Sinopsis Lakorn : My Cinderella Girl Episode 06-3/5

Sinopsis Lakorn : My Cinderella Girl Episode 06-3/5
Images by : Channel 3
Unc. Dam bertanya tujuan Phu meminta Prim untuk mengajari anak dari Khun Pat. Phu menjelaskan maksudnya bahwa dia ingin mendekatkan Prim dan Vicky, jadi suatu hari keluarga Khun Barami bisa menerimanya jika sudah tahu kebenarannya. Unc. Dam berteriak dan menegaskan kalau tidak ada satupun yang boleh mengetahui kebenaran mengenai hal itu.
“Tidak ada rahasia di dunia ini, paman. Bahkan suatu hari, walaupun kau tidak mengatakannya, kebenaran tetap akan terungkap. Khun Prim juga adalah orang yang sangat bertekad, dan dia pasti bisa menemukan ayah nya suatu hari nanti. Dan jika suatu hari kau sudah tidak ada lagi, siapa yang akan memberitahu Khun Prim kebenarannya?” ujar Phu.
Saat itu, Boot dan Rita mendekat karena tidak bisa mendengarkan pembicaraan Unc. Dam dan Phu. Mereka hanya mendengar Unc. Dam yang berteriak dan menegaskan pada Phu bahwa dia akan terus menjaga rahasia itu sendiri. Selain itu, mereka tidak mendengar apapun lagi.
--
Rita dan Boot pulang dan melapor pada Prim kalau Phu dan Unc. Dam mempunyai rahasia. Boot juga tidak tahu apa rahasia itu, tapi, sepertinya jika rahasia itu terbongkar, salah satu dari mereka akan terkena masalah. Dan karena sangat penasaran, Boot membujuk Prim untuk bertanya kepada Phu mengenai apa rahasia itu, dia yakin kalau Phu pasti akan memberitahu Prim jika Prim yang bertanya.
Rita sendiri sedang sibuk memperbaiki bingkai kacamata-nya yang rusak dengan menyambungkannya pakai selotip.
Prim sendiri merasa kalau Phu dan Unc. Dam punya rahasia dan tidak ingin siapapun untuk tahu, maka mereka tidak perlu untuk memaksa tahu. Prim kemudian masuk ke dalam kamar.

Saat Prim, masuk ke kamar, dia menerima pesan dari Phu yang mengucapkan selamat malam padanya. Prim berusaha mengabaikan pesan itu dan mematikan teleponnya. Phu sendiri merasa heran karena Prim tidak membalas pesannya.
Rita sudah berhasil memperbaiki bingkai kacamatanya dengan di bantu oleh Boot. Setelah itu, dia mencari ponselnya yang tertinggal. Dia melihat banyak panggilan tidak terjawab dari Touch, karena hari sudah malam, Rita memutuskan untuk menelpon Touch besok pagi saja.
--
Boot pagi-pagi sudah ke panti asuhan. Dan saat dia sampai, dis sana sudah ada Wat yang datang dan membelikan banyak makanan untuk anak-anak panti. Melihat Wat yang sudah ada di tempatnya pagi-pagi, membuat mood Boot jadi jelek dan dia dengan ketus bertanya untuk apa Boot datang?

