Broadcast Network : Tencent
He Lan terbangun dikamar lamanya.
Dan disana ia melihat Ibunya, Putri Xi Yan. Namun He Lan tidak mengenalinya dan
bertanya siapa.
Sambil tersenyum lembut, Putri Xi
Yan memanggil He Lan dengan sebutan A Xi. Ia mengatakan agar He Lan tidak perlu
khawatir, karena segalanya akan membaik.
Pi Pi datang menjenguk Jia Lin yang
sedang berada dirumah sakit sambil membawakan beberapa makanan kesukaan Jia Lin.
Dan dengan senang, Jia Lin menerima itu dan berterima kasih.
“Sembunyikan itu, cepat. Jangan
biarkan Bibi melihatnya,” kata Pi Pi mengingatkan Jia Lin. Dan dengan segera
Jia Lin menyimpannya.
“Kamu pasti bertemu dengan Ibuku
ketika kesini ya,” kata Jia Lin. Dan Pi Pi membenarkan.
Pi Pi mengucapkan terima kasih
kepada Jia Lin yang telah menyelamatkannya. Dan Jia Lin membalas bahwa itu
tidak masalah, karena sebenarnya ia berpikir kalau dirinya sedikit keren ketika
berhasil menyelamatkan Pi Pi.
Ketika Pi Pi melihat Jia Lin masih
kesakitan, ia pun bertanya. Dan lalu Jia Lin menjawab serta ia memberitahukan
tentang apa yang dirasakannya. Pertama dia ingat kalau Pi Pi membawanya kerumah
sakit, lalu teman He Lan datang menjemputnya, namun hanya sampai disitu saja ia
mengingatnya.
“Kamu mengingat itu semua?” tanya Pi
Pi.
“Jadi benar He Lan yang
menyelamatkanku?” tanya Jia Lin, membalas. Dan Pi Pi membenarkan itu.
“Apa dia baik- baik saja?” tanya Jia
Lin sambil tersenyum.
“Dia… baik- baik saja,” jawab Pi Pi
dengan agak canggung.
“Tolong sampaikan terima kasih ku kepada
temanmu,” balas Jia Lin. Dan Pi Pi tersenyum, mengiyakan.
“Apa kamu… ada menceritakan itu
kepada yang lain tentang ini?” tanya Pi Pi dengan agak ragu.
“Jangan khawatir. Aku tidak
memberitahu siapapun, bahkan pada Ibuku,” balas Jia Lin. Dan sambil tersenyum
lega, Pi Pi berterima kasih.
Pi Pi lalu membahas tentang Tian
Xin. Dan Jia Lin menjelaskan bahwa Tian Xin tidak ada datang menjenguknya.
Bahkan bila mereka memang bertemu, Jia Lin tidak tau harus mengatakan apa.
“Kalian tidak pernah bertemu sejak kembali
ke China?” tanya Pi Pi.
“Aku tidak menemuinya,” balas Jia
Lin.
“Kalian berdua… mengapa kalian
putus?”
“Mungkin karena kami tidak cocok.”
Pi Pi tersenyum. Ia menjelaskan
kalau dulu ketika Jia Lin memutuskannya, Jia Lin mengatakan kalau itu karena
mereka tidak cocok. Dan sekarang Jia Lin juga mengatakan hal itu lagi.
“Apa kamu pernah memikirkan tentang
apa yang benar- benar kamu inginkan?” tanya Pi Pi. Dan Jia Lin terdiam, merenung.
Tian Xin sedang duduk diruang
tunggu, menunggu gilirannya untuk dipanggil masuk kedalam ruangan dan melakukan
wawancara kerja. Dan tepat disaat itu, Pi Pi menelponnya, jadi ia pun
mengangkatnya.
Pi Pi dan Tian Xin saling menyapa
serta menanyakan keadaan satu sama lain. Lalu setelah itu Pi Pi menanyakan apa
Tian Xin ada waktu nanti, karena ada yang ia ingin bicarakan.
“Aku sedang diluar kota sekarang.
Aku sedang ada wawancara kerja di sebuah perusahaan baru,” kata Tian Xin, tidak
bisa. Dan ia meminta agar Pi Pi memberitahunya saja sekarang, melalui telpon,
jika memang ada yang ingin Pi Pi bicarakan.
Pi Pi lalu memberitahu tentang Jia
Lin yang sedang berada dirumah sakit. Dan Tian Xin ternyata mengetahui tentang
itu juga.
