Sinopsis Lakorn : My Cinderella Girl Episode 08-4/5



Sinopsis Lakorn : My Cinderella Girl Episode 08-4/5
Images by : Channel 3
Boot membereskan bahan-bahan makanan yang di berikan Khun Barami. Boot sangat senang karena Khun Barami membeli sangat banyak, sehingga Prim mungkin tidak akan menghabiskannya, karena itu, dia akan membawanya sedikit untuk di bagi dengan Wat.
Prim terlihat sangat khawatir dengan Vee sehingga Boot menggodanya menyukai wanita. Prim jelas kesan mendengarnya, dia memberitahu kalau dia juga merasa aneh karena sangat menyanyangi Vee seolah-olah dia adalah adiknya. Mungkin itu karena, Vee mempunyai hidup seperti hidup ibunya. Hamil di luar nikah dalam usia muda. Dan juga dia tahu mengenai tabiat orang-orang di rumah Khun Barami, hingga dia tahu apa yang akan Vee hadapi dan membuatnya khawatir.
--
Vee tiba di rumah Khun Barami. Vicky menyambutnya dengan ramah dan bahkan menyebut bayi di kandungan Vee sebagai keponakannya. Khun Barami senang karena Vicky sangat terbuka. Vicky menyuruh ayahnya untuk kembali bekerja dan dia yang akan menjaga Vee di rumah.
Tetapi, saat Khun Barami sudah pergi. Khun Pat yang ada di rumah keluar dan memerintahkan pembantu untuk meletakkan koper Vee di kamar belakang yang ada di rumah. Vee menyapa Khun Pat dengan sopan, tetapi Khun Pat hanya memandangnya tajam tanpa merespon apapun.
Vee di antarkan di kamarnya. Kamar paling belakang. Sepertinya, itu kamar yang harusnya di pakai pembantu.
“Ini kamar yanga paling sesuai untuk orang tidak tahu malu sepertimu,” ujar Vicky memperlihatkan tabiat aslinya. “Ibuku sengaja memberikan ayahmu banyak uang agar masalah dapat di selesaikan, tapi akhirnya kau tidak bersedia seperti ini. Mencari masalah saja.”
“Aku hanya ingin bayiku mempunyai ayah,” jawab Vee.
“Jika kau ingin bayimu mempunyai ayah, maka dia tidak akan punya ibu. Kau yang memilih Veeree,” ujar Khun Pat.
“Apa maksud Anda?”
“Setelah kau melahirkan, aku akan mengetes DNA bayi tersebut. Aku akan mengecek hingga aku yakin kalau itu bayi Pong. Setelah itu, aku akan mengambil bayi itu. Dan kau, bisa pergi kemanapun kau pergi,” jelas Khun Pat.
Vee menangis dan memohon agar Khun Pat tidak seperti itu. Dia memanggil Khun Pat dengan sebutan ‘Khun Mae’ (ibu). Khun Pat jadi marah dan memegang wajah Vee dengan kasar. Dia memperingati kalau dia tidak pernah menerima Vee sebagai menantunya, jadi jangan pernah memanggilnya ibu. Dan juga Vee harus bekerja di rumah ini (sebagai pembantu) sebagai ganti makanan dan tempat tinggal yang mereka berikan. Khun Barami juga tidak boleh tahu hal ini. Vee hanya bisa menangis dan ketakutan melihat Khun Pat.
Vicky tersenyum sinis pada Vee.
Vee menghapus air matanya dan berusaha untuk kuat.
--
Prim ke makam ibunya dan kaget karena ada sebuket bunga di depan makam ibunya. Dia heran siapa yang memberikan bunga tersebut.
--

Phu sedang bekerja dan menerima telepon dari Khun Barami. Khun Barami meminta Phu membantunya memilihkan sepatu yang ada di P.Paul, dia ingin memberikannya pada Prim.
--
Khun Pat menelpon seseorang dan menyuruh orang itu untuk mengurus ‘dia’.
Vicky masuk dan melapor kepada Khun Pat kalau Pong tidak mau pulang karena tidak mau bertemu dengan Vee. Vicky bertanya, apa Khun Pat benar-benar mengizinkan Vee tinggal bersama mereka.
“Siapa bilang aku bersedia? Aku akan mengusirnya keluar suatu saat. Tapi sekarang, kita harus mengurus orang yang suka ikut campur dalam urusan keluarga orang lain terlebih dahulu.”
--

