Network : Channel 3
Nok
ditemanin oleh dua orang karyawan untuk mengunjungin pabrik. Dan karyawan
Pertama (Berbaju putih) menanyakan apa Nok tidak mau ditemanin saja dengan Nai,
karena Nai mungkin bisa memberitahukan Nok tentang tugas seorang wakil.
“Tidak
perlu. Hanya hal kecil. Aku bisa melakukannya sendiri,” balas Nok.
Tiba-
tiba sebuah pesan masuk dari Departemen Line Group. Jadi karyawan kedua (Baju
Abu- abu) meminta izin untuk membaca sebentar. Lalu ketika si Karyawan 2
melihat apa yang dikirim kan di Line Group, dia menjadi sangat bersemangat dan
memberitahukan kepada semua karyawan yang lain untuk melihat juga.
Begitu
juga didalam kantor dan kantin. Semua orang berkumpul untuk melihat wawancara
langsung Nai yang berhasil memenangkan ‘Pengusaha Sosial tahun ini’ dengan
perkataan nya yang luar biasa yaitu,’Sampah lebih berharga dari pada emas’. Dan
Nai disebut sebagai Pangeran Daur Ulang (The Prince of Recycle).
“Siapapun
yang memiliki pelinghatan buruk. Tolong kenakan kacamata. Sebab kamu mungkin
tidak bisa melihat dengan jelas betapa tampannya Bos ku!” jelas Jomyuth kepada
semua orang. Dan mereka setuju.
Mengetahui
hal itu, Nok sama sekali tidak tertarik. Dia meminta si karyawan 2 untuk
mematikan Line Group, karena saat ini dia sedang sangat serius mau mengunjungin
Pabrik. Dan mendengar itu karyawan 2 agak berat untuk mematikan Line Group nya, maka dari itu dia membiarkan karyawan 1
saja yang menemanin Nok.
Didalam
wawancara, Nai ditanyakan tentang betapa pentingnya bisnis ini bagi dunia,
menurut pendapat Nai. Dan Nai lalu menjelaskan.
Jika kita tidak membuang sampah, maka barang akan menjadi lebih
mahal dari hari ini. Selain itu, sumber daya penting seperti hutan dan energi
alam kita akan mudah habis.
Dalam satu hari, orang membuat sampah sekitar 1kg/orang. Dari
1kg ini, kita sebenarnya bisa mendaur ulang dan menggunakannya kembali sekitar
85%. Tapi kita tidak memisahkan limbah yang tepat. Jadi hanya bisa digunakan
30% saja.
Dalam sehari, kita bisa membuang sampah dengan begitu mudah. Itu
seperti kita telah membuang uang, tanpa menyadari hal itu.
“Pendapatan
rata- rata dari bahan daur ulang adalah sekitar 10 baht/ kg. Kita memiliki 70
juta orang. Jika kita mengumpulkan semuanya dari setiap orang, maka dalam satu
hari kita mendapatkan pendapatan dari daur ulang, lebih dari 500 juta baht,’”
jelas Nai.
Karyawan
1 menjelaskan kepada Nok bahwa kebanyakan bahan daur ulang dipabrik mereka
adalah plastik. Dan Nok pun memperhatikan dengan seksama bagaimana setiap orang
bekerja dan memilah plastik yang ada.
Disisi
lain. Ada Nai yang sedang menjelaskan tentang sampah yang berada di pabriknya.
Jika sampah dicampur, tanpa dipisahkan, maka itu dipanggil sampah dan harganya
2 baht/kg.
Tapi
jika mereka memisahkannya. Maka Botol Plastik bening bisa berharga 9 baht/kg.
Botol plastik buram bisa berharga 11 baht/kg. Buku catatan 2 baht/kg, tapi
kalau sampulnya dilepaskan, maka kertas putih pada buku bisa berharga 7
baht/kg. Kaleng aluminium 1 baht per/ kaleng.
Setiap
orang yang menonton dan mendengarkan penjelasan Nai, mereka tampak kagum kepada
Nai.
Untuk
sampah elektronik. Seperti prosesor komputer, mereka akan bisa mendapatkan
99,99% emas murni.
