Network : Channel 3
Ketika
sedang berjalan, tanpa sengaja Nok menabrak seorang wanita hingga terjatuh. Dan
karena melihat wanita itu memegang tongkat serta memakai kacamata hitam, maka
Nok pun menjadi khawatir. Dia menanyakan apa wanita itu baik- baik saja dan
dengan segera dia juga membantu membereskan barang- barang wanita itu.
Saat
Nai datang menyusulnya, Nok langsung menanyakan dimana ruangan bayi, karena si
Wanita ingin pergi ke sana.
“Kamu
tidak perlu mengantarnya kesana. Karena dia lebih tahu tempat ini daripada
kamu,” kata Nai. Dan mendengar itu, Nok pun menjadi heran dan dia menatap si
Wanita yang ternyata bisa melihat.
Dibangku
taman. Mereka bertiga duduk bersama. Dan lalu Nai membuka suara,“Ini Khun
Nuchanart. Dan ini Khun Muanchanok, asistenku,” kata Nai memperkenalkan mereka
berdua.
“Apa
dia Putri dari Khun Thawat, pemilik perusahaan dari proyek di laut? Itu sangat
kreatif, aku benar- benar suka itu,” kata Nart memuji clip dilaut yang Nok
buat.
“Terima
kasih. Dan aku minta maaf tentang… “ kata Nok.
“Kesalah
pahaman,” potong Nai sambil tertawa bersama Nart. Dan Nok pun menjadi bingung.
Nok
lalu menanyakan apa Nart sering terlibat dengan aktifitas disini. Dan Nart
membenarkan, dia mengatakan bahwa dia membawa tape yang telah direkamnya ketika
membaca kan cerita untuk anak- anak disini. Terkadang dia datang kesini dan
melakukannya sendirian.
“Tapi
aku telah mengenal tempat ini karena Khun Nai. Dia membujuk ku untuk menjadi
aktris suara yang menceritakan dongeng disini,” jelas Nart.
“Aku
tidak bisa membuat suara untuk hero (Pria) dan heroine (Wanita). Jadi aku butuh
suaranya untuk heroine,” tambah Nai.
Mendengar
pembicaraan mereka yang tampak seperti melupakannya, maka Nok pun merasa kurang
nyaman. Nok lalu pamit untuk kembali ke kantor.
“Senang
bertemu denganmu,” kata Nok. Lalu berdiri dan berjalan pergi. Dan melihat itu,
Nai pun menjadi heran, apa yang salah dengan asistannya itu.
“Mengapa
dia ingin kembali untuk kerja? Biasanya dia mengajak untuk pulang ke rumah,” kata
Nai dengan heran kepada Nart.
“Biasanya,
dia tidak kembali untuk kerja. Tapi... mmm… lebih baik tidak dikatakan,” kata
Nart. Dia mengerti alasan Nok yang menjadi seperti itu. Dan itu karena cemburu
(mungkin >.<)
Dan
karena Nart tidak mau memberitahunya, maka Nai pun menjadi penasaran. Tapi Nart
tetap tidak mau menceritakannya, karena ini adalah rahasia perempuan. Lalu
seperti mengerti sesuatu, Nai tersenyum.
Aff
menjadi panik, ketika dia mendapatkan telpon. Dengan segera dia berlari dan
menemui Vi lalu memberitahukan apa yang terjadi. Dan mendengar apa yang terjadi,
Vi segera menarik Wat keluar dari kamarnya dan menyuruh Wat untuk pergi
kemanapun dengan Phai juga. Tapi karena tidak mengerti apa yang terjadi, maka
Wat tidak mau.
“Tunggu!
Tunggu! Kamu bilang disana ada seseorang yang ingin membunuh ku dan Phai,” kata
Wat, tidak percaya.
“Jika
kamu tidak pergi keluar. Kamu akan dibunuh seperti perkataanmu. Cepat!” kata
Vi.
Tepat
disaat itu, Nenek yang baru tiba masuk ke dalam rumah. Dan melihat dia, semua
orang langsung terkejut.
Nenek
mengatakan bahwa sepulangnya dia ke bangkok, banyak temannya yang menelpon
untuk menyampaikan simpati mereka tentang Putrinya (Vi) yang diselingkuhi oleh
suaminya.
“Simpati
atau mau tahu,” gumam Vi.
“Ah…
jika kamu tidak membuat itu terjadi, maka orang lain tidak akan memperhatikan
tentang kamu sama sekali,” balas Nenek dengna marah.
Lalu
setelah selesai memarahi Vi. Nenek langsung memarahi Phai yang telah berani
tinggal dirumah putrinya dan membuat masalah untuk putrinya. Dan dengan takut,
Phai menjawab bahwa dia tidak ada melakukan itu.
“Mom
kamu harusnya tahu. Orang seperti Phai tidak akan pernah melakukan itu,” kata
Wat, membela Phai.
“Bagaimana
aku tahu? Orang sepertimu yang dulu aku andalkan menjaga putriku akan menjadi
orang yang ingin menikahi seorang ratu kecantikan muda. Itu sama seperti Phai
istri kecilmu yang telah terungkap,” balas Nenek.