Orang yang di telepon Khun Pat, mengintai Prim yang dalam perjalanan pulang ke rumah. Prim merasa ada orang yang mengikutinya, tetapi saat dia berbalik, tidak terlihat siapapun. Prim jadinya tidak curiga lagi. Tetapi, orang itu tiba-tiba muncul. Prim panik dan segera memberikan tasnya. Di dalamnya ada uang dan ponsel, pria itu boleh mengambilnya, tetapi biarkan dia pergi.
Masalahnya, bukan itu tujuan dari pria tersebut. Prim berusaha kabur dan melempar pria itu dengan tas-nya. Tetapi, pria itu lebih kuat. Dia menampar dan memukul perut Prim dengan keras. Setelah itu, dia menyeret Prim ke tempat sepi. Dia mengeluarkan lakbannya, dan berusaha menutup mulut Prim.

Pria itu menarik dan mencekik Prim dengan keras.  
“Jangan bersusah payah. Karena seseorang sudah memerintahkanku untuk menyakitimu!” teriak pria itu.
“Apa salahku?”
“Ikut campur dalam urusan orang lain!”
Untunglah, Phu tiba di saat yang tepat sebelum pria itu menyakiti Prim lebih jauh. Phu dan pria itu terlibat perkelahian. Phu menang. Tetapi, pria itu tidak menyerah dan malah menyerang Phu dengan pisau. Phu berhasil menghindar sehingga pisau itu tidak menusuk perutnya dan hanya menyerempet. Setelah itu, Phu memukul pria itu hingga tersudut. Pria itu ketakutan dan kabur.
Prim sangat ketakutan dan memeluk Prim dengan erat. Phu menenangkannya.
--

Boot sedang di rumah Wat dan mendapat laporan dari Rita kalau Prim di serang. Dan sekarang Khun Phu sedang menemani Prim. Boot mengerti dan akan segera pulang. Wat mendengar pembicaraan Boot dan bertanya apa yang terjadi.
--

Prim dan Phu di rumah Prim. Phu menjelaskan kalau dia melihat barang Prim terserak di tengah jalan dan dia mendengar teriakan Prim, karena itu dia segera mencari Prim. Prim memberitahu kalau pria yang menyerangnya mendapat perintah dari seseorang karena dia ikut campur masalah orang lain.
Phu bertanya pendapat Prim, siapa orang itu. Prim dengan ragu menjawab kalau urusan orang lain yang dia campuri hanyalah masalah Veeree, yaitu keluarga Khun Barami. Phu terdiam mendengarnya, itu artinya Khun Pat mungkin orang di balik kejadian ini. Prim membenarkan, tetapi itu hanya dugaan dan dia juga tidak punya bukti. Phu mengerti dan akan membiarkan polisi yang menyelidiki. Dia juga menasehati Prim untuk tidak keluar rumah seorang diri mulai dari sekarang, dan bila tidak ada teman, dia bisa menemani Prim setiap saat.
Prim kemudian melihat pinggang Phu yang terluka karena sabetan pisau tadi dan merasa khawatir. Phu meminta izin untuk menukar pakaian lebih yang ada di mobilnya.
Prim membantu Phu untuk mengobati lukanya. Dan Phu menggoda Prim karena terus menatap tubuhnya. Prim merasa malu dan mau masuk ke kamar karena dia melihat badan Phu. Phu menahannya dan mereka malah beromantis ria.
Phu kemudian sekali lagi memberitahu perasaannya yang sangat khawatir pada Prim dan merasa akan mati setiap kali melihat Prim terluka. Prim tidak menghindar lagi dan bertanya perasaan Phu padanya. Phu ingin mengatakan kalau dia mencintai Prim, tetapi, dia ingat perjanjiannya dengan Wat, bahwa dia tidak bisa memberitahu Prim kalau dia mencintainya termasuk kepada teman-temannya.
Phu memberitahukan perjanjiannya dengan Wat itu kepada Prim. Dan karena dia tidak bisa bilang kalau dia mencintai Prim, dia akan menunjukkannya dengan cara lain.
Phu mencium bibir Prim.
Dan… Wat yang tiba di sana bersama dengan Boot melihat hal tersebut. Phu terkejut melihat kehadiran Wat.

Post a Comment

Previous Post Next Post