Network: JTBC
Seorang gadis bersama Ibunya menaiki
kereta. Si gadis mengenakan hoodie hijau dan jaket hitam serta mengenakan masker
hitam yang menutupi wajahnya. Ia berdiri sambil berpegangan pada pegangan di atas
kereta. Sedangkan Ibu duduk didepannya.
Saat seorang wanita cantik berpakaian
putih dan jaket hitam, masuk kedalam kereta serta berdiri tidak jauh darinya. Si
gadis tersebut mulai memperhatikan dia dan didalam hatinya, ia memberikan
penilaian.
“Operasi kelopak mata ganda dan operasi semuanya. Operasi
hidung, operasi kontur wajah, suntik lemak, dan filler bibir. 75 dari 100.”
Melihat ke arah lain. Si gadis
tersebut memperhatikan seorang wanita berpakaian warna merah yang sedang
berdandan. Dan didalam hatinya, ia memberikan penilaian.
“Operasi kelopak mata ganda, melebarkan mata, operasi hidung dan
operasi bentuk-V (dagu / bentuk wajah). Sudah jelas dia melakukan operasi
diwajahnya, tapi dia puas. 70 dari 100.”
Sesampainya distasiun tujuan. Si gadis
bersama Ibunya keluar dari dalam kereta. Si gadis berjalan sambil memegang
tangan Ibunya. Dan sambil berjalan, si gadis memperhatikan setiap wanita yang
berjalan melewatinya dan memberikan penilaian didalam hatinya.
“Aku senang bahkan dengan wajah rata- rata. 75 dari 100. Apa aku
bisa seperti itu?”
tanya si Gadis dalam hatinya.
Di tempat konsul, seorang wanita
dengan ramah, mengulang kembali tentang pembicaraan Si gadis dan dokter. Sedangkan si gadis didalam hatinya, ia memberikan
penilaian.
“83 dari 100.”
Dokter menjelaskan kepada Ibu si
gadis. Setelah operasi maka bengkak dan memar yang terlihat akan berlangsung
sekitar satu bulan. Komplikasi pasca operasi dapat menyebabkan pendarahan atau
infeksi, namun kasus seperti itu jarang terjadi, tapi memang jika iya, maka si
gadis bisa menerima tranfusi darah.
“Itu jarang terjadi, bukan?” tanya
Ibu.
“Jarang. Sangat jarang, tapi itu
bisa terjadi. Biasanya tidak terjadi, jadi jangan khawatir. Operasi akan
berjalan lancar,” kata Dokter, menyakinkan.
Mendengar itu, Ibu pun setuju dan lalu
menanda tanganin surat persetujuan operasi oleh orang tua. Ibu (Na Eun Shim).
Setiap perlengkapan yang digunakan untuk operasi, disterilkan dan disiapkan.
Eun Shim menenangkan anak gadisnya
untuk jangan mengkhawatirkan tentang biaya operasi. “Ini akan menjadi dunia
baru, ketika kamu terbangun. Jadi ini terakhir kalinya, Ibu bisa melihat wajahmu
ini,” kata Ibu sambil tertawa.
Dan si gadis mulai menangis, terharu
dengan kebaikan Ibunya. Lalu untuk menenangkan anak gadisnya, maka Eun Shim memeluknya.
Seorang perawat keluar dari ruang
operasi dan mempersilahkan si gadis untuk masuk ke dalam.
“Kamu bisa, Mi Rae!” teriak Ibu,
memberikan semangat kepada anak gadisnya. Gadis (Kang Mi Rae).
Semua perlengkapan yang dibutuhkan dipasangkan
kepada Mirae.
“Anda akan mulai merasa kantuk,”
jelas Dokter.
Mi Rae sedang makan didepan sebuah
toko makanan. Lalu tiga orang anak laki- laki datang dan mengejeknya dengan
sebutan Gendut dan Babi. Sehingga dengan marah Mi Rae mendekati mereka, namun
mereka semua malah kabur.
Kemudian Mi Rae muda melanjutkan
makannya. Dan tiga anak laki- laki tadi kembali, lalu mengejek Mi Rae muda
lagi. Kemudian mereka bertiga kabur lagi.
Kain hijau yang digunakan untuk
operasi dipakaikan pada Mi Rae. Dan selang oksigen dipasangkan kepada Mi Rae
juga.