Nai dan
Nok pulang kerumah, karena mendengar kabar dari Nenek. Sesampainya dirumah, Nok
dengan segera berlari mau masuk ke dalam. Dan hampir saja Nok terjatuh karena
terlalu buru- buru. Untung saja Nai berhasil menahan Nok agar tidak terjatuh.
“Hati-
hati. Tenanglah dulu Khun Nok,” kata Nai, mengingatkan Nok.
“Kamu
dengar semuanya kan ketika Nenek menelponku. Dia sangat marah,” kata Nok dengan
cemas. Tapi Nai menahan Nok agar tidak bersikap seperti ini, atau jika tidak
maka tidak akan ada seorang pun yang bisa menyelamatkan mereka.
“Itu
benar. Apa yang harus aku lakukan selanjutnya?” tanya Nok.
“Mengapa
kamu tidak menggunkan trik special mu?” saran Nai.
Vi
meminta Nenek untuk berhenti, karena Penny hanya mengarang cerita saja untuk
menaikan tingkatnya dan lagian orang lain juga sudah mengabaikan itu. Tapi
Nenek tidak mau membiarkannya berlalu begitu saja, karena itu berdampak pada
reputasinya.
Dengan
sikap manja, Nok masuk ke dalam rumah dan langsung memeluk Nenek serta mencium
pipi kanan- kiri. Lalu dia mengatakan kepada Nenek bahwa dia sangat
merindukannya.
“Aku
merindukan mu juga, tapi tunggu sebentar ya,” kata Nenek sambil melepaskan
pelukan Nok dan menatap tajam ke arah Phai.
“Santai
ya, nek. Bibi Phai tidak terlibat dalam ini. Aku bisa jamin,” kata Nok,
menenangkan Nenek dan membela Phai. Tapi Nenek tetap tidak terima dan marah-
marah.
“Reputasi
Anda dan Tante Vi tidak akan hancur. Karena Paman Wat dan aku telah mengurus
ini, kami meminta perusahaan media untuk menghapus berita itu. Segera atau
nanti, semua gosip ini akan menghilang,” jelas Nai kepada Nenek.
Namun
Nenek tidak senang mendengar Nai berbicara. Dia membalas bahwa dia tidak
menanyakan pendapat Nai, jadi Nai jangan ikut campur. Dan mendengar itu, Nai
pun langsung diam.
“Semua
dari mereka yang dibesarkan oleh mu. Mereka semua penuh ambisius. Mereka tidak
rendah hati sama sekali. Suatu hari, mereka akan membuat banyak masalah,” kata
Nenek memarahi mereka semua.
“Nenek.
Luckanai membantu kita menyelesaikan itu. Dia tidak melakukan kesalahan
apapun,” kata Nok, membela Nai. Dan karena itu, Nenek pun menjadi semakin
marah, dia mengira Nok sedang melindungin Nai.
Nok
kemudian menjadi bingung harus perbuat apa dan menatap ke arah Nai. Lalu
seperti terpikir sesuatu, Nok menggunakan trik specialnya. Dia mengatakan bahwa
dia sedang melindungin Nenek, karena dokter bilang bahwa Nenek harus berhati-
hati menjaga level tekanan darah tinggi. Jadi jika Nenek menjadi sakit karena
orang- orang disini, maka itu sama sekali tidak berharga.
“Tapi……”
kata Nenek ingin berbicara lagi. Tapi Nok langsung memotong.
“Kesehatan
mu lebih penting. Jangan marah ya. Aku khawatir tentang mu,” bujuk Nok sambil
memeluk Nenek dengan manja.
“Baiklah.
Oh… tunggu. Jika ada yang kedua kalinya, aku tidak akan melepaskanya dengan
mudah!” kata Nenek, mengingatkan Phai untuk terakhir kalinya.
Dan
ketika Nenek bersama dengan Nok telah benar- benar pergi. Wat serta Vi pun
mulai bertengkar tanpa suara, mereka tampak sama- sama lelah.
“Aku
melakukan itu untuk balas dendam. Apa kamu lupa itu?” balas Nok.
“Aku
takut, dia tidak akan jatuh ke dalam perangkap dan malah kamu yang akan jatuh.”
“Percaya
aku. Jadi dia akan mempercayaiku juga. Kamu harus nya memujiku.”
“Permain
dengan perasaan manusia, tampak seperti kamu bermain dengan api. Jangan
terlibat dengan orang- orang itu,” balas Nenek, menasihatkan Nok.
Setelah
mendengar semua penjelasan Nai, Vi pun menjadi terkejut. Lalu dia bertanya apa
Nai mau kembali menjadi pacar Khae. Dan Nai menjawab tidak, karena dia tidak
pernah mengatakan mengatakan itu.
“Tapi
dia pasti berpikir begitu! Karena kalau tidak, dia tidak akan berani untuk
memutuskan Pria tua itu pastinya!” kata Vi.
“Ya.
Aku akan berbicara dengan Khae tentang kesalah pahaman ini,” balas Nai.
