Sinopsis Lakorn : Game Sanaeha Episode 5 - part 2

Network : Channel 3


Ketika sedang berjalan, tanpa sengaja Nok menabrak seorang wanita hingga terjatuh. Dan karena melihat wanita itu memegang tongkat serta memakai kacamata hitam, maka Nok pun menjadi khawatir. Dia menanyakan apa wanita itu baik- baik saja dan dengan segera dia juga membantu membereskan barang- barang wanita itu.

Saat Nai datang menyusulnya, Nok langsung menanyakan dimana ruangan bayi, karena si Wanita ingin pergi ke sana.


“Kamu tidak perlu mengantarnya kesana. Karena dia lebih tahu tempat ini daripada kamu,” kata Nai. Dan mendengar itu, Nok pun menjadi heran dan dia menatap si Wanita yang ternyata bisa melihat.



Dibangku taman. Mereka bertiga duduk bersama. Dan lalu Nai membuka suara,“Ini Khun Nuchanart. Dan ini Khun Muanchanok, asistenku,” kata Nai memperkenalkan mereka berdua.

“Apa dia Putri dari Khun Thawat, pemilik perusahaan dari proyek di laut? Itu sangat kreatif, aku benar- benar suka itu,” kata Nart memuji clip dilaut yang Nok buat.

“Terima kasih. Dan aku minta maaf tentang… “ kata Nok.

“Kesalah pahaman,” potong Nai sambil tertawa bersama Nart. Dan Nok pun menjadi bingung.


Nok lalu menanyakan apa Nart sering terlibat dengan aktifitas disini. Dan Nart membenarkan, dia mengatakan bahwa dia membawa tape yang telah direkamnya ketika membaca kan cerita untuk anak- anak disini. Terkadang dia datang kesini dan melakukannya sendirian.

“Tapi aku telah mengenal tempat ini karena Khun Nai. Dia membujuk ku untuk menjadi aktris suara yang menceritakan dongeng disini,” jelas Nart.

“Aku tidak bisa membuat suara untuk hero (Pria) dan heroine (Wanita). Jadi aku butuh suaranya untuk heroine,” tambah Nai.

Mendengar pembicaraan mereka yang tampak seperti melupakannya, maka Nok pun merasa kurang nyaman. Nok lalu pamit untuk kembali ke kantor.



“Senang bertemu denganmu,” kata Nok. Lalu berdiri dan berjalan pergi. Dan melihat itu, Nai pun menjadi heran, apa yang salah dengan asistannya itu.

“Mengapa dia ingin kembali untuk kerja? Biasanya dia mengajak untuk pulang ke rumah,” kata Nai dengan heran kepada Nart.

“Biasanya, dia tidak kembali untuk kerja. Tapi... mmm… lebih baik tidak dikatakan,” kata Nart. Dia mengerti alasan Nok yang menjadi seperti itu. Dan itu karena cemburu (mungkin >.<)

Dan karena Nart tidak mau memberitahunya, maka Nai pun menjadi penasaran. Tapi Nart tetap tidak mau menceritakannya, karena ini adalah rahasia perempuan. Lalu seperti mengerti sesuatu, Nai tersenyum.


Aff menjadi panik, ketika dia mendapatkan telpon. Dengan segera dia berlari dan menemui Vi lalu memberitahukan apa yang terjadi. Dan mendengar apa yang terjadi, Vi segera menarik Wat keluar dari kamarnya dan menyuruh Wat untuk pergi kemanapun dengan Phai juga. Tapi karena tidak mengerti apa yang terjadi, maka Wat tidak mau.



“Tunggu! Tunggu! Kamu bilang disana ada seseorang yang ingin membunuh ku dan Phai,” kata Wat, tidak percaya.

“Jika kamu tidak pergi keluar. Kamu akan dibunuh seperti perkataanmu. Cepat!” kata Vi.

Tepat disaat itu, Nenek yang baru tiba masuk ke dalam rumah. Dan melihat dia, semua orang langsung terkejut.



Nenek mengatakan bahwa sepulangnya dia ke bangkok, banyak temannya yang menelpon untuk menyampaikan simpati mereka tentang Putrinya (Vi) yang diselingkuhi oleh suaminya.

“Simpati atau mau tahu,” gumam Vi.

“Ah… jika kamu tidak membuat itu terjadi, maka orang lain tidak akan memperhatikan tentang kamu sama sekali,” balas Nenek dengna marah.