Sebuah pesawat kertas tergeletak
diatas tanah. Apa yang kamu lihat?
Ditaman bermain. Mi Rae muda sedang
meminum es sambil duduk di ayunan. Lalu ketiga anak laki- laki yang nakal,
melemparkan sebungkus makanan ringan dengan gambar depan seekor babi. Lihat Babi.
Ketiga anak itu mengetawai Mi Rae. Dan
dengan marah, Mi Rae pun berdiri. Lalu melihat itu, ketiga anak tersebut
langsung mundur.
Di gang. Ketiga anak laki- laki itu
kembali mengetawai Mi Rae. Sehingga Mi Rae mengejar dan menyerang mereka. Namun
seorang anak berhasil kabur.
“Aku gadis pemberani yang tidak tinggal diam ketika ada anak-
anak yang mengejekku. Tapi setiap kali aku melawan …”
“… Mereka selalu melakukan sesuatu yang lebih buruk.”
Mi Rae muda dikurung dan dikunci
disebuah kamar mandi kecil. Ia berteriak dan memukul-mukul pintu, meminta
mereka membuka kan pintunya. Namun anak- anak nakal itu tidak mau membukanya
dan malah mengetawai Mi Rae.
“Memenangkan perkelahian bukanlah hal yang diinginkan para
korban. Yang mereka inginkan adalah berhenti menjadi korban. Mereka hanya tidak
ingin menjadi korban.”
Mi Rae muda menangis, karena
dikerjai dan dikurung didalam kamar mandi sendirian.
Operasi dimulai. Menggunakan pensil, Dokter menggambarkan garis pada mata Mi Rae.
Mi Rae muda berteriak kepada Ibunya,
ia mengatakan kalau ia tidak mau makan dan keluar dari rumah begitu saja. Dan Ibu
mengikuti Mi Rae muda, ia meminta agar Mi Rae muda makan,
“Kamu tidak boleh berangkat dengan
perut kosong,” kata Ibu kepada Mi Rae. Namun Mi Rae tidak mendengarkan dan
tetap berjalan pergi.
“Sampai saat itu, aku berpikir, aku masih memiliki kesempatan
untuk menjadi cantik. Karena kudengar perawatan terbaik adalah menurunkan berat
badan.”
“Berat badanmu akan naik lagi!”
teriak Ibu, karena Mi Rae tetap tidak mau mendengarkan. Dan mendengar itu, Mi
Rae pun langsung berlari.
Setiap hari. Mi Rae muda selalu
berlari ketika berangkat ke sekolah, hingga akhirnya berat badannya pun makin
berkurang.
“Tapi berat badanku tidak naik lagi …”
“… Karena aku sangat bertekad.”
Mi Rae muda akhirnya bertambah besar
menjadi Mi Rae remaja. Dan disekolahnya Mi Rae remaja berhasil mendapatkan
nilai yang paling tinggi didalam kelasnya.
“Mi Rae, selamat,” ucap Guru. Dan semua
anak sekelas pun bertepuk tangan. Lalu Mi Rae remaja maju kedepan kelas untuk
mengambil lapornya.
“Tidak ada yang mengolok- olokku untuk sementara. Jadi kupikir
akhirnya, aku menjadi siswa normal.”
Dokter menyutikan sesuatu disekitar
mata Mi Rae, untuk membentuk lipatan mata.
Ditaman. Mi Rae remaja menemui
seorang pria dan memberikan buku yang berisi daftar pertanyaan yang mungkin
akan muncul di ujian. Dan melihat itu, si pria pun bertanya kenapa.
“Karena … Aku menyukaimu,” kata Mi
Rae dengan malu- malu.
Namun si pria malah menanyakan apa
Mi Rae remaja gila. Dan ketika ada dua orang bersepeda yang lewat, si pria
langsung membalikkan tubuhnya, karena malu. Kemudia ketika dua orang itu telah
pergi, si pria memanggil Mi Rae remaj dengan sebutan Orc.
Mi Rae remaja kebingungan dan
melihat kearah lain, ia berpikir kalau si pria sedang memanggil orang lain.
“Aku bicara denganmu, Kang Orc,”
kata si pria, lalu dengan kasar menjatuhkan buku yang dipegang oleh Mi Rae. Sehingga
membuat Mi Rae remaja terkejut.
