Sinopsis C-Drama : MoonShine and Valentine Episode 16 - part 1



Broadcast Network        Tencent



He Lan sedang menulis kaligrafi namanya sendiri (dalam tulisan china) dan ketika itu Pi Pi datang, lalu karena Pi Pi ingin tau, maka He Lan mengajarkan pada Pi Pi bagaimana caranya menuliskan namanya.

“Kamu sangat luar biasa. Kamu bagus dalam mengingat, bahkan tulisan kaligrafipun sangat cantik,” puji Pi Pi. Dan lalu membuka buku yang dibawanya, untuk belajar juga.


“Apa kamu belajar bahasa Inggris?” tanya He Lan, saat melihat buku yang dipelajari oleh Pi  Pi.

“Ya.”

“Aku juga bagus bahasa inggris.”

“Kamu tau bahasa inggris juga?”

“Tentulah. Aku sudah hidup begitu lama. Jadi aku juga sudah banyak belajar,” balas He Lan. Dan mendengar itu, Pi Pi jadi kagum.



Disaat Pi Pi mulai mengeluh, karena ada beberapa kata dibuku yang tidak dimengertinya. Maka He Lan pun memberitahu, kalau ia memiliki banyak kamus diatas. “Apa kamu mau? Aku akan mengambilnya untukmu,” kata He Lan.

“Tidak. Tidak perlu. Kamu tetap disini dan menulis saja. Aku akan mengambilnya sendiri,” balas Pi Pi, menahan He Lan agar tidak perlu repot- repot. Jadi He Lan pun membiarkan Pi Pi untuk mengambilnya sendiri.



Pi Pi mencari- cari dilemari He Lan. Lalu saat ia melihat sebuah kotak besar, ia pun memeriksanya dan berhasil menemukan kamus yang dicarinya. Dan pada saat itu, tanpa sengaja, Pi Pi juga menemukan sebuah gulungan lukisan.



Dan karena Pi Pi penasaran apa itu, maka ia pun membuka gulungan lukisan tersebut. Pi Pi melihat lukisan wajah seorang wanita yang sangat cantik. Dan gulungan itu bukan hanya ada satu, tapi ada dua, serta ada juga sebuah lukisan yang dibingkai.



Ketika Pi Pi melihat semua lukisan itu, Pi Pi tampak heran. Apalagi saat ia menyadari kalau semua wanita yang dilukis itu, wajahnya hampir mirip sepertinya. Dan Pi Pi pun lalu memotret lukisan tersebut menggunakan kamera di hapenya.

Setelah itu dengan cepat, Pi Pi menggulungnya kembali serta meletakan nya kembali seperti semula didalam kotak.


“Apa kamu menemukannya?” tanya He Lan. Saat Pi Pi telah kembali. Dan Pi Pi tersenyum, tanda iya.

He Lan dengan lembut memegang rambut Pi Pi dan melihatnya,”Rambutmu tumbuh sangat banyak,” kata He Lan. Dan lalu Pi Pi menyentuh rambutnya sendiri untuk melihat.


“Malam ini ada bulan purnama. Kamu harusnya sudah sembuh sekarang,” kata He Lan, memberitahu Pi Pi.

“Jadi bisakah aku pulang sekarang?” balas Pi Pi.

“Haruskah aku mengantarmu pulang?” balas He Lan, bertanya.

“Sekarang?”

“Apa kamu benar- benar mau pergi?”


Pi Pi menunduk dan tanpa ragu. Dan melihat itu, He Lan dengan lembut memegang tangan Pi Pi,” Tidak apa. Jika kamu tidak mau. Kamu bisa tinggal disini selama yang kamu mau,” kata He Lan. Lalu mengajak Pi Pi untuk berjalan- jalan.

“Apa barusan kamu mengerjaiku?” tanya Pi Pi. Dan He Lan tertawa.



Pi Pi dan He Lan berjalan- jalan disekitar kolam renang. Dan dalam keheningan, dengan agak canggung, Pi Pi memulai pembicaraan. “Pernahkah kamu memberikan ini Pearl of Charms kepada orang lain?” tanya Pi Pi sambil menunjukan mutiara dikalungnya.

“Mengapa kamu tiba- tiba menanyakan itu?” tanya He Lan, bingung.

