Network : Channel 3
Direstoran.
Pen makan siang bersama si Produser yang sudah begitu baik membelikan dia
berbagai barang. Dan dengan sikap perhatian, sebagai hadiah, Pen menyuapi si
Produser.
Lalu si
Produser yang merasa senang, menginginkan lebih lagi. Dia mengundang Pen untuk
datang ke tempatnya.
Di
dalam kamar mandi. Pen menggerutu tentang si Produser yang hanya membayar
sedikit kepadanya, tapi malah mau mengambil keuntungan dari badannya. Dan lalu
dengan cemas, Pen terpikir kan sebuah ide.
Selesai
makan. Keluar dari mall. Pen berjalan sambil menggandeng tangan si Produser.
Lalu Pen beralasan bahwa saat ini temannya sedang berada dirumah sakit, karena
terjatuh dari atas apatermennya, jadi Pen berniat untuk mengujungin temannya itu.
“Aku
akan mengunjungin apartermen mu lain kali ya,” kata Pen, beralasan.
“Baiklah.
Aku akan pergi denganmu. Jika teman mu
baik- baik saja, maka kita bisa pergi ke apatermenku bersama,” balas si
Produser yang ternyata tidak mudah dibodohi.
Pen
panik dan beralasan bahwa dia tidak ingin merepotkan si Produser. Lalu dengan
cepat Pen mengambil semua tas belanjaan miliknya dan mau pergi. tapi si
Produser yang tidak mudah dibodohi menarik tangan Pen dan menghentikan Pen.
“Aku
mengenal wanita sepertimu. Ketika sudah dibayar,” kata si Produser.
“Kamu
pikir aku berbohong padamu, kan?” tanya Pen seolah- olah jujur.
Tapi
sebelum si Produser sempat memukuli Pen, Wes yang berada disana menghentikan si
Produser. Lalu karena malu, maka si Produser pun pergi dari sana.
“Pen!
Aku yakin kalau Wonghet (Wes) tidak terluka. Lepaskan dia,” kata Vi.
“Apa
kalian saling mengenal?” tanya Pat, heran.
Pen
bersikap seperti dekat dengan Vi. Dia menanyakan kenapa Vi tidak memperkenalkan
temannya kepada dia. Dan mendengar itu,
Vi membalas bahwa itu tidak perlu, karena Pen dan dia tidak memiliki hubungan
yang terlalu dekat.
“Aku
suka untuk memenangkan peluang yang paling rumit,” balas Pen dengan sinis, lalu
dia memanggil dan mengikuti mereka bertiga. Pen berkata pada Wes bahwa dia
ingin membayar Wes, karena telah menolongnya hari ini. Lalu sambil mengedipkan
mata sekali kepada Wes, Pen pergi dari sana.
Pulang
dari survey dilapangan. Nok masuk ke
dalam ruang kantor Ayahnya. Dan diatas meja, dia menemukan dua buah tiket
konser untuk besok. Dan tepat ketika itu Sudjai masuk ke dalam, jadi Nok pun
menanyakan tiket konser itu kepadanya.
Sudjai
menghubungin Khae dan meminta maaf untuk tidak menjaga tiketnya dengan baik.
Dan kini Nok telah melihat serta mengambil tiket milik Khae itu.
Malam
hari. Wat ingin pergi menjemput Khae. Sedangkan Nai akan pergi langsung ke
tempat acara untuk mengatur. Dan tepat ketika, mobil baru saja tiba, Wat
menjadi heran kenapa supir mengeluarkan mobil besar, kepadahal dia mau menyetir
dan pergi sendiri.
Dirumah.
Khae telah berdandan cantik. Dan ketika Nai menelponnya, Khae ternyata sudah
tahu bahwa Vi dan Nok akan ikut ke konser itu. Lalu karena itu, Nai pun tidak
mau melanjut menjelaskan lagi, dia meminta maaf kepada Khae mewakili Wat serta
berterima kasih kepada Khae yang sudah mau mengerti.
Diacara
konser. Ternyata walaupun sudah tahu bahwa Vi dan Nok akan ke sana. Tapi Khae
tetap pergi ke sana juga. Dan dengan pandangan penuh kebencian dia menatap
kepada Wat, Vi, serta Nok.
Nai
yang tanpa sengaja melihat kedatangan Khae pun menjadi panik. Dia menghampiri
Khae dan membawa Khae untuk sedikit menjauh. Lalu dia memperingatkan tindakan
Khae.
Dan Nai
pun mengikuti Khae untuk menghentikannya. Namun Khae tidak mau mendengarkan.
Sehingga Nai pun tidak bisa berbuat apapun lagi.
“Er..
kamu mensponsori konser ini…” jawab Sudjai dengan terputus- putus, karena gugup.
“Dua
ticket. Siapa pemilik yang lainnya?” tanya Nok. Dan Sudjai pun diam.
“Apa
kamu mau aku memberitahu Khun Wat untuk mencarikan tiket baru untukmu?” tanya
Sudjai dengan gugup. Dan Khae hanya diam saja.
Lalu
disaat itu, dari belakang, Nok yang baru keluar dari rumah, menyapa Ayahnya.
Dia telah berdandan cantik ditemanin oleh Vi yang telah berdandan cantik juga.
“Apa
kamu tahu konser apa ini?” tanya Wat.
“Nok
memberitahuku, aku bisa, jadi aku setuju untuk ikut,” jawab Vi.
“Bagaimana
kamu bisa lupa, pa? Aku suka mendengar lagu orkestra? Jika kamu lupa untuk
mengajak ku lagi, maka aku akan ngambek,” kata Nok kepada Ayah.
Dan
tanpa bisa melakukan apapun, Wat membiarkan Vi serta Nok untuk ikut. Lalu
kepada Nai, dia meminta agar Nai memberitahu Khae tentang hal ini. Setelah itu,
mereka pun pergi bertiga.
“Kamu
tidak perlu berterima kasih padaku. Aku sadar apa yang aku lakukan,” kata Khae.
Lalu Nai pun mematikan telponnya.
“Akankah
kamu menjagaku seumur hidup ku. Jika Khun Nok membuat Ayahnya membuangku?”
tanya Khae. Dan Nai terdiam.
“Aku
pikir, aku tahu jawabannya. Itu mengapa aku harus mengurus diriku sendiri
dengan caraku,” jawab Khae sendiri. Lalu berjalan mendekat ke arah Wat, Vi,
serta Nok.
Disaat
Nok yang ingin mengambil minum melihat mereka, dia pun menjadi terkejut.
Tags:
Game Sanaeha