“Kamu tidak tau nama panggilanmu? Kamu
bercanda, bukan? Katakan kamu bercanda,” kata si pria dengan nada kesal.
“Yong Cheol,” balas Mi Rae, namun
dipotong oleh si pria (Yong Cheol).
“Hei, Kang Orc. Aku akan membunuhmu,
jika kamu memberitahu orang lain kalau kamu menyukaiku. Jaga rahasia ini,” kata
Yong Cheol, lalu menendang buku Mi Rae dan berjalan pergi.
“Aku akhirnya tidak pernah … menjadi cantik.”
Menggunakan pisau kecil, Dokter membuat
lipatan pada mata Mi Rae.
Teman- teman Yong Cheol mulai
bercanda. Ia menyuruh Yong Cheol untuk menerima saja Mi Rae, namun Yong Cheol
sama sekali tidak mau. Dan kepada Mi Rae remaja yang berjalan didekat mereka, teman-
teman Yong Cheol memanggil Mi Rae remaja dengan sebutan Orc.
Operasi masih berlangsung. Dan
mungkin karena sakit, maka Mi Rae menggerakan tangan dan kakinya sedikit untuk
menahan sakitnya.
Ketika berfoto bersama teman-
temannya, karena tidak percaya diri, maka Mi Rae menundukan kepalanya. Sehingga
orang yang memotret meminta agar mereka ulang berfoto sekali lagi dan dia
menyuruh agar Mi Rae menunjukan wajahnya
Kemudian teman- teman pun mulai mengeluh
karena itu. Dan seorang dari mereka menjelaskan kalau Mi Rae pasti malu untuk
menunjukan wajahnya, karena jelek.
“Aku tidak pernah menjalanin kehidupan normal.”
Operasi masih berlangsung. Membentuk
hidung yang cantik.
Dalam perjalanan pulang sekolah. Mi
Rae remaja melihat pasangan remaja yang sedang berfoto bersama didalam kafe. Dan
pasangan dewasa yang berjalan sambil bergandengan tangan dijalan.
“Aku bahkan tidak bisa mencintai seperti orang lain …”
“… karena … … Aku Orc.”
Dijalan yang sunyi. Dan cahaya yang
menyinari Mi Rae remaja. Tampaklah bayangan Mi Rae remaja yang berbentuk
seperti sebuah monster jelek.
Mi Rae remaja berdiri disamping
jembatan.
Dokter melanjutkan operasi ketahap
berikutnya. Membentuk bibir yang indah.
Dengan memakai masker hitam serta
kaca mata hitam. Mi Rae berdiri didekat pagar, menikmati pemandangan
pengunungan. Ditemanin oleh Ibu yang berdiri disebelahnya.
“Jangan khawatir tentang hal lain
dan fokus beristirahatlah disini sebelum masuk. Mengerti?” kata Ibu kepada Mi
Rae. Dan Mi Rae pun menganggukan kepalanya.
Sambil mengelus kepala Mi Rae, Ibu
memberikan semangat. “Mi Rae, kamu hanya perlu fokus untuk mengambil semua
energi baik dari gunung ini dan menjadi cantik.”
Kemudian setelah itu Ibu berteriak
dengan keras,”Tolong ambil semua energi baik dari gunung ini agar Mi Rae bisa
menjadi cantik!”
“Sama seperti beruang yang bersembunyi di gua selama 100 hari
dan akhirnya menjadi cantik. Aku juga akan menjadi cantik saat tinggal disini.”
Episode
1 : Aku cantik mulai hari ini.
Mi Rae menerima kartu ID barunya. Kemudian
ia pergi ke toko parfum dan melihat- lihat serta mencoba parfum mana yang
berwangi harum.
Seorang penjaga toko mendekati Mi
Rae dan bertanya dengan ramah.
“Aku ingin yang satu ini. Pomelo,”
jawab Mi Rae.
“Anda feminin dan cantik, jadi itu
sangat cocok untuk Anda,” puji penjaga toko. Lalu dia mengatakan pasti Mi Rae
ada kencan hari ini.
“Aku harus menghadiri ospek besok,”
balas Mi Rae.