Mereka bicara berdua. Dan Wat memberitahu kalau dia datang untuk mengajak Boot bekerja di perusahaan. Dia akan memberikan Boot posisi sebagai manager departemen creative dengan gaji awal 50.000 baht/bln. Dan berbagai tunjangan lainnya, seperti mobil perusahaan.
“Perusahaan mana itu? Kenapa pemiliknya sangat baik?” tanya Boot dengan antusias.
“Milikku!” jawab Wat dengan percaya diri.
Mengetahui hal itu adalah perusahaan milik Wat, Boot langsung kehilangan selera dan mengira Wat sedang bermain-main. Wat berusaha menyakikan Boot kalau dia benar-benar akan mendirikan perusahaan EO dan perusahaan itu akan menjadi perusahaan nomor satu di Thailand nantinya. Boot tidak percaya dengan kemampuan Wat.
“Benar. Aku tidak bisa apapun. Karena itu aku butuh pekerja yang mempunyai keahlian dan kemampuan super sepertimu. Bagaimana, Khun Boot? Tolong bantu aku membuat perusahaan nomor satu di Thailand. Dan ketika waktunya tiba, aku akan menjadikanmu pemegang saham. Kau akan mendapatkan tidak kurang daripada 1 juta / tahun,” bujuk Wat. “Dan ibu panti bilang bahwa dari kau masih kecil, kau sudah bermimpi mempunyai perusahaan EO sendiri. Dan kesempatan ini akhirnya datang. Kau tidak mau?”
“Mmmm… sebenarnya, penawaranmu sangat menarik,” jawab Boot.
Wat langsung senang. Dia menggenggam tangan Boot dan memintanya untuk setuju. Boot melepaskan tangannya dari genggaman tangan Wat, dia masih belum setuju. Dia mau Wat melakukan satu hal dulu untuknya, dia ingin tahu rahasia apa yang Phu miliki dengan Unc. Dam.
--
Wat langsung menelpon Touch dan bertanya mengenai rahasia Phu dengan unc. Dam. Tetapi, Touch juga tidak tahu apapun. Dan Touch langsung menggunakan kesempatan untuk meminta saran Wat karena dia sudah membuat seseorang marah dan apa yang harus dilakukannya?
“Katakan saja ‘maaf’ secara langsung dan bawakan buket bunga juga. Itu mudah. Jadi, siapa wanita itu?”
Tetapi Touch tidak mau memberitahu siapa wanita itu.
--
Khun Barami menelpon Phu dan memberitahu kalau dia hendak pergi ke jalan Charoen Rat untuk urusan bisnis. Dan dia juga mau memastikan kalau rumah Prim di sekitar sana kan? Phu membenarkan. Khun Barami kemudian meminta Phu memberitahu alamat rumah Prim, dia ingin meminta maaf atas kejadian kemarin karena sikap Khun Pat dan Vicky.
Phu berusaha untuk tidak memberikan alamat Prim. Dia beralasan kalau belum tentu Prim ada di rumah. Khun Barami menjawab kalau tidak apa-apa jika Prim di rumah, dia bisa meninggalkan barang pembeliannya untuk permintaan maaf di depan rumah. Phu membuat alasan kalau jalan ke rumah Prim sangat sulit untuk di jelaskan, jadi dia menyarankan akan ikut mengantar Khun Barami. Kebetulan di jalan Charoen Rat ada coffee shop terkenal, Khun Barami dapat menunggu di sana. Khun Barami setuju.
Saat Phu keluar, karyawannya kebetulan datang mencarinya untuk memperlihatkan desain sepatu yang akan di produksi untukk di pilih oleh Phu. Phu menyuruh mereka untuk meletakkannya di meja, tetapi karyawannya menjelaskan kalau desain itu harus dikirimkan sekarang karena pihak pabrik sudah bertanya. Phu terpaksa melayani mereka terlebih dahulu baru pergi menemui Khun Barami.
Saat dia keluar, dia bertemu dengan Wat. Wat meminta waktu untuk bicara, tetapi Phu menyuruhnya untuk bicara nanti. Dia ada urusan penting sekarang.
Khun Barami tiba di depan coffee shop yang di bilang oleh Phu, dan dia melihat Prim yang sedang berjalan bersama Rita. Jadi, dia keluar dan memanggil Prim.
Khun Barami menelpon Phu dan memberitau kalau Phu tidak perlu datang lagi. Dia sudah ketemu dengan Prim dan Rita dan akan mengantar mereka pulang. Phu kaget, dia meminta waktu untuk bicara dengan Prim.
Prim menerima ponsel Khun Barami, dan Phu dengan tegas menyuruh Prim tidak boleh membawa Khun Barami ke rumahnya. Prim jelas heran dan bertanya alasannya. Phu tidak bisa memberitahu tapi yang jelas itu adalah yang terbaik untuk Prim. Prim mengira kalau Phu takut Khun Barami akan menyakitinya seperti yang dilakukan oleh Khun Pat dan Vicky kemarin, tapi Phu tidak perlu khawatir, karena Khun Barami sudah mewakili mereka untuk meminta maaf padanya. Setelah itu, Prim mematikan telepon.
Khun Barami bertanya pada Prim, apa ada masalah? Apa Phu tidak ingin dia ke rumah Prim? Prim menjelaskan kalau Phu melakukanya karena takut tidak enak dengan Khun Pat dan Vicky. Khun Barami kemudian bertanya kesediaan Prim mengundangnya ke rumah, jika tidak mau, tidak apa-apa. Prim mengundangnya dengan senang hati.
Wat mendengar telepon Phu dan heran kenapa Phu sangat ngotot mencegah Khun Barami ke rumah Prim? Phu bahkan memutuskan untuk menelpon Unc. Dam, tetapi Unc. Dam sedang tidur siang dan tidak mengangkat telepon.
“Kau dan Uncle Dam, apa rahasia yang kalian miliki?” tanya Wat dan merebut ponsel Phu.
“Bagaimana kau bisa tahu?”
“Tidak ada yang namanya rahasia di dunia ini. Jadi, apa rahasia itu?”
“Wat, mari kita bicarakan hal ini nanti saja. Sekarang, bantu aku pikirkan sebuah rencana, apapun yang bisa dilakukan untuk mencegah Khun Barami ke rumah Khun Prim,” pinta Phu.
“Kenapa?”
“Ai-wat… gini saja, ini ada hubungannya dengan rahasia yang ku miliki dengan Unc. Dam.”
Wat akhirnya bersedia membantu, asal Phu nanti memberitahunya rahasia itu.
Khun Barami melewati kawasan rumah Prim dan tentu merasa familiar. Prim bisa merasakannya dan bertanya apa Khun Barami pernah melewati kawasan ini? Khun Barami membenarkan, dulu dia sering ke sini.
“Apa kau sudah lama tinggal di sini?” tanya Khun Barami.
“Ya. Sejak aku lahir. Ibuku membuka toko sepatu di dekat sini.”
“Apa nama tokonya?”
Belum sempat Prim menjawab, mobil Khun Barami mendadak mengerem karena Touch berdiri tepat di tengah jalan. Untunglah, mobil cepat mengerem dan tidak mengenai Touch.

