Setelah
mengunjungin kamar Nai, Vi mengunjungin kamar Wat. Disana ketika Wat membuka
kan pintu kamar untuknya, Vi langsung masuk dan mengunci pintu kamar. Sehingga
melihat itu, Wat pun menjadi kaget.
“Aku
tidak akan memperkosa mu! Aku hanya ingin membicarakan tentang sesuatu,” kata
Vi dengan tajam.
“Masalah
apa? Jangan bilang padaku, itu tentang Nok dan Nai,” tebak Wat. Dan Vi
mengiyakan. Lalu dengan nada heran, Wat menanyakan apa itu hanya dia saja yang
senang kalau Nok serta Nai berdamai, sementara Vi tidak senang.
“Tapi
itu karena kamu tidak tahu bahwa mereka berdua sedang memainkan sebuah game,”
jelas Vi. Dan Wat yang memang tidak tahu apapun, menjadi tidak mengerti dengan
maksud Vi.
Tepat
disaat itu, Khae menelpon menggunakan video call. Sehingga Wat pun memberikan
tanda agar Vi keluar dari kamarnya. Tapi bukannya keluar dari kamar, Vi malah
duduk di sofa kamar. Dan ketika Wat sedang berbicara dengan Khae, Vi
mengeluarkan suara.”Ugh!” karena mendengat gombalan Wat pada Khae.
Lalu
karena itu, maka Wat memberika kode keras agar Vi keluar dari kamarnya. Dan
karena itu, maka Vi pun pergi sambil mengomel.
Khae
menanyakan bahwa barusan dia mendengar suara wanita. Dan Wat menjawab bahwa itu
tidak mungkin, karena selain Khae, tidak ada wanita lain yang diterima di dalam
kamarnya. Lalu sebagai bukti bahwa perkataan nya benar, maka Wat menunjukan isi
kamarnya kepada Khae.
Vi
mendapatkan pesan dari temannya yang mengirimkan screenshot artikel tentang
Pen. Dan ketika melihat itu, Vi menjadi terkejut. Lalu dia pun menghampiri Wat
dan menanyakan tentang artikel itu.
Dan Wat
pun menjadi terkejut juga, tapi bukan karena artikel itu. Melainkan karena dia
sedang memperlihatkan isi kamarnya kepada Khae untuk membuktikan perkataannya,
lalu tiba- tiba Vi muncul.
“Kamu
melakukan ini di belakang ku atau apa?” tanya Khae.
“Khae…
ini bukan seperti apa yang kamu pikirkan,” jelas Wat dengan panik.
“Hm…
berani nya kamu! Ketika dia belum bercerai. Aku tidak ada mengucapkan satu
keluhan pun,” kata Vi dengan keras kepada Khae melalui video call di hape Wat.
Mendengar
itu, dengan kesal Khae pun segera mematikan sambungan video call dengan Wat.
Dan tepat disaat itu, Ibu nya mengetuk pintu kamarnya. Lalu setelah Khae
membuka kan pintu kamarnya, Thorsaeng masuk kedalam kamar nya dan
memperlihatkan artikel tentang Pen.
Kepada
para wartawan. Pen mengatakan bahwa awalnya dia tidak mau mengatakan ini, tapi
dia tidak tahan lagi, karena mereka berdua (Khae serta Wat) telah melewati
batas. Karena menurutnya, bagaimana bisa pernikahan hanya di putuskan dari satu
pihak saja.
“Tapi
seseorang mengatakan bahwa Khun Thawat sudah bercerai,” kata seorang wartawan.
“Bercerai?
Tapi mengapa istri dan putrinya masih tinggal dirumahnya?” tanya Pen dengan
nada seolah- olah tidak tahu tentang perceraian itu. Dan mendengar itu, para
wartawan pun menjadi terkejut.
“Aku
mengatakan ini padamu sebagai
pengingat. Tentang seseorang yang berjuang untuk
mahkota nomor 1, apa itu benar dari bakatnya atau sesuatu yang lain?” tanya
Pen, mengatai Khae, tanpa menyebutkan nama Khae secara langsung. Dan mendengar
itu, para wartawan pun menjadi penasaran bagaimana nya.
