Images by : JTBC
Bo Wang menerima email Ba Reun dan mengomel karena Ba Reun ikut campur masalah orang lain. Rekan Bo Wang memberitahu kalau ada gosip yang tersebar kalau Hakim Sung sedang di fitnah, dan kondisi Hakim Hong saja yang lemah makanya bisa keguguran. Bo Wang tersenyum dan berkata kalau situasi semakin menarik.
Bo Wang menemui Ba Reun dan memarahi Ba Reun karena ikut campur masalah Hakim Hong. Tetapi Ba Reun tidak mempedulikannya, dia hanya ingin menghapuskan diskriminasi yang terjadi pada Hakim Hong. Bo Wang kemudian membahas jika ingin dilakukan rapat maka para hakim yang harus setuju adalah 1:5 maka itu sekitar…
“325 bagi 5,” beritahu Ba Reun. Dan Bo Wang segera menghitung. Ba Reun menyindir Bo Wang yang adalah hakim lulusan teknik tapi sangat lama menghitung.
“Jangan berisik. Mahasiswa teknik juga pakai kalkulator, kok.”
O Reum masuk dan memberitahu kalau sudah 70 orang yang ttd dan setuju untuk dilakukan rapat. Bo Wang terkejut dan menyuruh mereka untuk berhenti sekarang sebelum terlambat. Tetapi, Ba Reun dan O Reum tidak mau.
Ba Reun memberitahu kalau agar rapat terlaksana, maka hakim yang harus datang saat sidang adalah 325 bagi 2, berarti 163 hakim. Dan itu perjalanan mereka masih panjang untuk membujuk para hakim yang super sibuk untuk bersedia datang. O Reum kemudian meminta bantuan Bo Wang untuk membujuk para hakim untuk datang sidang, tetapi Bo Wang menolak, dia tidak ingin terlibat masalah.
Saat keluar ruangan Ba Reun, Sek. Lee memanggilnya dan memberitahu kalau total snack yang Bo Wang ambil diam-diam dari ruangan Ba Reun dan dia sembunyikan di kantong celananya adalah 22.500 won. Bo Wang tentu saja malu karena ketahuan. Dia segera mengembalikan semua snack tersebut.
“Astaga, dia sangat pedendam. Apa gunanya cantik kalau hatinya tak baik?” gerutu Bo Wang di depan pintu.
“Tubuhku juga bagus. Aku juga pendengar yang baik,” teriak sek. Lee.
Bo Wang terkejut dan meminta maaf.
Ba Reun pergi menemui Hakim Han, dan tentu saja Hakim Han kesal terkait email yang dikirimkan Ba Reun.
“Kau takkan mengakui kewenanganku seperti Hakim Park. Bicaralah dengan nyaman. Anggap saja aku seumuranmu. Lakukan semaumu.”
“Ketua Majelis Hakim Han, Anda pasti paham bukan itu maksudku.”
“Aku bisa memahami Hakim Park karena dia dekat dengan Hakim Hong. Aku tak tahu kau juga akan seperti ini. Harusnya kau lebih berhati-hati sebagai hakim sebelah kanan.”
“Aku sudah mempertimbangkannya, dan kita tak boleh membiarkannya.”
“Aku tahu si Sung Gong Choong itu memang bermasalah. Namun, bila masalahnya semakin parah, kau yang akan lebih dirugikan. Dalam pekerjaan ini, kita harus menghadapi beberapa orang pada kehidupan kita. Aku akan menyelesaikannya dengan Sung Gong Choong. Jangan ikut campur lagi.”
Tapi Ba Reun tidak mau berhenti.
“Saat orang keras kepala merasa terancam, mereka akan menyudutkanmu! Kita menghindari situasi seperti ini karena mereka itu orang tak becus. Terkadang lebih baik kita menerima keadaan seperti itu. Aku tak tahu mengenai itu, tapi Hakim Park akan menghindarinya juga.”
Dan Ba Reun dengan tegas menyatakan kalau apa yang dilakukan O Reum tidak salah dan dia setuju dengannya. Hakim Han benar-benar marah dan menyuruhnya untuk melakukan apapun yang dia suka jika tidak mau mendengarkannya.
Hakim Sung menemui Hakim Kepala dan meminta maaf atas apa yang terjadi. Dan Hakim Kepala terlihat sudah tidak mendukungnya karena masalah ini. Di tambah lagi para wartawan menanyakan masalah ini ke masalah humas. Hakim Sung segera berjanji akan segera mengatasi hal ini.
Hakim Sung pergi ke rumah sakit bersama seorang rekan untuk menjenguk Hakim Hong. Dia bersikap baik. Dia berpura-pura lupa membawa sesuatu untuk menjenguk Hakim Hong dan rekannya itu langsung menawarkan diri untuk pergi ke supermaket membeli sesuatu. Saat rekannya sudah pergi, wajah Hakim Sung berubah. Dia terlihat merencanakan sesuatu.
Suami Hakim Hong sedang menemani Hakim Hong yang tidur. Seorang perawat masuk dan memberitahu kalau ada seseorang yang ingin bertemu. Itu adalah Hakim Sung, dia meminta maaf atas keteledorannya dan meminta izin untuk masuk menemui Hakim Hong. Suami Hakim Hong terlihat tidak menyukai Hakim Sung, dia juga melarang Hakim Sung untuk masuk karena istrinya sedang beristirahat.
