Sinopsis Lakorn : Game Sanaeha Episode 2 - part 3

Network : Channel 3

Nok ditemanin oleh dua orang karyawan untuk mengunjungin pabrik. Dan karyawan Pertama (Berbaju putih) menanyakan apa Nok tidak mau ditemanin saja dengan Nai, karena Nai mungkin bisa memberitahukan Nok tentang tugas seorang wakil.

“Tidak perlu. Hanya hal kecil. Aku bisa melakukannya sendiri,” balas Nok.


Tiba- tiba sebuah pesan masuk dari Departemen Line Group. Jadi karyawan kedua (Baju Abu- abu) meminta izin untuk membaca sebentar. Lalu ketika si Karyawan 2 melihat apa yang dikirim kan di Line Group, dia menjadi sangat bersemangat dan memberitahukan kepada semua karyawan yang lain untuk melihat juga.



Begitu juga didalam kantor dan kantin. Semua orang berkumpul untuk melihat wawancara langsung Nai yang berhasil memenangkan ‘Pengusaha Sosial tahun ini’ dengan perkataan nya yang luar biasa yaitu,’Sampah lebih berharga dari pada emas’. Dan Nai disebut sebagai Pangeran Daur Ulang (The Prince of Recycle).

“Siapapun yang memiliki pelinghatan buruk. Tolong kenakan kacamata. Sebab kamu mungkin tidak bisa melihat dengan jelas betapa tampannya Bos ku!” jelas Jomyuth kepada semua orang. Dan mereka setuju.



Mengetahui hal itu, Nok sama sekali tidak tertarik. Dia meminta si karyawan 2 untuk mematikan Line Group, karena saat ini dia sedang sangat serius mau mengunjungin Pabrik. Dan mendengar itu karyawan 2 agak berat untuk mematikan Line Group  nya, maka dari itu dia membiarkan karyawan 1 saja yang menemanin Nok.


Didalam wawancara, Nai ditanyakan tentang betapa pentingnya bisnis ini bagi dunia, menurut pendapat Nai. Dan Nai lalu menjelaskan.


Jika kita tidak membuang sampah, maka barang akan menjadi lebih mahal dari hari ini. Selain itu, sumber daya penting seperti hutan dan energi alam kita akan mudah habis.



Dalam satu hari, orang membuat sampah sekitar 1kg/orang. Dari 1kg ini, kita sebenarnya bisa mendaur ulang dan menggunakannya kembali sekitar 85%. Tapi kita tidak memisahkan limbah yang tepat. Jadi hanya bisa digunakan 30% saja.

Dalam sehari, kita bisa membuang sampah dengan begitu mudah. Itu seperti kita telah membuang uang, tanpa menyadari hal itu.


“Pendapatan rata- rata dari bahan daur ulang adalah sekitar 10 baht/ kg. Kita memiliki 70 juta orang. Jika kita mengumpulkan semuanya dari setiap orang, maka dalam satu hari kita mendapatkan pendapatan dari daur ulang, lebih dari 500 juta baht,’” jelas Nai.



Karyawan 1 menjelaskan kepada Nok bahwa kebanyakan bahan daur ulang dipabrik mereka adalah plastik. Dan Nok pun memperhatikan dengan seksama bagaimana setiap orang bekerja dan memilah plastik yang ada.



Disisi lain. Ada Nai yang sedang menjelaskan tentang sampah yang berada di pabriknya. Jika sampah dicampur, tanpa dipisahkan, maka itu dipanggil sampah dan harganya 2 baht/kg.

Tapi jika mereka memisahkannya. Maka Botol Plastik bening bisa berharga 9 baht/kg. Botol plastik buram bisa berharga 11 baht/kg. Buku catatan 2 baht/kg, tapi kalau sampulnya dilepaskan, maka kertas putih pada buku bisa berharga 7 baht/kg. Kaleng aluminium 1 baht per/ kaleng.

Setiap orang yang menonton dan mendengarkan penjelasan Nai, mereka tampak kagum kepada Nai.




Untuk sampah elektronik. Seperti prosesor komputer, mereka akan bisa mendapatkan 99,99% emas murni.

Beberapa sampah tidak bisa di daur ulang. Tapi bisa menjadi bahan bakar. Sampah padat (sprt makanan) bisa menjadi pupuk untuk pohon. Jadi jika kita menempatkan setiap hal ketempat yang benar, maka kita akan bisa menggunakannya lagi dan membuat nya lebih  bermanfaat.

“Kemudian, kita tidak memiliki hal yang disebut ‘sampah’ didunia ini,” jelas Nai.



Setiap sampah daur ulang. Seperti plastik yang telah dipisahkan menurut jenisnya, mereka di hancurkan dan diproses ulang, menjadi bermacam- macam hal yang bisa digunakan kembali.

