Sinopsis Chinese Drama : Love The Whole World Episode 01 - 1
By : iQiyi
Adegan di mulai dengan seorang pria berpakaian rapi, Zhang Chang Gong, yang di hampiri oleh sekelompok polisi. Polisi meminta kerja sama Chang Gong untuk bersedia di investigasi. Chang Gong menyetujui, tetapi dia meminta izin untuk mengangkat ponselnya yang berdering. Polisi menyuruhnya untuk cepat.
Chang Gong menjauh ke tempat sepi dan mengangkat telepon. Yang menelpon adalah istrinya, Li Mu Zi. Mu Zi menelpon untuk mengingatkan Chang Gong untuk tidak terus menyebut namanya di press conference.
"Berbicara mengenai diriku setiap waktu tidak bagus. Apakah kamu pernah mendengar hal ini, 'Terlalu banyak PDA akan menghancurkan sebuah hubungan.' Mamaku bilang kalau kau terlihat seperti suami yang di kuasai istri," ujar Mu Zi. Dia terus mengetuk-ngetukkan jari seolah cemas.
PDA (Public Display of Affection) sebuah istilah untuk menggambarkan pasangan yang mengumbar kemesraan di depan publik.
"Mu Zi, press conference akan segera di mulai. Aku akan menelponmu lagi," beritahu Chang Gong.
Mu Zi mengerti. Dia juga merasa cemas walaupun bukan dia yang hadir di press conference. Dia berharap segalanya dapat lancar.
Chang Gong berjalan kembali menuju para polisi yang sudah menunggunya.
"Satu kalimat yang sering terlihat di awal drama-drama Hong Kong, 'Cerita ini sepenuhnya adalah fiksi.' Cerita yang akan ku ceritakan adalah fakta. Tahun itu, NBA mendapat popularitas. China mulai melihat perkembangan dari portal web. QQ, sebuah messenger instan, belum di kembangkan. Hong Kong di kembalikan ke China dan Macau masih koloni. Di tahun 1998, Ronaldo tampil dan Brazil menderita kekalahan Piala Dunia dari Prancis. Di pertandingan terakhir NBA 1998, dengan Bulls melawan Jazz, Jordan memasukkan bola di detik terakhir dan memberikan kemenangan untuk Bulls ke enam kalinya dalam delapan tahun," narasi Chang Gong.
Tahun 1998
Di sebuah universitas, terlihat para mahasiswa/i melemparkan toga sebagai pertanda kelulusan.
"Di tahun 1998, aku lulus. Dari sekolah kejuruan dengan jurusan ilmu komputer. Bidang itu tidak populer pada tahun itu tetapi para guru mengatakan bahwa Internet sudah menjangkau hingga luar negeri. Saham dari perusahaan berbasis internet di Nasdag melonjak tinggi. China terlambat memulainya tetapi pasti akan menjadi pemain besar di bidang internet. Mungkin aku tidak mengerti hal itu. Dan setelahnya, aku menganggur lebih dari setengah tahun."
Di saat para mahasiswa/i bersemangat melempar toga, Chang Gong hanya duduk mengenakan pakaian olahraga berwarna biru dan memandang hampa pada hal itu.
Chang Gong pergi ke lapangan basket dan bermain basket bersama teman-temannya. Dan dengan kemampuannya, Chang Gong berhasil menang. Usai bermain, teman-temannya pamit diri untuk pulang duluan karena masih harus masuk kelas. Salah seorang teman bermainnya, bertanya Chang Gong akan kemana usai bermain?
"Pengganguran juga punya tujuan! Pulang ke rumah!" jawab Chang Gong.
Mu Zi, seorang mahasiswi, mengikuti kelas pelajaran : Prinsip dasar dari Marxism. Setelah pelajaran selesai, Prof. Fu mulai mengabsen satu persatu mahasiswa. Teman Mu Zi berbisik kepada Mu Zi, untung mereka tidak langsung keluar tadi, dosen ini di kabarkan sangat teliti. Mu Zi setuju, tetapi dia juga khawatir dengan Xiao Qiu dan Lao Ye yang sudah keluar. teman Mu Zi menjawab, biarkan saja mereka.
Prof. Fu keluar usai mengabsen. Dan seorang mahasiswa, Han Dong, yang dari tadi sudah menunggu di luar, segera menghadangnya. Prof. Hu malas melihatnya dan memberitahu kalau tidak ada gunanya Han Dong menemuinya. Han Dong dengan santai menjelaskan kalau kelas prof. Fu adalah kelas terakhir yang harus dia ambil, dan karena itu dia tidak bisa gagal. Dia memohon agar prof. Fu membantunya untuk lulus. Prof. Fu dengan tenang menjawab kalau Han Dong sudah gagal dalam kelasnya.
