Sinopsis K-Drama : Ms. Hɑmmurɑβi Episode 04 - 1

Images by : JTBC

Ba Reun memulai hari dengan aktivitas biasa. Dan dia bertemu dengan para ahjuma yang sedang membagikan brosur tetapi tidak ada satupun orang yang mau mengambilnya. Dia kemudian mendengar helaan nafas ahjumma dan merasa tidak tega. Dia menghampirinya dan meminta brosur yang sedang di bagikan karena dia butuh. Ahjumma senang dan memberikannya, dan ternyata itu brosur penjualan pakaian dalam wanita. O Reum melihatnya dan menggodanya. Yang akhirnya membuat orang lain yang melihat, tertarik untuk mengambil brosur.

Di kantor, O Reum sangat mudah berbaur dengan para ahjumma cleaning service. Ba Reun sampai kagum melihat O Reum yang sangat supel.
Ba Reun ke kamar mandi dan kaget melihat Bo Wang yang sedang mencuci rambut di wastafel. Ba Reun menegurnya untuk tidak sering berkunjung ke ruangannya dan selesaikan pekerjaannya sendiri, jadi Bo wang tidak perlu terus bekerja lembur. Bo Wang beralasan kalau dia datang ke ruangan mereka untuk membantu O Reum agar mudah beradaptasi.
O Reum menerima telepon dari hakim Hong dept. 49 yang mengajak untuk menghadiri rapat Grup Riset Keadilan Sipil dan meminta O Reum untuk mengajak yang lain juga. O Reum mengajak Ba Reun tetapi Ba Reun menolak dan O Reum terus membujuknya. Ba Reun kemudian heran sejak kapan O Reum berteman dengan hakim Hong? O Reum dengan bangga memberitahu kalau dia merintis kelompok hakim pembantu wanita. Dan mereka juga sering menggosipkan para majelis hakim.

Ba Reun dan O reum bersiap pergi ke rapat dengan menggunakan lift. Saat pintu lift terbuka, para hakim dari dept segera menahan pintu lift dan mempersilahkan hakim dari dept. 22 untuk masuk terlebih dahulu. Tapi, hakim dari dept. 22 malah menyuruh hakim wanita dari dept. 44 untuk masuk terlebih dahulu. Dan malah berakhir dengan mereka yang saling memberi tanda untuk masuk terlebih dahulu dan tidak ada yang masuk. Ba Reun mengomentari kalau mereka terkena bentrokan budaya, dept. 22 menghormati ladies first sementara dept. lain memegang prinsip orang tua dahulu (Karena hakim di dept. 22 itu lebih tua).
O Reum sendiri langsung maju dan menawarkan diri untuk masuk terlebih dahulu karena tidak ada yang masuk. Ba Reun berusaha menghentikannya tetapi O Reum sudah terlanjur masuk dan akhirnya dengan berat hati juga ikut masuk setelah memberi hormat. Setelah itu dept. 22 masuk dan di ikuti yang lain.
Di dalam lift, semua orang merasa tidak nyaman termasuk Ba Reun dan hanya O Reum yang terlihat santai.
Saat lift sudah sampai, kembali terjadi aksi mempersilahkan hakim dept. 22 untuk keluar terlebih dahulu. O Reum yang melihatnya ingin segera keluar tetapi Ba Reun yang berdiri di depannya menahan O Reum keluar dengan tubuhnya. Dan setelah beberapa saat berdebat, hakim dept. 22 keluar dan diikuti dept. Lain.
Saat sudah keluar, O Reum protes karena Ba Reun menghalanginya keluar tadi. Ba Reun menyuruhnya untuk tidak meributkan hal sepele karena itu hanya membuang waktu.

Rapat dimulai. Rapat ini merupakan seminar grup riset keadilan sipil. Banyak majelis hakim dan hakim pembantu yang hadir. Satu persatu majelis hakim maju dan memperkenalkan diri kemudian membaca hasil diskusi-nya.

