Sinopsis C-Drama : MoonShine and Valentine Episode 22 - part 1


Broadcast Network        Tencent



He Lan terbangun dikamar lamanya. Dan disana ia melihat Ibunya, Putri Xi Yan. Namun He Lan tidak mengenalinya dan bertanya siapa.



Sambil tersenyum lembut, Putri Xi Yan memanggil He Lan dengan sebutan A Xi. Ia mengatakan agar He Lan tidak perlu khawatir, karena segalanya akan membaik.



Pi Pi datang menjenguk Jia Lin yang sedang berada dirumah sakit sambil membawakan beberapa makanan kesukaan Jia Lin. Dan dengan senang, Jia Lin menerima itu dan berterima kasih.



“Sembunyikan itu, cepat. Jangan biarkan Bibi melihatnya,” kata Pi Pi mengingatkan Jia Lin. Dan dengan segera Jia Lin menyimpannya.

“Kamu pasti bertemu dengan Ibuku ketika kesini ya,” kata Jia Lin. Dan Pi Pi membenarkan.



Pi Pi mengucapkan terima kasih kepada Jia Lin yang telah menyelamatkannya. Dan Jia Lin membalas bahwa itu tidak masalah, karena sebenarnya ia berpikir kalau dirinya sedikit keren ketika berhasil menyelamatkan Pi Pi.



Ketika Pi Pi melihat Jia Lin masih kesakitan, ia pun bertanya. Dan lalu Jia Lin menjawab serta ia memberitahukan tentang apa yang dirasakannya. Pertama dia ingat kalau Pi Pi membawanya kerumah sakit, lalu teman He Lan datang menjemputnya, namun hanya sampai disitu saja ia mengingatnya.



“Kamu mengingat itu semua?” tanya Pi Pi.

“Jadi benar He Lan yang menyelamatkanku?” tanya Jia Lin, membalas. Dan Pi Pi membenarkan itu.

“Apa dia baik- baik saja?” tanya Jia Lin sambil tersenyum.

“Dia… baik- baik saja,” jawab Pi Pi dengan agak canggung.

“Tolong sampaikan terima kasih ku kepada temanmu,” balas Jia Lin. Dan Pi Pi tersenyum, mengiyakan.



“Apa kamu… ada menceritakan itu kepada yang lain tentang ini?” tanya Pi Pi dengan agak ragu.

“Jangan khawatir. Aku tidak memberitahu siapapun, bahkan pada Ibuku,” balas Jia Lin. Dan sambil tersenyum lega, Pi Pi berterima kasih.

Pi Pi lalu membahas tentang Tian Xin. Dan Jia Lin menjelaskan bahwa Tian Xin tidak ada datang menjenguknya. Bahkan bila mereka memang bertemu, Jia Lin tidak tau harus mengatakan apa.



“Kalian tidak pernah bertemu sejak kembali ke China?” tanya Pi Pi.

“Aku tidak menemuinya,” balas Jia Lin.

“Kalian berdua… mengapa kalian putus?”

“Mungkin karena kami tidak cocok.”



Pi Pi tersenyum. Ia menjelaskan kalau dulu ketika Jia Lin memutuskannya, Jia Lin mengatakan kalau itu karena mereka tidak cocok. Dan sekarang Jia Lin juga mengatakan hal itu lagi.

“Apa kamu pernah memikirkan tentang apa yang benar- benar kamu inginkan?” tanya Pi Pi. Dan Jia Lin  terdiam, merenung.



Tian Xin sedang duduk diruang tunggu, menunggu gilirannya untuk dipanggil masuk kedalam ruangan dan melakukan wawancara kerja. Dan tepat disaat itu, Pi Pi menelponnya, jadi ia pun mengangkatnya.



Pi Pi dan Tian Xin saling menyapa serta menanyakan keadaan satu sama lain. Lalu setelah itu Pi Pi menanyakan apa Tian Xin ada waktu nanti, karena ada yang ia ingin bicarakan.


“Aku sedang diluar kota sekarang. Aku sedang ada wawancara kerja di sebuah perusahaan baru,” kata Tian Xin, tidak bisa. Dan ia meminta agar Pi Pi memberitahunya saja sekarang, melalui telpon, jika memang ada yang ingin Pi Pi bicarakan.