Han Dong tidak menyerah. Dia memohon belas kasihan Prof. Fu dengan berlutut di hadapan Prof. Fu. Dia menjelaskan kalau kampus-kan punya peraturan akan mengeluarkan mahasiswa yang gagal dalam 13 kelas. Jika, dia sampai di keluarkan, ayahnya akan membunuhnya! Dia meminta bantuan Prof. Fu.
“Jika kamu takut pada ayahmu, kamu seharusnya tidak gagal dari awal,” tegas Prof. Fu. “Kamu mencariku sekarang, apa gunanya?”
“Tolong, berikan aku satu kesempatan,” pinta Han Dong masih sambil berlutut.
Dan karena kelakuan Han Dong tersebut, banyak orang yang melihat. Termasuk Mu Zi dan temannya.
Prof. Fu meminta Han Dong untuk berdiri. Dia juga berkata kalau Han Dong adalah mahasiswa paling memalukan dari semua mahasiswa yang sudah pernah di ajarnya. Dia mengingatkan kalau Han Dong tidak pernah masuk kelas, tidak belajar dan tidak mengumpulkan tugas. Dan sekarang, berani mencari dosen untuk meminta bantuan ketika gagal. Dia bahkan marah karena Han Dong terus menerus menelpon ke rumahnya.
Han Dong hanya tersenyum dan menjawab kalau dia melakukan semua itu karena tidak punya cara lain lagi. Dia juga mengancam tidak akan bangun hingga Prof. Fu meluluskan-nya dari kelas Prof. Fu. Prof. Fu benar-benar kesal dan marah pada kelakuan Han Dong. Dan memutuskan untuk meninggalkan Han Dong.
“Fu Ming Zhi!” teriak Han Dong dan bangkit. Langkah Prof. Fu terhenti mendengar Han Dong memanggilnya dengan tidak sopan, “Aku yakin kau hanya frustasi karena kau gagal menjadi dosen tetap! Tidak heran mereka dengan marga Fu selalu berada di tempat kedua!” teriak Han Dong. “Kau menggagalkan 19 mahasiswa dari total 40 mahasiswa di kelas. Kau adalah penjelmaan iblis.”
Prof. Fu benar-benar marah mendengar-nya dan menunjuk ke arah Han Dong. Han Dong tidak takut dan balik menantangnya. Dia menyuruh Prof. Fu untuk tidak mengajar lagi atau dia akan di pecat.
“Mahasiswa sepertimu seharusnya sudah di keluarkan dari dulu!” marah Prof. Fu.
Han Dong yang kurang ajar, balik menantang prof. Fu untuk mengeluarkannya. Dia bahkan mendorong tubuh prof. Fu dan melayangkan tinju-nya ke wajah prof. Fu.
Dan Prof. Fu menangkap tinjunya, memelintir tangannya dan menendang perutnya dengan lutut.
Mu Zi terkejut melihatnya. Dia tidak menyangka walau Prof. Fu sudah tua, tetapi mampu bela diri.
Mu Zi dan teman-nya kembali ke kamar asrama usai mandi. Mu Zi terus bercerita mengenai kekagumannya pada prof. Fu. Temannya sampai kesal karena Mu Zi terus mengatakan hal yang sama dari tadi, kenapa Mu Zi tidak sekalian saja minta di ajarkan sedikit jurus belas diri sama Prof. Fu? Mu Zi tersenyum mendengar candaan temannya. Mu Zi bahkan berjanji tidak akan pernah membolos lagi dari kelas prof. Fu.
Saat masuk kamar, petugas asrama sudah menunggunya. Dia menginterogasi siapa yang memiliki hair dryer dan pemanas ketel yang di temukannya? Dan Mu Zi mengakui kalau itu miliknya. Dia mengeluarkan berbagai alasan tetapi petugas tidak peduli. Dia berkata akan mengurangi point Mu Zi karena sudah melanggar peraturan.
Saat petugas asrama keluar, kedua teman Mu Zi yang lain, Xiao Qiu dan Lao Ye, langsung memeluk Mu Zi dan memujinya sebagai malaikat. Mu Zi dengan kesal menyuruh mereka untuk tidak melempar setiap kesalahan padanya hanya karena dia punya point yang tinggi. Kan mereka yang paling sering menggunakan hair dryer dan pemanas ketel sehingga ketahuan. Xiao Qiu dan Lao Ye meminta maaf dan membujuk Mu Zi untuk tidak marah lagi, mereka bahkan bersedia untuk dihukum oleh Mu Zi.
