Recap K-Drama : Ms. Hɑmmurɑβi Episode 13

Recap K-Drama : Ms. Hɑmmurɑβi Episode 13
Images by : JTBC

Bo Wang di tegur oleh Ketua Majelis Hakim Bae karena sudah memukul hakim Cheon (hakim penggosip). Dia menyebut Bo Wang telah menyalahgunakan senioritas-nya kepada junior. Dan dia bahkan juga menyuruh Bo Wang untuk tidak berhubungan dengan sekretaris Lee. Hakim Bae merasa kalau Bo Wang hanya bermain-main dengan sek. Lee dan hal itu bisa merusak nama departemen mereka.
Sek. Lee yang sudah tahu mengenai Bo Wang yang menghajar Hakim Cheon, menyuruh Bo Wang untuk tidak mempedulikan omongan orang lain tentang dirinya. Anggap saja menghindari anjing yang menggonggong. Dia tidak ingin Bo Wang terluka karena dirinya.

Dept. Hakim Han mendapatkan kasus sidang baru. Mengenai profeseor alih bedah saraf berusia 50 tahunan yang melakukan percobaan pemerkosaan kepada seorang dokter magang. Alih bedah dan dokter magang tersebut bekerja di RS Universitas Sejin. Dan profesor alih bedah saraf adalah menantu dari NJ Group.
O Reum ditugaskan sebagai hakim yang menerima kasus tersebut. Akan tetapi, O Reum merasa akan menimbulkan kontroversi karena dia mengenai Yong Jun yang adalah anak dari NJ Group juga adik ipar dari terdakwa. Hakim Han mengerti dan menyampaikan hal tersebut di persidangan, bahwa dia akan mengganti hakim yang bertanggung jawab. Akan tetapi, pihak terdakwa dan pihak korban tidak mempermasalahkan hakim yang sekarang (O Reum) jadi tidak perlu ada penggantian.
Terdakwa (professor alih bedah) terlihat sangat gugup dan terus menerus mengelap keringatnya dengan sapu tangan.
Kasus ini bermula saat terdakwa mengajak korban untuk bertemu di sebuah restoran jepang. Kemudian, korban di buat mabuk hingga tidak sadar dan di bawa ke motel. Masalahnya, korban melaporkan kasus ini, seminggu setelah kejadian. Jadi, pihak pengacara terdakwa yang berasal dari firma hukum terkenal, menggunakan celah tersebut untuk memojokkan korban. Mereka juga menduga bahwa korbanlah yang merayu terdakwa, demi uang.
Dan dari persidangan dapat dilihat kalau O Reum memihak kepada korban.
O ya, hakim Cheon masih sering menggosipkan sek. Lee sebagai wanita yang tidak benar hingga bisa membeli mobil sport merah. Sek. Lee yang sudah tidak tahan, akhirnya memberitahu kalau dia bekerja siang malam untuk membeli mobil tersebut. Sek. Lee bekerja sebagai webtoonist di malam hari, dan webtoon-nya ‘Snow Queen’ sangat terkenal. O Reum kagum saat mengetahui hal itu karena dia adalah fans webtoon tersebut.


O Reum, Nn. Lee, Sek. Lee dan Nn. Yoon pergi ke klub untuk pertama kali untuk merayakan ulang tahun nn. Yoon. Ba Reun dan Bo Wang menyusul mereka. Saat di klub, ada 2 orang pria yang membawa seorang wanita yang sudah sangat mabuk dan membuat wanita itu semakin mabuk lagi hingga tidak sadarkan diri. Dua pria itu hendak membawa wanita itu ke kamar motel yang sudah mereka sewa. O Reum dkk yang mendengar hal itu, segera mencegat mereka, karena itu termasuk percobaan pemerkosaan. Dua pria itu beralasan, kalau wanita masih sadar, mereka pasti akan menolak di ajak pergi. Tentu saja, hal itu membuat mereka semakin bersalah dan akhirnya di tangkap oleh polisi.
Sek. Lee juga sudah semakin terbuka dengan Bo Wang. Dia bahkan memberitahu alamat rumahnya ke Bo Wang dan mengajaknya berkunjung. Dia menyukai Bo Wang karena Bo Wang adalah lelaki yang bisa di percaya dan mau mengakui kesalahan jika salah.
Persidangan lanjutan,
Saksi yang di hadirkan di persidangan adalah seorang nenek pemilik motel. Tetapi, nenek itu mengaku rabun dan tidak bisa melihat dengan jelas. Dan kemudian saat jaksa menanyakan pernyataan saksi waktu itu bahwa terdakwa menggendong korban dan membawanya ke motel, saksi membantah mengatakan hal seperti itu. Saksi menyatakan kalau saat itu dia bilang bahwa rata-rata pasangan yang datang ke motel-nya, menggendong pasangannya. Di tambah lagi, CCTV di pintu motel rusak sehingga tidak ada bukti yang valid.
Saksi selanjutnya, teman korban yang mengaku melihat terdakwa membawa korban yang tidak sadarkan diri ke motel. Masalahnya, pertanyaan jaksa membuat saksi seolah tidak menyukai terdakwa.
Saat istirahat makan siang, O Reum mengeluh mengenai pengacara terdakwa yang sangat hebat karena bisa membuat pernyataan saksi seolah salah. O Reum menyebut kalau professor itu beruntung karena menantu dari NJ Group dan membuat korban tersudut. Dia merasa kalau hal ini tidak adil.
Hakim Han yang dari tadi diam, angkat bicara, dia menyuruh O Reum untuk tidak terus berpikir bahwa ‘yang kaya dan berkuasa’ selalu salah karena menggunakan kekuasaan dan mereka ‘yang lemah dan tidak berdaya’ selalu benar. Dia menasehati O Reum untuk tidak memihak dalam persidangan. Yang kaya belum tentu selalu salah dan yang lemah belum tentu selalu benar. Tidak ada yang bisa tahu. Dia menegaskan untuk tidak memihak, sebagai hakim mereka harus adil.

