Sinopsis Korean Drama : TIME Episode 01



Sinopsis Korean Drama : TIME Episode 01
Images by : MBC
sinopsis di tulis oleh : Chunov (nama samaran) di blog k-adramanov.blogspot.com
Adegan di mulai dengan seorang pria yang mengenakan jas merah berjalan lunglai keluar dari sebuah klub. Panggilan teman-temannya, di abaikan oleh pria tersebut. Pria itu adalah Cheon Soo Ho (Kim Jung Hyun).

Seseorang pernah mengatakan ini, kita semua akan mati suatu hari nanti. Tapi, kita bertingkah seakan hidup selamanya,” narasi Soo Ho sambil berdiri di sebuah jendela besar yang memantulkan bayangan dirinya.
--


Soo Ho terbangun karena bunyi deringan ponsel. Kepalanya masih sangat pusing karena minum-minum kemarin. Dengan langkah berat, dia beranjak ke ruang tamu-nya dan mematikan ponselnya. Terlihat ruang tamunya sangat berantakan, sisa pesta kemarin.
Soo Ho berteriak - teriak memanggil seseorang tetapi tidak ada respon. Terdengar suara ponsel, dan Soo Ho segera berjalan ke sumber suara. Dia sampai di kolam berenang yang ada di dalam apartemennya. Soo Ho segera mematikan ponsel tersebut, dan menyuruh pemilik ponsel yang sedang berenang untuk keluar dari kolam dan pulang. Tetapi, tidak ada respon. Soo Ho berbalik dan memperhatikan dengan seksama.

Dia melihat lembaran uang yang mengambang di atas kolam, dan pemilik ponsel yang di suruhnya pulang, tubuhnya mengambang di atas kolam masih dengan mengenakan gaun berwarna merah.
Soo Ho panik. Dia melompat dan segera menolong wanita tersebut. Namun, terlambat, wanita itu sudah tidak bernyawa.
Dan seorang pria, Shin Min Seok (Kim Joon Han), juga tiba di sana bersama dengan petugas hotel dan terkejut melihat hal tersebut. Dia segera menyuruh petugas hotel untuk menelpon 911. Soo Ho benar-benar bingung dengan yang terjadi, wajahnya nampak linlung.
--
Seorang wanita berlari dengan kencang di lorong rumah sakit. Wajahnya terlihat panik sekaligus takut. Wanita itu adalah Seol Ji Hyun (Seolhyun). Min Seok menghentikannya dan memintanya tenang. Tetapi, wanita itu tidak bisa tenang, dia ingin melihat Ji Eun (wanita yang tenggelam di kolam tadi).

Dan akhirnya, Ji Hyun masuk ke dalam kamar mayat dan melihat adiknya terbujur kaku di sana. Kakinya lemas dan air matanya tumpah. Min Seok berada di sampingnya berusaha memberikan dukungan agar Ji Hyun tetap kuat.
TIME

Alarm berbunyi.
Dua orang perempuan tidur di satu kamar dengan tempat tidur bertingkat. Ji Eun yang tidur di tingkat atas, berteriak agar Ji Hyun mematikan alarm-nya. Tetapi, Ji Hyun tetap asyik tidur. Ji Eun kesal dan melemparkan bantalnya ke bawah. Ji Hyun terbangun dan merasa kesal dengan tingkah Ji Eun, dan mereka mulai bertengkar.


Ji Hyun memasang timer 30 menit dan mulai menyiapkan sarapan. Saat sudah selesai membuat sarapan, Ji Hyun segera memotret hasil masakannya. Tetapi, Ji Eun langsung memakannya dan memuji masakan Ji Hyun yang rasanya enak. Ji Hyun jelas senang mendengarnya. Ji Eun kemudian bertanya, apa Ji Hyun akan pergi ke Prancis jika lolos test hari ini? Ji Hyun membenarkan dan Ji Eun senang mendengarnya, karena itu artinya dia bisa punya kamar tidur sendiri.
Dan mereka mulai bertengkar lagi sembari sarapan. Ji Hyun juga menasehati Ji Eun untuk rajin belajar agar bisa dapat beasiswa.  

