Sinopsis C-Drama : MoonShine and Valentine Episode 6 - part 2



Broadcast Network        Tencent





Ditaman. Mainan berputar sendiri. Ayunan berayun sendiri.

Ada taman disana. Ayahku berjalan melewati taman itu setiap hari ketika dia sekolah.




Ayah Xiao Ju berjalan di suatu gang yang menghadap kearah taman itu. Disaat itu, tiba- tiba ada sebuah bola sepak yang mengelinding kearahnya. Jadi Ayah Xiao Ju melihat kesamping untuk melihat itu punya siapa.

Disana selalu ada seorang gadis dengan gaun putih yang melihatnya dari taman itu. Ayahku hanya melihatnya. Ayahku tidak berbicara.


“Suatu hari ayahku terlalu penasaran,” kata Xiao Ju dengan serius sambil menatap Xiu Xian yang sibuk makan.



Ayahku mengikuti gadis itu kedalam bangunan kumuh. Ayahku mengikutinya sepanjang jalan ke lantai atas. Ayahku melihat gadis itu masuk kedalam sebuah ruangan. Gadis itu menutup pintu dibelakangnya.

Ruangan itu adalah satu-satunya yang tidak menyala lampunya diseluruh bangunan itu.




“Jadi Ayahku mengintip melalui lubang kunci,” kata Xiao Ju. Disana Ayah Xiao Ju melihat ada meja makan dan sebuah kursi yang tergeletak dilantai. Dan Xiu Xia menelan ludahnya.

“Bagaimana kursi itu terjatuh?” tanya Xiu Xian, mulai tertarik.

“Ayahku penasaran juga. Bagaimana itu terjatuh? Pada waktu itu…”



Seorang tetangga keluar. Dia menceritakan pada Ayahku kalau ada seorang gadis yang tinggal diruangan itu. Tapi dia gantung diri tiga bulan yang lalu. Tidak ada seorang pun yang tinggal di apaterment itu setelahnya.

Setelah tetangga itu pergi, Ayahku mengintip lagi dari lubang kunci. Tapi dia tidak melihat apapun kali ini.




“Dia hanya melihat warna merah,” kata Xiao Ju.

“Mengapa begitu?”

"Orang yang mati gantung diri, matanya selalu berubah jadi warna merah."

Dari lubang kunci itu, sesuatu yang cair berwarna merah, seperti darah keluar dari lubang kunci itu dan mengenai mata Ayah Xiao Ju yang mengintip.



Dengan sengaja, setelah selesai bercerita, Xiao Ju menghembuskan nafasnya kemata Xiu Xian yang sedang serius mendengarkan dia. Dan hal itu, membuat Xiu Xian yang sedang serius menjadi kaget.

Dan dengan senang, Xiao Ju mengetawai reaksi kaget Xiu Xian.



“Cukup! Cukup! Tidak ada seorang pun didepan rumahku. Tidak ada hantu juga, okay? Tidak ada yang namanya monster didunia ini,” kata Xiu Xian menghentikan Xiao Ju yang lanjut bercerita.


“Jadi rubah alien ada didunia ini. Tapi hantu atau iblis tidak ada? Aku kasih tau kamu, manusia bisa lebih menakutkan dibandingkan monster,” balas Xiao Ju.



Xiu Xian sama sekali tidak mengerti perkataan Xiao Ju yang terakhir. Dan tepat disaat itu, Chen Nan datang. Sambil tersenyum, ia masuk kedalam toko dan menyapa Xiao Ju dengan ramah.

“Mm.. bisakah kita bicara berdua?” tanya Chen Nan, ketika melihat Xiu Xian disana.



“Kita bisa bicara disini,” jawab Xiao Ju dengan tegas.

“Benar. Bicara saja disini,” timpal Xiu Xian yang dibalas dengan tatapan tajam oleh Xiao Ju, tanda kalau Xiu Xian harus diam.




Pertama, Chen Nan berterima kasih kepada Xiao Ju, karena telah membantunya. Kedua, ia memberitahu kalau sikap ceweknya sudah lebih manis untuk sementara. Tapi ia tidak sengaja membuat ceweknya marah lagi.

Dan Xiu Xian yang duduk disana, ikut mendengarkan dengan serius. Sambil memperhatikan Chen Nan bercerita.



“Hari ulang tahunnya akan tiba. Aku tidak mau bertengkar dengannya. Tapi sebenarnya… aku yang salah. Aku tidak seharusnya meminta mu untuk membuatnya marah. Ini salahku,” jelas Che Nan.

“Kita temankan. Aku akan langsung jujur. Sebenarnya, aku mau kamu menemuinya dan meminta maaf kepada dia,” lanjut Chen Nan.




“Bukankah lebih baik jika kamu sendiri yang meminta maaf kepadanya?” balas Xiao Ju dengan sikap datar.

“Itu benar. Aku akan meminta maaf padanya. Tapi kamu juga harus, kan? Aku kira kamu bisa menjelaskan itu untukku. Beritahu dia kalau kita hanya berakting? Tolonglah!” pinta Chen Nan sambil merapatkan tangan memohon.




Xiao Ju hanya diam untuk sesaat, lalu setelah itu ia pun menganguk. Lalu dengan senang, Chen Nan meminta agar Xiao Ju bisa datang ke bar jam 10 malam ini. Sedangkan Xiu Xian masih diam, mendengarkan saja.

“Oh ya. Bisa kamu bilang padanya, kalau itu adalah idemu?” pinta Chen Nan lagi, sebelum keluar dari toko.

“Mengapa?” balas Xiao Ju, heran.