“Jangan
khawatirkan itu. Aku akan mengurusnya secepat mungkin. Masa lalu adalah masa
lalu, itu semua sudah berlalu. Aku tidak
akan membiarkan masa lalu terulang lagi.”
“Kamu
tidak. Tapi bagaimana dengan yang lain? Apa dia berpikir seperti kamu?” tanya
Vi dengan tegas. Dan Nai pun terdiam, tidak bisa menjawab.
“Tunggu.
Semua properti mu akan disumbangkan! Kamu benar- benar melakukan itu?” tanya si
Pria dengan nada tidak percaya.
Dan
tentu saja si Pria tidak senang. Lalu si Ibu pun menjelaskan bahwa dia akan
memberikan waktu satu tahun kepada nya, jika si Pria tidak bekerja dan mencapai
target atau jika dia mati sebelum itu, maka surat wasiat itu akan berlaku.
“Ok.
Apa yang Mom mau aku lakukan? Beritahu saja aku,” kata si Pria, setuju.
Lalu si
Ibu memberikan tab nya. Dan si Pria membaca artikel yang ada disana, Kampaye Cintai bumi dan Tanggung jawab
sosial, Green Dream.
Dan
dengan serius, si Pria malah memperhatikan foto Wat dengan Nok. “Siapa ini
Mom?”
“CEO
Green Dream, Khun Thawat. Dan wanita itu adalah Muanchanok, putri satu-satunya.
Dia baru mulai bekerja disana,” jelas Ibu. Dan si Pria tersenyum, lalu dia
melihat artikel tentang Green Dream yang lain dan melihat foto Nai.
“Apa
kamu kenal dia?”
“Kira-
kira seperti itu, tapi tidak dekat.”
“Tapi
kamu harus mengenali dia dengan baik dari sekarang. Karena dia adalah asisten
Thawat. Kamu harus merampas posisinya,” jelas Ibu. Dan si Pria pun tersenyum
dengan jahat.
“Kamu
begitu bersyukur seperti ini. Tampaknya ini bukan sebuah perusahaan biasa,”
komentar Nok, ikut senang juga.
“Katakan
lah didalam industri plastik, tidak ada seorang pun yang tidak tahu S.J
Polymer,” balas Wat.
“Tapi
dari apa yang aku tahu, mereka hanya memproduksi plastik kelas A saja. Mereka
tidak pernah tertarik dengan plastik daur ulang kelas B sebelumnya,” kata Nai
dengan heran.
“Tidak
pernah tertarik bukan berarti ‘tidak tertarik’,
kan?” balas Nok. Dan Wat setuju.
“Menyelamatkan dunia adalah trend yang
sedang hot sekarang. Tidak heran banyak organisasi yang mulai menyesuaikan. Aku
setuju dengan Nok,” kata Wat dan dengan senang Nok tersenyum.
Lalu
Wat memerintahkan Nok untuk pergi menemui Sudjai dan meminta 3 kopian data
untuknya, karena dia lupa dan setelah itu, mereka akan bertemu sekitar setengah
jam lagi diruang rapat. Dan Nok mengiyakan, lalu dia berjalan pergi duluan.
“Tidak.
Aku hanya bertanya- tanya, aku tidak pernah menyangka bahwa dia akan mengambil
rute ini. Tapi … mungkin ini seperti apa yang kamu katakan,” jawab Nai.
“Aku
tidak tidur kemarin malam,” jawab Khae.
“Pasti
masalah antara kamu dan Khun Wat, kan? Atau menunggu dia untuk berdamai?” tanya
si juru foto, tapi Khae tidak bisa menjawab,” Aku tidak tahu apa masalahnya,
tapi bagaimana pun aku memihakmu.”
“Aku
juga,” kata asisten si juru foto. Dan Khae berterima kasih.
Si juru
foto lalu meminta Khae untuk melakukan siaran langsung sekitar siaran langsung
untuk permintaan tamu. Dan dengan bersemangat, Khae bersedia.
“Kelihatannya
kamu begitu curiga dengan pelanggan baru,” komentar Nok.
“Mengetahui
lebih tentang partner lebih baik, kan?” balas Nai.
“Lebih
baik untuk menjadi asisten Ayah dalam rapat ini. Aku ingin tahu bagaimana
mereka akan bernegosiasi,” balas Nok, lalu berjalan pergi.
“Masalah
penting? Apa yang lebih penting dari pekerjaannya?” tanya Nok dengan heran.
Lalu
karena notifikasi chat terus masuk di hapenya, maka Sudjai menjadi kesal. Dan
tanpa sengaja, dia menjatuhkan hape nya di depan Nok. Lalu Nok pun mengambilkan
hape Sudjai dan menyerahkan itu kepada Sudjai. Tapi karena saking gugupnya,
maka Sudjai tidak mengambil hape nya.
Tags:
Game Sanaeha
Semangat kak,ditunggu sampai the end pokoknya kak 😁
ReplyDeleteSelalu ditunggu kelanjutannya yah kak......
ReplyDelete