Network : Channel 3
Saat
melihat kedatangan Khae serta Nai. Nok pun menjadi kesal. Dia mendekati Nai dan
memarahi Nai yang telah berani membawa Khae kesini. Tapi tanpa bisa berbuat
apapun, maka Nai pun diam.
Khae
menyapa dan memberikan salam kepada Vi serta dia juga memuji Vi. Tapi dengan
sinis Vi membalasnya, “Kata- katamu begitu manis. Itu mengapa Pria tua ini
tertarik padamu. Tapi aku tidak menganggumin seseorang yang bermulut manis,
tapi berdasar asam. Bukan gayaku. ”
Wat
berusaha untuk menghentikan Vi. Namun Vi tidak mau berhenti dan terus mengatai
Khae. Tapi Khae tetap tenang dan membalas,”Jika aku tipe orang yang kamu
bicarakan, aku sudah marah. Apa itu benar?”
Nok
yang juga tidak suka, ikut mengatai Khae. Tapi Wat membela Khae dan meminta Nok
untuk lebih menghormati Khae. Namun tetap saja, Nok tidak mau. Nok menuangkan
minuman yang diambilnya tadi ke kaki Khae.
“Aku
akan membelikan mu sebuah minuman. Jadi kamu tidak akan mencuri itu dari yang
lain,” kata Nok.
Wat
memarahi Nok, karena Nok telah ke terlaluan. Tapi tanpa memperdulikan itu, Nok
mengajak Ibu untuk masuk kedalam , karena konser akan segera dimulai.
“Minta
maaf kepada Khae sekarang. Aku tahu, kamu dengar apa yang ku katakan!” kata
Wat, menghentikan Nok.
“Tidak
mungkin! Aku membenci dia, aku benci wanita ini!” balas Nok.
“Jika
kamu tidak menghormati Khae, itu berarti kamu tidak menghormati ku juga,” kata
Wat. Dan karena itu, Nok semakin emosi kepada Ayah. Lalu Ayah pun mengancam
Nok, “Jika kamu mengatakan kata buruk lagi, kita tidak akan bicara lagi.”
Vi
mengambil gelas minum dan melemparkan itu kepada Wat. “Aku tidak tahu apakah
aku harus menyesali alkohol yang ku lempar pada wajahmu. Atau aku harus
menyesal untuk kata ‘Ayah’ yang digunakan putri ku untuk memanggilmu!”
“Sekarang,
Nyonya tidak lagi berada dalam bayangan. Tapi dia juga muncul di depan publik.
Jika kamu seberani ini, nama ‘Phimonkhae’ tidak cocok untukmu. Kamu harus
menamai dirimu, seperti ‘Varanus’, itu lebih sempurna dengan darahmu.
Cheerssss!” kata Vi menyindir Khae. Lalu dia mengajak Nok pergi bersamanya.
Wat
membawa Khae menjauh dan mengatakan bahwa tidak seharusnya Khae kesini, ketika
dia tahu bahwa Nok berada dengannya. Dan dengan nada sedih, Khae mengakui
kesahalannya, tapi dia tidak ingin berbohong pada diri sendiri lagi kalau ia
baik- baik saja.
Wat
menjadi tidak tega. Dia mengatakan bahwa ini adalah salahnya, karena telah
membiarkan Nok melakukan itu kepada Khae. Dan Khae membalas bahwa dia mengerti,
betapa cintanya Wat kepada putrinya Nok itu.
Di
rumah. Di tepi kolam renang. Nok duduk dengan sedih, mengingat setiap perkataan
Ayahnya tadi. Dan Nai yang melihat itu, menghampiri Nok dan menemaninnya. Tapi
Nok tidak senang dengan kehadiran Nai.
“Apa
kamu senang, melihatku dalam situasi seperti ini?” tanya Nok sambil menghapus
air matanya.
“Kamu
salah paham. Khun Nok… aku…”
“Jangan
katakan apapun. Aku melihat kamu membawa wanita itu kesini,” potong Nok. Lalu
dia berdiri dan mengatai betapa menyedihkannya tindakan Nai.
“Aku
tahu, kamu tidak akan pernah berpikir positif tentangku. Jangan lupa, kamu yang
memulai bertengkaran dengan Pimolkhae. Orang seperti Khae tidak akan
menganggumu, jika kamu tidak menganggu dia,” balas Nao.
Nok
kesal dan meminta Nai untuk jangan mencintainya. Karena semua yang bisa
dilihatnya adalah setiap orang begitu egois tentang kebahagiaan mereka. Dan Nai
membalas bahwa Nok juga seperti itu.