Karyawan 1 menjelaskan dan menunjukan berbagai hasil barang yang dihasilkan dari bahan daur ulang kepada Nok.



Untuk membuat kertas, mereka perlu untuk memotong sekitar 60 pohon, yang mana memerlukan waktu 30 tahun untuk tumbuh. Jadi dengan menggunakan bahan daur ulang, kita bisa mengurangin memotong pohon dan menghemat energi dalam produksinya.


“Jika sumber daya kita habis, walaupun kita punya uang, kamu tidak bisa membeli mereka. Daur ulang bisa menolong menyelamatkan dunia dan hidup kita,” jelas Nai, mengakhiri wawancaranya.



Karyawan 1 menanyakan pendapatan Nok tentang pabrik mereka. Dan Nok membalas bahwa Ayahnya memiliki sistem perencanaan yang baik. Itu mengapa seseorang (Nai) seperti itu bisa mendapatkan pujian dengan begitu mudah.

Dan mendengar itu, karyawan 1 agak sedikit tidak menyangka. “Owh… begitu kejam.”



Ketika masuk kedalam kantor. Nok sedikit heran ketika mendengar seorang karyawan berteriak 268… 269… 270! Sedangkan karyawan lain yang mendengar itu tampak sangat senang sekali dan mereka melemparkan setiap kertas yang mereka pegang.


Lalu Ayah masuk apa yang terjadi kepada Nok. Perusahaan tambang di Chili mengurangin produksi dan menaikan harga menjadi dua kali lipat. Sehingga karena itu, perusahaan mereka yang mendapatkan proyek itu dan hanya dengan sekali kedipan mata, mereka mendapatkan sekitar 30 juta baht.

Dan mendengar itu, Nok pun menjadi senang dan memuji Ayahnya. Tapi sayangnya, orang yang berhasil melakukan itu adalah Nai.



Lalu dengan bangga, Ayah menghampiri Nai dan berterima kasih kepada Nai. Dan kepada setiap orang, dia memberikan 3 bulan bonus untuk tahun ini. Tentu saja dengan gembira setiap orang tertawa. Tapi tidak dengan Nok, dia tampak tidak senang dengan keberhasilan Nai.



Ketika Vi sedang bertelponan dengan temannya diarea rumah sakit, tiba- tiba saja seorang Bibi yang berjalan didepannya terjatuh ke arahnya, karena sesak nafas. Dan melihat hal itu, Vi pun menjadi panik karena dia tidak memiliki inhaler.

Lalu tepat disaat itu, seorang pria berpakaian putih datang dan membantu Vi. Dia memembatu si Bibi untuk duduk dibangku rumah sakit yang lebih nyaman. Dan melihat itu, Vi menjadi terpesona kepada si Pria.



“Apa kamu kerabatnya?” tanya si Pria. Tapi VI tidak menjawab, karena masih terlalu terpesona kepada si Pria. Jadi si Pria pun mengulangin pertanyaannya.

“Aku? Tidak. Aku hanya berjalan disekitar sini,” jawab Vi.

“Bisakah kamu menjaga Bibi ini sebentar? Aku akan menanyakan pada staf, apa ada kursi roda,” jelas si Pria. Lalu pergi.


“Aku tidak pernah mengira. Dirumah sakit, aku akan menemukan seorang pria tampan dengan premium grade seperti ini,” kata Vi terpesona melihat si Pria.


Vi menemui temannya (Pat) dan menanyakan tentang presenter untuk acara amal tahun ini. Lalu ketika dia melihat si Pria tampan tadi, dia pun memberitahukan kepada Pat.



“Aku barusan bertemu dia! Dia begitu baik, keren, dan pintar! Jika presenter mu tidak sesempurna dia, maka minta saja dia langsung,” kata Vi memuji si Pria.

“Apa kamu pernah bertemu Wes sebelumnya?” tanya Pat.

Dan mendengar itu, Vi pun menjadi heran kenapa Pat bisa tau nama si Pria. Dan ternyata Wes adalah presenter untuk acara amal hari ini.



Wes mendekati Pat dan memberikan salam. Wes memanggil Pat dengan sebutan ‘Mom’ dan mendengar itu Vi menjadi sangat terkejut, karena ini sebuah kebetulan.

“Wes, ini adalah Bibi Visakha, temanku. Dia pernah mengunjungin rumah kita sebelumnya,” kata Pat memperkenalkan Vi kepada anaknya.

“Halo. Itu mengapa kamu terlihat familiar ketika kita bertemu barusan,” sapa Wes.

“Tapi aku tidak familiar denganmu. Sebab kamu telah tumbuh dewasa begitu banyak dan sangat tampan!” puji Vi dengan senang.



