Sinopsis Lakorn : My Cinderella Girl Episode 05-2/5

 Sinopsis Lakorn : My Cinderella Girl Episode 05-2/5
Images by : Channel 3
Phu mengantar Prim pulang. Rita dan Boot jelas khawatir. Setelah membantu Prim dan memastikan Prim tidur, mereka menghampiri Phu dan bertanya apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa Pong mendorong Prim ke kolam?
Phu juga tidak tahu apa alasannya karena dia belum menemui Pong. Dia meminta Rita dan Boot untuk tidak khawatir, karena dia tidak akan membiarkan kelakuan Pong kali ini.
“Tapi Prim bilang kalau dia dan Khun Vicky terjatuh ke kolam. Tetapi, kenapa kau menolong Prim pertama kali?” tanya Vicky.
“Vicky bisa berenang. Tetapi, Prim tidak bisa.”
“Tapi, Prim bilang kalau Khun Vicky juga berteriak meminta tolong. Bisa saja dia mengalami keram atau dia berbohong,” lanjut Boot.
“Apa maksudmu Boot?” tanya Phu bingung. Rita juga bingung, untuk apa Khun Vicky harus berbohong.
“Maksudku, mulai dari sekarang, apapun yang ingin kau lakukan, tolong lebih berhati-hati. Aku mulai merasa kalau temanku akan berada dalam masalah!”
Phu memikirkan perkataan Boot.
Vicky pulang ke rumah dalam keadaan basah kuyup dan menangis. Khun Pat jelas khawatir melihat kondisinya. Dia bertanya pada Pong yang pulang bersama Vicky, apa yang terjadi? Pong menyuruh Khun Pat untuk bertanya langsung pada Vicky, dan juga dia mengambil kartu kredit Vicky. Dia kemudian pamit pergi untuk bertemu teman-temannya.
Khun Pat menenangkan Vicky dan meminta Vicky memberitahunya apa yang terjadi?

Khun Barami di ruangannya dan membuka surat yang di kirim Prim darinya. Prim mengirim bon - bon mengenai penggunaan uang 100.000 baht yang di berikan Khun Barami tempo hari. Dia juga menjelaskan kalau uang itu dia berikan kepada kedua temannya, yang butuh uang tersebut, dan dia mengirim bon-bon itu, agar Khun Barami tahu bahwa uangnya di gunakan untuk hal berguna. Khun Barami tersenyum membaca surat itu, dia sepertinya menyukai watak Prim.
“Aku benci dia!” ujar Prim. “Aku benci dia! Aku memperlakukannya dengan baik tapi dia berani untuk mencuri P’Phu dariku! Aku seharusnya mendengarkan mama dari awal. Bahwa Prim bukanlah orang baik. P’Phu sudah jatuh cinta padanya, ma,” tangis Vicky. “Ini sudah terlambat kan, ma?”
Khun Barami kebetulan turun ke bawah dan mendengar perkataan Vicky tersebut.
“Tidak ada yang terlambat! Phu masih milikmu! Tidak ada satupun yang bisa mencurinya! Jika putriku cukup kuat!” ujar Khun Pat.
“Tapi Vicky, kau harus menerima hal itu,” Khun Barami mengemukakan pendapatnya, “Kau dan Phu hanyalah pasangan yang di jodohkan orang tua dari kecil. Kalian bukan benar-benar sepasang kekasih ataupun tunangan! Dan jika Phu dan Prim saling mencintai, ku rasa itu hak mereka.”
Vicky semakin menangis mendengar hal itu. Dan Khun Pat semakin marah karena Khun Barami malah memihak pada Prim bukan pada putri mereka. Khun Barami menjelaskan kalau dia hanya mau Vicky menerima kenyataan. Khun Pat malah menuduh Khun Barami menyukai Prim.
“Ya. Aku menyukai Prim. Dia anak baik. Prim mengirimkan bon biaya pengobatan ayah temannya dan juga bon biaya perbaikan atap panti asuhan. Lihat! 100.000 baht yang kita berikan padanya, tidak dia gunakan untuk dirinya sendiri.”
Tetapi Khun Pat malah merobek surat dan semua bon itu, kemudian melemparkannya ke wajah Khun Barami. Dia menyebut Khun Barami sebagai orang bodoh dan bahkan melarang Khun Barami untuk bertemu dengan Prim lagi! Karena dia yakin, suatu saat Khun Barami akan terperdaya oleh Prim.
“Dalam hidupku… aku hanya melakukan satu hal bodoh. Yaitu, ketika aku bersedia menikah denganmu!”

