. Lalu setelah itu Qing Tan memint agar Pi Pi mengambil kembali
suratnya. Dan mendengar itu, Pi Pi langsung merendah. Ia mengatakan walaupun ia
bukan karyawan yang baik, tapi Qing Tan masih menginginkannya.
“Bukan. Bukan. Aku hanya… jika kamu
punya waktu, tolong perbaiki kesalahan penulisanmu dalam surat itu. Lalu print
kan lagi untukku,” kata Qing Tan. Lalu pergi.
Wang Xuan yang bersemangat. Tidak
sengaja menabrak Pi Pi yang akan pergi. Sehingga tanpa sengaja semua barang
miliknya dan Pi Pi terjatuh. Dan seorang karyawan menawarkan diri untuk
membantu, tapi Wang Xuan menolak.
Dimejanya. Wang Xuan memprint gambar
yang didapatnya dan dengan serius mengerjakan semua documenntnya. Dan ketika
Qing Tan mendekat untuk melihat, ia segera menutupnya.
“Tentang hubungan He Lan dan Qian
Hua. Sekarang Pi Pi sudah pergi, apa kamu masih mengerjakan itu?” tanya Qing
Tan.
“Editor, cerita yang ku kerjakan sangat
bagus. Ini topik terbaik. Kita akan menjual jutaan copy. Mungkin 10 juta.
Tidak. Ini akan mengejutkan dunia,” jelas Qang Xuan dengan sangat bersemangat.
Qing Tan mendekati Xiao Yu dan
meminta agar dia terus memperhatikan Wang Xuan. Karena akhir- akhir ini, ia
tampak aneh. Jadi Qing Tan ingin Xiao Yu memastikan apa Wang Xuan baik- baik
saja.
Tags:
Moonshine and Valentine