Sinopsis Lakorn : My Cinderella Girl Episode 01-3/5



Sinopsis Lakorn : My Cinderella Girl Episode 01-3/5
Images by : Channel 3

Kota New York
Seorang pria Thai, Pong, menghabiskan waktu di kamar hotel dengan seorang wanita bule. Selesai bersenang-senang, dia pergi ke kamar lainnya untuk menemui pacar Thai-nya, Vee. Tetapi, saat dia masuk ke dalam kamar, ayah Vee sudah menantinya dengan amarah. Dia hendak memukul Pong tetapi Vee menghentikannya. Vee kemudian merasa mual. Pong masih bingung dengan apa yang terjadi.
Thailand
Khun Pat (ibu Pong) memberitahu Vicky kalau Pong membuat masalah lagi dan kali ini dia menghamili seorang gadis bernama Veeree. Vicky menggerutu kalau Pong tidak pernah berubah dan selalu membuat masalah. Khun Pat malah menilai bahwa Vee tahu kalau Pong adalah anak orang kaya dan sengaja membuat Pong terikat dengannya.

Khun Barami turun dari kamar atas. Khun Pat memanggil suaminya itu dan menyuruhnya untuk bersiap karena mereka akan pergi ke America. Khun Barami menolak karena dia sibuk. Khun Pat marah mendengarnya, dia menegaskan kalau mereka harus pergi karena ayah Vee akan menuntut Pong karena sudah menghamili putrinya. Mereka harus menolong Pong, jika tidak, Pong akan masuk penjara. Khun Barami malah setuju jika Pong masuk penjara, mungkin dengan begitu Pong bisa sadar dan mulai bekerja. Jika Khun Pat terus melindunginya, Pong tidak akan pernah belajar dan akan mengulangi kesalahan yang sama. Khun Pat malah marah mendengarnya, dia menegaskan kalau Pong masih terlalu muda dan tidak mengerti apa yang benar dan salah. Dia kemudian memaki Khun Barami yang membuat anak mereka menjadi seperti ini karena Khun Barami adalah ayah yang tidak berguna.

Vicky menghubungi Phu dan memberitahu kalau dia tidak bisa hadir di acara P.Paul karena harus menemani ibunya ke America. Phu mengerti dan memuji keputusan Vicky yang bijak. Vicky menggerutu kalau sebenarnya dia ingin datang ke acara Phu, apalagi dia sudah memesan dress, khusus untuk acara tersebut. Phu menyarankan kalau Vicky sudah pulang, mereka bisa bertemu untuk merayakan acara ini dan Vicky bisa mengenakan dress-nya tersebut. Vicky senang mendengar hal tersebut.
“P’Phu. Aku benar-benar ingin menikah denganmu,” ujar Vicky tiba-tiba.
“Aku terkejut,” jawab Phu.
“Aku serius. Aku yakin kalau kamu akan menjadi kepala keluarga yang baik. Dan kamu tidak akan membiarkan wanita yang telah kamu pilih sebagai pasangan hidupmu untuk hidup dalam kesepian.”
“Vicky. Mengenai masalah pernikahan, aku tidak bisa memberikan jawaban. Karena aku tidak tahu apa yang akan terjadi ke depannya. Aku hanya tahu… jika aku punya anak, tidak peduli jika dia meninggal, hidup, baik ataupun nakal, aku tidak akan membuangnya. Atau membiarkannya hidup sendiri.”
“P’Phu, apa itu yang kamu rasakan terhadap ayahmu?” tanya Vicky.
“Ya. Aku merasa seperti itu. Tetapi, perasaan itu sudah hampir berakhir. Karena aku akan membuatnya melihat bahwa aku dapat membuat diriku bernilai. Tanpa bantuannya.”
Prim dan Rita sedang membongkar sebuah tempat penyimpanan pakaian. Rita memuji pakaian-pakain tersebut sangat indah. Dan milik siapa semua pakaian tersebut? Prim menjelaskan kalau pakaian itu milik dari istri Khun Preecha. Dan bibinya bilang kepadanya dulu, bahwa setelah Khun Pree bercerai dengan istrinya, istri Khun Pree tidak membawa apapun. Dan mantan istri Khun Pree menyuruh bibinya untuk mendonasikan semua pakaian tersebut. Tetapi, bibinya merasa sayang untuk membuang pakaian-pakaian tersebut sehingga dia menyimpannya. Tetapi, karena dirumah bibi tidak ada tempat untuk menyimpannya, maka di simpan di gudang rumah Khun Pree.
Rita senang mendengarnya, karena itu berarti mereka bisa memakai semua pakaian-pakaian tersebut. Prim membenarkan. Boot datang dan menyuruh mereka untuk tidak mencarikan baju dress untuknya, karena dia tidak suka menggunakan dress. Dia akan menggunakan apa yang dia sukai. Rita dan Prim tidak setuju, Boot harus mengenakan dress untuk ke pesta.

Dan akhirnya, mereka bertiga, dengan penampilan menawan tiba di acara pesta.
Saat di dalam gedung acara, Prim mengingatkan kedua temannya untuk bertingkah anggun dan jangan terlalu bersemangat. Baru selesai mengatakan hal seperti itu, Prim malah heboh sendiri melihat wanita-wanita tamu yang mengenakan sepatu terkenal. Dia bahkan hendak mengejar wanita - wanita tersebut untuk melihat sepatu mereka. Rita dan Boot dengan cepat menariknya, mereka mengingatkan Prim untuk bersikap anggun. Prim langsung tersadar.
Phu menyambut ibunya yang datang bersama ayah tirinya yang seorang bule. Ayah tiri Phu memuji Phu yang telah membuat brand sepatu-nya terkenal hingga keluar negeri. Jadi, karena itu, dia datang ke acara ini, sebagai wujud kalau dia merasa bangga dengan Phu. Phu senang mendengarnya dan mengucapkan terimakasih.
Touch masuk dan meminta izin untuk membawa Phu. Dia mempunyai urusan penting dan butuh bantuan Phu.