Beberapa sampah tidak bisa di daur ulang. Tapi bisa menjadi
bahan bakar. Sampah padat (sprt makanan) bisa menjadi pupuk untuk pohon. Jadi
jika kita menempatkan setiap hal ketempat yang benar, maka kita akan bisa
menggunakannya lagi dan membuat nya lebih
bermanfaat.
“Kemudian,
kita tidak memiliki hal yang disebut ‘sampah’ didunia ini,” jelas Nai.
Setiap
sampah daur ulang. Seperti plastik yang telah dipisahkan menurut jenisnya,
mereka di hancurkan dan diproses ulang, menjadi bermacam- macam hal yang bisa
digunakan kembali.
Karyawan
1 menjelaskan dan menunjukan berbagai hasil barang yang dihasilkan dari bahan
daur ulang kepada Nok.
Untuk
membuat kertas, mereka perlu untuk memotong sekitar 60 pohon, yang mana
memerlukan waktu 30 tahun untuk tumbuh. Jadi dengan menggunakan bahan daur
ulang, kita bisa mengurangin memotong pohon dan menghemat energi dalam
produksinya.
“Jika
sumber daya kita habis, walaupun kita punya uang, kamu tidak bisa membeli
mereka. Daur ulang bisa menolong menyelamatkan dunia dan hidup kita,” jelas
Nai, mengakhiri wawancaranya.
Karyawan
1 menanyakan pendapatan Nok tentang pabrik mereka. Dan Nok membalas bahwa
Ayahnya memiliki sistem perencanaan yang baik. Itu mengapa seseorang (Nai)
seperti itu bisa mendapatkan pujian dengan begitu mudah.
Dan
mendengar itu, karyawan 1 agak sedikit tidak menyangka. “Owh… begitu kejam.”
Ketika
masuk kedalam kantor. Nok sedikit heran ketika mendengar seorang karyawan
berteriak 268… 269… 270! Sedangkan karyawan lain yang mendengar itu tampak
sangat senang sekali dan mereka melemparkan setiap kertas yang mereka pegang.
Lalu
Ayah masuk apa yang terjadi kepada Nok. Perusahaan tambang di Chili mengurangin
produksi dan menaikan harga menjadi dua kali lipat. Sehingga karena itu,
perusahaan mereka yang mendapatkan proyek itu dan hanya dengan sekali kedipan
mata, mereka mendapatkan sekitar 30 juta baht.
Dan
mendengar itu, Nok pun menjadi senang dan memuji Ayahnya. Tapi sayangnya, orang
yang berhasil melakukan itu adalah Nai.
Lalu
dengan bangga, Ayah menghampiri Nai dan berterima kasih kepada Nai. Dan kepada
setiap orang, dia memberikan 3 bulan bonus untuk tahun ini. Tentu saja dengan
gembira setiap orang tertawa. Tapi tidak dengan Nok, dia tampak tidak senang
dengan keberhasilan Nai.
Ketika
Vi sedang bertelponan dengan temannya diarea rumah sakit, tiba- tiba saja
seorang Bibi yang berjalan didepannya terjatuh ke arahnya, karena sesak nafas.
Dan melihat hal itu, Vi pun menjadi panik karena dia tidak memiliki inhaler.
Lalu
tepat disaat itu, seorang pria berpakaian putih datang dan membantu Vi. Dia
memembatu si Bibi untuk duduk dibangku rumah sakit yang lebih nyaman. Dan
melihat itu, Vi menjadi terpesona kepada si Pria.
“Apa
kamu kerabatnya?” tanya si Pria. Tapi VI tidak menjawab, karena masih terlalu
terpesona kepada si Pria. Jadi si Pria pun mengulangin pertanyaannya.
“Aku?
Tidak. Aku hanya berjalan disekitar sini,” jawab Vi.
“Bisakah
kamu menjaga Bibi ini sebentar? Aku akan menanyakan pada staf, apa ada kursi
roda,” jelas si Pria. Lalu pergi.
“Aku
tidak pernah mengira. Dirumah sakit, aku akan menemukan seorang pria tampan
dengan premium grade seperti ini,” kata Vi terpesona melihat si Pria.