Ibu mereka yang baru bangun, Yang Hee Sook, langsung makan sarapan dan setelah itu bertanya kepada kedua putrinya, apa mereka punya uang? Tetapi, keduanya menjawab tidak ada uang. Hee Sook tidak percaya dan meminta uang pada Ji Hyun karena dia tahu kalau Ji Hyun baru gajian minggu lalu. Ji Hyun meyakinkannya kalau dia tidak ada uang, uangnya sudah habis. Ji Hyun kemudian kabur ke kamar dan Ji Eun mengikutinya.
--

Ji Hyun naik bus ke tempat tujuannya. Dia sibuk belajar dan bertanya-tanya pada dirinya, kalau test ini tidak akan melihat latar belakang akademis, kan? Ponselnya kemudian berbunyi. Ji Hyun mengangkatnya dengan wajah senang, dan dia memanggil orang yang di seberang dengan panggilan ‘oppa’. Pria yang menelponnya mengucapkan selamat ulang tahun untuk Ji Hyun. Ji Hyun sangat senang mendengarnya karena dia pun tidak sadar kalau hari ini dia berulang tahun.
Ji Hyun bekerja di W Dept. Store sebagai orang yang menyambut tamu-tamu yang datang berbelanja sembari menunjukkan arah parkiran. Soo Ho yang datang ke W bersama supirnya, di arahkan oleh Ji Hyun dan rekannya ke parkiran pelanggan. Soo Ho berteriak marah pada supirnya karena mengarahkan mobil ke parkiran tersebut, tetapi supirnya menjawab kalau dia hanya mengikuti arah yang di tunjuk. Soo Ho kesal dan menyuruh supirnya untuk mundur.
Soo Ho menurunkan kaca mobil dan memberi tanda memanggil Ji Hyun mendekat. Ji Hyun datang dan berlutut di samping pintu mobil dan bertanya, apa ada yang bisa di bantu? Soo Ho dengan sombongnya berteriak, apa dia tidak bisa melihat plat mobilnya?
Ji Hyun segera mundur dan melihat plat mobil Soo Ho. Setelah itu, Ji Hyun kembali ke samping mobil Soo Ho dan meminta maaf. Dia menunjukkan arah untuk parkiran pelanggan VIP. Tetapi, Soo Ho tidak puas, dia menyuruh Ji Hyun mengulang yel-yel-nya sembari menunjukkan arah.
“Selamat datang di W Departement Store yang penuh cinta. Bersenang-senanglah saat berbelanja,” ulang Ji Hyun.
Soo Ho mengumpatinya dan kemudian menyuruh supirnya untuk jalan.
Ji Hyun merasa kesal tetapi dia juga tidak bisa marah. Teman kerja Ji Hyun yang melihat hal itu yang malah lebih emosi dan mengumpati Soo Ho yang sudah gila. Ji Hyun langsung panik, karena temannya itu mengumpati Soo Ho masih sambi menggunakan mikrofon. Dan hal itu tentu saja terdengar oleh Soo Ho yang baru mau pergi ke arah parkiran.
Mobil Soo Ho langsung mengerem mendadak. Soo Ho keluar dari mobilnya di ikuti oleh supir-nya. Dia menghampiri Ji Hyun karena mengira Ji Hyun yang mengumpatinya. Teman Ji Hyun segera berlari menghampiri mereka untuk menjelaskan kalau dia yang barusan mengumpati Soo Ho. Tetapi, Soo Ho malah mendorongnya untuk menyingkir dan tidak menganggu.
Teman Ji Hyun jelas terjatuh karena dorongan Soo Ho. Ji Hyun dan supir Soo Ho langsung membantu teman Ji Hyun tersebut.
“Bukankah kau terlalu berlebihan?” ujar Ji Hyun pada Soo Hoo. “Tidak lihat, Anda membuatnya jatuh.”
“Sekarang kau lagi marah padaku?!” tanya Soo Ho tidak terima.
“Siapa yang tidak marah dalam situasi ini? Jika seseorang jatuh, Anda harus tanya apa dia baik-baik saja. Bukankah itu pikiran orang waras?”
Soo Ho marah mendengar perkataan Ji Hyun dan dia mulai menendang cone traffic yang ada di sana. Hal itu jelas menarik perhatian para pelanggan mall lainnya. Manager mall segera berlari keluar dan meminta maaf pada Soo Ho. Setelah itu, dia mulai memarahi Ji Hyun karena sudah bersikap kurang ajar pada putra Ketua W Group. Dia memerintahkan Ji Hyun untuk meminta maaf sekarang juga.
“Kau tahu, perusahaan kita menandatangani kontrak dengannya tiap tahun. Jika karena kau itu gagal, maka kau membuat kita semua kehilangan pekerjaan. Cepat minta maaflah,” perintah manajer.
Dan Ji Hyun dengan terpaksa menunduk dan meminta maaf. Tetapi, Soo Ho malah menyuruh Ji Hyun untuk lebih menunjukkan permintaan maafnya. Teman Ji Hyun berusaha menjelaskan kalau itu kesalahannya, tetapi manajer menghalanginya untuk tidak ikut campur. Ji Hyun bertanya, apa yang Soo Ho inginkan? Haruskah dia berlutut?
Dan bukannya Soo Ho yang menjawab, malah manajer yang menjawab. Dia menyuruh Ji Hyun berlutut. Ji Hyun dengan berat hati, berlutut dan menundukkan kepala dalam-dalam, meminta maaf. Teman Ji Hyun juga jadi tidak enak karena kesalahannya Ji Hyun sampai harus seperti itu.
Soo Ho kesal, karena Ji Hyun berlutut, dia jadi terlihat seperti orang jahat. Dia kemudian mengajak supirnya untuk pergi. Dan Manajer mengikutinya.
--
Shin Min Seok bekerja sebagai pengacara. Tetapi, dia malah di suruh menyusun tagihan bar yang di kunjungi  direktur. Atasannya, Nam Dae Chul, juga melihat Min Seok yang membaca berkas daftar pensiunan. Dia tahu kalau Min Seok pasti keberatan di suruh mengerjakan hal yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan pengacara dan dia menyuruh Min Seok berhenti jika keberatan. Karena masih banyak orang lain yang mau menggantikan Min Seok.