“Tidak ada. Aku hanya berpikir, kamu sudah hidup begitu lama. Pernahkah kamu mencintai orang lain sebelumnya?”


“Tidak,” jawab He Lan. Lalu dengan lembut, ia memeluk pundak Pi Pi dan menepuk- nepuknya pelan,”Kamu adalah satu- satunya pemilik Pearl of Charms ini,” kata He Lan dengan tegas dan lembut.


Pagi hari. Dihalaman yang luas, Qi Lin sibuk memperhatikan penataan dekorasi yang dibuat untuk pernikahannya. Lalu saat semua tampak bagus, Qi Lin masuk kedalam sebuah ruangan besar.



Didalam ruangan tersebut, ada sebuah meja besar yang ditutupi oleh kain. Lalu pada saat itu, Qi Lin melihat Bo Zhong yang sedang berdiri dihalaman. Namun saat lonceng berbunyi dan beberapa orang masuk kedalam ruangan, Bo Zhong pergi.



Orang- orang tersebut membuka kain yang menutupi meja. Dan lalu mereka meletakan kursi- kursi dan sebuah hiasan diatas meja. Lalu sesudah itu, mereka semua keluar dari dalam ruangan.

“Tuan Imam,” sapa seorang pria tua dengan hormat, mendekati Qi Lin.

“Paman, mengapa kamu begitu formal? Aku mengandalkanmu untuk ini,” kata Qi Lin. Ia menatap dengan pandangan kosong kedepan.



“Itu mudah, serahkan padaku. Bagaimana pun, sekali acara pernikahan ini berakhir, aku khawatir…” kata si pria tua dengan suara pelan.

“Jangan khawatir. Lakukan saja seperti yang ku katakan,” balas Qi Lin.



Ditoko. Xiao Ju sedang menulis sesuatu dan ketika itu, Kuan Yong dan Xui Xian masuk kedalam toko. Dan seperti kemarin, Xui Xian sama sekali tidak mau makan disini. Namun Kuan Yong membujuk dan memaksanya, jadi Xui Xian mau ikut.

Dan mendengar percakapan itu, Xiao Ju pun berdehem.

“Nona Guan. Lama tidak bertemu,” sapa Kuan Yong.

“Lama tidak bertemu,” balas Xiao Ju.

“Dua sandwich, sama seperti biasa,” kata Kuan Yong, memesan.



Tepat disaat itu, Ayah Xiao Ju datang ketoko. Namun melihat dia, Xiao Ju dengan segera menyuruhnya untuk tidak masuk dan menahan pintu. Tapi Ayah Xiao Ju tetap memaksa masuk, jadi Xiao Ju pun membiarkannya.

Setelah itu Ayah Xiao Ju menarik tangan Xiao Ju. Ia membawa Xiao Ju duduk dikursi. Dan lalu dengan bersemangat menunjukan sesuatu kepada Xiao Ju. Tapi Xiao Ju dengan tidak bersemangat dan malas, tidak mau mendengarkan.



“Baiklah. Baiklah. Tolong cepat. Jangan disini dan mempengaruhi bisnis ku, hm?” tanya Xiao Ju dengan tidak sabaran.

Ayah Xiao Ju melihat kesekeliling tempat yang kosong,”Mengapa aku mempengaruhi bisnismu? Aku ingin membagikan berita baik ini dengan kamu duluan.”

“Aku tidak mau dengar. Pulang lah,” kata Xiao Ju sambil membereskan semua kertas yang berserakan diatas meja.

“Jangan sentuh itu,” rebut Ayah.

“Sudah ku bilang. Pulanglah. Aku sangat sibuk!” balas Xiao Ju.


Kuan Yong yang melihat berdebatan mereka berdua. Mendekat dan melihat kertas – kertas milik Ayah Xiao Ju. Dan ketika Kuan Yong melihat kertas- kertas tersebut, ia melihat adanya  beberapa kesalahan, jadi ia memberitahu Ayah Xiao Ju.

Lalu dengan bersemangat Kuan Yong duduk disebelah Ayah Xiao Ju dan mulai menjelaskan. Dan Xiao Ju yang melihat pembahasan mereka, menghela nafas dengan capek. Lalu Xiao Ju pun berdiri dan meninggalkan mereka berdua.