Lalu setelah selesai memarahi Vi. Nenek langsung memarahi Phai yang telah berani tinggal dirumah putrinya dan membuat masalah untuk putrinya. Dan dengan takut, Phai menjawab bahwa dia tidak ada melakukan itu.

“Mom kamu harusnya tahu. Orang seperti Phai tidak akan pernah melakukan itu,” kata Wat, membela Phai.

“Bagaimana aku tahu? Orang sepertimu yang dulu aku andalkan menjaga putriku akan menjadi orang yang ingin menikahi seorang ratu kecantikan muda. Itu sama seperti Phai istri kecilmu yang telah terungkap,” balas Nenek.



Nai dan Nok pulang kerumah, karena mendengar kabar dari Nenek. Sesampainya dirumah, Nok dengan segera berlari mau masuk ke dalam. Dan hampir saja Nok terjatuh karena terlalu buru- buru. Untung saja Nai berhasil menahan Nok agar tidak terjatuh.

“Hati- hati. Tenanglah dulu Khun Nok,” kata Nai, mengingatkan Nok.

“Kamu dengar semuanya kan ketika Nenek menelponku. Dia sangat marah,” kata Nok dengan cemas. Tapi Nai menahan Nok agar tidak bersikap seperti ini, atau jika tidak maka tidak akan ada seorang pun yang bisa menyelamatkan mereka.

“Itu benar. Apa yang harus aku lakukan selanjutnya?” tanya Nok.

“Mengapa kamu tidak menggunkan trik special mu?” saran Nai.



Vi meminta Nenek untuk berhenti, karena Penny hanya mengarang cerita saja untuk menaikan tingkatnya dan lagian orang lain juga sudah mengabaikan itu. Tapi Nenek tidak mau membiarkannya berlalu begitu saja, karena itu berdampak pada reputasinya.



Dengan sikap manja, Nok masuk ke dalam rumah dan langsung memeluk Nenek serta mencium pipi kanan- kiri. Lalu dia mengatakan kepada Nenek bahwa dia sangat merindukannya.

“Aku merindukan mu juga, tapi tunggu sebentar ya,” kata Nenek sambil melepaskan pelukan Nok dan menatap tajam ke arah Phai.

“Santai ya, nek. Bibi Phai tidak terlibat dalam ini. Aku bisa jamin,” kata Nok, menenangkan Nenek dan membela Phai. Tapi Nenek tetap tidak terima dan marah- marah.



“Reputasi Anda dan Tante Vi tidak akan hancur. Karena Paman Wat dan aku telah mengurus ini, kami meminta perusahaan media untuk menghapus berita itu. Segera atau nanti, semua gosip ini akan menghilang,” jelas Nai kepada Nenek.

Namun Nenek tidak senang mendengar Nai berbicara. Dia membalas bahwa dia tidak menanyakan pendapat Nai, jadi Nai jangan ikut campur. Dan mendengar itu, Nai pun langsung diam.

“Semua dari mereka yang dibesarkan oleh mu. Mereka semua penuh ambisius. Mereka tidak rendah hati sama sekali. Suatu hari, mereka akan membuat banyak masalah,” kata Nenek memarahi mereka semua.

“Nenek. Luckanai membantu kita menyelesaikan itu. Dia tidak melakukan kesalahan apapun,” kata Nok, membela Nai. Dan karena itu, Nenek pun menjadi semakin marah, dia mengira Nok sedang melindungin Nai.


Nok kemudian menjadi bingung harus perbuat apa dan menatap ke arah Nai. Lalu seperti terpikir sesuatu, Nok menggunakan trik specialnya. Dia mengatakan bahwa dia sedang melindungin Nenek, karena dokter bilang bahwa Nenek harus berhati- hati menjaga level tekanan darah tinggi. Jadi jika Nenek menjadi sakit karena orang- orang disini, maka itu sama sekali tidak berharga.

“Tapi……” kata Nenek ingin berbicara lagi. Tapi Nok langsung memotong.

“Kesehatan mu lebih penting. Jangan marah ya. Aku khawatir tentang mu,” bujuk Nok sambil memeluk Nenek dengan manja.


Dan karena itu, akhirnya Nenek pun mulai tenang serta mau memaafkan mereka semua. “Tapi jika kamu melakukan itu lagi, aku akan menuntut ‘Pembohong’ ke penjara. Ingat itu!” kata Nenek dengan tegas kepada Phai. 

Nok lalu mengingatkan Nenek untuk segera pulang, karena ini sudah siang dan jalanan di dekat rumahnya pasti bakal macet. Dan dia tahu kalau Nenek tidak suka kemacetan, jadi lebih baik Nenek pulang sekarang.