Min Seok keluar dan membeli minuman di mesin otomatis. Minumannya tidak mau keluar dan Min Seok memukul-mukul mesin tersebut dengan kesal sekaligus meluapkan amarahnya karena perkataan Tn. Nam tadi. Seorang wanita Eun Chae A, melihatnya memukuli mesin tersebut dan menawari kopinya. Min Seok menolak dengan sopan tetapi Chae A menyuruhnya untuk mengambil kopi nya karena dia belum meminumnya. Min Seok tetap menolak.
Chae A kemudian bertanya, dari dept. mana Min Seok? Belum sempat menjawab, Tn. Nam sudah muncul dan menyambut Chae A dan memberikan berkas untuk di tanda tangani. Chae A melihat berkas tersebut sebentar dan kemudian meminta pena untuk tanda tangan. Tn. Nam segera mengeluarkan penanya, tetapi, Chae A mengambil pena yang ada di saku Min Seok.
Tn. Nam juga mengucapkan selamat ulang tahun untuk Chae A. Chae A mengabaikannya dan lebih tertarik membaca ukiran yang ada di pena Min Seok : Keadilan akan ditegakkan. Chae A jadi tertarik dengan Min Seok, dan dia meminta Tn. Nam memberikan Min Seok menjadi anak buahnya sebagai hadiah ulang tahun.
“Oh… jika Anda menginginkannya, dia adalah milik Anda, silahkan Anda ambil kapan saja,” jawab Tn. Nam dengan gampang.
Chae A tersenyum mendengarnya sementara Min Seok merasa marah karena di perlakukan seperti barang. Chae A kemudian pergi dan memberitahu Min Seok kalau dia bisa membuang kopi itu jika tidak mau minum.
Setelah Chae A pergi, Tn. Nam menatap tajam pada Min Seok, apa yang sudah dia lakukan hingga dia mau memperkerjakan Min Seok?
“Siapa dia itu , Pak?” tanya MIn Seok balik.
“Tunangan Direktur Junior. Putri tunggal Ketua Taeyang,” beritahu Tn. Nam. “Jalanmu mungkin masih panjang.”
Min Seok terdiam mendengarnya. Dan dia memilih membuang kopi pemberian Chae A.
--
Soo Ho makan siang berdua dengan Chae A. Namun, dia terus memandangi Chae A. Chae A bertanya, apa yang sedang kau pikirkan?
“Memikirkanmu,” jawab Soo Ho.
“Bohong.”
“Ternyata, kau cepat paham juga,” jawab Soo Ho dengan malas.