Vi
menemui temannya (Pat) dan menanyakan tentang presenter untuk acara amal tahun
ini. Lalu ketika dia melihat si Pria tampan tadi, dia pun memberitahukan kepada
Pat.
“Aku
barusan bertemu dia! Dia begitu baik, keren, dan pintar! Jika presenter mu
tidak sesempurna dia, maka minta saja dia langsung,” kata Vi memuji si Pria.
“Apa
kamu pernah bertemu Wes sebelumnya?” tanya Pat.
Dan
mendengar itu, Vi pun menjadi heran kenapa Pat bisa tau nama si Pria. Dan
ternyata Wes adalah presenter untuk acara amal hari ini.
Wes
mendekati Pat dan memberikan salam. Wes memanggil Pat dengan sebutan ‘Mom’ dan
mendengar itu Vi menjadi sangat terkejut, karena ini sebuah kebetulan.
“Wes,
ini adalah Bibi Visakha, temanku. Dia pernah mengunjungin rumah kita
sebelumnya,” kata Pat memperkenalkan Vi kepada anaknya.
“Halo.
Itu mengapa kamu terlihat familiar ketika kita bertemu barusan,” sapa Wes.
“Tapi
aku tidak familiar denganmu. Sebab kamu telah tumbuh dewasa begitu banyak dan
sangat tampan!” puji Vi dengan senang.
Acara
rekaman dimulai. Wes bersama dengan seorang presenter wanita berjalan. Sedangkan
Vi dan Pat duduk sambil memperhatikan rekaman mereka dari layar. Dan Vi
memberitahu Pat bahwa kini dia sedang mencari seorang pria untuk anaknya Nok.
“Itu
apa yang kupikirkan. Jadi aku membiarkan kamu bertemu dengan dia hari ini,”
kata Pat. Dan dengan senang, Vi setuju.
Dikantor.
Wat meminta Nai untuk menjaga Nok. Karena sebenarnya sebagai ketua Nok tidak
perlu turun ke lapangan, tapi Wat ingin Nok belajar dari dasar. Dan Nai setuju
dengan Wat, lalu dia meminta agar Wat tidak perlu khawatir, karena Nok pasti
akan melakukan yang terbaik untuk proyek ini.
“Nai.
Walaupun aku senang, Nok ingin bekerja denganku. Tapi aku ingin memberitahumu,
aku tidak pernah berpikir untuk membiarkan dia menggantikan tempatmu. Tapi aku
menginginkan kalian berdua untuk bekerja dan menjaga perusahaan ini bersama,”
jelas Wat.
“Terima
kasih, paman. Aku baik- baik saja. Aku tau statusku,” balas Nai.
Wat
meminta agar Nai tidak perlu merendah. Karena Nai sangat hebat, jika Nai keluar
maka akan ada banyak perusahaan yang menerima Nai. Atau jika Nai membuka
perusahaan baru, maka Nai akan menjadi saingan yang berbahaya. Dan Wat tau
kalau Nai tidak akan melakukan itu.
Lalu
mengenai Nok, Wat mengatakan bahwa Nok hanya salah paham saja kepada Nai. Dan
Wat berharap Nai bisa mengubah pola pikir Nok itu dan membuat Nok percaya. Jadi
dengan begitu mereka akan bisa saling membantu perusahaan ini.
Nok
yang mau pergi untuk melakukan survey
lapangan, ditahan oleh si karyawan 1 (Sudjai). Karena Wat telah memerintahkan
Nai untuk mengajari Nok, tapi tentu saja Nok tidak mau dan ingin pergi sendiri.
Lalu
Nai datang dan mengatakan bahwa dia akan mengantarkan Nok kesana. Tapi Nok yang
tidak mau, menuduh Nai,”Kamu mungkin takut kehilangan posisi mu. Itu mengapa
kamu tidak bisa membiarkan ku lepas dari padanganmu!”
“Ok.
Jika kamu begitu percaya diri seperti ini. Maka jangan melarikan diri. Apa kamu
tidak cukup berani untuk membiarkanmu melihat?” tantang Nai.