Khun Pat tidak terima di katai seperti itu. Dia mengejar Khun Barami yang naik tangga. Dia menarik Khun Barami dan menyuruhnya untuk meminta maaf padanya. Khun Barami tidak mau dan menepis tangan Khun Pat. Dan hal itu membuat Khun Pat terjatuh dari tangga.
Khun Pat di bawa ke rumah sakit dan dokter memberitahu kalau kondisi Khun Pat baik-baik saja. Khun Pat hanya mengalami terkilir pada pinggangnya karena terjatuh. Jadi, dia hanya perlu menjalani terapi besok.

Setelah dokter keluar, Khun Pat mulai marah lagi. Dia menuduh Khun Barami yang pasti kesal karena dia belum mati. Khun Barami capek berdebat, dia memutuskan untuk pulang. Tetapi, sebelum pulang, Khun Barami memberitahu Vicky kalau dia akan membungkuskan baju Khun Pat dan menyuruh orang mengantarnya ke rumah sakit. Vicky menahan ayahnya untuk pulang, tetapi Khun Pat menyuruh Vicky untuk membiarkan Khun Barami pergi.
“Jika saja kau bisa bicara dengan lebih baik, aku mungkin akan tinggal dan merawatmu,” ujar Khun Barami.
“Ya. Aku tidak lembut, manis dan baik seperti Nang Paphon! Kau menyukai orang yang suka berpura-pura. Aku tidak bisa melakukan hal seperti itu untukmu. Itulah kenapa kau tidak pernah mencintaiku!”
Khun Barami akhirnya benar-benar pergi. Dan Vicky yang baru mendengar nama Paphon, bertanya pada ibunya, siapa Paphon?
“Selingkuhan ayahmu.”
Vicky terkejut karena baru mengetahui rahasia itu.
Phu pamit pulang dan menitip pesan pada Boot untuk menghubunginya jika ada apa-apa pada Prim.
Khun Barami ternyata memutuskan untuk pergi ke rumah Paphon dulu.
Phu mengendarai mobil sambil mengingat perkataan Boot tadi. Dia jadi curiga, apa benar Vicky tadi berpura-pura?
Phu kemudian menyadari kalau tas Prim tertinggal di rumahnya. Jadi, dia memutar balik mobilnya.
Khun Barami sedang berkeliling di sekitar kawasan rumah Prim dan bergumam kalau kawasan daerah tersebut sudah banyak berubah. Dia kemudian tiba di rumah Prim dan melangkah masuk ke dalam gerbang. Dia melihat sekeliling dan teringat kenangannya bersama Paphon di rumah tersebut.
Flashback
Saat itu, dia sangat bahagia bersama Paphon. Mereka masak bersama dan bahkan Paphon membuatkan sepatu dan memakaikannya pada Khun Barami.
Mereka juga sudah berencana menikah. Khun Barami bahkan sudah membuat desain sepatu yang akan di kenakan Paphon di pernikahan mereka nanti.
“Aku akan membayar pembuat sepatu untuk membuatkan sepatu ini. Untuk calon pengantinku,” janji Khun Barami.
Dan setelah beberapa waktu, mereka tidak jadi menikah. Paphon bahkan menjual rumah tersebut dan memberitahu kalau dia akan pindah. Khun Barami berusaha mengubah keputusan Paphon.
“Mari kita lupakan bahwa kita mencintai satu sama lain. Jika kau mencintaiku, biarkan aku pergi. Jangan membuatku menjadi lebih sedih dari saat ini!” pinta Paphon. “Mulai dari sekarang, jangan pernah bertemu lagi!”
Khun Barami hanya bisa melepaskan Paphon.
Flashback END
“Phon! Dimana kau sekarang?” gumam Khun Barami.
Unc. Dam sedang berjalan-jalan dalam keadaan mabuk ketika dia melihat Khun Barami keluar dari gerbang rumah Prim. Dia jelas kaget dan langsung lari untuk mencari telepon.
Dan tanpa sengaja, dia hampir tertabrak mobil Phu. Melihat Phu, dia segera meminjam telepon. Dia ingin menelpon Prim dan menyuruh Prim untuk pindah rumah sekarang juga.
“Kenapa?” tanya Phu heran.
“Ayah Prim ada di sini!” ujar Unc. Dam tidak sadar karena sedang mabuk.
“Ayah Prim?”
“Ya! Sekarang, dia ada di depan rumah Prim. Mereka sudah hampir bertemu. Aku tidak bisa membiarkan hal tersebut atau arwah Phon tidak akan tenang!”

