Sinopsis C-Drama : MoonShine and Valentine Episode 8 - part 2




Broadcast Network        Tencent



Saat He Lan sama sekali tidak memberikan respon. Qian Hua mengangkat kepalanya dari dada He Lan. Dan menyadari kesedihan serta kekecewaan Qian Hua, He Lan meminta maaf.

“Ini salahku. Aku akan pergi dulu,” kata Qian Hua berpamitan dengan kepala tertunduk, tidak berani menatap mata He Lan.



“Qian Hua,” panggil He Lan, sebelum Qian Hua pergi. Ia meminta agar Qian Huan bisa menyimpankan sebuah kalung miliknya ini.



Dan Qian Hua mengambil kalung tersebut. Lalu segera berdiri untuk pergi. Namun untuk sesaat ia berhenti berjalan dan ia memperhatikan kalung yang diberikan kepadanya untuk tolong disimpankan.



Qi Lin yang melihat itu dari jauh, tampak tidak senang. Seketika hawa gelap muncul disekelilingnya. Dan disaat itu, semua lampu diseluruh dunia mati. Bahkan kamera yang digunakan oleh Wang Xuan juga mati dan tidak mau bekerja.



“Tuan Kuan Yong. Berapa lama kita akan menatap cermin ini? Seluruh layarnya telah mengelap sekarang. Bisakah kita pergi makan?” tanya Xiu Xian sambil menkipas dirinya menggunakan kertas.

Sedangkan Kuan Yong, diam, tidak menjawab. Ia terus menatap kelayar komputernya yang telah mati dan menggelap.


“Baiklah. Baiklah. Aku salah. Ayo kita pergi ke tempat yang lain. Okay?” tanya Xiu Xian, bernegosiasi. Dan dengan tetap diam, Kuan Yong menatap Xiu Xian.


“Kamu senang, kan? Ayo,” ajak Xiu Xiang. Dan Kuan Yong pun berdiri. Lalu dengan senang, Xiu Xian ikut berdiri. Namun tanpa diduga, Kuan Yong malah menyuruh agar Xiu Xian makan sendiri saja, karena ia sedang tidak lapar.


“Zhao Kuan Yong. Jika kamu ada masalah, katakan saja. Kamu tidak perlu bertingkah seperti ini,” kata Xiu Xian, mulai kesal dengan sikap Kuan Yong.

“Aku sudah lama tahu ini. Kita adalah saudara. Tapi kita tidak bisa melakukan segalanya bersama. Kamu bisa makan sendirian…” balas Kuan Yong, tapi dipotong.



“Jangan bicara padaku tentang bersama atau tidak. Apa kamu ingin apa janji mu padaku ketika kita masih kecil?” tanya Xiu Xian.

“Kita masih kecil saat itu,” balas Kuan Yong. Lalu pergi meninggalkan Xiu Xian. Dan Xiu Xian sendiri, berdiri diam disana, menghela nafas, tampak sedih.



Dengan senang, Xiao Ju menyalakan setiap gelas- gelas lilin yang dimilikinya. Dan tepat disaat itu, lampu mati.

Xiao Ju lalu duduk dan menanti dengan tiga gelas lilin yang dinyalakannya. Dan karena bosan, ia meniup lilin yang ia nyalakan dan hanya menyisakan satu gelas lilin yang menyala.



Kuan Yong kembali kerumah. Dan ia mencari- cari serta memanggil Xiu Xian, namun Xiu Xian tidak ada dimanapun. Jadi akhirnya, Kuan Yong pun pergi ke toko Xiao Ju untuk mencari Xiu Xian.



Dua gelas lilin yang telah mati ditumpuk dan satu gelas lilin yang masih hidup diletakan diatasnya. Dan tepat disaat Xiao Ju akan meniup mati satu gelas lilin itu, Kuan Yong datang.

“Sudah datang,” kata Xiao Ju, senang, saat melihat Kuan Yong datang.


