Sinopsis C-Drama : MoonShine and Valentine Episode 21 - part 1


Broadcast Network        Tencent


Hui Yan merengek, meminta tolong kepada He Lan. Hui Yan meminta agar He Lan menghidupkan kembali bunganya yang sudah mati, dikarena bunga itu berasal dari rumahnya dan bunga itu sangat penting sekali untuk nya.

Hui Yan berjanji bahwa ia tidak akan memberitahu Tuan Qing Mu, bila He Lan membantunya. Jadi He Lan tidak perlu takut dimarahi.



Namun He Lan menolak, ia tidak mau menghidupkan bunga itu, karena itu akan berdampak buruk pada kesehatannya dan membuat masa hidupnya berkurang beberapa tahun.

“Apa kamu masih mau aku untuk membantumu?” tanya He Lan dengan nada marah. Dan Hui Yan pun terdiam, ia membiarkan He Lan berjalan pergi meninggalkannya.



Di café. Pi Pi bertemu dengan Jia Lin. Disana mereka mengobrol bersama, Pi Pi menceritakan kalau sebentar lagi, ia akan pergi untuk mewawancarai Fang Jin Xue direstoran milik Fang Jin Xue yang berada didekat sini. Dan Jia Lin memuji Pi Pi yang kini sudah bisa mewawancarai seorang artis terkenal.



Pi Pi lalu meminjam hp Jia Lin. Ia mengirimkan uang yang telah dipinjam oleh Ibunya kepada Jia Lin. Dan setelah melihat itu, Jia Lin pun ingin mentransfer dan mengembalikan uang ini kembali pada Pi Pi.


Tapi dengan tegas, Pi Pi menolak, karena walaupun mereka berteman baik. Namun tetap saja hutang itu harus dikembalikannya. Dan akhirnya Jia Lin pun menerima niat baik milik Pi Pi ini.



“Pi Pi. Apa kamu baik- baik saja?” tanya Jia Lin, masih mengkhawatirkan Pi Pi.

“Ya,” balas Pi Pi.

“Mengapa kamu tiba- tiba putus dengan He Lan? Kamu pernah bilang padaku, kamu mencintainya. Aku bisa lihat, dia mencintai mu juga,” kata Jia Lin.

“Dua orang yang mencintai tidak harus bersama. Jika kamu tetap bersama, bahkan ketika kamu tau disana tidak ada masa depan, kamu hanya akan menyakiti mereka. Putus baik- baik sejak awal adalah yang terbaik untuk semuanya,” jelas Pi Pi.



“Aku merasa kamu telah berubah. Kamu tidak akan mengatakan itu dimasa lalu. Kamu menjadi lebih… mm…  berani dan lebih pecaya diri,” balas Jia Lin.

“Benarkah?” kata Pi Pi sambil tertawa, lalu meminum minumannya.

“Apa rencana mu kedepannya?” tanya Jia Lin.



“Mm… hidup bahagia setiap harinya. Menjaga kedua orang tuaku,” balas Pi Pi sambil tersenyum.

“Apa lagi? Seperti melanjutkan pendidikan atau ganti kerja?” tanya Jia Lin. Dan sambil tersenyum Pi Pi menggeleng. Lalu Jia Lin pun menanyakan tujuan Pi Pi.

“Tujuan? Aku belum ada memikirkan tentang itu,” balas Pi Pi.




Karena sudah waktunya untuk pergi menwawancarai Fang Jin Xue, maka Pi Pi pun pamit pergi. Dan disaat Pi Pi mau membayar minuman mereka berdua, Jia Lin langsung berkata agar dia saja yang membayar, karena Pi Pi telah memberikan banyak uang kepadanya.

“Baiklah. Aku pergi dulu ya,” kata Pi Pi sambil tersenyum, lalu pergi.


Di café. Wang Xuan menjelaskan kepada Qing Tan melalui telpon, ia menjelaskan kalau ia mempunyai seorang teman yang memiliki beberapa infomasi dalam di CL. Wang Xuan tampak senang dengan keberhasilannya.




Namun tiba- tiba Wang Xuan menjadi murung, ia tampak bersalah. Ketika ia melihat orang disebelahnya sedang menonton video Qian Hua yang disiram air.



Setelah selesai membayar dikasir. Seorang wanita memanggil Jia Lin dan memberikan dompet milik Pi Pi yang terjatuh. Dan Jia Lin pun menerima itu serta mengucapkan terima kasih.

Lalu setelah itu, Jia Lin pun menelpon Pi Pi. Namun sayangnya, Pi Pi tidak menjawab.



Setibanya direstoran Fang Jin Xue. Pi Pi masuk kedalam dan berteriak memanggil Fang Jin Xue, namun tidak ada jawaban. Dan dari belakang, Fang Jin Xue memanggil dan menyapa Pi Pi. Ternyata Fang Jin Xue baru saja pulang dari berbelanja.



