Sinopsis Lakorn : My Cinderella Girl Episode 02-5/5



Sinopsis Lakorn : My Cinderella Girl Episode 02-5/5
Images by : Channel 3
Pong membuka pintu. Dan dia kecewa karena melihat Prim datang bersama orang lain, Boot. Prim memperkenalkan Boot padanya. Dan Boot melihat tajam ke Pong.
Pong mengundang mereka untuk masuk. Prim langsung to the point menyuruhnya untuk memberitahu apa yang ingin di konsultasikan karena mereka masih punya urusan lain. Pong meminta Prim menunggu sebentar karena saat ini calon kakak ipar-nya lagi di kamar mandi. Jadi, tunggu dia pergi, baru mereka bicara. Akhirnya, Prim dan Boot masuk ke dalam.
Wat sedang rapat bersama ayah dan para staff-nya. Para staff memberitahukan kalau pendapatan hotel menurun setengahnya. Dan karena itu, mereka harus memikirkan inovasi baru. Saat rapat, Wat malah menguap hingga ayah memandanginya tajam. Di tambah lagi, ponsel Wat berbunyi. Dari Phu yang meminta bantuan. Wat segera pamit keluar sebentar. Ayah Wat keluar dan melarang Wat untuk pergi dari rapat.
“Sekarang ini kau sedang di perhatikan dan di nilai apakah kau pantas untuk mengambil alih perusahaan ini sebagai president selanjutnya,” tegas ayah Wat.
Dan Wat dengan terpaksa tidak bisa menolong Phu.
Phu di kamar mandi menunggu Wat yang tidak kunjung datang. Dan sialnya lagi, dia tanpa sengaja menjatuhkan botol sabun yang terbuat dari keramik. Tentu saja, suara pecahan tersebut, membuat Pong dan para tamu menjadi panik. Pong memanggil - manggil nama Phu.
Boot heran mendengar nama Phu. Prim segera menjelaskan kalau Phu yang dipanggil Pong berbeda dengan Phu yang mereka kenal.  
Phu yang berada dikamar mandi juga panik. Prim mengira kalau ‘Phu’ yang ada di dalam pingsan. Pong segera pergi ke resepsionis untuk meminta bantuan membuka pintu kamar mandi. Prim menyuruh Boot untuk mendobrak pintu saja. Boot sudah berlari dan hendak mendobrak pintu tetapi Phu malah membuka pintu tepat di saat itu dan membuat Boot terjatuh. Phu keluar dengan mengenakan jubah mandi dan wajah penuh masker hitam. Pong jelas heran dan memanggilnya tetapi Phu malah lari.
Untunglah Phu bertemu dengan ibu dan ayah tirinya di lorong. Ibu segera membawa Phu ke kamarnya dan membantunya membersihkan wajahnya dari masker. Ibu menasehati Phu untuk jujur saja pada gadis itu daripada bersembunyi seperti ini. Phu merasa saatnya belum tepat. Dia masih belum mengerti alasan Prim sangat ingin bekerja di P.Paul. Dia merasa ada sesuatu yang lain.
Salah seorang pelayan hotel pergi menemui Prim dan memberitahu kalau Wat menyiapkan makan siang untuk Prim. Jadi, Prim, Boot dan Pong pergi ke tempat makan siang. Prim mengajak Pong membicarakan masalahnya sembari menunggu Wat agar tidak buang-buang waktu.
“Hal yang ingin ku konsultasikan. Khun Prim, apa kamu pikir aku akan aman tinggal di sini menghindari orang-orang yang mengeroyokiku kemarin?” tanya Pong yang tidak punya pertanyaan sebenarnya.
“Ya, menurutku harusnya aman. Karena preman yang menghajarmu kemarin, ku rasa tidak akan berani mencari masalah lagi. Jika kau tidak mencari mereka lagi.”
Pong mengerti dan memberitahu kalau dia hanya ingin membicarakan hal ini. Prim jelas kesal dan memberitahu kalau hal ini juga bisa di tanyakan di telepon. Pong malah memberitahu kalau dia ingin melihat wajah Prim. Boot langsung batuk-batuk mendengarnya dan Pong terlihat tidak menyukainya.