“Baiklah. Oh… tunggu. Jika ada yang kedua kalinya, aku tidak akan melepaskanya dengan mudah!” kata Nenek, mengingatkan Phai untuk terakhir kalinya.



Nok mengambilkan tas milik Nenek yang dan ada disofa, lalu dia menggandeng tangan Nenek untuk pergi bersama. Namun ketika berjalan melewati Nai, Nenek berhenti berjalan dan dengan tajam Nenek menatap Nai sebentar. Setelah itu dia kembali berjalan.

Dan ketika Nenek bersama dengan Nok telah benar- benar pergi. Wat serta Vi pun mulai bertengkar tanpa suara, mereka tampak sama- sama lelah.


“Alasan mengapa kamu melindungin dia bukan karena kamu jatuh cinta dengan sampah itu, kan?” tanya Nenek dengan curiga.

“Aku melakukan itu untuk balas dendam. Apa kamu lupa itu?” balas Nok.

“Aku takut, dia tidak akan jatuh ke dalam perangkap dan malah kamu yang akan jatuh.”

“Percaya aku. Jadi dia akan mempercayaiku juga. Kamu harus nya memujiku.”

“Permain dengan perasaan manusia, tampak seperti kamu bermain dengan api. Jangan terlibat dengan orang- orang itu,” balas Nenek, menasihatkan Nok.


“Aku tidak akan pernah membiarkan sampah itu membuatku kotor. Aku hanya memainkan peran. Aku tidak tertarik padanya sama sekali. Jangan khawatirkan itu,” jelas Nok dengan nada menyakinkan nenek.


Dikamar. Nok memakaikan masker bermotif macan miliknya pada wajah Vi. Dan setelah selesai, Vi tampak sangat kagum dengan masker milik Nok itu. Bahkan dengan bersemangat, Vi mulai berselfie seperti seekor harimau. Dan Nok juga ikut memakai masker itu. Lalu sambil tertawa, mereka berdua berbaring ditempat tidur bersama.



Ketika sedang berbaring. Nok serta Vi sama- sama ingin mulai bicara. Dan karena itu, maka Vi mengizinkan Nok untuk bicara duluan. Lalu Nok menanyakan apa alasan Khae mau melakukan itu, yaitu menolak lamaran Wat. Tapi Vi menjawab bahwa dia juga tidak tahu dan lalu bertanya balik kepada Nok.


Diruang tamu. Nai memeriksa semua data kadindat untuk menjadi presenter. Dan ketika dia melihat form data milik Khae, dia menyingkirkan itu, tapi tanpa sengaja kertas itu malah terjatuh. Dan Vi yang kebetulan datang ke ruang tamu, memungut kertas itu.



“Apa yang kamu lakukan untuk Nok,” kata Vi sambil menunjukan kertas data Khae. “Tentang wanita ini?”

Setelah mendengar semua penjelasan Nai, Vi pun menjadi terkejut. Lalu dia bertanya apa Nai mau kembali menjadi pacar Khae. Dan Nai menjawab tidak, karena dia tidak pernah mengatakan mengatakan itu.

“Tapi dia pasti berpikir begitu! Karena kalau tidak, dia tidak akan berani untuk memutuskan Pria tua itu pastinya!” kata Vi.

“Ya. Aku akan berbicara dengan Khae tentang kesalah pahaman ini,” balas Nai.


“Kamu harus cepat. Aku tidak ingin menyalahkanmu yang melakukan hal gila seperti itu. Karena aku tahu dengan baik bahwa kamu melakukan ini semuanya untuk Nok. Tapi aku perlu mengingatkamu, jangan pernah membiarkan niat baikmu menyakitimu balik.”

“Jangan khawatirkan itu. Aku akan mengurusnya secepat mungkin. Masa lalu adalah masa lalu,  itu semua sudah berlalu. Aku tidak akan membiarkan masa lalu terulang lagi.”

“Kamu tidak. Tapi bagaimana dengan yang lain? Apa dia berpikir seperti kamu?” tanya Vi dengan tegas. Dan Nai pun terdiam, tidak bisa menjawab.



Di balkon apatermen. Khae memperhatikan fotonya berdua dengan Nai, ketika mereka masih menjadi kekasih. “Aku begitu sedih, membiarkan kamu berjalan menjauh dimasa lalu. Dan ini bagaimana kamu akan balas dendam padaku? Apa aku akan kehilangan kamu lagi?” tanya Khae dengan sedih kepada Nai didalam foto.