Pen
kembali menjelaskan lagi. “Dia memulai kenaikannya dari tempat kedua. Oh tidak…
nomor berapanya aku tidak yakin,” kata Pen sambil bersikap mengingat- ingat,
lalu dia melanjutkan,”…. dia mencoba untuk mendorong yang lain untuk meraih nomor
1. Tanpa memperdulikan tentang berapa banyak keluarga akan berduka karena
kehilangan Ayah nya,” jelas Pen.
“Ayah?”
tanya para wartawan, mereka merasa heran dan penasaran dengan perkataan
terakhir Pen. Dan Pen pun bersikap seolah- olah dia tidak sengaja memanggil Wat
dengan sebutan Ayah.
“Aku
minta maaf…” kata Pen dengan sikap seperti kesulitan untuk berbicara.
“Apa
itu? Tolong jawab. Tolong beritahukan pada kami kebenarannya,” tanya para
wartawan dengan sedikit tidak sabaran ingin tahu.
“Bolehkah
aku menolak untuk menjawab. Masalah ini benar- benar mempengaruhi aku,” kata
Pen sambil menutup matanya, bersikap seperti sedih dan kesulitan untuk
berbicara.
“Boleh
kah saya bertanya, apa hubungan mu dengan keluarga Khun Thawat?” tanya para
wartawan, tidak mau menyerah.
“Aku
tidak mau menjawab pertanyaan ini. Ini masalah pribadiku dengan Ibuku. Ibuku
mengajariku untuk mencintai dan menghormati dia seperti Ayahku,” jelas Pen
dengan sengaja.
“Itu
berarti kamu ada berhubungan darah dengan Khun Thawat?” tanya para wartawan
lagi.
Diruang
tamu. Nok marah, ketika melihat acara berita tentang wawancara Pen hari ini. Karena
secara tidak langsung, Pen telah membuat semua orang salah paham dan mengira
bahwa Pen adalah anak Wat.
Kemudian
Phai yang datang untuk mengantarkan makanan, pun menjadi terkejut juga saat
melihat acara berita itu. Lalu karena syok, tanpa sengaja, nampan yang sedang dipegangnya
pun terlepas dari pegangannya dan terjatuh ke lantai.
Dan
mendengar suara keras itu, Nok pun berbalik untuk melihat siapa. Lalu dia
melihat Phai yang tampak sangat pucat karena syok.
Vi
berlari menurunin anak tangga sambil meneriaki Wat untuk berhenti. Tapi Wat tidak
mau berhenti dan dia meminta agar mereka berbicara nanti saja, karena saat ini
dia harus menemui Khae untuk menjelaskan semua kesalah pahaman ini. Namun Vi
tidak mau berbicara nanti, karena dia menginginkan penjelasan saat ini juga.
“Ini
mempengaruhi aku. Sekarang orang- orang pasti sedang mengosipi bahwa aku menyetujui
kamu untuk mempunyai seorang Simpanan sampai kamu memiliki anak!” kata Vi dengan
marah.
“Sejak
ini tidak benar! Mengapa kamu perlu panik?!” balas Wat. lalu ingin pergi.
Tapi
sekali lagi, Vi menahan Wat dan tidak mengizinkan Wat untuk pergi dulu. Karena saat
ini, Wat harus menjelaskan semua kepadanya terlebih dahulu, sebab dia adalah
orang yang telah lama tinggal dirumah ini. Bukannya orang luar seperti Khae.
“Khae
bukan orang luar! Tapi kamu! Karena kita telah bercerai! Jangan lupakan itu!”
kata Wat dengan emosi.
Tepat
disaat itu, Nok yang kebetulan datang kesana, karena mendengar keributan mereka
tadi. Dia mendengar perkataan kasar Wat kepada Vi. Dan menyadari kehadiran Nok
dibelakang nya, Wat pun menjadi terdiam. Lalu tanpa mengatakan apapun, Wat
pergi dari sana.