Tanpa berbasa- basi, Kuan Yong menanyakan ada dimana Xiu Xiang. Dan tentu saja, Xiao Ju menjawab tidak tau. Lalu Xiao Ju menawarkan diri untuk membuatkan bagi Kuan Yong sebuah sandwich.

“Syukurlah hanya kamu yang datang, kalau dia, aku tidak tahu harus gimana menyiapkan daging untuknya dalam gelap ini,” kata Xiao Ju.



Xiu Xian kembali kerumah sambil membawa banyak barang. Ia lalu memanggil Kuan Yong untuk makan bersama, karena ia telah membelikan salad untuk Kuan Yong.


Namun sayangnya, walaupun Xiu Xian mencari dan terus memanggil. Ia tidak bisa menemukan Kuan Yong dimanapun, didalam rumah. Dan dengan kecewa ia menatap makanan yang dibelinya.



Ditoko. Karena ternyata semua sayuran telah habis, maka Xiao Ju pun menyiapkan daging untuk Kuan Yong. Ia meminta maaf dan menawarkan apa Kuan Yong ingin mencobanya.

“Aku menambahkan sauce special ku. Ini sangat enak,” kata Xiao Ju.



Kuan Yong tersenyum dan meminta agar Xiao Ju tidak memberitahu Xiu Xiang. Lalu setelah itu, ia mulai memotong dagingnya dan memakannya. Melihat itu Xiao Ju pun menjadi heran.

“Aku bukan vegetarian. Aku berhenti makan daging karena sesuatu yang terjadi ketika kami masih kecil,” jelas Kuan Yong.

“Ketika kamu kecil? Apa yang terjadi?” tanya Xiao Ju, penasaran.



“Kami tumbuh di pertenakan rubah. Itu seperti panti asuhan. Tapi panti asuhan kami berbeda. Kami harus bekerja,” kata Kuan Yong.

“Jadi kamu berhenti makan daging karena bekerja?” tanya Xiao Ju, lagi.

“Disana ada peraturan. Kami harus menghabiskan segala makanan yang ada dipiring kami. Jika tidak mereka akan memukul kami. Pukulan mereka sangat keras.”



Dengan serius, Xiao Ju diam dan mendengarkan cerita Kuan Yong.

“Kamu tau bagaimana Xiu Xian. Dia selalu pemilih. Dia tidak akan makan sayur. Jadi aku memakannya untuk dia, tapi kemudian aku khawatir, dia akan lapar. Jadi aku memberikan dagingku padanya. Tapi dia begitu bangga, aku jadi tidak bisa memberitahukan kebenarannya. Aku lalu berbohong padanya sejak kami kecil. Aku bilang aku vegetarian,” kata Kuan Yong, bercerita.



Disaat Xiao Ju tetap diam dan menatap padanya. Kuan Yong pun memuji sauce special milik Xiao Ju yang enak.



“Kamu menjadi vegetarian untuk kebaikannya. Kemudian… apa kalian…” tanya Xiao Ju dengan agak ragu serta penasaran.

“Tidak,” jawab Kuan Yong, mengerti maksud Xiao Ju.

“Aku akan mengambilkan makanan lagi untukmu,” kata Xiao Ju dengan senang. Lalu berdiri dan pergi kedapur.

“Terima kasih,” balas Kuan Yong.



Ditempat pertunjukan. Disaat lampu mati, Jia Lin pamit kepada Pi Pi untuk pergi ke kamar mandi sebentar. Namun ternyata Jia Lin tidak pergi ke kamar mandi, melainkan ke belakang panggung.


Lampu kembali menyala. Disaat itu Pi Pi teringat akan bubuk realgar yang dibawanya.



Dibelakang panggung. Jia Lin menemui Tian Xin yang sedang duduk diam dan merenung. Ia mendekati Tian Xin serta memuji penampilan Tian Xin. Lalu karena Tian Xin hanya diam, Jia Lin menanyakan apa Tian Xin baik- baik saja, saat mati lampu tadi.



“Dimana Pi Pi?” tanya Tian Xin, tidak menjawab pertanyaan Jia Lin.