Touch menarik Phu ke depan piano di restoran. Phu bertanya heran, bukankah tadi Touch bilang kalau mau melamar Nam Wan usai acara selesai? Touch memberitahu dengan panik kalau tadi dia baru dengan kabar mengenai Nam Wan yang akan pergi ke Inggris malam ini karena ada urusan bisnis. Jadi, dia mengubah rencananya, dia akan melamar Nam Wan sekarang.
Phu memberitahu kalau dia harus pergi ke acaranya. Touch meminta tolong kalau dia hanya perlu bantuan Phu sebentar. Dia juga sudah menghubungi Wat, tetapi Wat tidak menjawab teleponnya. Dia sudah tidak bisa menunggu lagi. Phu mengerti dan setuju.
Touch menemui Nam Wan. Sementara Phu pergi ke depan piano dan mulai memainkan piano-nya dengan lagu romantis. Nam Wan jelas heran, kenapa Khun Phuree bermain piano?

Prim kebetulan lewat di sana dan melihat Phu yang sedang bermain piano. Dia teringat kalau Phu adalah orang yang waktu itu memberitahu kalau dia akan kalah lomba karena sepatunya tidak sesuai untuk wanita Thai. Boot dan Rita juga melihatnya dan merasa tidak asing dengan wajah Phu. Prim mengingatkan mereka kalau Phu adalah pria sarkastik yang mereka lihat di Charoen Rat. Boot langsung ingat dan merasa kalau dunia sangat kecil.
Prim menyuruh Boot dan Rita agar mereka segera ke tempat acara. Dia tidak mau kehilangan kesempatan lagi bertemu dengan pemilik dari P.Paul.
Phu sudah sampai pada bagian klimaks permainan piano-nya dan memberikan tanda pada Touch. Touch mengerti dan mulai melamar Nam Wan untuk menikah dengannya. Dia mengeluarkan cincin berlian-nya dan berjanji akan selalu menjaga dan mencintai Nam Wan. Tetapi, tiba-tiba, Nam Wan langsung berdiri dan beranjak pergi. Phu jelas terkejut dan berhenti bermain piano.
Touch mengejar Nam Wan dan bertanya kejelasan. Tetapi, Nam Wan beralasan kalau dia sibuk dan harus ke bandara sekarang juga. Touch meminta Nam Wan untuk menjawab dan jujur padanya.
“Aku sudah mencoba mencintaimu. Tapi, aku tidak bisa. Apalagi ketika kamu melamarku, aku menjadi semakin yakin. Kau bukan pria yang ku inginkan. Sampai jumpa Touch,” jawab Nam Wan tegas dan beranjak pergi.
Touch terkejut mendengar jawaban tersebut. Phu menghampirinya dan menepuk pundaknya memberi kekuatan. Dia mengajak Touch untuk ke acaranya. Tetapi Touch menolak, dia butuh waktu sendiri sekarang.
Prim tiba di tempat acara dan mendengarkan (atau lebih tepatnya menguping) pembicaraan pada tamu. Tamu-tamu itu mengomentari P.Paul yang mau bekerja sama dengan perusahaan InTouch. Salah seorang tamu memberitahu kalau pemilik dari P.Paul adalah teman dari pemiliki InTouch dan juga teman dari pemilik hotel ini. Itulah kenapa acara P.Paul di adakan di hotel ini. Prim terkejut mendengarnya.  

Boot dan Rita pergi ke tempat makanan pesta di sediakan. Di sana belum ada orang sama sekali, dan Boot memanfaatkan situasi. Dia mengeluarkan kantong plastik dari tas-nya dan mulai mengambil makanan. Rita jelas heran dan bertanya apa yang Boot lakukan? Boot menjelaskan kalau dia sedang menyimpan makanan untuk sarapan mereka bertiga besok. Rita terkejut dan menyebut Boot sudah gila karena mengambil makanan di acara orang. Boot memberitahu kalau semua makanan ini akan di buang jika bersisa, daripada sayang, lebih baik merekan bungkus. Dia menyuruh Rita untuk mengawasi dan dia yang akan mengambil makanan. Rita pun mulai mengawasi orang yang akan masuk dari depan.
Boot terus mengambil makanan dan tidak menyadari kalau Wat berdiri di sampingnya dan melihat kelakuannya itu. Dia mengira yang berdiri di samping adalah Rita, jadi, dia menyuruh Rita memegangi kantongnya yang sudah berisi penuh makanan. Karena tidak ada jawaban, dia berbalik dan terkejut melihat seorang pria berdiri di sampingnya. Wat mengajak Boot untuk bicara keluar.

Wat hendak memegang tangan Boot. Rita melihatnya dan berteriak agar Wat tidak memegang tangan Boot, tapi terlambat. Wat sudah memegang tangan Boot. Dan Boot secara refleks membanting Wat ke lantai dan membuat kantong plastik berisi makanan berhamburan jatuh. Hal itu tentu menarik perhatian semua tamu undangan.

1 Comments

Previous Post Next Post