Mu Zi memberitahu kalau dia tidak perlu sampai menghukum mereka, tetapi dia punya kabar buruk untuk mereka berdua. Mu Zi dan satu temannya tersenyum penuh arti. Xiao Qiu dan Lao Ye yang melihat hal itu, bisa menduga kalau Prof. Fu tadi mengabsen satu-satu. Mereka berdua langsung histeris karena keluar semenit lebih cepat dari kelas tadi. Sementara Mu Zi dan temannya bersorak kegirangan, mereka juga mengejek Xiao Qiu dan Lao Ye yang tadi tidak mau mendengarkan saat mereka menyuruh untuk tunggu sebentar dan tidak langsung keluar.
Chang Gong pulang ke rumah dengan mengendarai sepeda. Dia mendapat pesan pager dan karena itu dia segera pergi ke telepon umum. Orang di seberang, yang mengangkat telepon, menyuruh Chang Gong untuk segera ke rumah sakit sekarang. Pergi ke departement adiknya berjaga sebagai suster. Han Dong kena hajar.
Chang Gong panik mendengarnya dan segera mengendarai sepeda ke rumah sakit.
Chang Gong berlarian di lorong rumah sakit dan melihat Han Dong yang duduk di kursi lorong. Dengan panik, dia bertanya kondisi Han Dong dan bahkan menyuruh Han Dong untuk melakukan CT Scan.
Adik Chang Gong, Zhang Yao Yao, yang ada di sana, memanggilnya dengan kesal dan memberitahu kalau dia bekerja di dept. Urology, bukan Neurology. Chang Gong tidak mengerti dan bertanya apa maksudnya? Apa Han Dong baik-baik saja?
“Di bawah sana. Dimana lagi?” jawab Yao Yao dan menatap ke arah bawah Chang Gong.
(ngerti kan? Kan Han Dong pergi ke dept. Yao Yao kerja, itu berarti Han Dong terluka di bagian reproduksi pria, sesuai dengan apa yang di tangani dept. Urologi. Sementara Chang Gong awalnya mengira kalau Han Dong terluka di bagian kepala).
Chang Gong yang mengerti tertawa dan Han Dong yang merasa malu, menutupi wajahnya dengan jaketnya.
Seorang perawat memanggil Yao Yao untuk membantunya. Yao Yao mengerti dan sebelum pergi, Yao Yao memberikan pesan pada Han Dong, “Hindari segala aktivitas ‘di bawah’ saat di rumah.”
Han Dong malu dan mengusir Yao Yao untuk segera pergi. Chang Gong masih terus tertawa. Teman yang dari tadi mendampingi Han Dong, Wei Xiao Shan, memberitahu Chang Gong kalau Han Dong terluka ketika berkelahi dengan dosen yang ternyata kejam. Satu tendangan tepat di harta terpenting.
Chang Gong malah heran, bukannya Han Dong bilang akan memohon belas kasihan dosen, kenapa malah berkelahi? Han Dong merasa kesal dan menyuruh mereka untuk tidak terus mengejek-nya. Chang Gong dan Xiao Shan semakin tertawa.
Han Dong kemudian bicara dengan serius, dia punya dua kabar baik yang akan menyelesaikan masalahnya dan juga masalah Chang Gong yang pengangguran. Chang Gong heran, apa hubungannya?
"Pergi ke divisi marketing perusahaan ayahku. Cari Manager Liu besok," ujar Han Dong dan memberikan kartu nama Manager Liu pada Chang Gong.
Chang Gong langsung menolak, dia bisa mencari pekerjaan sendiri. Han Dong terus mendesaknya karena Chang Gong sudah menganggur lebih dari setengah tahun dan belum dapat kerja juga, jadi anggap saja ini sebagai batu loncatan. Chang Gong sangat berterimakash atas bantuan Han Dong. Han Dong menyuruhnya untuk tidak berterimakasih (karena mereka sahabat).
"Apa itu masih 'sakit'?" tanya Chang Gong menatap ke 'bawah' Han Dong dengan khawatir.
Han Dong menggeleng, "Aku masih belum punya pacar. Aku tidak akan membiarkan hal ini merusakku," tekad Han Dong.
Chang Gong dan Xiao Shan menyemangatinya. Mereka bahkan membantu Han Dong berjalan tetapi dengan cara berlari padahal Han Dong masih harus berjalan ngankang (hahahaha)!!
Malam hari,
Chang Gong online di PC dan masuk ke akun chat-nya. Username-nya : tangjiass. Saat dia masuk, seseorang dengan username : Koala segera mengirim pesan, kenapa dia di banned seharian kemarin dari chat room? Dia menyuruh tangjiass untuk tidak melakukan hal sembarangan hanya karena dia adalah admin. Dia meminta penjelasan yang jelas.
