Sinopsis C-Drama : MoonShine and Valentine Episode 15 - part 1


Broadcast Network        Tencent



Dijembatan. He Lan memuntahkan semua makanan yang dimakannya. Dan Hui Yan yang berdiri disebelahnya dengan lembut mengelus punggung He Lan. Lalu setelah He Lan sudah selesai memuntahkan semuanya, Hui Yan memberikan sebotol air bunga kepadanya.



“Maaf. Aku tidak akan membuatkan makanan manusia untukmu lagi,” kata Hui Yan dengan nada bersalah, karena telah membuatkan He Lan makanan manusia.

“Kamu bisa membuatkanku air bunga. Karena apa yang kamu buat itu begitu enak rasanya,” balas He Lan, memuji.

Mendengar pujian He Lan membuat Hui Yan menjadi senang. Dengan bersemangat ia menceritakan tentang berbagai jenis teh bunga yang dimiliki oleh manusia.



“Kamu hanya tidak terbiasa dengan makanan manusia. Sebenarnya masakanku lebih enak jutaan kali dibanding air bunga. Kamu tau, keluargaku hanya memakan masakanku. Aku punya seorang adik, dia tumbuh lebih tinggi daripadamu setelah memakan masakanku,” cerita Hui Yan, membanggakan dirinya sendiri.

“Benarkah? Ketika aku sembuh, aku pasti akan mencoba masakanmu,” balas He Lan dengan riang.


“Kamu belum tau? Aku kira kamu sudah tau. Bukankah Tuan Qing Mu mengatakan kamu akan segera sembuh?” tanya Hui Yan dengan kebingungan.

“Apa maksudmu?”

“Aku dengar seseorang berbicara dengan ketua Qing Mu. Mereka bilang sesuatu tentang … menyingkirkan kutukan,” jawab Hui Yan.

He Lan lalu menceritakan tentang apa yang diberitahukan oleh Ayahnya, yaitu ada satu obat yang bisa dipakai untuk menyembuhkan matanya, tapi obat tersebut yang bisa diambil ketika He Lan telah cukup umur. Dan mendengar itu Hui Yan tertawa karena merasa aneh.


“Bunga Iblis rubah. Aku tidak tau bagaimana rupanya, tapi itu berasal dari planet kami. Legenda menyebutkan bunga itu memiliki 12 kelopak. Orang yang membawa tanda ini, tidak akan bisa hidup melewati usia mekar,” jelas He Lan.

“Usia mekar? Apa itu?” tanya Hui Yan.

“Usia mekar itu berarti umur 24 tahun.”

“Oo.. untung aku tidak memiliki tanda itu,” balas Hui Yan, lega. Dan ia pun berharap agar He Lan bisa segera sembuh, jadi dia bisa memasakan makanan yang enak untuk He Lan.



Pi Pi terbangun dari tidurnya. Dan ketika ia melihat He Lan sedang tertidur dikursi disampingnya, maka ia pun mengambil selimut yang dipakainya dan lalu menyelimuti He Lan. Setelah itu ia turun kebawah dan pergi kedapur.



Pi Pi mengambil minuman untuk dirinya sendiri. Dan setelah itu ia membuatkan air bunga untuk He Lan. Namun saat ia kembali ke kamar, He Lan masih tertidur. Jadi ia pun tidak jadi memberikannya.



Pi Pi mengambil buku serta pena. Lalu mulai berpikir harus menulis bagaimana.

“Aku terus memanjakan diri sebelumnya dan tidak mengerti mengenai filosofi majalah. Aku kehilangan arah dalam prosesnya,” guman Pi Pi pada dirinya sendiri.



Qi Lin tampak sedih dan tidak bersemangat. Dan tepat disaat itu, Qian Hua datang untuk berbicara dengannya, jadi ia mempersilahkan Qian Hua untuk masuk kedalam apatermennya.

Lalu setelah masuk kedalam, tanpa berbasa- basi sama sekali. Qian Hua langsung membahas tentang pernikahan mereka berdua. “Tentu saja, kita melakukan ini hanya sebagai umpan agar Putri Zhao Yan keluar,” jelas Qian Hua dengan tegas.



Qi Lin tampak terluka. Ia menghabiskan minumannya dalam sekali teguk. Dan kemudian bertanya,” Dan kemudian? Kemudian apa? Kemudian kita akan bercerai? Kemudian kamu akan pergi dan meninggalkanku. Lalu semua tetua akan mengkritik ku. Semua saudaraku akan mengetawai aku. Setiap orang akan melihat ini.”


Qian Hua sama sekali tidak bisa menjawab. Ia meminum minumannya dan hanya diam. Dan Qi Lin pun melanjutkan,” Apa kamu bahagia sekarang? Aku telah melakukan begitu banyak hal untukmu selama bertahun- tahun. Tidakkah kamu… apa kamu tidak merasakan apapun?”


Saat Qian Hua masih saja diam dan tidak menjawab. Maka Qi Lin kembali melanjutkan,” Kamu tidak pernah peduli dengan perasaanku.”