Rita langsung keluar untuk memeriksa keadaan. Touch malah menyapanya dengan riang, sebelum teringat perintah Phu dan Wat yang tadi menelponnya dan memerintahkannya untuk menghalangi Khun Barami ke rumah Khun Prim. Mengingat hal itu, dia langsung berakting kalau kakinya sangat kesakitan. Dia bahkan berteriak untuk di bawa ke rumah sakit.
--
Di rumah sakit, dokter memeriksa keadaan Touch dan memberitahu kalau kondisi Touch baik-baik saja. Tidak ada masalah apapun.
Saat itu, Wat dan Phu tiba di rumah sakit. Touch keluar dari ruang rawat, dan Khun Barami tersenyum dan menyebut kalau Touch tadi berteriak seolah sudah akan mati. Wat menjelaskan kalau Touch memang sangat berlebihan, waktu kecil saja saat dia jatuh dari pohon, padahal dokter bilang tidak ada masalah, tetapi, dia malah menangis sangat keras hingga terdengar hinga kemana-mana. Touch sebenarnya kesal dengan perkataan Wat tetapi dia membenarkan.
Rita menerima telepon jadi dia pamit untuk pergi ke tempat sepi untuk mengangkat telepon. Touch mengikutinya.
Khun Barami menawarkan untuk mengantar pulang Prim dan Rita, tetapi Phu berusaha mencegah. Dia menyuruh Khun Barami untuk bicara dengan Prim di cafe rumah sakit saja, karena jika ke rumah Prim sekarang, tentu akan terjebak macet karena sudah jam pulang kerja. Khun Barami akhirnya setuju.
Rita di telepon oleh pemilik butik tempo hari yang ingin mengundang Rita untuk datang dan melakukan wawancara lagi. Kali ini, Rita tidak mau karena sudah tahu kalau pemilik butik itu mau memanfaatkannya lagi.
Saat berbalik, Rita terkejut karena Touch berdiri di belakangnya. Touch bahkan langsung berlutut meminta maaf atas sikapnya tempo hari. Rita kaget dan menyuruh Touch untuk berdiri. Dia heran alasan Touch meminta maaf. Touch menjelaskan kalau waktu dia mabuk, dia sudah tidak sopan. Rita tertawa dan memberitahu kalau dia sudah tidak memikirkan hal itu karena waktu itu Touch kan sedang mabuk.
Touch bertanya lagi, kalau Rita tidak marah kenapa tidak mengangkat telponnya. Rita baru teringat dan menjelaskan kalau dia melihat telepon Touch saat sudah malam, dan berencana menelpon besok pagi, tapi dia lupa.

Post a Comment

Previous Post Next Post