Acara rekaman dimulai. Wes bersama dengan seorang presenter wanita berjalan. Sedangkan Vi dan Pat duduk sambil memperhatikan rekaman mereka dari layar. Dan Vi memberitahu Pat bahwa kini dia sedang mencari seorang pria untuk anaknya Nok.

“Itu apa yang kupikirkan. Jadi aku membiarkan kamu bertemu dengan dia hari ini,” kata Pat. Dan dengan senang, Vi setuju.



Dikantor. Wat meminta Nai untuk menjaga Nok. Karena sebenarnya sebagai ketua Nok tidak perlu turun ke lapangan, tapi Wat ingin Nok belajar dari dasar. Dan Nai setuju dengan Wat, lalu dia meminta agar Wat tidak perlu khawatir, karena Nok pasti akan melakukan yang terbaik untuk proyek ini.



“Nai. Walaupun aku senang, Nok ingin bekerja denganku. Tapi aku ingin memberitahumu, aku tidak pernah berpikir untuk membiarkan dia menggantikan tempatmu. Tapi aku menginginkan kalian berdua untuk bekerja dan menjaga perusahaan ini bersama,” jelas Wat.

“Terima kasih, paman. Aku baik- baik saja. Aku tau statusku,” balas Nai.



Wat meminta agar Nai tidak perlu merendah. Karena Nai sangat hebat, jika Nai keluar maka akan ada banyak perusahaan yang menerima Nai. Atau jika Nai membuka perusahaan baru, maka Nai akan menjadi saingan yang berbahaya. Dan Wat tau kalau Nai tidak akan melakukan itu.

Lalu mengenai Nok, Wat mengatakan bahwa Nok hanya salah paham saja kepada Nai. Dan Wat berharap Nai bisa mengubah pola pikir Nok itu dan membuat Nok percaya. Jadi dengan begitu mereka akan bisa saling membantu perusahaan ini.



Nok yang mau pergi untuk melakukan survey lapangan, ditahan oleh si karyawan 1 (Sudjai). Karena Wat telah memerintahkan Nai untuk mengajari Nok, tapi tentu saja Nok tidak mau dan ingin pergi sendiri.



Lalu Nai datang dan mengatakan bahwa dia akan mengantarkan Nok kesana. Tapi Nok yang tidak mau, menuduh Nai,”Kamu mungkin takut kehilangan posisi mu. Itu mengapa kamu tidak bisa membiarkan ku lepas dari padanganmu!”

“Ok. Jika kamu begitu percaya diri seperti ini. Maka jangan melarikan diri. Apa kamu tidak cukup berani untuk membiarkanmu melihat?” tantang Nai.

Sudjai yang berdiri ditengah mereka, ternyata telah menahan nafas dari tadi, saking tegangnya.



Nai mengeluarkan mobilnya dari parkiran. Dan lalu Nok yang menunggu didepan, dia membuka pintu belakang mobil untuk duduk dibelakang. Tapi Nai menahan Nok dan menyuruh agar Nok duduk di depan, karena dia bukanlah supir Nok.

“Kamu menyetir untukku kemarin,” protes Nok.

“Aku menyetir untuk anak Ketua kemarin. Tapi sekarang kamu adalah seorang staf. Dan posisiku lebih tinggi daripada kamu,” balas Nai.



Nai lalu membukakan pintu depan mobil untuk Nok. Dan dengan kesal serta terpaksa, maka Nok pun masuk kedalam dan langsung menutup pintu mobil dengan kasar.



Sesampainya dilokasi, yaitu area pembuangan sampah. Nai menjelaskan kepada Nok bahwa masyarakat menghubungin mereka untuk mengajar dan merencakan tentang manajemen pembuangan dia area ini. Dan disini ada semua komunitas pusat di Moo 1, jadi mereka akan menemui ketuanya disana nanti.



Nok menyuruh agar Nai membuka jendela kacanya. Dan lalu Nok memfoto sampah- sampah itu. Tapi dengan sengaja, Nai menutup kembali kaca jendelanya, karena tujuan Nok kesini adalah untuk melakukan survey, jadi bila Nok hanya melihat dari jauh seperti ini, maka Nok tidak akan bisa melihat jenis sampah apa yang ada disana. Dan itu adalah hal yang penting untuk mereka bisa membuat perencaan dalam menyelasaikan masalah yang ada.



Tentu saja Nok tidak senang dengan itu. Tapi Nai lalu mengancam untuk kembali, karena dia tidak peduli dengan ini, sebab ini adalah proyek milik Nok. Jadi lalu karena itu, maka dengan terpaksa Nok memakai masker dan keluar dari mobil.