Lalu
mendengar itu, Nok menjadi semaki emosi dan ingin menampar Nai. Tapi Nai
menahan tangan Nok. “Aku akan membiarkanmu menamparku. Ketika aku benar- benar
buruk. Tapi kali ini… aku berharap kamu akan membaik,” kata Nai.
“Kamu
berani mengatakan kamu mengharapkan ku membaik. Jika iya, maka kamu harus pergi
menjauh! Kamu adalah orang luar dalam keluargaku. Tanpa kamu, aku akan lebih
bahagia!” balas Nok. Lalu pergi.
Nai
kembali ke dalam kamarnya. Dengan langkah pelan dan raut wajah sedih, dia
mengingat kembali perkataan terakhir Nok. Lalu dia mengingat tentang kenangan
masa kecilnya.
Ibu Nai
membawa Nai ke rumah Nenek Nok. Dan disana Nenek yang tidak suka kepada Ibu Nai,
menyiram Ibu Nai menggunakan air dan
mengusirnya. Tapi karena tidak punya tempat tujuan lagi, maka Ibu Nai memohon
agar setidaknya Nenek mau menerima Nai untuk tinggal disini dan
menyekolahkannya.
Tentu
saja mendengar itu, Nai tidak mau. Dia mau tetap bersama Ibu.
“Sangat
menganggu! Apa kamu mau menjadi sepertiku?! Beri hormat kepada Majikan mu
sekarang,” kata Ibu memarahi Nai. Karena dia ingin Nai bisa sekolah dan
memiliki masa depan yang bersinar seperti anak lainnya.
Tapi
Nai tetap tidak mau. Lalu Ibu pun mendorong dan memarahi Nai. “Mengapa kamu mau
tinggal denganku sepanjang waktu?! Aku tidak bisa membesarkanmu lagi!” teriak
Ibu. Lalu berlutut dan memohon kepada Nenek.
Setelah
itu dengan cepat, Ibu berlari pergi meninggalkan Nai disana. Dan Nenek yang
tidak suka meneriaki agar Ibu Nai kembali dan membawa Nai pergi dari sini juga
sekarang. Lalu Nai pergi berlari mengejar Ibunya.
Ibu
mendorong Nai yang menahannnya untuk masuk kedalam taksi. “Aku tidak pernah
mencintaimu! Aku tidak pernah ingin melahirkanmu! Kamu menghancurkan hidupku!
Aku tidak pernah menginginkan mu! Apa kamu dengar itu?!” teriak Ibu dengan
marah, namun sambil menangis juga.
Lalu
setelah itu, Ibu masuk kedalam taksi dan pergi. Dan Nai tidak bisa mengejarnya.
Nai
membuka sebuah kotak kecil miliknya. Dia lalu mengambil sebuah foto kecil dari
kotak itu, yaitu foto Ibunya. Dan dengan sedih, dia melihat foto itu.
Sesampainya
dikantor. Sebelum rapat dimulai, mereka semua mengira Nok tidak datang, karena
hari ini Nok belum tiba dikantor. Dan Wat serta Nai mengira bahwa itu karena
kejadian semalam.
Namun
tepat disaat itu, Nok datang. “Apa kamu pikir aku akan tetap menangis dirumah?
Aku sudah bilang, aku tidak akan menyerah dengan begitu mudah. Segera atau
nanti, kamu harus mencari pekerjaan baru,” kata Nok dengan sinis kepada Nai.
Rapat
dimulai. Nok menunjukan video tentang bagaimana orang saling membantu
membersikan sampah yang ada. Dan lalu Nok menjelaskan hasil presentasi yang
dibuatnya. Dia menjelaskan masalah yang ada serta solusi yang menurutnya cocok
untuk mengatasi itu.
Dan
semua orang yang mendengar betapa hebat presentasi Nok, mereka bertepuk tangan
untuk Nok.
Wat
melemparkan ide Nok tersebut kepada team A. Dan tentu saja, Nok protes.
Lalu
Wat menjelaskan bahwa saat ini mereka memiliki proyek yang lebih penting, yaitu
untuk mengurus sampah disebuah pulau atas permintaan sektor pemerintah. Dan
untuk itu mereka perlu untuk membuat sebuah team dan pergi ke pulau itu besok.
Serta
untuk orang yang akan memimpin team itu, Wat menunjuk Nai. Karena menurutnya,
Nok belum cukup berpengalaman.