“Dua orang gila,” gumam Xiao Ju.

Ketika Xiao Ju melihat Xiu Xian yang sedang berdiri diam dihadapannya. Xiao Ju pun menjadi canggung,”Mau minum apa?” tanyanya.



Qian Hua telah siap. Ia memakai hadiah yang diberikan oleh Qi Lin kepadanya. Dan lalu pada saat itu, Qi Lin mengetuk pintu dan masuk untuk menemui Qian Hua.

“Ini tidak baik untuk kedua pengantin saling bertemu sebelum pernikahan,” kata Qi Lin, melihat kedatangan Qi Lin.

“Betapa mengejutkannya, kamu tau begitu banyak,” komentar Qi Lin.

“Tentu saja. Aku sudah pernah menikah sebelumnya,” balas Qian Hua.

“Maaf karena telah mengungkit kenangan tidak menyenangkan.”



“Tidak apa. Aku hanya merasa sedikit ironis. Pernikahan kedua ini adalah untuk kebaikannya, tapi dia tidak hadir lagi untuk kedua kalinya,” kata Qian Hua. Mungkin membahas tentang He Lan.

Qi Lin lalu menceritakan bahwa pada saat itu, sebenarnya dia datang dan hadir disana. Dan mendengar itu Qian Hua menjadi terkejut, tidak menyangka. Tapi Qi Lin lalu mengalihkan pembicaraan, karena itu adalah kenangan yang tidak menyenangkan.


“Hampir semua tamu telah tiba. Pesta pernikahan akan mulai sekitar senja,” kata Qi Lin, memberitahu.

“Apa Putri Zhao Yan datang?” tanya Qian Hua.

“Katakanlah dia tidak datang. Akankah kamu menjadi takut?” balas Qi Lin.

“Takut apa?”

“Sekali acara pernikahan ini selesai, kamu akan benar- benar menikah denganku.”

Saat melihat ekspresi Qian Hua yang tampak gugup, Qi Lin langsung mengatakan bahwa ia cuma bercanda saja.


“Aku yakin dia akan datang,” kata Qian Hua dengan suara pelan.

“Kamu yakin? Jangan khawatir, aku melihat Bo Zhong bertingkah tidak seperti biasanya. Dia pasti sedang mempersiapkan sesuatu,” balas Qi Lin, menenangkan.

“Tidak peduli apapun, kita harus tetap berakting sampai Putri Zhao Yan muncul.”

“Oh ya. Petugas nya adalah seorang penatua yang melihatku tumbuh besar. Jadi jika muncul masalah dengan Pearl of Charms, dia akan menutupinya untuk kita. Jika Putri Zhao Yan tidak muncul sebelum pernikahan berakhir, aku akan mencari alasan untuk membatalkannya. Aku tidak akan membiarkanmu dan keluarga Tushan dipermalukan lagi,” kata Qi Lin dengan begitu baik.



Dan mendengar itu Qian Hua tampak terharu. Ia lalu mengucapkan terima kasih kepada Qi Lin  yang telah begitu baik kepadanya.

Qi Lin lalu mendekati Qian Hua. Ia mengakui kalau sebelumnya ia memiliki motif egois, ketika pertama kali ia memakaikan Pearlnya pada Qian Hua. Tapi sekarang, ia benar- benar menginginkan pernikahan yang nyata dan seorang pengantin yang akan mencintainya.

“Setelah kamu selesai dengan ini. Aku akan lanjut mengganggumu seperti biasa. Mungkin kamu akan mau menikahi ku suatu hari nanti,” kata Qi Lin dengan suara pelan didekat telinga Qian Hua.

“Kamu bisa tetap menunggu,” balas Qian Hua.



Qi Lin lalu berjalan mundur, mau pergi. Namun Qian Hua memanggil namanya. Jadi Qi Lin pun langsung berhenti.

“Tidak ada. Sampai jumpa nanti,” kata Qian Hua, tidak jadi berbicara. Dan setelah Qi Lin keluar dari ruangan, ia memegang Pearl yang dipakainya.



Lalu tepat disaat itu, seseorang mengetuk pintu. Dan sambil tersenyum, Qian Hua berbalik dan bertanya,”Ada apa lagi?”

Post a Comment

Previous Post Next Post