Ba Reun benar-benar kesal dan terus menerus merobek kertas bahan rapat dan menggulung-gulungnya. Kakinya juga terus bergoyang. Dia merasa sangat bosan dan merasa seminar ini hanya pembacaan bukan diskusi. Bo Wang menghentikan Ba Reun untuk tidak menggulung kertas tetapi Ba Reun mengabaikannya. Seksi tanya jawab dimulai, dan Ba Reun tanpa sadar mengangkat tangannya yang sedang menggulung kertas. Semua peserta rapat langsung memandanginya. Dan mau tidak mau Ba Reun mengomentari tema seminar majelis hakim Sung Gong Choong. Hakim Sung kemudian membalas kalau dia menyampaikan seminarnya dengan singkat karena tidak mau berlama-lama, tapi dia memuji koreksian Ba Reun. Dari wajahnya, dapat kita lihat kalau sebenarnya dia merasa tidak senang.
Acara di lanjutkan dengan makan siang bersama antara para majelis hakim dengan Hakim Agung. Para hakim pembantu sendiri duduk di meja yang terpisah dari mereka. Hakim Sung sendiri meminta para hakim pembantu untuk bersulang dan mengulangi perkataannya : Pria mengungguli wanita. Pria ada untuk menyenangkan wanita.
Hakim yang lain terlihat tidak suka tetapi terpaksa mengikutinya termasuk O Reum. O Reum kemudian berkomentar kepada hakim Hong yang adalah hakim pembantu majelis hakim Sung, kalau pasti terlalu berat. Hakim Hong menjawab kalau dia masih bisa bertahan dan Hakim Sung hanya terlalu ambisius.
“Entah dia ambisius mengenai pekerjaan atau mengenai naik jabatan,” komentar Bo Wang sambil berbisik.
Dan dapat kita lihat bahwa Hakim Sung terlihat sangat ingin menjilat Hakim Agung.
“Kamu kelihatan lelah belakangan ini. Kabarnya, kamu sering lembur, bahkan saat akhir pekan. Kamu sanggup?” tanya O Reum cemas.
“Aku tidak apa-apa. Aku tidak sendiri,” jawab Hakim Hong tapi dari wajahnya terlihat dia sangat lelah.
Esok hari,
Sek. Lee mengingatkan Ba Reun kalau hari ini dia ada jadwal minum teh dengan Hakim Agung. Ba Reun terlihat tidak bersemangat. Sek. Lee memberikan usul, jika Ba Reun belum ada usulan hukum baru, dia bisa membahas peta gedung.
Para hakim yang sudah di undang sudah berkumpul di depan Hakim Agung. Semua terlihat gugup apalagi ketika Hakim Agung bertanya mengenai usulan mereka. Dan salah satu hakim mengusulkan untuk memperbesar gedung kantor karena petanya terlalu kecil. Ba Reun menggerutu kesal dalam hati karena itu usulan yang hendak di katakannya. Semua terlihat tegang karena tidak ada respon dan untunglah pertemuan sudah usai.

