Sinopsis Lakorn : My Cinderella Girl Episode 03-1/5



Sinopsis Lakorn : My Cinderella Girl Episode 03-1/5
Images by : Channel 3
Prim menenangkan dirinya di pinggir pantai. Dia merasa sedih karena tuduhan Phu padanya padahal dia tidak punya niat buruk sama sekali.

Khun Barami mengalami mimpi buruk. Dia bermimpi mengenai seorang wanita yang terjebak di dalam rumah yang terbakar dan meminta pertolongannya. Mimpi itu membuat Khun Barami terbangun dan nafasnya memburu.
New York
Khun Pat menghubungi Khun Barami dan memberitahu kalau Vee dan bayinya selaamt. Tetapi, ayah Vee tidak mau berdamai dengannya dan hal itu membuatnya malas untuk membujuknya lagi. Dia kemudian bertanya kenapa Khun Barami belum tidur? (Khun Pat menelpon dari New York di pagi hari, yang artinya di Bangkok masih malam hari).
“Kau pasti bermimpi mengenai ‘dia’ lagi,” ujar Khun Pat ketus.
Khun Barami tidak ingin mereka bertengkar lagi tetapi tidak dengan Khun Pat. Dia terus marah-marah dan bahkan mengatakan akan membelikan Khun Barami sebuah mobil seharga 20 juta baht agar Khun Barami dapat melupakan ‘perempuan’ rendahan itu.
“Selama kau punya hati yang tulus. Hanya itu yang dapat menyembuhkanku (tidak bermimpi buruk lagi),” jawab Khun Barami.
“Karena siapa semua ini? Kau yang membuat hal kotor itu padaku! Pada keluarga kita!” balas Khun Pat.
Khun Barami kesal juga lama-lama. Dia menegaskan kalau dia menelpon Khun Pat untuk memastikan keadaan Khun Pat bukan untuk bertengkar seperti ini. Khun Pat tambah marah lagi. Dia terus mengomel hingga Khun Barami mematikan telepon.
Vicky datang saat itu dan bertanya kenapa ibunya marah-marah. Khun Pat langsung menjawab kalau itu semua karena ayah Vicky, di mata ayah Vicky, dirinya hanya iblis. Tidak ada yang baik dari dirinya. Vicky berusaha menenangkannya, dia memberitahu kalau dari pandangannya, Khun Barami sangat mencintai Khun Pat. Khun Pat malah marah karena mengira Vicky membela ayahnya dan menyuruh Vicky untuk pergi saja.
“Aku tidak membela,” jawb Vicky.
“Tidak membela? Kau lihat saja, ayahmu tidak sebaik yang kau lihat.”
Usai mengatakan hal itu, Khun Pat masuk ke dalam kamarnya.
Boot dan Rita menemukan Prim yang sedang duduk di pinggir pantai setelah dari tadi mencari. Mereka merasa khawatir. Apalagi saat melihat Prim menangis. Boot bertanya apa yang sudah dilakukan Phu padanya? Prim memberitahu kalau Phu tidak percaya padanya.

Boot menasehati Prim untuk tidak mempedulikan perkataan Phu. Tetapi, Prim juga tidak tahu kenapa dia peduli, hatinya sakit mendengar hal itu. Boot akhirnya menyuruh Prim untuk menangis keras mengeluarkan semua rasa sakitnya, setelah itu, teruslah berjalan. Prim akhirnya menangis dalam pelukan Boot dan mengeluarkan semua rasa kecewa dan sakitnya terutama ketika Phu mengatakan kalau dia tidak akan pernah bisa bekerja di P.Paul.
Mereka tidak menyadari kalau Touch ada di dekat sana dan melihat Prim yang menangis di dampingi Boot dan Rita.

Touch menemui Phu dan mengungkapkan kekecewaannya pada Phu karena sudah membuat Prim menangis. Phu sendiri kaget karena mendengar Prim menangis. Dia merasa bersalah.