Didalam restoran. Fang Jin Xue dengan ramah menanyakan apa yang mau Pi Pi minum. Dan ketika Pi Pi menolak, dengan ramah Fang Jin Xue tetap menuangkan teh untuk Pi Pi.

“Nona Fang, terima kasih banyak sudah mau menerima wawancara denganku. Aku begitu terkejut, ketika aku mendapatkan telpon darimu,” kata Pi Pi sambil tesenyum.



“Akhir- akhir ini, banyak gosip tentangku di online. Jadi aku merasa perlu untuk mengklarifikasi nya. Aku dengar kamu ingin mewawancaraiku, jadi aku kira kamu bisa mempublikasikan nya untukku,” balas Fang Jin Xue, menjelaskan.

Dan tentu saja dengan senang. Pi Pi membalas kalau itu tidak masalah.



Melihat begitu banyaknya kotak- kotak kardus didalam restoran, maka Pi Pi pun bertanya, apa Fang Jin Xue sedang mau merenovasi restorannya.

“Aku menutupnya. Aku berencana untuk menjual ini. Tidak ada alasan. Aku hanya merasa seperti tidak mau menjalankannya lagi,” jelas Fang Jin Xue.

“Jadi kamu mau fokus untuk berakting ya?” tanya Pi Pi.



Fang Jin Xue menjelaskan kalau ia tidak mau berakting lagi. Sejak ia menjadi seorang Ibu, ia ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengan anaknya.

“Oo… kamu punya anak ya?” tanya Pi Pi, agak terkejut.



Ketika Fang Jin Xue menatap tajam kepadanya dan memegang tangannya secara tiba- tiba, Pi Pi pun menjadi ketakutan.

“Apa kamu tau? Aku akan melakukan apapun untuknya,” kata Fang Jin Xue dengan mata melotot tajam kepada Pi Pi.


“Ng… aku mengerti. Demi anakmu…” kata Pi Pi dengan agak gugup, karena takut. Dan menyadari itu, Fang Jin Xue melepaskan tangan Pi Pi, lalu meminta maaf.

Fang Jin Xue mengatakan kalau tampaknya ia terlalu mendalamin perannya. Dan mendengar itu Pi Pi pun bertanya apa film yang dimaksud Fang Jin Xue adalah Possession dan Pi Pi lalu memuji akting Fang Jin Xue didalam film itu.



“Untuk menyelamatkan anaknya, karakter, Li Xin, membuat pernjanjian dengan Iblis dan akan membunuh orang untuk Iblis tersebut. Aku sampai merinding menonton itu,” kata Pi Pi.

“Aku pasti telah terlalu mendalamin karakter itu. Akhir- akhir ini, aku merasa lebih seperti Li Xin daripada Fang Jin Xue,” balas Fang Jin Xue.




Pi Pi lalu menanyakan bagaimana Fang Jin Xue bisa berhasil mendapatkan peran itu. Dan Fang Jin Xue pun mulai bercerita. Lalu dengan segera, Pi Pi mengeluarkan alat perekamnya untuk merekam.

“Karakter Li Xin sangat unik. Dia bukan orang yang jahat. Dia tidak melakukan hal yang jahat juga. Untuk orang baik seperti itu, membunuh seseorang, disana pasti ada alasan yang sangat rumit,” jelas Fang Jin Xue. Ia mengeluarkan pisau kecil dari dalam kantong belanjaannya.



Dan melihat itu, Pi Pi tampak menjadi agak ketakutan. Tapi ia tetap berdiri disana dan mendengarkan Fang Jin Xue bercerita.

“Jadi, tidak peduli berapa banyak orang yang dia bunuh, penonton masih tetap bersimpati dengan dia.  Bukankah kamu setuju?” tanya Fang Jin Xue sambil berjalan dengan perlahan mendekati Pi Pi.



Dan dengan perlahan, Pi Pi berjalan mundur juga. Ia menganggukan kepalanya untuk menjawab pertanyaan Fang Jin Xue.

“Itu mengapa anaknya sangat penting didalam plot ini. Itu adalah dasar dari semua tindakannya,” lanjut Fang Jin Xue. Lalu mulai bertingkah seperti sedang berakting.



Fang Jin Xue berakting seolah- olah anaknya yang sakit sedang berada disana. Ia berbicara kepada anaknya,” Anakku, jangan takut. Mama akan menyelamatkanmu.”


Pi Pi memperhatikan itu dengan serius dan agak kebingungan. Ia melihat seolah- olah Fang Jin Xue telah berubah menjadi Li Xin.

Fang Jin Xue lalu berteriak diudara dengan suara yang sedih dan keras,”Tolong selamatkan anakku! Jika kamu mau memiliki sebuah tubuh, ambil milikku! Aku akan melakukan apapun! Aku akan mematuhimu! Jangan sakiti dia! Jangan sakiti dia!”