Sebuah kue tart di antarkan oleh pelayan. Dan Soo Ho segera menyuruh Chae A untuk meniup lilin-nya. Dia kemudian memberikan kotak hadiahnya, sebuah kalung mewah.
“Selamat ulang tahun, Eun Chae A. Aku mencintaimu,” ujar Soo Ho dengan malas dan tanpa ekspresi.
Chae A tentu kesal mendengarnya. Apalagi Soo Ho dengan gaya sombong dan sok-nya, menawarkan untuk memakaikan kalung.
Dan di seberang meja mereka, terlihat ada seseorang yang sibuk memotret mereka.
--
Ji Hyun berada di tempat test. Koki memberikan tugas untuk memasak makanan apa saja yang mereka inginkan dalam 30 menit. Dan sama seperti 2 ronde sebelumnya, penilaian dinilai murni berdasarkan selera.
Timer di nyalakan dan Ji Hyun mulai memasak.
--
Soo Ho dan Chae A masih makan siang. Soo Ho menyalakan ponselnya dan membaca judul berita mengenainya. Soo Ho kemudian mengomentari Chae A yang terlalu kelewatan memanfaatkannya. Dia sengaja mengundang wartawan meliput acara ulang tahun Chae A, agar saham perusahaan Chae A naik.
“Kau sekarang sudah dewasa. Jika gagal lagi, kau akan kehilangan pekerjaanmu. Kau tidak seharusnya mempermalukan ibumu,” ujar Chae A.
Soo Ho kesal mendengarnya. Dia bangkit berdiri dan menyuruh Chae A mengulang perkataannya. Chae A tidak mau dan malah menyuruh Soo Ho untuk duduk kembali. Soo Ho marah dan melempar gelasnya ke dinding hingga pecah berkeping-keping.
Support penulis hanya dengan membaca sinopsis ini di k-adramanov.blogspot.com. Terimakasih. Happy Reading.
Soo Ho kemudian berteriak memanggil manajer, kepala chef dan pelayan untuk berkumpul. Dia kemudian memarahi mereka karena dagingnya gosong. Dia juga bicara tidak masuk akal, apa kalian ingin membuatku terkena kanker? Chae A hanya bisa menggeleng melihat Soo Ho yang melampiaskan kekesalannya pada orang lain. Kepala Chef menawarkan untuk memasakkan daging baru. Tetapi, Soo Ho berteriak kalau sudah terlambat, dia sudah memakan daging itu.
Soo Ho kemudian dengan dingin bertanya, apa dia masih mau makan di sini? Chae A memaksakan diri tersenyum dan meminta maaf pada kepala chef, pelayan dan manajer dan menyuruh mereka untuk kembali. Kepala chef dkk langsung pergi.
Chae A menyuruh Soo Ho untuk duduk dan jangan mempermalukan diri sendiri lagi. Soo Ho tidak mau.
“Terimakasih karena sudah mengucapkan selamat ulang tahun, bajingan!” ujar Chae A kesal dan pergi dari restoran itu.
--
Malam hari, Ji Hyun merayakan ulang tahunnya bersama ‘oppa-nya’ yang ternyata adalah Min Seok. Perayaan mereka berlangsung sederhana tetapi membuat mereka bahagia. Min Seok juga memberikan hadiah sebuah kalung dengan inisial nama Ji Hyun.
Min Seok menyesal karena tidak sanggup memberikan Ji Hyun hadiah kalung permata. Ji Hyun dengan tersenyum menjawab bahwa apapun yang dia pakai akan terlihat seperti permata. Mereka saling tertawa dan tersenyum.
Min Seok kemudian mendapat pesan mengenai seorang temannya yang akan menikah.
“Ji Hyun-ah, tentang pernikahan kita. Bisakah kau menunggu sebentar lagi? Kau kan tau situasiku. Aku punya tagihan medis ayahku dan pinjaman yang besar untuk…,” ujar Min Seok.
“Hanya… hidup bersama saja dan mengangsur lebih baik, bukan?” timpal Ji Hyun.
“Kita bahkan tidak bisa membeli rumah. Kau pasti akan berjuang lebih dari yang sudah kau lakukan. Aku tidak ingin hidup seperti itu. Mari kita menikah saat kita sedikit lebih siap,” pinta Min Seok.
Ji Hyun mengerti dan tidak memaksa lagi. Tapi, dari wajahnya dapat terlihat kalau dia merasa kecewa.
Ji Hyun kemudian mendapat pesan dari temannya mengenai fotonya yang tersebar di media sosial. Temannya bahkan mengirimkan link foto tersebut. Ji Hyun membukanya dan terkejut melihat fotonya berlutut meminta maaf pada Soo Ho tersebar di SNS.
--
Soo Ho pulang dan ayahnya, CEO Cheon sudah menyambut. Dia memarahi Soo Ho terkait foto tersebut karena foto itu bisa merusak citra perusahaan mereka. CEO mengira kalau Soo Ho bertingkah seperti ini karena masalah pernikahan.
“Tidak. Aku tahu.. betapa pentingnya persatuan ini bagi kedua keluarga. Aku tidak berniat untuk merusaknya,” jawab Soo Ho.
CEO Cheon tidak percaya. Dia kemudian mengungkit mengenai Soo Ho yang sudah dia beri pekerjaan tetapi malah menekan atasannya. Dan dia juga memberi Soo Ho restoran untuk di kelola dan penjualan restoran itu menurun setengahnya dalam waktu sebulan. Dia bertanya apa tujuan hidup Soo Ho sebenarnya? Menghabiskan waktu? Kenapa juga kau hidup?
“Sepertinya begitu. Kenapa juga aku hidup?” ujar Soo Ho tanpa semangat.
“Ini adalah kesempatan terakhirmu. Satu lagi kesalahan, aku tidak akan memaafkanmu,” peringati CEO Cheon. “Keluar!”
Soo Ho menurut dan masuk ke kamarnya di lantai atas.
“Cheon Soo Ho, aku tahu kau mengalami kesulitan karena itu. Tapi, kau tidak bisa hidup seperti ini selamanya. Suatu hari… kau harus bisa melupakannya.”
“Bisakah ayah melakukan hal itu?” tanya Soo Ho balik. Dan CEO Cheon tidak mampu menjawabnya. “Aku berpikir selamanya aku tidak bisa,” beritahu Soo Ho.