Bo Wang sudah terang-terangan pada sek. Lee di kantor. Dia bahkan mengajak sek. Lee pulang bersama dan bahkan mengenalkan sek. Lee kepada Hakim Bae bahwa sek. Lee adalah pacarnya. Dia tidak mau lagi menghindar.
O Reum yang menerima teguran dan nasihat Hakim Han mulai mempelajari kasus dengan serius dan berusaha mengenyahkan perasaan memihak.

Yong Jun meminta bertemu dengan O Reum. Dia membahas mengenai amarah O Reum saat itu padanya di bandara. Dan dia juga merasa O Reum yang berubah karena Ba Reun. O Reum menjelaskan kalau dia tahu bahwa Yong Jun adalah orang baik. Tetapi, ada satu hal yang membuat O Reum takut kepada Yong Jun. Yong Jun telah memiliki segalanya, dan karena itu, jika Yong Jun membantu orang, dia bisa merasakan kalau Yong Jun pasti mengharapkan balasan suatu saat nanti.
Dan benar, tujuan Yong Jun menemui O Reum untuk meminta O Reum percaya pada kakak iparnya (terdakwa). O Reum tidak mau mendengarkannya. Tetapi, Yong Jun memaksa, kakak iparnya bukan orang yang akan melakukan hal seperti itu. Bukan karena kakak iparnya baik tetapi karena kakak iparnya pengecut. Kakak iparnya selalu takut kepada ayahnya dan kakaknya dan bahkan tidak berani berpendapat. O Reum tidak mau mendengar dan meminta Yong Jun pergi.

Sidang lanjutan,  
Saksi terakhir adalah pramusaji restoran jepang. Saksi itu menuturkan kalau dia melihat bahwa korban yang akrab dengan terdakwa dan saat itu, korban mabuk tetapi masih sadar. Jadi tidak ada paksaan terdakwa membawa korban. O Reum menyadari ada hal yang aneh karena saksi terus melihat ke tempat duduk pengunjung. Dan benar, di sana ada pemilik restoran. Setelah di paksa, ternyata ketahuan kalau istri terdakwa ada menemuinya.
Setelah melalui serangkaian pembicaraan, saksi memberitahukan bahwa korban sempat muntah di kamar mandi dan terlihat lemah. Yang artinya, korban dalam keadaan mabuk parah.
Terakhir, mendengar pernyataan terdakwa. Terdakwa dengan gugup mengakui perbuatannya bahwa saat itu dia sempat terpikirkan hal yang tidak -tidak kepada korban. Dan dia merasa malu karena hal tersebut. Tetapi, terdakwa menyatakan kalau saat itu korban lah yang mengikutinya ke motel dan dia tidak memaksa sama sekali.
O Reum bekerja lembut utnuk membuat putusan besok. Ba Reun menemaninya.

Rapat antara Ba Reun, O Reum dan Hakim Han. Setelah perbincangan panjang, O Reum memberitahu kalau tidak ada bukti yang pasti di kasus ini. Tetapi, jika mempertimbangkan bahwa pernyataan korban selalu konsisten dari awal hingga akhir sementara dari pihak terdakwa sepertinya ada campur tangan dalam pernyataan nenek motel dan pramusaji, O Reum dan Ba Reun menyatakan kalau terdakwa bersalah. Dan patut di jatuhi hukuman 4 tahun penjara.
Sidang,
Hakim Han membacakan hasil putusan tersebut. Dan tidak terduga, terdakwa jatuh pingsan mendengar putusannya. Semua terkejut. Terutama O Reum yang mengalami shock. Dia takut telah salah mengambil keputusan.
Hakim Han menyadari hal itu sehingga dia mengundang O Reum dan Ba Reun ke ruangannya. Di ruangannya, dia menunjukkan setumpuk surat dan sebuah surat pengunduran diri miliknya. Hakim Han bercerita, dulu, saat dia masih menjadi hakim anggota, dia pernah membuat kesalah putusan. Surat itu dari terdakwa yang waktu itu dia jatuhi hukuman mati. Terdakwa di pidana karena membunuh 3 wanita secara brutal dan semua bukti mengarah kepada terdakwa. Karena itu, dia sangat yakin memberikan putusan hukuman mati. Namun, terdakwa melakukan banding, dan saat itu pembunuh sebenarnya dari 2 wanita tertangkap. Terdakwa hanya membunuh 1 orang dan karenanya vonis-nya di batalkan. Terdakwa dihukum pidana kurungan 17 tahun. Dan sejak saat itu, setiap tahunnya, tanggal 1 Januari, terdakwa mengirim surat itu padanya, sudah selama 7 tahun. Isi surat terdakwa sangat sopan, dia menulis ‘Aku akan mengunjungi Anda, Pak,’ di akhir suratnya. Saat itu, Hakim Han sangat stress karena sudah salah vonis, sehingga dia mengajukan surat pengunduran diri. Tetapi, Kepala Haki menolak suratnya dan menyuruhnya untuk terus bekerja. Sejak saat itu, dia selalu menyimpan kedua surat tersebut di sisinya.
“Orang yang paling kuat di persidangan, tidak lain adalah hakim itu sendiri. Kita. Yang paling berbahaya juga… adalah kita. Jangan lupakan itu. Selamanya,” nasihat Hakim Han.
O Reum terdiam mendengarnya.

Post a Comment

Previous Post Next Post