Pelayan datang dan memberitahu kalau Wat belum selesai rapat. Mungkin sekitar satu setengah jam lagi. Prim memberitahu pelayan kalau mereka akan pulang sekarang dan menyuruh Wat untuk menghubunginya jika ada sesuatu yang ingin disampaikan.
Pong mengejar Prim. Dia menawarkan tumpangan pulang. Prim menolak tetapi Pong memaksa. Akhirnya, Pong mengantarkan mereka. Tetapi, Prim meminta di hentikan di jalan besar dekat rumah. Pong menawarkan untuk mengantar sampai rumah tetapi Prim menolak. Dia kemudian pamit.
Saat berjalan pulang, Boot bertanya kenapa Prim tidak membiarkan Pong mengantar mereka sampai rumah seperti yang lain?
“Sudah berbohong pada Khun Wat dan anak buahnya (Phu dan Touch) membuatku sangat bersalah. Jangan menambah Khun Pong ke dalam daftar lagi,” jawab Prim.
Prim sampai di depan rumah paman dan bibinya. Tetangga melihatnya dan memberitahu kalau beberapa hari yang lalu ada 3 orang pria yang datang mencari paman dan bibi Prim. Ketiga pria itu sangat tampan seperti pra’ek (peran utama pria) di lakorn. Boot merasa curiga mengenai 3 orang pria tersebut. Dia segera mencari foto Wat di internet dan memperlihatkannya pada tetangga. Tetangga membenarkan dan ketiga pria itu juga menanyakan mengenai nama keponakan paman dan bibi Prim.
“Tapi aku tidak bisa ingat namamu. Jadi aku tidak memberitahu mereka,” beritah tetangga.
Prim lega karena tetangga lupa namanya. Tetapi, dia jadi khawatir.
Mereka sudah sampai di rumah Khun Pree. Boot menyuruh Prim untuk jujur sekarang juga, kalau tidak berani, biar dia yang mengatakannya.
“Boot, jangan. Mungkin saja mereka belum tahu apapun. Semakin kita menanyakan mereka, semakin itu membuat mereka curiga pada kita.”
“Jadi kau akan membiarkan hal ini menjadi tanda tanya?”
“Ini akan menjadi urusanku.”
Prim menyambut Phu dan Wat. Phu yang salah paham mengira kalau Prim memang mudah menemui Pong, memasang wajah jutek pada Prim.
Prim mengajak Phu untuk bicara tetapi Phu tidak mau mendengarkannya. Lama-lama, Prim jadi kesal juga.
“Ada apa denganmu? Apa yang membuatmu marah padaku?” tanya Prim.
“Tidak ada. Aku hanya tidak ingin melihat wajahmu.”
“Kenapa? Apa keraguan yang kau miliki padaku? Atau kau mengetahui sesuatu? Kau bisa mengatakannya langsung, Tua Phu!”
“Khun Wat memberitahuku kalau hari ini kau pergi mencari Khun Pong ke ruangannya.”
“Oh! Aku kira itu masalah besar.”
Phu marah melihat reaksi Prim yang seperti itu. Prim jelas heran kenapa Phu harus semarah itu. Phu juga kaget dengan reaksi-nya dan beranjak pergi. Prim menghentikannya, dia bertanya kenapa Phu mudah berubah-ubah? Hal itu membuatnya khawatir.
“Kau khawatir padaku? Atau kau hanya ingin aku membawamu bekerja di P.Paul?”
“Dapatkah kau berhenti melihatku seperti itu?”
“Itu karena aku tidak bisa menilaimu. Aku tidak tahu siapa dirimu sebenarnya! Aku hanya tahu bahwa kau bisa melakukan segala cara untuk mendapatkan hal yang kau inginkan.”
Prim kecewa mendengar hal itu. “Ya, itu diriku sebenarnya.”
“Biarku beritahu. Kau tidak akan bisa bekerja di P.Paul!”
“Kenapa?”
“Karena kau orang paling tidak tulus yang pernah ku temui,” tegas Phu.
Prim semakin kecewa dan marah mendengar hal itu, “Mulai dari sekarang, aku tidak akan memohon padamu mengenai masalah P.Paul lagi! Tapi, aku akan berjuang sendiri.”
“Jika kau merasa dirimu hebat, coba dan lihatlah!”
“Ingat perkataanku dan wajahku baik-baik. Suatu hari… aku akan bisa bekerja di P.Paul! Dan aku akan mendapatkan posisi yang lebih tinggi daripadamu! Lihat saja!” tekad Prim.

Post a Comment

Previous Post Next Post