Ketika
melihat keberadaan Phai yang berdiri dibelakang Nok, Vi pun langsung memarahi
Phai dengan nada keras. Dan Nok menghentikan Vi.
“Mom. Kamu
marah tapi mengapa kamu menyalahkan bibi Phai? Pen hanya berbicara untuk
membuat orang salah paham. Dia tidak benar- benar mencuri Ayah sama sekali,”
kata Nok, membela Phai.
“Ya! Dia
tidak mencuri Ayahmu! Tapi apa kamu tahu siapa yang dia curi? Itu Wongwes! Seseorang
yang harusnya menjadi milikmu!” kata Vi dengan marah sambil menatap tajam
kearah Phai.
“Apa
yang kamu katakan?” tanya Nok, tidak mengerti.
“Dengarkan
aku, Nok! Penny tahu bahwa aku akan menjodohkan kamu dengan Wes. Jadi dia
mencoba untuk bermain mata dengan Wes di pantai. Dialah yang telah menyebabkan
Wes meninggalkan kamu di pantai malam itu. Di hari selanjutnya, dia juga yang
melakukannya. Semuanya adalah bagian dari rencana nya untuk menghancurkan kamu!”
jelas Vi dengan marah.
Dan mengetahui
itu, Nok pun menjadi marah juga. Sementara Phai, dia menangis karena terkejut
mengetahui kelakuan putrinya tersebut.
Nai
yang mendengar keributan itu, keluar dari kamarnya dan turun ke lantai bawah. Lalu
melihat nya, Nok pun menyuruh agar Nai membawa Phai kembali ke kamar. Karena Vi
terus marah dan ingin menyerang Phai.
Nai
menenangkan Phai untuk tidak menangis lagi. Dan teringat akan sesuatu, Phai
meminta apakah Nai bisa menemaninnya ke suatu tempat.
Di
apatermen. Pen duduk dengan gaya seksi. Dia meletakan kaki panjangnya di atas
pangkuan Wes sambil memakan coklat. Dan melihat wajah Pen yang tampak berseri,
Wes pun bertanya apa ada berita baik yang terjadi.
“Hari
ini aku adalah penembak jitu. Aku membunuh dua burung dengan satu batu,” kata
Pen. Lalu sebelum Wes sempat bertanya apa, Pen mengambil sebuah coklat dan
meletakan itu di bibirnya. Dan melihat gaya menggoda Pen itu, maka Wes pun mendekatkan
wajahnya untuk mengambil coklat yang berada di mulut Pen itu dengan mulutnya.
Tepat disaat
itu. Phai membuka pintu apatermen. Dia datang bersama dengan ditemanin oleh
Nai. Dan melihat kedatangan Phai, maka dengan segera Wes berdiri dan memberikan
salam. Tapi tanpa memperdulikan itu, Phai berjalan mendekati Pen dan memukuli
Pen.
Melihat
itu, Nai mendekati Phai dan menahan Phai agar berhenti memukuli Pen. Tapi Phai
tidak mau berhenti dan tetap memukuli Pen.
“Tolong,
aku mohon padamu. Kita bisa membicarakannya baik- baik,” kata Wes yang tidak
tahu apa yang terjadi.
“Gadis
ini tidak bisa diajak bicara dengan cara baik- baik! Aku Ibunya, aku tahu sifat
nya dengan baik!” balas Phai. Dan mendengar itu, Wes menjadi terkejut dan
langsung melihat ke arah Pen.
“Kamu
harusnya juga sadar! Bahwa kamu telah membuat kesalahan besar. Karena telah
memilih anak seorang pelayan rendahan seperti nya dibandingkan Khun Nok!”
teriak Phai. Dan mendengar itu, Pen menjadi emosi.
“Nok
lagi dan lagi! Aku putrimu!!! Kamu tidak pernah memperdulikan aku dalam cara
yang sama seperti bitch Nok itu?!!!” teriak Pen.
“Jangan
sebut Khun Nok seperti itu, Pen!” balas Phai sambil menunjuk Pen.