Soo Ho pergi ke kamarnya. Dan di atas, Jang Ok Soon dan Cheon Soo Chul (ibu dan saudara tiri), sudah menyambutnya dan menyindir Soo Ho yang terus membuat masalah.
--
Ji Hyun di rumah dan sedang menghubungi temannya. Dia meminta temannya itu untuk membantunya mencari tahu siapa orang yang sudah memposting foto itu. Dia mau meminta orang itu menghapus fotonya karena hal itu membuatnya malu.
Ji Eun pulang dan meminta Ji Hyun untuk membuatkannya makanan. Ji Hyun kesal karena Ji Eun menyuruhnya masak padahal dia sedang stress. Ji Eun yang tidak tahu masalah Ji Hyun balas berteriak kalau dia tidak akan makan, dia kemudian masuk kamar dan membanting pintu. Ji Hyun juga kesal.
--
Kantor Min Seok melakukan rapat terkait dengan video dan foto tersebut. Yang mengunggah ada 136 orang, dan baru bisa di verifikasi sebanyak 30 orang. Min Seok merasa shock juga melihat video itu karena ada Ji Hyun di dalam video dan foto itu.
(Kantor Min Seok ini pengacara dan di tunjuk untuk menyelesaikan kasus video dan foto dimana Ji Hyun berlutut meminta maaf pada Soo Ho).
Tn. Nam memerintahkan agar mereka bergerak cepat untuk menghentikan penyebaran artikel dan juga akali media dengan berita yang lebih mengejutkan (pengalihan isu). Semua mengerti. Dan tn. Nam memberikan perintah agar Min Seok mencari wanita di video dan foto itu dan menenangkannya (agar tidak menuntut). Dia bahkan menyuruh Min Seok untuk memberikan uang sebanyak apapun yang wanita itu (Ji Hyun) inginkan. Min Seok menyanggupi perintah itu dengan bimbang.
Ji Hyun dan Ji Eun di kamar bercengkerama. Ji Hyun memamerkan hadiah ulang tahunnya, yaitu kalung dengan inisial namanya pada Ji Eun. Ji Eun tidak mau melihatnya.
Seseorang menelpon Ji Hyun dan meminta bertemu.
--

Ji Hyun menemui orang itu yang ternyata adalah Soo Ho. Ji Hyun kesal karena Soo Ho datang ke rumahnya malam-malam. Tetapi, Soo Ho lebih kesal lagi karena harus menemui Ji Hyun. Dia sudah mau marah-marah ketika melihat ada kamera CCTV di dekat sana. Soo Ho mengira kalau Ji Hyun sengaja membawanya ke tempat CCTV agar tindakannya bisa terekam. Ji Hyun tidak mengerti.
Soo Ho terus menuduh Ji Hyun yang sengaja berlutut di dept. Store tadi, kemudian diam-diam menyuruh orang mengambil foto dan menipunya. Ji Hyun jelas kesal mendengar tuduhan tersebut, bukankah Soo Ho menemuinya untuk minta maaf?
“Kau meninggikan nada suaramu saat aku datang untuk meminta maaf!” balas Soo Ho berteriak.
“Kau pikir kau siapa sih?”