Saat sudah malam dan Touch sudah tertidur, Phu masih belum juga tertidur. Dia memikirkan pertengkarannya tadi sore dengan Prim. Prim juga tidak bisa tidur dan memikirkan hal yang sama.
Vicky menemui ayah Vee. Dan ayah Vee yang capek karena setiap hari di datangi oleh Vicky dan Khun Pat, akhirnya bersedia berdamai. Dia tidak akan lagi mengejar pertanggungjawaban Pong, tetapi dia mau mulai dari sekarang, keluarga Vicky jangan pernah lagi terlibat dengan keluarganya.
Vicky mengerti. Dia kemudian mengeluarkan amplop uang dan memberikannya pada ayah Vee. Dia mengatakan kalau itu amplop untuk biaya bayi Vee. Ayah Vee menolak menerimanya tetapi Vee memaksa dengan lembut. Dia menyuruh Ayah Vee untuk menerimanya dan anggap saja itu untuk bayi Vee. Ayah Vee akhirnya setuju.
Khun Pat kemudian memberikan surat perjanjian untuk di tandatangani oleh Ayah Vee. Itu surat untuk memastikan kalau ayah Vee tidak akan membawa Vee dan bayinya untuk meminta hak waris dari keluarga mereka. Vicky sendiri terlihat terkejut karena ternyata ibunya sudah menyiapkan hal seperti itu.
Subuh, Phu sudah bangun dan mau pergi olahraga. Touch sampai heran karena biasanya Phu tidak suka bangun di pagi hari. Tetapi, Touch tidak peduli juga, dia bangun pagi agar bisa menemui Prim. Karena biasanya Prim pagi-pagi akan pergi berdoa, siapa tahu dia akan bisa bertemu dengan Prim. Phu melarangnya, dia beralasan kalau Prim kan lagi sedih, jadi jangan di ganggu, yang ada malah Prim nanti ilfeel sama Touch. Touch yang tidak ahli sama sekali mengenai perempuan, percaya aja dengan omongan Phu.

