Sinopsis Lakorn : Game Sanaeha Episode 2 - part 4



Network : Channel 3


Direstoran. Pen makan siang bersama si Produser yang sudah begitu baik membelikan dia berbagai barang. Dan dengan sikap perhatian, sebagai hadiah, Pen menyuapi si Produser.

Lalu si Produser yang merasa senang, menginginkan lebih lagi. Dia mengundang Pen untuk datang ke tempatnya.


Di dalam kamar mandi. Pen menggerutu tentang si Produser yang hanya membayar sedikit kepadanya, tapi malah mau mengambil keuntungan dari badannya. Dan lalu dengan cemas, Pen terpikir kan sebuah ide.



Selesai makan. Keluar dari mall. Pen berjalan sambil menggandeng tangan si Produser. Lalu Pen beralasan bahwa saat ini temannya sedang berada dirumah sakit, karena terjatuh dari atas apatermennya, jadi Pen berniat untuk mengujungin temannya itu.

“Aku akan mengunjungin apartermen mu lain kali ya,” kata Pen, beralasan.

“Baiklah. Aku akan pergi denganmu. Jika teman  mu baik- baik saja, maka kita bisa pergi ke apatermenku bersama,” balas si Produser yang ternyata tidak mudah dibodohi.



Pen panik dan beralasan bahwa dia tidak ingin merepotkan si Produser. Lalu dengan cepat Pen mengambil semua tas belanjaan miliknya dan mau pergi. tapi si Produser yang tidak mudah dibodohi menarik tangan Pen dan menghentikan Pen.

“Aku mengenal wanita sepertimu. Ketika sudah dibayar,” kata si Produser.

“Kamu pikir aku berbohong padamu, kan?” tanya Pen seolah- olah jujur.


Lalu karena itu, maka si Produser ingin merebut kembali barang- barang yang telah dia berikan kepada Pen. Tapi Pen tidak mau dan mengigit tangan si Produser. Sehingga karena itu, si Produser pun menjadi marah dan mau memukuli Pen.

Tapi sebelum si Produser sempat memukuli Pen, Wes yang berada disana menghentikan si Produser. Lalu karena malu, maka si Produser pun pergi dari sana.



Pen mendekati Wes dan memengang tangan Wes. Dia berterima kasih kepada Wes yang telah menolongnya. Dan kebetulan, Pat serta Vi juga berada disana. Tapi saat melihat Pne, Vin tampak sangat tidak suka.

“Pen! Aku yakin kalau Wonghet (Wes) tidak terluka. Lepaskan dia,” kata Vi.

“Apa kalian saling mengenal?” tanya Pat, heran.



“Apa harus kukatakan ya? Ya, kami saling mengenal,” jawab Vi sambil menatap sinis kepada Pen. Lalu dia mengajak Pat serta Wes untuk cepat pergi karena dia sudah memesan meja untuk mereka.

Pen bersikap seperti dekat dengan Vi. Dia menanyakan kenapa Vi tidak memperkenalkan temannya kepada dia. Dan mendengar  itu, Vi membalas bahwa itu tidak perlu, karena Pen dan dia tidak memiliki hubungan yang terlalu dekat.


“Menjadi berani tidak cukup. Kamu harus tahu peluang apa yang cocok untukmu,” kata Vi dengan sinis, menyindir. Lalu berjalan pergi diikuti oleh Pat dan Wes.



“Aku suka untuk memenangkan peluang yang paling rumit,” balas Pen dengan sinis, lalu dia memanggil dan mengikuti mereka bertiga. Pen berkata pada Wes bahwa dia ingin membayar Wes, karena telah menolongnya hari ini. Lalu sambil mengedipkan mata sekali kepada Wes, Pen pergi dari sana.



Pulang dari survey dilapangan.  Nok masuk ke dalam ruang kantor Ayahnya. Dan diatas meja, dia menemukan dua buah tiket konser untuk besok. Dan tepat ketika itu Sudjai masuk ke dalam, jadi Nok pun menanyakan tiket konser itu kepadanya.

“Er.. kamu mensponsori konser ini…” jawab Sudjai dengan terputus- putus, karena gugup.

“Dua ticket. Siapa pemilik yang lainnya?” tanya Nok. Dan Sudjai pun diam.



Sudjai menghubungin Khae dan meminta maaf untuk tidak menjaga tiketnya dengan baik. Dan kini Nok telah melihat serta mengambil tiket milik Khae itu.

“Apa kamu mau aku memberitahu Khun Wat untuk mencarikan tiket baru untukmu?” tanya Sudjai dengan gugup. Dan Khae hanya diam saja.



Malam hari. Wat ingin pergi menjemput Khae. Sedangkan Nai akan pergi langsung ke tempat acara untuk mengatur. Dan tepat ketika, mobil baru saja tiba, Wat menjadi heran kenapa supir mengeluarkan mobil besar, kepadahal dia mau menyetir dan pergi sendiri.

Lalu disaat itu, dari belakang, Nok yang baru keluar dari rumah, menyapa Ayahnya. Dia telah berdandan cantik ditemanin oleh Vi yang telah berdandan cantik juga.



“Pa, mengapa kamu pergi ke konser sendirian? Kamu perlu seseorang untuk pergi denganmu,” kata Nok.

“Apa kamu tahu konser apa ini?” tanya Wat.

“Nok memberitahuku, aku bisa, jadi aku setuju untuk ikut,” jawab Vi.

“Bagaimana kamu bisa lupa, pa? Aku suka mendengar lagu orkestra? Jika kamu lupa untuk mengajak ku lagi, maka aku akan ngambek,” kata Nok kepada Ayah.

Dan tanpa bisa melakukan apapun, Wat membiarkan Vi serta Nok untuk ikut. Lalu kepada Nai, dia meminta agar Nai memberitahu Khae tentang hal ini. Setelah itu, mereka pun pergi bertiga.



Dirumah. Khae telah berdandan cantik. Dan ketika Nai menelponnya, Khae ternyata sudah tahu bahwa Vi dan Nok akan ikut ke konser itu. Lalu karena itu, Nai pun tidak mau melanjut menjelaskan lagi, dia meminta maaf kepada Khae mewakili Wat serta berterima kasih kepada Khae yang sudah mau mengerti.

“Kamu tidak perlu berterima kasih padaku. Aku sadar apa yang aku lakukan,” kata Khae. Lalu Nai pun mematikan telponnya.



Diacara konser. Ternyata walaupun sudah tahu bahwa Vi dan Nok akan ke sana. Tapi Khae tetap pergi ke sana juga. Dan dengan pandangan penuh kebencian dia menatap kepada Wat, Vi, serta Nok.



Nai yang tanpa sengaja melihat kedatangan Khae pun menjadi panik. Dia menghampiri Khae dan membawa Khae untuk sedikit menjauh. Lalu dia memperingatkan tindakan Khae.

“Akankah kamu menjagaku seumur hidup ku. Jika Khun Nok membuat Ayahnya membuangku?” tanya Khae. Dan Nai terdiam.

“Aku pikir, aku tahu jawabannya. Itu mengapa aku harus mengurus diriku sendiri dengan caraku,” jawab Khae sendiri. Lalu berjalan mendekat ke arah Wat, Vi, serta Nok.


Dan Nai pun mengikuti Khae untuk menghentikannya. Namun Khae tidak mau mendengarkan. Sehingga Nai pun tidak bisa berbuat apapun lagi.

Disaat Nok yang ingin mengambil minum melihat mereka, dia pun menjadi terkejut.

Post a Comment

Previous Post Next Post