Pi Pi menyela akting Fang Jin Xue, ia mengatakan kepada Fang Jin Xue kalau ia tau bagian yang ini. Dan Fang Jin Xue lalu berteriak kepada Pi Pi,” Apa yang kamu tau? Kamu tidak tau apapun!”



Pi Pi mulai ketakutan saat Fang Jin Xue menatap tajam kepadanya dan berjalan mendekatinya. Pi Pi melangkah mundur agak menjauh dengan perlahan dan meminta agar Fang Jin Xue menghentikan aktingnya.

Namun Fang Jin Xue tidak berhenti. Dengan cepat ia mengambil pisau dan mendekati Pi Pi. Dan dengan penuh ketakutan, Pi Pi berteriak.


Jia Lin datang ke restoran milik Fang Jin Xue untuk mengantarkan dompet milik Pi Pi.




Pi Pi merangkak dibawah meja dan kursi yang ditutupi oleh kain. Dan Fang Jin Xue yang memegang pisau mendekatinya. Melihat itu, Pi Pi yang sangat ketakutan meminta Fang Jin Xue untuk berhenti.

“Aku melakukan ini demi anakku! Kamu mengerti, kan?” kata Fang Jin Xue dengan marah. Ia membuka satu persatu kain putih yang menutupi perabot.



Pi Pi sudah tidak bisa melarikan diri ataupun kabur, karena tidak ada celah untuk dia bisa pergi dari sana. “Nona Fang, anakmu tidak ada hubungannya denganku!” kata Pi Pi.

Fang Jin Xue melukai tangannya sendiri menggunakan pisau. Lalu ia menatap kepada Pi Pi dan berkata dengan tenangnya,” Jangan khawatir! Ini akan segera berakhir.”



Tepat disaat itu, Jia Lin datang. Ia menahan Fang Jin Xue dan menyuruh agar Pi Pi segera pergi. Tapi dengan kuat, Fang Jin Xue berhasil melepaskan dirinya dan lalu ia menusuk Jia Lin.


Dan melihat itu, dengan cepat Pi Pi mengambil sembarangan perabot yang ada disana dan memukul Fang Jin Xue, sehingga Fang Jin Xue pun terjatuh.



Pi Pi segera membantu Jia Lin yang terluka dan membawanya untuk kabur bersama. Namun Fang Jin Xue yang berhasil berdiri kembali, segera mengejar mereka berdua.




Pi Pi membawa Jia Lin untuk bersembunyi. Dan ketika ia melihat Fang Jin Xue telah berjalan pergi, tidak melihat mereka. Pi Pi langsung membatu Jia Lin berdiri dan mengajaknya untuk segera keluar.



Pi Pi membawa Jia Lin ke rumah sakit. Dan dengan cemas, ia menunggu diluar.



Didalam ruangan. Sama seperti kondisi Pi Pi dulu ketika dia dan He Lan berciuman. Dokter dan perawat tidak menemukan keanehan tapi kondisi Jia Lin terus memburuk.



“Bukankah kita pernah memiliki pasien yang seperti ini sebelumnya?” tanya seorang perawat kepada Dokter.

“Kita pernah? Dokter mana yang mengobati pasien itu?” tanya Dokter.

“Itu Dokter Wang,” jawab perawat itu.

Si Dokter langsung menyuruh agar perawat itu menghubungin Dokter Wang untuk segera ke sini.



Dokter menemui Pi Pi dan memberitahukan kondisi Jia Lin. Fungsi tubuh Jia Lin menurun dengan sangat cepat, sehingga membuat mereka tidak yakin apa yang bisa mereka perbuat.

“Tapi ada seorang pasien yang memiliki gejala yang sama sebelumnya. Situasi mereka mirip,” jelas Dokter.



Perawat tadi datang menghampiri Dokter dan memberikan data pasien yang pernah ditanganin oleh Dokter Wang. Dan ketika melihat data itu, Dokter itu segera sadar bahwa pasien itu adalah Pi Pi dan lalu ia menanyakan kepada Pi Pi apa yang terjadi terakhir kali.



Pi Pi mulai berpikir, ia mencoba untuk mengingat. Lalu ia pun menjelaskan,”Aku pingsan dan dokter tidak tau apa yang harus dilakukan. Aku pikir itu adalah temanku yang ….”

“Begini. Situasi saat ini sangat mendesak. Telepon teman dokter mu itu segera,” jelas Dokter. Lalu segera pergi bersama perawat untuk menemui Dokter Wang.



Pi Pi menjadi kebingungan untuk sesaat. Lalu ia pun mengambil hpnya dan menelpon. “Angkatlah,” gumam Pi Pi.

Post a Comment

Previous Post Next Post