Phu segera berlari ke depan rumah Prim untuk melihat ayah Prim. Tetapi, yang dia lihat membuatnya sangat terkejut. Orang yang berdiri di depan gerbang rumah Prim adalah Khun Barami.
Khun Barami tidak melihat kehadiran Phu dan langsung pergi dari sana. (untuk penjelasan ya, Khun Barami tidak tahu kalau yang tinggal di rumah Paphon dulu, sekarang adalah Prim).
“Paman Barami, adalah ayah Prim!” gumam Phu tidak percaya. Dia kembali ke dalam mobilnya dan ternyata Unc. Dam juga masuk ke dalam mobilnya. Unc. Dam bertanya apa orang itu sudah pergi? Dia tidak bertemu dengan Prim, kan?
Phu bertanya memastikan pada Unc. Dam, apa Unc. Dam tidak salah mengenali orang? Apa benar ayah Prim adalah Khun Barami?
“Eyy! Bagaimana kau bisa tahu nama ayah Prim? Huh?” kaget Unc. Dam.
“Aku memang mengenalnya. Ibuku dan Khun Patchara, istri dari Khun Barami adalah teman,” beritahu Phu.
Unc. Dam semakin kaget. Dia bahkan melarang Phu untuk tidak bertemu dengan Prim lagi. Unc. Dam juga langsung keluar dari mobil tanpa mau menjelaskan alasannya pada Phu. Phu jelas saja kebingungan. Tetapi, Unc. Dam malah keserempet motor. Phu panik dan segera keluar mobil menolongnya.

Prim bermimpi bahwa ibunya datang menemuinya. Prim sangat senang dan mengikuti ibunya. Ibu membawanya menemui seorang pria. Tetapi, yang di perlihatkan hanya punggung pria tersebut. Prim senang karena akan melihat ayahnya, tetapi saat dia mendekat, pria tersebut menghilang. Dan ibunya juga menghilang. Kemudian, dia bermimpi saat dia tenggelam tadi dan Phu menolongnya.
Prim terjaga karena mimpi tersebut. Nafasnya tersengal-sengal. Boot dan Rita jelas juga terbangun dan khawatir. Prim memberitahu kalau dia hanya mengalami mimpi buruk dan menyuruh untuk lanjut tidur.   
Phu membawa Unc. Dam ke rumah sakit. Dia juga menelpon Touch dan meminta bantuan Touch untuk meminta temannya menyelidiki siapa orang yang menyerempet Unc. Dam dan kabur. Kebetulan, di dekat TKP ada camera CCTV dan dia juga bersedia jadi saksi.  
Unc. Dam sudah sadar dan berteriak agar di ijinkan pulang. Suster menahannya karena mereka belum mengobati luka Unc. Dam. Unc. Dam tidak mau, luka itu bisa sembuh sendiri, dan dia ingin pulang sekarang. Phu berusaha membujuk Unc. Dam untuk di obati dan dia yang akan membayar biaya pengobatannya.
Unc. Dam sudah di obati dan dia membawa Phu ke rumahnya. Phu awalnya kaget melihat rumah Unc. Dam yang berantakan dan penuh dengan sepatu-sepatu bekas. Phu bahkan membelikan obat Unc. Dam dan menawarkan diri untuk menginap menemani Unc. Dam malam ini.
“Tidak usah sok bersikap baik padaku. Tidak peduli apapun, aku tidak akan memberitahu apapun mengenai Nang Prim!”
Phu tidak menyerah. Dia mengancam kalau dia akan bertanya saja kepada Khun Barami. Unc. Dam jelas panik dan melarangnya, Khun Barami tidak boleh tahu mengenai Prim. Phu mengerti, jadi dia tidak akan memaksa dan memilih pulang.
Unc. Dam tetap khawatir. Akhirnya, dia bersedia memberitahu Phu rahasia mengenai Khun Barami dan Prim, tetapi Phu harus menjaga rahasia itu seumur hidup. Jangan sampai ada yang tahu.

1 Comments

Previous Post Next Post