Sudjai yang berdiri ditengah mereka, ternyata telah menahan nafas dari tadi, saking tegangnya.
Nai
mengeluarkan mobilnya dari parkiran. Dan lalu Nok yang menunggu didepan, dia
membuka pintu belakang mobil untuk duduk dibelakang. Tapi Nai menahan Nok dan
menyuruh agar Nok duduk di depan, karena dia bukanlah supir Nok.
“Kamu
menyetir untukku kemarin,” protes Nok.
“Aku
menyetir untuk anak Ketua kemarin. Tapi sekarang kamu adalah seorang staf. Dan
posisiku lebih tinggi daripada kamu,” balas Nai.
Nai
lalu membukakan pintu depan mobil untuk Nok. Dan dengan kesal serta terpaksa,
maka Nok pun masuk kedalam dan langsung menutup pintu mobil dengan kasar.
Sesampainya
dilokasi, yaitu area pembuangan sampah. Nai menjelaskan kepada Nok bahwa
masyarakat menghubungin mereka untuk mengajar dan merencakan tentang manajemen
pembuangan dia area ini. Dan disini ada semua komunitas pusat di Moo 1, jadi
mereka akan menemui ketuanya disana nanti.
Nok
menyuruh agar Nai membuka jendela kacanya. Dan lalu Nok memfoto sampah- sampah
itu. Tapi dengan sengaja, Nai menutup kembali kaca jendelanya, karena tujuan
Nok kesini adalah untuk melakukan survey, jadi bila Nok hanya melihat dari jauh
seperti ini, maka Nok tidak akan bisa melihat jenis sampah apa yang ada disana.
Dan itu adalah hal yang penting untuk mereka bisa membuat perencaan dalam
menyelasaikan masalah yang ada.
Tentu
saja Nok tidak senang dengan itu. Tapi Nai lalu mengancam untuk kembali, karena
dia tidak peduli dengan ini, sebab ini adalah proyek milik Nok. Jadi lalu
karena itu, maka dengan terpaksa Nok memakai masker dan keluar dari mobil.
Nok
mengeluh dan tidak mau. Lalu Nai menjelaskan bahwa jika sampah dibiarkan terus
bertambah, maka tidak terbayangkan apa yang akan terjadi dimasa depan. Dan
karena Nok masih tidak mau, maka Nai melepaskan jas nya dan menawarkan diri
untuk memotret.
Dengan
agak tidak sabaran. Nok meminta si Ketua untuk membantunya mengumpulkan informasi.
Dan karena sedang ada pertandingan tinju di TV yang sedang tayang, maka si
Ketua meminta agar Nok menunggu sampai itu selesai dulu.
Untuk
mendekatkan diri dengan para warga. Nai memutuskan untuk bergabung menonton
acara tinju bersama dengan mereka semua. Sedangkan Nok yang ditinggal
sendirian, dia menelpon seseorang dan mengeluh dengan kesal.
“Oops!”
kata semua warga yang terkejut dengan ke galakan Nok.
“Aku
minta maaf ya bro. Untuk membuat pacar mu marah karena pertandingan tinju,”
kata si Ketu sambil tertawa.
“Dia
bukan pacarku,” balas Nai.
Dan Nai
pun menjelaskan bahwa mobil ini dia dapatkan dari mendaur ulang sampah yang
ada. Lalu dengan kagum , semua warga menyentuh
mobil milik Nai.
“Mereka
bilang padaku bahwa mereka ingin menjual sampah mereka kepada kita. Ketika kita
mengajari mereka bagaimana cara memisahkan sampah yang ada,” jelas Nai. Dan Nok
diam.
“Aku
harus! Aku percaya tidak ada yang pernah mengajarimu. Itu mengapa kamu menjadi seperti ini. Oh ya,
tolong urus proyek ini. Ini hanya awal, karena masih ada banyak hal yang perlu
dilakukan,” kata Nai, mengajari Nok.
“Aku
kalah pada game ini. Tapi selanjutnya aku akan menang,” balas Nok dengan kesal.
Tags:
Game Sanaeha