Setelah
rapat selesai, dengan kesal Nok merapikan barangnya dan keluar dari ruangan.
Lalu Nai menanyakan apa tidak apa Wat melakukan ini, karena kemarin malam Nok
menunggu Wat sampai malam sekali.
“Apa
yang kulakuka salah? Nai,” tanya Wat.
“Sebenarnya.
Nok yang melakukan hal buruk kepada Khun Khae duluan,” jawab Nai.
“Apapun
yang ku katakan, Nok tidak mendengarkanku sama sekali. Aku akan menunggu sampai
mood nya kembali normal. Tentang pekerjaan, aku butuh kamu memperhatikannya.
Karena tidak ada yang bisa mengajari dia lebih baik dari pada kamu,” kata Wat.
Dari
kejauhan, Nok yang melihat ke dekatan Ayahnya dengan Nai, tampak tidak senang.
Membaca
berita tentang kejadian di konser semalam. Ibu Khae tertawa dengan sangat
keras. “Itu harusnya seperti ini. Putri itu bisa mengingat bahwa Ayahnya tidak
menginginkan dia lagi! Jadi jangan coba menjodohkan Ibu lama dengan Ayahnya
lagi.”
Mendengar
betapa senang Ibunya. Khae hanya diam sambil menikmati minumannya.
Nenek
memarahi Vi yang membiarkan mantan suaminya mempermalukan Nok serta Vi sendiri.
Dan ketika melihat Vi menangis, Nenek menjadi terdiam. Dia menenangkan Vi dan
tidak menyalahkan Vi lagi.
Tapi
ternyata alasan Vi menangis adalah karena Lakorn drama yang ditontonnya, dimana
dalam film itu pacar si Pria meninggal. Jadi Vi kasihan padanya.
Mengetahui
itu, Nenek memarahi Vi kembali. Dan lalu Vi menjelaskan alasan mengapa dia
menonton Lakorn drama itu, karena dia ingin mengajarkan Nok caranya berakting
untuk melawan balik. Seperti apa yang Khae lakukan untuk melawan mereka.
Dan
mendengar rencana hebat Vi itu. Nenek tersenyum.
Ketika
Nok kembali ke ruangan. Dia mendengar Sudjai sedang bertelponan dengan Khae
mengenai jadwal Wat yang telah diatur untuk besok. Tentang jadwal Wat bersama
dengan Khae untuk melakukan wawancara di majalah HISO LIFE.
Saat melihat
kedatangan Nok, Sudjai menjadi terkejut. Dan dengan gugup dia menanyakan maksud
kedatangan Nok. Lalu dengan sikap biasa, Nok meminta detail acara di pulau. Dan
Nok meminta nomor petugas tinggi yang bisa dihubunginnya.
Lalu
dengan perasaan lega, Sudjai memberikan apa yang Nok minta.
Nok
menghubungi petugas tinggi dan menanyakan tentang bagian krisis limbah laut.
Apa disana ada masalah penting atau sesuatu yang harus diselesaikan. Karena
jika iya, Nok mengatakan bahwa dia akan menginformasikan kepada kepada Ketua
(Wat) dan mengaturnya untuk menanganin pekerjaan ini sendiri secara langsung.
Wat
mengatakan bahwa dia tidak akan ikut pergi. Dan dia meminta agar Nai tolong
menjaga Nok disana. Lalu mendengar itu Nai membalas jika Wat mengirimkan Nok
bekerja dengan cara seperti ini, maka Nok pasti akan merasa kesal.
Wat
beralasan bahwa dia ingin memberikan waktu santai pada Nok. Karena pekerjaan
dipulau tidak akan terlalu sibuk, sebab itu hanyalah kampanye dengan penduduk
desa untuk mengumpulkan limbah/sampah. Dan menyelam untuk mengumpulkan limbah
laut.
Tepat
disaat itu, Sudjai masuk dan memberikan laporan aktivitas kampanye di pesta
Full Moon pada Pulau Boom. Yang telah Nok siapkan. Dan mendengar itu, Wat pun
menjadi heran.
Diruang
rapat. Wat protes kepada Nok yang telah mengubah rencana awal. Dan lalu Nok pun
menjelaskan bahwa ini adalah kesempatan bagi perusahaan mereka untuk membantu
para masyarakat disana. Namun denga berbagai alasan, Wat membalas bahwa dia
akan emngirim Nai kesana.
