Broadcast Network : Tencent
Dari pagi sampai malam, He Lan
selalu menunggu Pi Pi. Menunggu diluar bar saat malam hari. Menunggu diluar
kelas saat siang hari. Menunggu diluar kelas saat sore hari. Namun Pi Pi selalu
mengabaikan He Lan, walaupun He Lan menghampiri dan menyapanya.
Didalam kamarnya, Pi Pi merenung.
Dibar, Pi Pi menyibukan diri bekerja. Dan tanpa lelah, He Lan selalu menunggu
Pi Pi. Tapi dengan sengaja Pi Pi pura- pura tidak melihatnya, mengabaikannya,
dan pergi meninggalkannya begitu saja.
Pi Pi tanpa sengaja bertemu dengan
Xiumei didalam bar. Disana dengan ramah Xiumei menyapa Pi Pi, lalu karena
melihat pakaian yang dipakai oleh Pi Pi, maka Xiumei heran mengapa Pi Pi
bekerja disini, kepadahal He Lan begitu kaya.
“Ini adalah masalah keluargaku.
Tidak ada hubungannya dengan dia,” kata Pi Pi.
“Apa kamu masih kesal dengan lukisan
itu? Bukankah aku sudah bilang, kalau orang dalam lukisan itu adalah kamu?
Mengapa kamu merasa terganggu oleh mereka?” tanya Xiumei.
“Tapi aku pikir, mereka bukan aku,”
balas Pi Pi.
Xiumei menghela nafas dan bertanya
pada Pi Pi, apa Pi Pi menyukai He Lan. Namun Pi Pi terdiam, tidak menjawab.
“Dia menyukai kamu, kamu suka dia.
Jadi urusanmu adalah urusannya. Mengapa kamu tidak membiarkan dia berbagi
beban? Aku pikir kamu harus coba menempatkan dirimu sendiri dalam posisinya,”
kata Xiumei, menasihatkan. Lalu dengan suara kecil dia berbisik,”Manusia dan
rubah, saling mencintai itu tidak mudah. Bukankah itu sangat disayangkan, jika
kamu begitu mudah menyerah?”
Saat Pi Pi tetap terdiam. Xiumei pun
mengatakan kalau segala keputusan ada ditangan Pi Pi dan ia ingin Pi Pi memikirkan
itu. Setelah itu, Xiumei pun pamit dan pergi meninggalkan Pi Pi.
Lalu tepat disaat itu, seorang tamu
memanggil Pi Pi. Jadi Pi Pi datang mendekati si tamu sambil membawakan minuman,
lalu menuangkannya. Tapi tanpa sengaja, Pi Pi menumpahkan minuman yang
dituangnya dan Pi Pi pun langsung meminta maaf dan men-lap meja.
“Aku akan memaafkanmu, jika kamu
minum segelas denganku,” kata si tamu sambil menuangkan segelas minuman untuk
Pi Pi.
Pi Pi menolak, tidak mau minum. Tapi
sambil berteriak keras, si tamu memaksa Pi Pi untuk ikut bersamanya. Jadi
dengan terpaksa Pi Pi pun menerima gelas yang diberikan kepadanya. Tapi sebelum
Pi Pi meminum itu, He Lan datang mendekat dan menggantikan Pi Pi meminum itu.
“Siapa kamu? Mengapa tidak
memikirkan urusanmu sendiri? Kamu tau berapa harga nya ini?” teriak si tamu,
marah.
Tidak senang akan perkataan dan
sikap He Lan yang mau menarik Pi Pi untuk pergi. Maka si tamu pun menjadi
marah, dia berteriak dan menimbulkan keributan disana, membuat semua orang
terdiam dan menatap mereka.
“Maaf! Ini semua adalah salahku,”
kata Pi Pi, mencoba menenangkan si tamu. Tapi si tamu tetap marah, dia marah
kepada He Lan.
Manajer datang untuk menengahi
situasi. Dan si tamu pun mengadukan Pi Pi serta He Lan kepada si menajer.
“Bukan, menajer. Ini salah paham.
Aku minta maaf sekarang. Maaf. Aku minta maaf,” kata Pi Pi sambil membungkuk
kepada si tamu.
“Maaf, dia masih baru disini. Tolong
maafkanlah dia,” pinta si manajer.
“Maaf,” kata Pi Pi sambil membungkuk
sekali lagi kepada si tamu.
Si tamu tetap tidak terima, dia mau
He Lan juga meminta maaf kepadanya. Dan dengan cepat, Pi Pi menyuruh agar He
Lan pergi saja, tapi He Lan tidak pergi, dia membungkuk dan meminta maaf juga
kepada si tamu.
Si tamu akhirnya tenang. Dan si
manajer lalu meminta agar He Lan keluar dan Pi Pi menlanjutkan pekerjaannya.