“Mengapa kamu tidak menjenguk atau
menelponnya?” tanya Pi Pi.
“Aku sebenarnya tidak pernah menghubungin
Jia Lin lagi, sejak kami putus. Aku tidak tau bagaimana menatapnya,” jelas Tian
Xin.
Dengan jujur, Pi Pi mengatakan kalau selama ini ia telah merasa Jia Lin dan Tian Xin itu cocok bersama. Dan selama ini, ia telah meniru Tian Xin agar bisa menjadi seseorang yang cocok untuk Jia Lin.
Mendengar itu, Tian Xin mengakui
kalau sebenarnya masalah antara ia dan Jia Lin, mungkin dikarenakan pikiran nya
yang terlalu berlebihan. Dan Pi Pi tau itu.
“Kamu mungkin masih berpikir, kamu
berbuat salah padaku. Tapi, Tian Xin, itu semua adalah masa lalu. Sebagai
temanmu, aku merasa bersalah untuk melihat dua orang yang sesuai satu sama lain
dan harusnya bersama, malah harus berpisah karena masalah ini. Pikir kan lah,
jika tidak aku, apa kalian berdua akan putus?” jelas Pi Pi.
Dan dengan terharu, Tian Xin
membalas kalau ia akan memikirkan tentang ini dan berterima kasih kepada Pi Pi.
“Aku benar- benar bahagia. Rasanya seperti jika kita kembali seperti kita yang
sebelumnya.”
“Aku akan membiarkanmu kembali
melakukan wawancara. Semoga berhasil, ya,” kata Pi Pi, lalu mematikan
telponnya.
Zhao Song menerima telpon dari Wang
Xuan yang mengajaknya untuk bertemu. Dan dengan alasan sedang sibuk, ia
mengatakan kalau hari ini ia tidak bisa menemui Wang Xuan.
Tepat disaat itu, pintu apartemenya
diketuk. Jadi Zhao Song mengira itu adalah Wang Xuan, namun ternyata itu adalah
Qian Hua.
Qian Hua menjelaskan kalau ini
adalah pertama kalinya, ia benar- benar merasa curiga kepada Zhao Song. Ia
mencurigai Zhao Song tentang kematian Fang Jin Xue. Karena beberapa hari lalu,
Fang Jin Xue mau membunuh Pi Pi, namun dia gagal dan kemudian dia menghilang.
“Lalu apa?” tanya Zhao Song dengan
sikap santai dan tidak bersalah.
“Bisakah kamu mengatakan kalau itu
tidak ada hubungannya denganmu?” tanya Qian Hua. Dan dengan tegas, Zhao Song
mengatakan kalau itu benar- benar tidak ada hubungan dengan dirinya.
Karena Zhao Song mengatakan itu,
maka Qian Hua memilih mempercayainya. Lalu Qian Hua membahas tentang
perusahaannya. Ia yakin kalau Zhao Song lah yang telah melakukan itu, mengingat
dari ancaman Zhao Song yang mau menghancurkannya.
“Selamat,” kata Qian Hua. Dan Zhao
Song tersenyum lebar.
Tepat disaat Qian Hua dan Zhao Song
sedang berbicara, Wang Xuan datang. Dikarena kan pintu apartemen Zhao Song
tidak dikunci, maka dengan mudah Wang Xuan bisa masuk.
“Nona Qian Hua, tolong jangan begitu
egois. Aku mengakui, kalau aku membenci He Lan dan aku akan mungkin tetap
membencinya. Tapi untukmu, aku tidak merasakan apapun lagi. Aku tidak akan
menghabiskan waktu kedua ku dengan hal yang tidak menarik,” jelas Zhao Song.
Mendengar itu Qian Hua tampak
terluka. Apalagi ketika Zhao Song menyuruh nya untuk pergi dari sana, karena
dia akan ada kencan sebentar lagi.
Menggunakan kamerannya, Wang Xuan
merekam itu semua. Lalu setelah selesai, Wang Xuan keluar dan menelpon ke
klinik milik Kuan Yong.
“Aku ingin bicara pada Dr. Kuan
Yong… Bisakah kamu memberitahu dia, kalau Wang Xuan mencarinya dan minta dia
menelpon ku kembali, ketika dia ada waktu? … Okay, terima kasih.”
Tags:
Moonshine and Valentine