Tetapi Hakim Sung malah memaksa dan menerobos masuk sambil berteriak memanggil Hakim Hong hingga membuat Hakim Hong terbangun. Tetapi, dia datang dan malah memarahi Hakim Hong karena tidak memberitahunya sebelumnya kalau dia hamil dan malah membuat orang-orang menyalahkannya. Hakim Hong mengepalkan tangan menahan amarahnya dan dia hanya bisa meminta maaf sambil menahan air matanya. Dia mengingatkan Hakim Sung kalau Hakim Sung selalu menyuruhnya untuk tidak mengaitkan urusan pribadi dengan urusan pekerjaan. Dan karena itu, dia tidak bisa memberitahu Hakim Sung. Suami Hakim Hong meminta Hakim Hong untuk tidur aja.
“’Wanita itu selalu saja memprioritaskan keluarga.’ Anda selalu mengeluhkan hal itu. Maaf aku tak bisa memahami Anda. Bagi Anda, kondisi fisikku bukanlah masalah penting. Kupikir ini adalah hal terbaik yang terjadi dalam hidupku,” jelas Hakim Hong dan menangis dan memegang perutnya.
Suami Hakim Hong tentu marah karena kedatangan Hakim Sung hanya menambah stress istrinya saja. Hakim Sung tidak suka karena di perlakukan seperti itu. Tetapi, tepat saat itu, rekannya datang setelah memberi oleh-oleh jenguk untuk Hakim Hong. Dan karena itu, Hakim Sung segera berteriak meminta maaf dan bahkan berlutut di hadapan Hakim Hong. Rekannya salah paham, dia mengira kalau Hakim Sung sudah berusaha meminta maaf tetapi Hakim Hong tidak mau memaafkan. Di tambah lagi, suami Hakim Hong mengusir Hakim Sung,
Gosip mulai tersebar kalau Hakim Sung datang meminta maaf pada Hakim Hong tetapi malah di usir. Dan lebih parahnya, Hakim Hong membuat Hakim Sung berlutut di hadapannya. Mereka merasa kalau Hakim Hong itu sangat kejam.
Mereka juga menggosipi O Reum yang adalah Ms. Hammurabi dan selalu ikut campur masalah orang lain. Dan di tambah lagi sekarang Ba Reun ikut-ikutan.
Bo Wang makan di kantin dan dapat merasakan kalau sekarang hakim telah terbagi menjadi 2 kubu. Pendukung Hakim Sung dan pembela Hakim Hong.
Bo Wang masuk ke ruangan Ba Reun dan melaporkan hal tersebut. Dia juga memberitahu gosip yang beredar. Dan bahkan Ba Reun sudah menerima email tanggal sidang akan dilakukan 13 April 2018, hari Jumat, jam 4 sore. Dan itu merupakan jam tersibuk para hakim. Mereka bisa menyadari kalau itu pasti sudah di rencanakan agar tidak banyak hakim yang hadir. O Reum merasa tertantang, dia akan memanfaatkan jam makan siang untuk membujuk para hakim datang sidang. Bo Wang bahkan merasa takut dengan tekad O Reum.
Dan dimulailah hari-hari Bo Wang dan O Reum membujuk para hakim agar datang ke rapat sidang. Dia memakai jam makan siang dan mengunjung klub-klub para hakim, ada klub yoga, merangkai bunga dsb.
Tetapi tetap banyak hakim yang tidak mau datang. Ba Reun memberitahu kalau metode O Reum salah, O Reum menceritakan permasalahan Hakim Hong dan Hakim Sung kepada para hakim tersebut dan membuat mereka tidak nyaman. Tidak akan ada hakim pembantu yang mau melawan majelis hakim karena itu hanya akan membuat mereka terlibat masalah. Seharusnya O Reum melakukan sesuatu dengan benar dan efisien bukan menggebu-gebu seperti ini. O Reum mengerti tetapi dia juga merasa Bo Wang seperti menghindari mereka.
Ba Reun dan O Reum mulai berkeliling menemui para hakim yang lembur dan membagikan selebaran jadwal sidang. Para hakim menerima selebaran tersebut tetapi mereka merasa tidak nyaman dengan hal itu ditambah lagi mereka juga sibuk. Mereka juga merasa kalau apa yang mereka lakukan juga sudah keterlaluan karena mengganggu aktivitas para hakim. Ba Reun mengerti, dia meminta mereka untuk melihat selebaran itu dan memikirkannya.
“Semua orang di gedung ini memiliki pandangan yang berbeda-beda. Saat para atasan punya pandangan yang hampir mirip, rasanya sulit sekali untuk menggiring pendapat para hakim muda agar bisa menjadi satu,” gumam O Reum.
“Aku teringat kalimat pertama dari Anna Karenina - ‘Keluarga bahagia semuanya sama. Bahkan keluarga tak bahagia sekalipun tidak bahagia dengan caranya sendiri,’” timpal Ba Reun.
“Makanya dunia tak pernah berubah. Sulit bagi mereka yang kesusahan untuk bisa berjalan beriringan.”
“Realitanya, mereka semua menderita karena alasan yang sama. Mungkin saja mereka tak menyadarinya,” ujar Ba Reun.
Tags:
msham
Semangat nulisnya.....ditunggu lanjutannya...
ReplyDelete