Jadi He Lan pun keluar dari dalam bar. Pi Pi dengan cepat beralasan dan
mengikuti He Lan keluar.
Ketika Pi Pi keluar, ia melihat He
Lan yang sedang muntah- muntah. Pi Pi mendekati He Lan dengan raut wajah yang
khawatir.
“Mereka tidak memberikanmu waktu
yang sulit, kan?” tanya He Lan, penuh perhatian, mengkhawatirkan Pi Pi. Tapi Pi
Pi diam, tidak menjawab.
“Jika kamu tidak suka aku disini,
aku bisa pergi sekarang. Jangan marah,” kata He Lan, menyadari sikap Pi Pi.
“Mengapa kamu begitu baik padaku?
Apa itu karena Hui Yan? Dalam pikiranmu, dia dan aku adalah orang yang sama,
kan?” balas Pi Pi.
“Tidak… sejujurnya, kalian berdua
adalah orang yang sama. Tapi kamu juga bukan orang yang sama. Itu sulit untuk dimengerti,
tapi aku harap kamu tau kalau dari awal sampai akhir, hanya kamu orang yang
kucintai,” jelas He Lan.
Pi Pi mengakui kalau dia sudah jatuh
cinta pada He Lan. Tapi ia merasa tidak adil, karena ia tidak memiliki satupun
ingatan dari ribuan tahun lalu, hanya He Lan yang punya. Karena ia baru
mengenal He Lan selama beberapa bulan saja.
“Aku tidak tanya, kamu hanya suka
aku. Aku ingin ingatanku. Ingatan kamu dan aku. Kamu mengerti?” kata Pi Pi
dengan cepat.
He Lan mau menjelaskan, namun Pi Pi
terus saja berbicara. Jadi untuk menghentikan Pi Pi, maka He Lan memeluk Pi Pi.
Ia meminta agar Pi Pi menikah dengannya.
“Guan Pi Pi, menikahlah denganku,”
kata He Lan sambil menatap mata Pi Pi. Dan tanpa berbicara, Pi Pi menganggukan
kepalanya. Lalu bersama mereka saling berpelukan dan tersenyum satu sama lain.
Saling bermesraan dan sambil tertawa
dengan riang, He Lan dan Pi Pi pulang bersama kerumah He Lan sambil bergadengan
tangan. Dan ternyata pada saat itu, Qian Hua telah menunggu He Lan didepan
rumah. Lalu karena itu, maka Pi Pi pun pamit untuk pulang dan meninggalkan
mereka berdua.
Didalam rumah. He Lan menanyakan
kapan Qian Hua kembali, karena selama ini ia tidak ada mendengar kabar dari
Qian Hua, jadi ia khawatir terjadi sesuatu kepada Qian Hua.
“Maaf, aku telat beberapa hari,”
kata Qian Hua.
“Qian Hua, jika sesuatu yang buruk
terjadi, beritahu aku,” kata He Lan dengan perhatian.
“A Xi. Aku tau kamu akan melakukan
apapun untuk Shen Hui Yan. Tapi aku harap kita bisa menjadi egois untuk masalah
ini. Aku tau bagaimana menyelamatkan Hui Yan,” kata Qian Hua memberitahu dengan
sedih. Lalu melanjutkan, menceritakan semuanya.
“Ternyata semudah itu,” balas He Lan,
setelah Qian Hua selesai bicara.
“A Xi. Tolong dengarkan aku kali ini.
Aku bukannya meminta mu untuk tidak menyelamatkan Hui Yan. Aku hanya pikir kita
bisa menunggu sedikit lebih lama. Mungkin ada cara lain,” kata Qian Hua,
mengingatkan He Lan.
Tapi He Lan menggelengkan kepalanya,
tanda tidak setuju. “Itu tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Pi Pi benar-
benar tidak punya banyak waktu yang tersisa.”
“Mengapa tidak bisa kita tunggu? Hui
Yan akan ada lagi. Di masa yang lain dan tempat yang lain setelah itu. Mungkin
kita bisa menunggu sampai disana ada cara yang tidak membutuhkan sebuah
pengorbanan besar. Percayalah padaku. Disana akan ada cara untuk menyelamatkan
Hui Yan,” kata Qian Hua.
He Lan menghela nafasnya. “Qian Hua,
kamu masih tidak mengerti? Hui Yan sudah mati, dia tidak ada lagi. Aku saat ini
mau menyelamatkan Guan Pi Pi, bukan Hui Yan. Guan Pi Pi tidak bisa menunggu,”
kata He Lan dengan tegas.
Dan Qian Hua pun terdiam dengan
sedih. Mengangguk datang setuju untuk membantu dan mendukung keputusan He Lan.
Tags:
Moonshine and Valentine
Semangat terus....
ReplyDelete