“Aku pikir…” kata Tian Xin, melanjutkan. Namun Jia Lin memotong.

“Ikutlah denganku ke Amerika,” kata Jia Lin sambil berlutut dan mengenggam tangan Tian Xin.



Pi Pi pergi ke kamar mandi dan membuat realgar yang dibawanya.



Dirumah. Dalam kegelapan, Qian Hua sedang duduk bersantai sambil menikmati minumannya. Dan ketika itu, Qi Lin datang.


Mengenai permintaan Qian Hua kemarin, Qi Lin setuju untuk membantu. Dan tidak ada syarat apapun, karena ia senang untuk melakukan ini.



“Kamu tau. Rubah utara tidak lebih bijaksana daripada rubah selatan. Memiliki izin tidak berarti apapun. Tapi aku akan pergi denganmu. Jadi aku bisa menyelesaikan beberapa masalah untukmu. Mengerti?” tanya Qi Lin, menjelaskan.



Para sesepuh diutara marah. Mereka mendapat banyak masalah dengan rubah selatan. Aku mungkin tidak bisa menghentikannya. Tujuanku adalah untuk menyakinkan mereka, kalau kamu adalah salah satu dari kami. Jadi pakailah Pearl ku. Dan kamu akan menjadi wanita Imam Kiri. Jelas Qi Lin.



Disaat Qian Hua setuju. Qi Ling langsung mengeluarkan kalung Pearlnya. Dan dengan agak berat hati serta sedih, Qian Hua berbalik dan membiarkan Qi Lin memasangkan kalung itu dilehernya.

Setelah memasangkan Pearl miliknya. Qi Lin pergi.


Pi Pi membereskan semua barang- barang miliknya yang ada dikantor. Dan disaat itu Qing Tan mendekati Pi Pi, ia mengatakan kalau ia telah membaca surat pengunduran diri Pi Pi.



“Kamu menulis, kamu mau mencari jawaban. Sebagai alasan pengunduran dirimu. Banyak hal di dalam hidup ini yang tampak rumit, tapi biasanya jawabannya sangat mudah. Tapi tidak mudah menemukan jawaban itu. Aku tidak tau alasan apa yang kamu cari. Aku berharap kamu terus berusaha,” kata Qing Tan, memberi semangat.


Pi Pi berterima kasih atas perhatian Qing Tan. Lalu setelah itu Qing Tan memint agar Pi Pi mengambil kembali suratnya. Dan mendengar itu, Pi Pi langsung merendah. Ia mengatakan walaupun ia bukan karyawan yang baik, tapi Qing Tan masih menginginkannya.

“Bukan. Bukan. Aku hanya… jika kamu punya waktu, tolong perbaiki kesalahan penulisanmu dalam surat itu. Lalu print kan lagi untukku,” kata Qing Tan. Lalu pergi.



Wang Xuan yang bersemangat. Tidak sengaja menabrak Pi Pi yang akan pergi. Sehingga tanpa sengaja semua barang miliknya dan Pi Pi terjatuh. Dan seorang karyawan menawarkan diri untuk membantu, tapi Wang Xuan menolak.



Dimejanya. Wang Xuan memprint gambar yang didapatnya dan dengan serius mengerjakan semua documenntnya. Dan ketika Qing Tan mendekat untuk melihat, ia segera menutupnya.



“Tentang hubungan He Lan dan Qian Hua. Sekarang Pi Pi sudah pergi, apa kamu masih mengerjakan itu?” tanya Qing Tan.

“Editor, cerita yang ku kerjakan sangat bagus. Ini topik terbaik. Kita akan menjual jutaan copy. Mungkin 10 juta. Tidak. Ini akan mengejutkan dunia,” jelas Qang Xuan dengan sangat bersemangat.




Qing Tan mendekati Xiao Yu dan meminta agar dia terus memperhatikan Wang Xuan. Karena akhir- akhir ini, ia tampak aneh. Jadi Qing Tan ingin Xiao Yu memastikan apa Wang Xuan baik- baik saja.

Post a Comment

Previous Post Next Post