Dan ternyata, Koala adalah Mu Zi.
Chang Gong menjawab kalau dia bukanlah admin tetapi pembuat dari chat room tersebut. Mu Zi jelas heran mendengar istilah 'creator.'
Esok hari,
Chang Gong dengan memakai pakaian rapi dan jas bersiap pergi ke kantor mencari manager Liu. Ibunya jelas heran melihat Chang Gong yang sangat rapi dan mengira Chang Gong akan pergi ke job fair lagi. Chang Gong dengan bangga memberitahu kalau Han Dong mereferensikan-nya untuk bekerja di perusahaan ayahnya di bagian marketing, karena itu dia hendak pergi interview. Ibu jelas senang mendengarnya karena akhirnya Chang Gong akan bekerja.
Chang Gong sudah tiba di perusahaan dan bertemu dengan Manager Liu. Saat Chang Gong hendak memperkenalkan diri, Man. Liu sudah tahu kalau dia adalah teman Han Dong dan langsung meminta resume Chang Gong. Setelah itu, dia menyuruh Chang Gong untuk langsung pulang. Dia akan memberikan berkas Chang Gong ke HRD, dan jika ada posisi yang sesuai untuk Chang Gong, dia akan segera di hubungi.
Chang Gong jelas heran. Dia bertanya untuk memastikan, apa maksud Man. Liu sekarang ini belum ada posisi yang sesuai untuknya?
"Ada. Tetapi petinggi lain sudah memperkerjakan orang lain tadi pagi," jelas Man. Liu. "Aku juga tidak berada di posisi bisa memperkerjakanmu untuk posisi tersebut. Kami hanya butuh satu orang untuk memperbaiki komputer di kantor ini."
"Aku tidak hanya memperbaiki komputer. Aku juga bisa mengembangkan website."
Man. Liu malah menertawai Chang Gong, bagaimana mungkin Chang Gong yang lulusan SMK bisa lebih pandai dari yang lulus dari universitas? (Secara tidak langsung, dia memandang rendah kemampuan Chang Gong). Dia kemudian menyebut kalau Chang Gong itu beruntung karena bisa kenal dengan anak seorang CEO. Kalau tidak, mana mungkin HRD perusahaan mereka mau menyempatkan diri untuk melihat resume dengan kualifikasi seperti Chang Gong. Dia menyuruh Chang Gong untuk pulang saja dan menunggu kabar dari mereka.
Chang Gong segera mengejar manager Liu, dia memberitahu kalau dia lulus dengan nilai tinggi dan bahkan tidak ada masalah dengan kemampuan tekniknya. Dia bertanya apa Man. Liu mau mencari pegawai magang? Dia bersedia untuk bekerja sebagai pegawai magang walau tidak di bayar. Yang dia perlukan hanya pekerjaan.
"Kau tidak dengar yang kubilang? Pulang dan tunggu saja kabar!"
"Aku ingin interview yang adil," ujar Chang Gong.
"Kalau mau adil, kau bahkan tidak akan dapat kesempatan untuk bertemu denganku," beritahu Man. Liu merendahkan.
Tidak lama kemudian, Ayah Han Dong, CEO perusahaan tersebut, lewat dan berpas-pasan dengan mereka. Man. Liu segera menyapa dengan ramah. Chang Gong juga segera menyapa CEO Han dan memperkenalkan dirinya, Zhang Chang Gong, teman dari Han Dong.
CEO Han memandangi penampilan Chang Gong dari atas sampai bawah. Manager Liu segera menjelaskan kalau Chang Gong adalah teman Han Dong dan datang ke sini untuk bertemu dengannya mencari pekerjaan. Man. Liu menjelaskan kalau sebelumnya perusahaan mereka butuh teknisi komputer dan Chang Gong baru lulus dari SMk dengan jurusan komputer. Dia awalnya sudah setuju untuk memperkerjakan Chang Gong, tetapi Direktur Chen sudah memperkerjakakan seorang lulusan universitas pagi ini.
CEO Han menegur Man. Liu untuk tidak melaporkan semua itu. Lagipula, Direktur Chen kan bagian HRD, jadi dia yang punya keputusan untuk memperkerjakan siapa. Man. Han mengerti, jadi, dia segera memberikan resume Chang Gong ke bagian HRD untuk di tentukan apakah ada posisi yang sesuai untuk Chang Gong.
CEO Han mengajak Chang Gong untuk bicara di ruangannya.
Tags:
Love The Whole World