“Mengapa
tidak?!! Aku bukan pelayannya lagi. Aku bisa menyebut dia apapun! Tidak seperti
kamu, orang yang tidak bisa pindah kemana pun di dalam hidup mu. Kamu harus
tetap tinggal disana untuk melayanin sampai akhir hidupmu! Aku malu untuk punya
Ibu sepertimu!” kata Pen.
“Jika begitu.
Jangan panggil aku Mom lagi!” balas Phai dengan sedih dan kecewa. Lalu dia
melemparkan kartu kunci kamar Pen dan pergi dari sana.
“Sejak
kamu sekarang memilih Pen. Maka kamu harus menjaganya,” kata Nai kepada Wes. Lalu
dia juga pergi dari sana.
Dan kemudian
setelah mereka berdua keluar dari apatermennya, Pen mulai berteriak dan
melemparkan setiap barang yang ada seperti orang gila. Lalu Wes pun berteriak
dan menyuruh Pen untuk berhenti, karena mereka perlu untuk berbicara sekarang.
Thorsaeng
ingin mengangkat telpon Wat yang ada di hape Khae. Tapi Khae menyuruh agar Thorsaeng
tidak mengangkatnya. Lalu ketika bel pintu berbunyi, Thorsaeng dengan segera
ingin pergi untuk membuka kan pintu bagi Wat. Tapi Khae mengancam bahwa jika Thorsaeng
membuka pintu itu bagi Wat sekarang, maka dia akan langsung memutusin Wat.
Dan karena
itu, Thorsaeng pun menjadi bingung, kenapa Khae melakukan ini, kepadahal tadi
Khae bilang bahwa dia tidak mempercayai perkataan Pen itu.
“Yeah! Aku
tidak percaya itu. Tapi bagaimana pun, dia sudah membicarakannya ke luar. Jadi aku
ingin menggunakan kata- katanya itu untuk membuat Khun Thawat tahu bahwa jika
dia tidak ingin kehilanganku, maka dia harus mengambil tindakan yang jelas saat
ini,” kata Khae, menjelaskan rencananya.
Diluar pintu.
Wat kebingungan harus melakukan apa, karena Khae tidak menjawab telponnya. Dan bahkan
Khae tidak mau membuka kan pintu untuknya. Lalu karena Nok menelpon, maka Wat dengan terpaksa pergi
dari sana.
Dirumah.
Phai duduk dilantai dan menundukan
kepalanya ke lantai, dia meminta maaf kepada Vi yang sedang duduk diatas sofa. Dan
Nok yang tidak tega melihat itu, dia turun dari sofa dan duduk dilantai. “Bibi
Phai.. jangan lakukan seperti ini. Ini bukan salahmu sama sekali,” kata Nok.
“Mengapa
tidak, Khun Nok. Aku tidak bagus dalam mengajarinya. Membiarkan dia berbuat
jahat kepada orang yang begitu baik kepadanya. Dia juga melukai kamu, Khun Nok.
Tentang Khun Wes… aku benar- benar minta maaf,” jelas Phai sambil menangis.
Vi
tidak tega melihat Phai yang sampai meminta maaf seperti itu. Dan Vi meminta
agar Phai berdiri dan duduk dengan baik- baik, jika memang Phai ingin meminta
maaf. Lalu karena Phai tetap saja menundukan kepalanya ke lantai, Nok pun
membantu Phai untuk berdiri.
Nai
yang juga berada disana. Hanya berdiri dan memperhatikan saja.
Vi
memegang tangan Phai dan menjelaskan bahwa dia telah memaafkan Phai. Karena selama
ini Phai telah melakukan semuanya dengan baik, mulai dari menjaga rumah dan
menjaga Nok.
“Kamu bilang,
kamu bangga padaku, kan? Aku bisa seperti ini, karena ajaran kamu,” kata Nok
sambil menaruh tangan Phai di pipi nya.
“Nee…
jika kamu tidak berhenti menangis. Aku akan ikut menangis sekarang. Cukuplah,”
kata Vi sambil menlap air matanya sendiri, karena tidak tega melihat kesedihan
Phai.