Ba Reun mendapat pesan dari Bo Wang untuk membaca jurnal Asosiasi Advokat Korea. Dan Ba Reun langsung ke perpustakaan untuk membaca jurnal tersebut. Itu jurnal yang di buat oleh dept. 49, Sung Gong Choong, mengenai ‘Perlindungan Hukum untuk Penyelenggaraan Rumah Aman.’ Ba Reun terkejut karena itu merupakan komentar Hakim Im waktu seminar kepada Hakim Sung.
O Reum juga melihat jurnal itu dan menggerutu kesal karena Hakim Sung sangat berani mencuri ide Ba Reun, yang notabene adalah junior Hakim Sung. Bo Wang memintanya untuk tenang karena takut jika Hakim Han akan mendengar. Dia memberitahu kalau Hakim Han dan Hakim Sung satu angkatan di lembaga, tetapi jalur karier mereka jauh berbeda. Ba Reun bertanya apa yang berbeda.
“Ketua Majelis Hakim Sung Gong Choong bangga menjadi genius di kampung halamannya. Dia tidak lulus ujian advokat saat berkuliah. Dia tidak diterima di Seoul. Dua kejadian ini menyakitinya. Dia bertekad untuk membuktikan diri selama latihan. Dia bekerja keras seumur hidupnya,” jelas Bo Wang.
“Dia ingin sukses sambil membebani para hakim pembantu?” komentar O Reum.
“Bagaimana dengan Ketua Majelis Han? Dia tidak tertarik promosi. Dia berbuat sesukanya. Di depan Hakim Agung…,” komentar Ba Reun sambil mengingat kelakuan majelis hakimnya. Saat semua orang menunggu Hakim Agung untuk minum duluan, Hakim Han sudah terlebih dulu minum dan bahkan bersendawa. Dia tidak berusaha menarik perhatian Hakim Agung di saat semua hakim melakukannya agar bisa di promosikan.
“Dia memilih jalur paling menakutkan sebagai hakim. Hakim yang menyerah untuk dipromosikan,” beritahu Bo Wang.
“Apa yang bisa dipromosikan? Bagi orang awam, hakim adalah hakim.
Mereka tidak tahu hakim daerah berbeda dari hakim tinggi,” komentar Ba Reun.
Tetapi Bo Wang tidak setuju, “Ada perbedaan besar. Hakim tinggi itu ibarat wakil perdana menteri.Mereka mendapat mobil dan sopir. Ba Reun, ini Korea. Anggaplah kamu menghadiri reuni kuliah. Ada seseorang yang datang dengan mobil Korea tuanya. Lalu ada orang lain yang datang dengan mobil dan sopir. Kamu pikir orang akan menganggap mereka sama? Tidak, orang akan menganggap mereka sepenuhnya berbeda.”
Ba Reun tetap pada pendiriannya, dia merasa jalur yang di pilih Hakim Han tetap yang terbaik. O Reum juga setuju dengan Ba Reun. Ba Reun merasa kalau setiap orang memiliki pemikiran berbeda, dan dia masih kagum dengan Majelis Hakimnya dulu yang selalu lebih mengedepankan tanggung jawab.
“Ketua Majelis Hakim Cho Young Jin? Aku dengar dia sangat cerdas saat kuliah. Apa dia istimewa?” tanya Bo Wang penasaran.
“Dibandingkan dengan Ketua Majelis Hakim Sung, dia sangat berbeda.”
Sementara itu, O Reum merasa tidak bisa membiarkan hal tersebut karena Hakim Sung sudah mencuri ide juniornya, dia tidak boleh di promosikan. O Reum menyuruh Ba Reun untuk tenang saja dan biar dia yang mengurus hal ini. Tetapi, Ba Reun menawarkan diri untuk bertemu dengan Hakim Kepala besok untuk membicarakan hal ini. O Reum meminta bantuan Ba Reun utnuk melaporkan perihal Hakim Hong terus yang harus bekerja lembur setiap hari demi memenuhi tuntutan Hakim Sung. Ba Reun menyanggupi.
Hakim Hong terus bekerja dan bahkan melewatkan jam makannya. Dia juga merasa mual dan ternyata dia sedang hamil. Dia ingin memberitahukan kehamilannya kepada Hakim Sung, tetapi dia tidak berani. Perkataan Hakim Sung di hari pertamanya kerja, selalu terngiang di telinganya.
Saat itu Hakim Sung berkata : “Aku berusaha tidak mempekerjakan hakim pembantu wanita, tapi sekarang banyak sekali hakim wanita. Aku hanya bertenggang rasa. Selama aku memimpin, fisik wanita itu kurang kuat. Aku punya nasihat untukmu. Selama bekerja denganku, jangan berkencan atau menikah. Fokuslah pada pekerjaanmu. Saat hakim wanita mulai mahir, mereka berlibur untuk menikah. Tidak lama, mereka hamil dan cuti melahirkan. Majelis ini punya banyak pekerjaan. Jika tenaga berkurang separuh, kita tidak bisa bertempur. Pejabat publik harus mengorbankan dirinya demi kebaikan masyarakat. Kamu boleh berkencan dan menikah begitu pindah ke departemen yang beban kerjanya sedikit. Lalu, majelis ini berdiskusi di hari Minggu. Pengadilan lebih tenang di akhir pekan. Kita bisa lebih fokus. Camkan itu.”
Dan itu berarti tidak hari libur bagi Hakim Hong karena dia juga harus masuk bekerja di hari minggu.
Dan juga terlihat kalau Hakim Sung sangat merendahkan wanita.

Post a Comment

Previous Post Next Post