Ditempat  tumpukan sampah. Nok memotret sampah- sampah yang ada dengan sikap jijik. Dan ketika Nok melihat belatung- belatung, maka Nok pun menjadi jijik serta geli. Lalu Nai menarik Nok yang tampak panik itu.



Dan karena tidak tahan dengan semua itu, maka Nok pun ingin kembali kedalam mobil. Tapi Nai menahannya. “Bahkan walaupun belatung tidak bersih, tapi menyentuh mereka tidak akan menyebabkan kematian.”

Nok mengeluh dan tidak mau. Lalu Nai menjelaskan bahwa jika sampah dibiarkan terus bertambah, maka tidak terbayangkan apa yang akan terjadi dimasa depan. Dan karena Nok masih tidak mau, maka Nai melepaskan jas nya dan menawarkan diri untuk memotret.



Dan tentu saja, Nok tidak mau menyerah begitu saja terhadap Nai. Jadi dengan terpaksa dia kembali dan memotret lagi. Dan melihat itu, Nai tersenyum.


Selesai memotret, Nai membawa Nok berjalan ke tempat komunitas pusat yang ada didaerah itu. Dan ketika tiba disana, Nok sedikit tidak yakin, karena mendengar suara orang ribut- ribut.




Ketua ditempat itu menanyakan kenapa Nok tidak mengabarinya terlebih dahulu. Dan Nok pun menjelaskan bahwa orang dikantor sudah mengabari serta dia juga ada menelpon tadi. Tapi si Ketua tetap bersikeras, tidak ada. Lalu ketika si Ketua memeriksa hapenya sendiri, dia sadar bahwa benar ada orang yang telah mensms dan menelponnya 5 kali.

Dengan agak tidak sabaran. Nok meminta si Ketua untuk membantunya mengumpulkan informasi. Dan karena sedang ada pertandingan tinju di TV yang sedang tayang, maka si Ketua meminta agar Nok menunggu sampai itu selesai dulu.



Lalu sesudah itu, si Ketua segera kembali berkumpul bersama warga lain untuk menonton tinju. Dan mendengar itu, Nai hanya tersenyum. Sedangkan Nok merasa kesal.

Untuk mendekatkan diri dengan para warga. Nai memutuskan untuk bergabung menonton acara tinju bersama dengan mereka semua. Sedangkan Nok yang ditinggal sendirian, dia menelpon seseorang dan mengeluh dengan kesal.



Setelah acara tinju telah selesai. Nok segera mendekati mereka. “Jika kamu sudah selesai bersenang- senang. Kita harus kembali sekarang!”

“Oops!” kata semua warga yang terkejut dengan ke galakan Nok.


Nok berjalan sambil memegang buku yang digunakan untuk melindungin kepala nya dari terik matahari. Sementara Nai dan para warga berjalan dibelakangnya.

“Aku minta maaf ya bro. Untuk membuat pacar mu marah karena pertandingan tinju,” kata si Ketu sambil tertawa.

“Dia bukan pacarku,” balas Nai.


“Benarkah? Dia begitu cantik seperti ini. Kemudia akan harus bicara padanya. Mengapa kamu melepaskannya? Bahkan walalupun dia sangat pemarah, tapi dia manis,” kata si Ketua, lalu mengajak Nai untuk menonton bersama lain kali.


Ketika mereka semua telah tiba diarea pembuangan sampah dan melihat mobil mewah milik Nai. Mereka menjadi terkejut dan kagum, karena setahu mereka Nai bekerja di pabrik sampah.
Dan Nai pun menjelaskan bahwa mobil ini dia dapatkan dari mendaur ulang sampah yang ada.  Lalu dengan kagum , semua warga menyentuh mobil milik Nai.



Pertemuan itu berjalan sukses. Prasong (Mungkin ketua tadi) akan mengatur pertemuan antara mereka dan warga pada tanggal 15 sekitar jam 9. Dan Nai menambahkan itu dalam agenda di hape Nok.

“Mereka bilang padaku bahwa mereka ingin menjual sampah mereka kepada kita. Ketika kita mengajari mereka bagaimana cara memisahkan sampah yang ada,” jelas Nai. Dan Nok diam.




Nai lalu menjelaskan juga, yaitu bahwa Nok harus mencoba untuk mengerti orang lain dan mempelajari tentang mereka. Tapi Nok tidak mau mendengarkan nasihat Nai itu.

“Aku harus! Aku percaya tidak ada yang pernah mengajarimu. Itu  mengapa kamu menjadi seperti ini. Oh ya, tolong urus proyek ini. Ini hanya awal, karena masih ada banyak hal yang perlu dilakukan,” kata Nai, mengajari Nok.

“Aku kalah pada game ini. Tapi selanjutnya aku akan menang,” balas Nok dengan kesal.

Post a Comment

Previous Post Next Post