“Jadi dia tidak akan marah padaku. Kamu mengerti, kan?” balas Chen Nan dengan santainya. Setelah itu ia pun pamit dan keluar dari toko.



Xiao Ju sama sekali tidak mengatakan apapun dan hanya diam serta menghela nafas. Dan melihat itu, Xiu Xian bertanya apa Xiao Ju benar-benar akan kesana.

“Makan saja makananmu,” balas Xiao Ju dengan cuek, lalu pergi kedapur.



Pi Pi tidak fokus dalam bekerja. Dan ketika itu, Xiao Yu memberitahu kalau ada seorang pria tinggi dan tampan yang mengenakan kaca mata hitam sedang menunggu Pi Pi.


“Kaca mata hitam? Beritahu dia, aku sudah pulang hari ini,” kata Pi Pi. Lalu dengan buru-buru, ia segera membereskan semua barangnya. Dan pergi.



Melihat sikap Pi Pi, Xiao Yu menjadi heran. Ia lalu membenarkan sedikit rambutnya dan pergi menemui Pria yang mencari Pi Pi. Dan ternyata Pria itu adalah Jia Lin.

“Hari ini dia tidak datang. Dia mungkin pergi untuk wawancara. Kamu bisa meninggalkan informasi kontakmu,” kata Xiao Yu dengan ramah.

“Ah… tidak perlu. Makasih,” balas Jia Lin, lalu pergi.



Tian Xin menghubungin Jia Lin dan menanyakan dimana Jia Lin sekarang. Dan dengan jujur, Jia Lin menjawab kalau ia sedang berada dikantor Pi Pi, karena ia berpikir kalau ia harus segera memberitahu Pi Pi, tapi sayangnya Pi Pi sedang tidak ada dikantor.

Jia Lin lalu memberitahu kalau ia harus mempersiapkan wawawancara nya via skpe dengan penasihat Amerika. Sehingga ia pun mematikan telponnya.



Dengan cepat, Pi Pi berlari menaiki tangga. Ternyata ia pergi ke universitas dimana Jia Lin berkuliah. Disana ia menemui teman Jia Lin dan bertanya, tapi tentu saja, Jia Lin tidak ada.


Saat Pi Pi telah berjalan agak menjauh. Teman Jia Lin yang ditanya oleh Pi Pi tadi langsung berbisik kepada kepada kawannya.

“Siapa gadis itu ya?”

“Pacar Tao Jia Lin.”

“Bukankah Jia Lin berpacaran dengan Tian Xin?”

“Ssh.. ini rumit. Ayo jangan bicarakan ini.”



Pi Pi mengelilingin kampus dan berteriak memanggil Tian Xin. Ia meminjam hp Tian Xin, karena miliknya rusak semalam, jadi ia tidak bisa menghubungin Jia Lin.



Tapi sayang tidak diangkat oleh Jia Lin, karena saat ini Jia Lin sedang melakukan video call melalui skpe di laptopnya dengan seorang advisor Amerika.



“Dia tidak angkat?” tanya Tian Xian. Dan sambil menghela nafas, Pi Pi hanya diam saja.

“Mungkin dia sedang melakukan wawancara. Kamu bisa menghubunginnya nanti,” kata Tian Xin, menyarankan.

“Bisakah aku menghabiskan waktu denganmu hari ini?” pinta Pi Pi.

“Bisa. Tentu bisa. Ada apa? Kamu tidak enak badan?” tanya Tian Xin.

“Tidak apa,” balas Pi Pi.

“Oh ya, kemarin malam, aku lihat kamu dengan…” kata Tian Xin.



Tapi sebelum Tian Xin selesai berbicara, temannya datang dan mengajak Tian Xin untuk pergi. Tapi karena belum selesai bicara dengan Pi Pi, ia menolak dan mengatakan agar mereka pergi saja duluan.


Pi Pi menanyakan kemana Tian Xin mau pergi. Dan Tian Xin menjawab kalau temannya menyiapkan pesta di Plus. Mengetahui hal itu, Pi Pi pun meminta agar ia bisa ikut serta juga.

“Bukankah kamu tidak suka ke bar?” tanya Tian Xin, heran.

“Aku Cuma tidak mau sendirian hari ini,” jawab Pi Pi.

“Okay. Nah, Jia Lin bisa menemui kita disana, ketika dia sudah selesai,” balas Tian Xin, setuju. Lalu ia pun mengajak Pi Pi ikut dengannya.



Xiao Ju telah selesai bekerja. Ia mematikan lampu dan menutup serta mengunci pintu tokonya. Lalu untuk sesaat, ia berdiri dan terdiam. Setelah itu barulah ia berjalan pergi dari toko.



“Manusia menjadi begitu aneh. Ketika mereka melihat orang yang mereka sukai, maka mereka akan kehilangan diri mereka sendiri. Mereka akan melakukan apapun untuk cinta, tidak peduli betapa tidak beralasannya itu. Tidak bisakah mereka lihat, kalau mereka sedang digunakan?” tanya Xiu Xian dengan panjang lebar.



Kuan Yong yang mendengarkan itu hanya diam saja, tidak menanggapi. Dan melihat itu, Xiu Xian pun kembali mengulangin perkataan serta pertanyaannya.



“Jadi kamu mau aku melakukan apa?” tanya Kuan Yong, mengerti.

“Oh… Kuan Kuan… aku menjadi lebih suka padamu sekarang. Ikut denganku,” ajak Xiu Xian senang, lalu segera bersiap.


“Kemana?” tanya Kuan Yong. Tapi Xiu Xian tidak menjawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post