Didalam
kamar. Phai tidak bisa tidur, karena dia merasa sangat sedih, ketika mengingat
semua perkataan kasar Pen kepadanya tadi. Dan lalu disaat itu, Nok datang. Nok
masuk ke dalam kamar Phai dan tidur sambil memeluk Phai yang sedang sedih.
“Ketika
Ayah dan Ibu belum pulang ke rumah. Kamu akan datang dan memelukku seperti ini
sampai aku tertidur. Jika tidak, aku akan menangis sendirian sepanjang malam,”
kata Nok, menenangkan Phai.
“Khun
Nok. Kamu begitu muda saat itu. Kamu masih bisa ingat?” balas Phai.
“Kamu
adalah anggota keluargaku. Bagaimana bisa aku melupakannya?” kata Nok sambil
tersenyum kepada Phai. Lalu dia menlap air mata di pipi Phai dan menemanin Phai
tidur.
Pagi
hari. Dimeja makan. Nai menanyakan tentang keadaan Phai. Dan Nok pun menjawab
bahwa Phai terus menangis semalaman dan baru tertidur pagi ini. Lalu setelah
menjawab itu, Nok menyuruh kedua pelayannya agar tidak membangunkan Phai.
“Jadi
apa yang akan kamu lakukan selanjutnya?” tanya Nai.
“Melakukan
apa?” tanya Nok, tidak mengerti.
“Jangan
bertindak seperti pahlawan dan polos. Aku tahu, kamu tidak akan membiarkan ini
berakhir dengan mudah,” jawab Nai.
“Tahu
dengan baik,” balas Nok.
Diapatermennya.
Pen bersikap gelisah, karena Wes sama sekali tidak mau mengangkat teleponnya. Dan
lalu dia mengingat kejadian kemarin. Wes marah kepadanya karena dia telah
berbohong. Walaupun dia berusaha untuk membujuk Wes agar tidak marah, tapi Wes
tetap marah.
“Jelaskan
padaku. Mengapa kamu melakukan ini? Mengapa kamu tidak jujur?” tanya Wes.
“Karena
ini kebenaran yang memalukan. Jika kamu tahu bahwa aku hanyalah putri seorang
pelayan dirumah wanita itu, seseorang yang dipekernalkan kepada mu oleh Ibumu. Yaitu
Muanchanok!” jawab Pen.
“Pen. Apa
aku seorang Pria yang hanya menilai wanita dari kekayaan, kemiskinan atau
penampilan luar nya saja? Aku begitu sedih, karena kamu melihatku seperti itu,”
jelas Wes. Lalu dia mengambil jaketnya dan pergi.
Ketika bel
apatermennya berbunyi. Pen menjadi senang, karena dia mengira bahwa itu adalah
Wes. Tapi ternyata, ketika dia membuka pintu, orang yang berdiri di depan rumahnya
adalah Nok.
Tags:
Game Sanaeha
Selalu setua buat nunggu kelanjutan ceritanya min.... Trims
ReplyDeleteSmngt
ReplyDeleteditunggu kelanjutannya min.
ReplyDeletesmoga tdk stop tengah jalan. hehe
Semangat min untuk di tunggu trus episode selanjutnya
ReplyDeleteSemangat kak ☺ selalu ditunggu
ReplyDeleteWatashi wa eiga ga hontōni sukidesu😊👌
ReplyDeleteLnjut kakkk
ReplyDeleteMakin seru...semangat min😄
ReplyDeleteDitunggu eps selnjutnya minnnn
ReplyDeletemin mana nich kelanjutanx. .sellu menunggu. makin seru. ...penasaran
ReplyDeleteMau nonton langsunh sub indonya dimna yah
ReplyDeleteMm.. maaf ya kak. Saya juga kurang tahu kalau mau nonton sub indo nya dimana. Karena yang saya download cuma dapat yang sub english.
Deletedownloadnya dimana yah??
Deletekok cari diyoutube sama digoogle susah
ReplyDelete