Tanpa bisa menjawab sama sekali, Qian Hua keluar dan pergi begitu saja.



Dikantor. Qing Tan akan segera melahirkan, namun sebelum itu ia memberikan perintah dan pengarahan kepada semua karyawan yang ada, tentang apa yang harus mereka kerjakan dan selesaikan.

Tepat disaat itu Pi Pi datang untuk berbicara. Namun Qing Tan sama sekali tidak mendengarkan, karena ia sudah tidak punya waktu lagi untuk berbicara. Dan Qing Tan meminta agar Pi Pi tolong menghubungin ambulance untuknya.


Pi Pi membawa Qing Tan kerumah sakit. Disana Pi Pi terus mengikuti Qing Tan, ia memberitahu Qing Tan bahwa kali ini ia akan bekerja keras, jadi ia mohon agar Qing Tan mau memberikan kesempatan kepadanya.



Tepat disaat Pi Pi sedang berbicara, seorang pria mendekati Qing Tan sambil membawa hp untuk merekam. Lalu didepan ruangan seorang pria yang lain datang mendekati Qing Tan lagi dan ikut membantu. Dan melihat hal itu, Pi Pi menjadi agak heran.


Diluar ruangan melahirkan. Pi Pi menunggu sambil berdoa untuk Qing Tan yang sedang melahirkan didalam. Dan lalu ketika itu dua orang pria itu keluar dari dalam ruangan juga.


“Kamu ditendang juga?” tanya si pria yang merekam.

“Dia mengigitku,” balas si pria berkaca mata.

“Aku Feng Jian Guo,” kata si pria yang mereka, memperkenalkan dirinya.

“Zhang Cheng,” balas si pria berkacamata.

Saat melihat mereka berdua bersalaman, Pi Pi menjadi heran. Dan lalu dengan agak canggung Pi Pi memperkenalkan dirinya sendiri kepada mereka.



“Halo juga. Aku pacarnya,” balas Feng Jian Guo kepada Pi Pi.

“Aku ayah anak itu,” balas Zhang Cheng juga. Dan mendengar itu Pi Pi menjadi tambah heran dan kebingungan.

“Bukan. Bukan. Kami baru tau tentang bayi itu setelah kami bercerai,” kata Zhang Cheng menjelaskan, saat menyadari tatapan keheranan Pi Pi.

“Iya, dan kemudian dia bertemu aku,” tambah Feng Jian Guo.

“Oo.. iya,” balas Pi Pi.

“Ingat untuk mengirimikan tunjangan anak tepat waktu,” kata Feng Jian Guo kepada Zhang Chen. Dan mendengar itu, Pi Pi hanya bisa tersenyum dengan canggung.



Akhirnya Qing Tan telah selesai melahirkan. Di ruangan rawat, Qing Tan, Feng Jian Guo, dan Zhang Chen memperhatikan bayi mereka bersama- sama secara dekat. Sedangkan Pi Pi hanya berdiri disamping ranjang dan memperhatikan dari jauh.


“Ini begitu luar biasa. Dia melanjutkan garis darah ku,” kata Zhang Chen, saat melihat anaknya.

“Aku berencana untuk memiliki bayi lain dengan Qing Tan. Tapi melihat betapa sulitnya hari ini, aku tidak mau dia mengalami itu,” kata Feng Jian Guo. Dan Qing Tang tersenyum malu- malu.

“Kamu pikir melahirkan sulit? Membesarkan anak lebih sulit,” balas Zhang Chen.

“Ingat untuk mengirimikan tunjangan anak,” kata Feng Jian Guo, mengingatkan.

“Iya aku tau,” balas Zhang Chen.



Qing Tan berterima kasih kepada Pi Pi karena telah membantunya. Lalu Pi Pi pun memberitahukan niatnya yang ingin bekerja lagi. Dan Qing Tan menerima Pi Pi kembali dengan senang hati.

“Mengapa kamu tidak membantu Xiao Yu melanjutkan kasus Fang Jin Xue?” tanya Qing Tan. Dan dengan bersemangat Pi Pi membalas iya, dia akan berkerja dengan keras dan Pi Pi juga berterima kasih kepada Qing Tan.



“Oh ya. Jika kamu mau melanjutkan menjadi seorang reporter, kamu masih jauh dari kualifikasi. Jadi mengapa kamu tidak kembali sekolah dan mengambil program pascasarcana? Mmm… sebaiknya kamu pergi ke Universitas Hua bagian jurnalis,” Kata Qing Tan memberikan saran.

“Bisakah aku, kak Qing Tan?” tanya Pi Pi, ragu.

“Kamu pasti bisa,” balas Qing Tan, menyemangati.



“Anak kita juga akan pergi ke Universitas Hua bagian jurnalis,” kata Fang Jin Xue, ikut mengobrol.

“Anakku akan mengambil program pascasarjana dan program kedoktoran,” tambah Zhang Chen.


Dan mendengar itu, Pi Pi tertawa.

Post a Comment

Previous Post Next Post