Phu keluar dan melihat Prim yang juga hendak keluar dengan pakaian rapi. Phu mengintipnya dan heran kenapa Prim harus menangis padahal kan dia mengatakan hal yang benar. Dia hendak menghampiri Prim, tetapi gagal karena melihat Boot dan Rita yang keluar mengejar Prim.
“Aku barusan bangun dan melihat pesan yang kau tinggalkan. Kau yakin akan melakukan hal ini?” tanya Boot pada Prim yang mau pergi.
“Ya. Aku yakin. Aku sudah memikirkannya sepanjang malam. Meskipun aku tidak tahu alasan Tua Phu menuduhku tidak tulus, tetapi itu membuatku terluka. Itu membuatku merasa seperti orang yang jahat karena apa yang sudah ku lakukan. Jadi, aku akan berhenti melakukannya (berbohong mengenai dia orang kaya)!” jawab Prim.
“Tapi, kau yang bilang sebelumnya. Jangan biarkan omongan orang lain menghentikan mimpi kita,” ujar Rita.
“Aku tidak berhenti. Tetapi aku hanya melakukan hal yang benar.”
Boot dan Rita mengerti. Mereka hendak menemani Prim untuk pergi (sepertinya Prim ingin pergi ke hotel untuk mencari Wat dan mengatakan kebenarannya, bahwa dia dan teman-temannya bukanlah keponakan dari Khun Pree). Prim menolak, dia sudah membuat masalah untuk mereka, jadi dia ingin menyelesaikannya sendiri. Rita dan Boot mengerti dan memberikan semangan pada Prim.
“Su Su!” (semangat!)
Dan Phu mendengarkan pembicaraan mereka. Tetapi, dia tidak tahu kemana Prim akan pergi. Jadi dia penasaran.
Prim pergi dengan mengendarai kendaraan umum (oplet). Phu mengikutinya dengan naik taksi.
Pong menghabiskan waktu dengan teman-teman berandalannya. Dia minum-minum sampai mabuk dan tertidur. (Aigoo… si Pong ini benar-benar biang masalah!) Temannya membangunkannya dan memberitahukan kalau bos-nya, Hua Chana, barusan menelponnya. Bossnya mengundang mereka semua untuk berpesta di rumahnya. Di tambah lagi, mereka punya cemilan baru (narkoba). Dan sekali mereka mencoba cemilan itu, mereka pasti akan ketagihan hingga tidak ingin kembali lagi ke Bangkok! Pong tertarik mendengarnya.
Prim sampai di depan hotel Mook Talay. Phu masih terus mengikutinya dan heran, Prim datang ke sana untuk menemui Wat atau Pong? Phu mengikuti Prim masih dengan menggunakan pakaian olahraga dan tidak membawa apapun, jadi untuk bayar ongkos taksi, dia meminjam uang satpam yang ada disana. Untungnya, satpam itu sudah mengenal Phu dan tidak keberatan meminjamkan uang.
Pong saat itu juga kembali ke hotel. Dan saat dia hendak memarkir mobilnya, dia tidak melihat jalan dan asyik bermain ponsel. Dia hampir menabrak Phu yang sedang mengikuti Prim. Pong langsung keluar dan kaget karena melihat Phu. Prim melihat Pong dan menyapanya. Phu yang takut ketahuan langsung kabur dan mendorong tubuh Pong yang membuatnya menabrak Prim dan membuat dokumen yang dibuat Prim tercecer.
Pong membantu mengumpulkan dokumen Prim yang tercecer. Saat itu, dia melihat data diri Prim. Dia juga bertanya untuk apa Prim datang ke hotel? Prim menjawab kalau dia datang untuk bertemu dengan Wat.
“Lalu, untuk apa kau membawa dokumen itu?” tanya Pong.
“Err… Khun Wat mengenali pemilik P.Paul. Jadi, aku ingin meminta bantuan agar di perkenalkan ke pemilik P.Paul.”
“Ohoh! Khun Prim. Jika masalah itu, aku juga bisa membantu. Aku bahkan lebih mengenalnya daripada Khun Wat. Karena keluargaku dekat dengan keluarga P’Phu. Dan P’Phu adalah calon kakak iparku.”
Prim semangat mengenalnya. Apalagi saat tahu kalau P’Phu adalah orang yang tadi mendorong Pong. Dia segera berlari masuk ke hotel dan mencari ‘Phu’. Pong mengejarnya dan mengatakan kalau P’Phu mungkin sudah pergi. Dia kemudian menduga kalau mungkin P’Phu menghindari bertemu Prim karena sudah mendengar mengenai Prim dan Wat.
“P’Phu itu jenis orang yang tertutup,” ujar Pong.
“Benar. Itulah kenapa aku tidak pernah melihat wajahnya,” jawab Prim lemas.
“Jika Khun Prim ingin bertemu dengannya, aku bisa membantu mempertemukan. Hari ini akan di adakan pesta di rumah Boss Chana. Orang terkenal di daerah ini. P’Phu juga pasti datang,” bohong Pong.
Prim ragu. Tetapi, melihat dokumen yang sudah di bawanya dan impiannya, dia setuju untuk pergi ke pesta itu bersama dengan Pong.
Touch menunggu Phu yang tidak kunjung pulang padahal tadi hanya pergi jogging. Dia merasa khawatir.
 Prim menghubungi Boot dan memberitahu kalau dia akan pergi bersama Pong menemui pemilik P.Paul. Boot mengerti dan menyuruh Prim untuk terus memberikan kabar.
Boot juga kemudian memberitahukan hal ini pada Rita. Prim tidak jadi menemui Wat karena dia tidak sengaja bertemu dengan Pong. Jadi, ada perubahan rencana. Karena Pong juga mengenal Khun Phuree, putra tiri dari Mr.P. Jadi, Pong akan membawa Prim menemui Khun Phuree.
Touch kebetulan lewat dapur dan mendengar pembicaraan Boot dengan Rita. Dia jadi khawatir, ada yang tidak beres.

Post a Comment

Previous Post Next Post