Mi Rae berjalan mengikuti si penjaga
toko ke arah kasir. Dan ketika ia melihat sebuah cermin, maka ia pun berhenti
dan memperhatikan dirinya sendiri sambil tersenyum lebar.
“Aku menjadi cantik. Perbedaannya sangat luar biasa. Tapi masalahnya.
Mata Bulat besar. Hidung Feminim. Tampak bahwa aku melakukan operasi plastik. Bisa
dikatakan 79 dari 100.”
Didalam taksi. Ayah Mi Rae (Kang Tae
Sik) yang merupakan supir taksi dengan bangga menceritakan tentang anaknya, Mi
Rae.
“Dia mengambil jurusan kimia di
Universitas Hangkook. Dia mahasiswa baru,” kata Tae Sik dengan sangat bangga.
“Begitu. Dia pasti punya nilai
bagus,” komentar si penumpang.
Saat Tae Sik menceritakan tentang
betapa hebatnya Mi Rae yang pintar tanpa pernah diajar oleh mentor atau
mengambil kelas sepulang sekolah. “Dia pemuncak sekolah, bukan hanya dikelasnya
saja!”
Dan mendengarkan cerita panjang
tersebut, si penumpang tampak malas dan memejamkan matanya untuk tidur. Namun karena
Tae Sik terus bicara, dia tidak bisa tidur.
“Wajah baru dan kehidupan baru. Aku ingin bahagia selam masa
kuliahku.”
Dikampus. Mi Rae tersenyum melihat
tempat dimana ia akan memulai kehidupan barunya. Lalu seorang teman
mendekatinya dan mengajaknya untuk berfoto bersama. Dan mendengar itu, Mi Rae
berjalan agak menjauh.
“Apa begitu?” tanya Mi Rae sambil
memandang temannya yang tampak kebingungan.
Sambil tersenyum, teman Mi Rae
mengeluarkan tongkat selfie nya dan mendekati Mi Rae, lalu memegang pundak Mi
Rae. “Satu, dua, tiga…”
“Hyun Jung dan aku telah berteman baik sejak SMP, tapi kami
tidak memiliki satu foto bersama. Karena wajah jelekku tampak lebih jelek di
foto.”
Mi Rae dan Hyu Jung terus berfoto
bersama, diberbagai tempat yang ada dikampus. Dan semua pria yang ada disana,
melihat pada Mi Rae, sehingga membuat Mi Rae tidak nyaman.
“Bukankah menurutmu orang terus
menatapku?” tanya Mi Rae. Lalu melanjutkan,” Kuharap bukan karena aku masih
jelek.”
“Astaga, kamu ingin mendengar pujian
cantik dariku? Dariku?” balas Hyu Jung.
Seorang pria mendekati Mi Rae dan
dengan ramah meminta nomor telpon Mi Rae, karena Mi Rae adalah tipenya. Tapi Mi
Rae terdiam, karena tidak tau harus melakukan apa dan karena ini pertama
kalinya seseorang mengatakan ‘Kamu tipeku sekali’.
Hyu Jung mengejutkan Mi Rae,
sehingga Mi Rae pun tersadar. Kemudian Mi Rae pun menjawab kepada pria itu, “Masalahnya,
aku tidak punya nomor telpon,” kata Mi Rae dengan gugup.
Pria itu menghela nafas dan mengeluh,
“Astaga, dia bisa saja bilang tidak mau. Memalukan sekali,” keluhnya, lalu
berjalan pergi.
Dan Hyu Jung pun menasehati Mi Rae
untuk menyesuaikan diri dengan wajah baru yang cantik. “Hei, Kang Mi Rae. Sadarkan
dirimu, oke? Jangan lakukan hal bodoh, oke?” katanya dan Mi Rae pun mengangguk.
Kemudian Hyu Jung mengajak Mi Rae
untuk kembali berjalan. Namun Mi Rae malah berjalan ke arah belakang. Dan
melihat itu Hyu Jung pun berteriak, memanggil Mi Rae.
“Hei, kamu akan memberikan orang itu
nomormu?” tanya Hyu Jung. Dan ketika sadar, Mi Rae pun berlari mendekati Hyu
Jung dengan wajah malu- malu.
Tags:
My ID is Gangnam Beauty
Makasih udah buat sinopsisnya 😄
ReplyDelete