Pi Pi lalu memberitahu tentang Jia Lin yang sedang berada dirumah sakit. Dan Tian Xin ternyata mengetahui tentang itu juga.

“Mengapa kamu tidak menjenguk atau menelponnya?” tanya Pi Pi.

“Aku sebenarnya tidak pernah menghubungin Jia Lin lagi, sejak kami putus. Aku tidak tau bagaimana menatapnya,” jelas Tian Xin.



Dengan jujur, Pi Pi mengatakan kalau selama ini ia telah merasa Jia Lin dan Tian Xin itu cocok bersama. Dan selama ini, ia telah meniru Tian Xin agar bisa menjadi seseorang yang cocok untuk Jia Lin.

Mendengar itu, Tian Xin mengakui kalau sebenarnya masalah antara ia dan Jia Lin, mungkin dikarenakan pikiran nya yang terlalu berlebihan. Dan Pi Pi tau itu.



“Kamu mungkin masih berpikir, kamu berbuat salah padaku. Tapi, Tian Xin, itu semua adalah masa lalu. Sebagai temanmu, aku merasa bersalah untuk melihat dua orang yang sesuai satu sama lain dan harusnya bersama, malah harus berpisah karena masalah ini. Pikir kan lah, jika tidak aku, apa kalian berdua akan putus?” jelas Pi Pi.



Dan dengan terharu, Tian Xin membalas kalau ia akan memikirkan tentang ini dan berterima kasih kepada Pi Pi. “Aku benar- benar bahagia. Rasanya seperti jika kita kembali seperti kita yang sebelumnya.”

“Aku akan membiarkanmu kembali melakukan wawancara. Semoga berhasil, ya,” kata Pi Pi, lalu mematikan telponnya.


Zhao Song menerima telpon dari Wang Xuan yang mengajaknya untuk bertemu. Dan dengan alasan sedang sibuk, ia mengatakan kalau hari ini ia tidak bisa menemui Wang Xuan.



Tepat disaat itu, pintu apartemenya diketuk. Jadi Zhao Song mengira itu adalah Wang Xuan, namun ternyata itu adalah Qian Hua.



Qian Hua menjelaskan kalau ini adalah pertama kalinya, ia benar- benar merasa curiga kepada Zhao Song. Ia mencurigai Zhao Song tentang kematian Fang Jin Xue. Karena beberapa hari lalu, Fang Jin Xue mau membunuh Pi Pi, namun dia gagal dan kemudian dia menghilang.

“Lalu apa?” tanya Zhao Song dengan sikap santai dan tidak bersalah.



“Bisakah kamu mengatakan kalau itu tidak ada hubungannya denganmu?” tanya Qian Hua. Dan dengan tegas, Zhao Song mengatakan kalau itu benar- benar tidak ada hubungan dengan dirinya.



Karena Zhao Song mengatakan itu, maka Qian Hua memilih mempercayainya. Lalu Qian Hua membahas tentang perusahaannya. Ia yakin kalau Zhao Song lah yang telah melakukan itu, mengingat dari ancaman Zhao Song yang mau menghancurkannya.

“Selamat,” kata Qian Hua. Dan Zhao Song tersenyum lebar.


Tepat disaat Qian Hua dan Zhao Song sedang berbicara, Wang Xuan datang. Dikarena kan pintu apartemen Zhao Song tidak dikunci, maka dengan mudah Wang Xuan bisa masuk.



“Nona Qian Hua, tolong jangan begitu egois. Aku mengakui, kalau aku membenci He Lan dan aku akan mungkin tetap membencinya. Tapi untukmu, aku tidak merasakan apapun lagi. Aku tidak akan menghabiskan waktu kedua ku dengan hal yang tidak menarik,” jelas Zhao Song.

Mendengar itu Qian Hua tampak terluka. Apalagi ketika Zhao Song menyuruh nya untuk pergi dari sana, karena dia akan ada kencan sebentar lagi.



Menggunakan kamerannya, Wang Xuan merekam itu semua. Lalu setelah selesai, Wang Xuan keluar dan menelpon ke klinik milik Kuan Yong.



“Aku ingin bicara pada Dr. Kuan Yong… Bisakah kamu memberitahu dia, kalau Wang Xuan mencarinya dan minta dia menelpon ku kembali, ketika dia ada waktu? … Okay, terima kasih.”

Post a Comment

Previous Post Next Post