“Aku
telah berjanji dengan petugas itu. Kamu yang mengajarkanku bahwa yang paling
penting adalah janji. Dan sekarang kamu ingin aku menghacurkan perkataanku
dengan petugas itu?” tanya Nok.
Nai
tersenyum kecil, saat mendengarkan perkataan cerdas Nok. Sedangkan Wat terus
mencari- cari alasan untuk agar dia tidak perlu ke sana.
“Orang
yang paling kamu khawatirkan dan anggap penting bukanlah aku lagi, tapi orang
lain,” kata Nok.
“Tapi…
aku pikir…” kata Wat dengan gugup, karena tidak tahu harus mengatakan apa.
“Hanya pesta
Full Moon. Jika aku tidak bisa bertahan, maka biarkan aku bertanggung jawab dan
belajar sendiri. Sebab dari sekarang, tidak akan ada yang peduli dan
melindungin hidup ku lagi. Aku mesti belajar untuk bertahan hidup sendiri. Tolong
jagalah orang- orangmu,” balas Nok. Lalu keluar dari ruang rapat.
Dan Wat
pun tidak bisa berkata apa- apa lagi.
Saat makan
siang Sudjai menkomentari Jomyuth yang tidak merasakan pedas sama sekali. Sementara
dia, walaupun dia sudah memisahkan cabenya, tapi dia masih merasakan pedas. Dan
mendengar itu, Jomyuth membalas.
“Jika kamu
adalah aku. Jika kamu berada dalam ruang rapat untuk mendengarkan Khun Nok yang
meminta Ketua untuk pergi ke pesta Full Moon. Aku bisa katakan, walaupun aku
memakan segenggam cabe, rasanya masih hambar,” jelas Jomyuth.
“Apa
Khun Nok marah lagi?” tanya Sudjai dengan suara pelan.
“Dia seperti
lautan yang tenang, sebelum badai,” jawab Jomyuth.
Wat
mengujungin Khae dan memberitahukan hal yang terjadi. Dan mengetahui itu, Khae
menanyakan tentang wawancara bersama mereka.
“Hanya
memberikan wawancara dan beberapa pemotretan pada majalah. Lebih baik kita
menundanya,” jelas Wat.
“Ya. Jika
itu akan membuatmu bahagia. Aku bahkan setuju untuk menunda pernikahan. Hanya interview
dan beberapa pemotretan, aku bisa menundanya dengan mudah,” balas Khae dengan
sikap kecewa.
“Kamu
tidak marah padaku, kan?” tanya Wat sambil memegang tangan Khae.
“Seperti
apa yang ku katakan. Aku bisa melakukan apapun yang membuat mu bahagia,” balas
Khae sambil tersenyum, Dan Wat berterima kasih.
Sambil duduk
lebih mendekat. Wat merangkul bahu Khae,” Tapi aku ingin kamu tahu, kamu adalah
yang paling terpenting untukku. Jika aku bisa, aku ingin menunda perjalanan ke
pulau itu. Tapi ada acara besar, banyak staff yang akan pergi ke sana. Aku
sedikit khawatir.”
“Kamu
melakukan hal yang benar,” balas Khae, mengerti. Di menyandarkan kepalanya di
bahu Wat.
Setelah
Wat pergi. Khae menghubungin Sudjai untuk mencari tahu, apa benar yang Wat
katakan padanya.
NB: Karena sudah ada blog lain yang menulis sinopsis ini. Maka
saya tidak akan melanjutkan menulis sinopsis ini. Dan silahkan membaca sinopsis lain yang ada di blog ini ya ^.^ Terima kasih.
Yah nggak di lanjut :(
ReplyDeleteMaaf ya kak ^.^
DeleteYah kak lanjut dong
ReplyDeleteYah kak lanjut dong
ReplyDeleteLnjutin dong kak..pliss
ReplyDeleteSedihhh g lnjutt
ReplyDeleteIyadong kak lanjut plisss
ReplyDeleteAkutuh selalu nungguin tau
Karna nonton videonya gak ngerti bahasanya
Lanjut dong kak.... Susah move on dari drama ini karna ga ngerti bahasanya.......
ReplyDeleteLanjut dong kak.... Susah move on dari drama ini karna ga ngerti bahasanya.......
ReplyDeleteSinopsis akan di lanjut ya.. Stay Tune guys!
ReplyDeleteHoreeee ditungggu y kk
DeleteHoreeee ditungggu y kk
DeleteHoreee...asekkkk...maksih....😁😁😉
ReplyDeleteditunggu kelanjutanx yach
ReplyDelete