Dan Soo Ho malah mengeluarkan 2 gepok uang dan menyuruh Ji Hyun untuk tidak memperpanjang masalah. Ji Hyun menantangnya, jika aku tidak menerimanya, bagaimana?
“Akan semakin sulit bagimu. Aku akan pergi dan merepotkanmu setiap hari di departement store. Aku punya banyak waktu loh,” ancam Soo Ho.
“Kita semua akan mati suatu hari. Tapi, kau bertingkah seakan hidup selamanya.”
“Apa?” tanya Soo Ho bingung.
“Kenapa hidup seperti ini? Kau bisa melakukan apapun yang kau inginkan dengan latar belakangmu. Bukankah ini membuang-buang waktumu?”
Soo Ho sampai kehilangan kata-kata. Tetapi, dia kemudian merasakan sakit kepala. Dan kemudian muntah-muntah. Ji Hyun jelas heran dan mengira kalau Soo Ho berpura-pura. Dia sudah mau pergi, ketika menyadari kalau Soo Ho beneran pingsan.
--
Ji Hyun membawa Soo Ho ke rumah sakit. Dokter memeriksanya dan kemudian memerintahkan perawat agar melakukan CT Scan otak.
Perawat bertanya apa Ji Hyun wali dari Soo Ho? Ji Hyun membantah hal itu. Tetapi, perawat tidak percaya, karena Ji Hyun yang membawa Soo Ho. Dia menyuruh Ji Hyun untuk membayar biaya rumah sakit terlebih dahulu agar Soo Ho bisa di periksa.
Ji Hyun jelas keberatan karena dia yang harus membayar. Tetapi, pada akhirnya, dia tetap membayarkannya.


Soo Ho sudah melalui CT Scan dan belum sadarkan diri. Ji Hyun menemaninya sembari melipat baju Soo Ho. Dia kemudian melihat segepok uang yang di tawarkan Soo Ho tadi di saku jas. Ji Hyun jelas tergoda, tetapi imannya lebih kuat untuk tidak mengambil uang tersebut.
Ji Hyun hendak pergi dari rumah sakit. Tetapi, tidak jadi, karena melihat tatapan pasien di sekitar sana. Dia takut jika ada yang mengambil uang tersebut saat dia sudah pergi.
Ji Hyun mencoba membuka password ponsel Soo Ho, tetapi tidak berhasil.
“Aku akan menyimpannya agar kau tidak kehilangan. Akan ku kembalikan saat kau bangun,” ujar Ji Hyun pada Soo Ho yang belum sadar.
Ji Eun menelpon Ji Hyun dan memintanya untuk segera pulang. Ada masalah.
-- 

Di rumah, para rentenir sudah ada di sana dan membongkar celengan yang ada di rumah. Ji Eun dan Hae Sook hanya bisa melihat.
Ji Hyun pulang dan protes dengan kelakuan para rentenir itu. Para rentenir itu memberitahu kalau mereka hanya menagih hutang ibu mereka, Hae Sook. Ji Hyun sudah hendak menelpon polisi tetapi Hae Sook menghalanginya. Dia memohon agar Ji Hyun tidak menelpon polisi.
Para rentenir kemudian memberikan waktu seminggu bagi mereka untuk membayar hutang. Dan seminggu lagi dia akan datang untuk menagih. Jika mereka tidak bisa membayarnya, dia akan membakar seluruh rumah mereka.
Setelah para rentenir itu pergi, Ji Hyun mulai menanyai Hae Sook dengan marah. Bukankah pria itu adalah pacar Hae Sook?
“Karena itu… dia dulunya sangat ramah,” jawab Hae Sook gugup.
“Ibu berinvestasi saham dengan uangnya. Tapi… saham-saham itu dihapus dan jadi tidak berharga,” beritahu Ji Eun.
“Mereka bilang akan meningkat lima kali dalam sebulan,” Hae Sook berusaha membela diri.
“Lalu berapa banyak hutangnya?” tanya Ji Eun.
“100.000.000 dolar.”
Ji Hyun dan Ji Eun lemas mendengar angka tersebut.

Post a Comment

Previous Post Next Post