Disebuah ruang tamu. Seorang wanita duduk disofa sambil membaca sesuatu di tab nya. Dan lalu seorang Pria yang adalah anaknya, dia datang mendekati nya dan ikut duduk disofa. Lalu wanita tersebut memberikan sebuah map file kepada anaknya itu. Dan ketika melihat isi di dalam map itu, si Pria menjadi sangat terkejut.

“Tunggu. Semua properti mu akan disumbangkan! Kamu benar- benar melakukan itu?” tanya si Pria dengan nada tidak percaya.



“Di Thailand, kamu tidak mencoba untuk bekerja. Aku mengirim kamu untuk bekerja tapi kamu malah berkeliaran. Jika aku memberi kamu semua propertiku, itu akan habis dalam setahun. Jika aku kehilangan semua properti ku karena anak seperti mu. Aku pikir aku harus menyumbangkannya dan membuat kebajikan supaya aku bisa pergi ke surga,” jelas Ibu.

Dan tentu saja si Pria tidak senang. Lalu si Ibu pun menjelaskan bahwa dia akan memberikan waktu satu tahun kepada nya, jika si Pria tidak bekerja dan mencapai target atau jika dia mati sebelum itu, maka surat wasiat itu akan berlaku.

“Ok. Apa yang Mom mau aku lakukan? Beritahu saja aku,” kata si Pria, setuju.

Lalu si Ibu memberikan tab nya. Dan si Pria membaca artikel yang ada disana, Kampaye Cintai bumi dan Tanggung jawab sosial, Green Dream.



“Kamu perlu untuk membuat perusahaan kita terlibat dalam kampanye ini. Kita perlu untuk membangun hubungan bisnis dengan Green Dream. Kamu harus menyelesaikan proyek ini,” jelas Ibu.

Dan dengan serius, si Pria malah memperhatikan foto Wat dengan Nok. “Siapa ini Mom?”

“CEO Green Dream, Khun Thawat. Dan wanita itu adalah Muanchanok, putri satu-satunya. Dia baru mulai bekerja disana,” jelas Ibu. Dan si Pria tersenyum, lalu dia melihat artikel tentang Green Dream yang lain dan melihat foto Nai.




“Luckanai!” gumam si Pria.

“Apa kamu kenal dia?”

“Kira- kira seperti itu, tapi tidak dekat.”

“Tapi kamu harus mengenali dia dengan baik dari sekarang. Karena dia adalah asisten Thawat. Kamu harus merampas posisinya,” jelas Ibu. Dan si Pria pun tersenyum dengan jahat.



Pagi hari dikantor. Wat memberitahu kepada Nai dan Nok bahwa baru pagi, tapi mereka telah mendapatkan sebuah berita baik, yaitu Perusahaan S.J. Polymer menghubungin Khun Pom untuk menegosiasikan manik- manik plastik daur ulang.

“Kamu begitu bersyukur seperti ini. Tampaknya ini bukan sebuah perusahaan biasa,” komentar Nok, ikut senang juga.

“Katakan lah didalam industri plastik, tidak ada seorang pun yang tidak tahu S.J Polymer,” balas Wat.

“Tapi dari apa yang aku tahu, mereka hanya memproduksi plastik kelas A saja. Mereka tidak pernah tertarik dengan plastik daur ulang kelas B sebelumnya,” kata Nai dengan heran.

“Tidak pernah tertarik bukan berarti ‘tidak tertarik’,  kan?” balas Nok. Dan Wat setuju.

Menyelamatkan dunia adalah trend yang sedang hot sekarang. Tidak heran banyak organisasi yang mulai menyesuaikan. Aku setuju dengan Nok,” kata Wat dan dengan senang Nok tersenyum.

Lalu Wat memerintahkan Nok untuk pergi menemui Sudjai dan meminta 3 kopian data untuknya, karena dia lupa dan setelah itu, mereka akan bertemu sekitar setengah jam lagi diruang rapat. Dan Nok mengiyakan, lalu dia berjalan pergi duluan.



Melihat wajah Nai yang tampak sangat serius, maka Wat pun bertanya, karena tampaknya Nai tidak senang dengan pelanggan baru mereka ini. “Apa kamu tahu informasi buruk atau apa?” tanya Wat.

“Tidak. Aku hanya bertanya- tanya, aku tidak pernah menyangka bahwa dia akan mengambil rute ini. Tapi … mungkin ini seperti apa yang kamu katakan,” jawab Nai.




Ditempat yoga. Dengan kain yang menggantung diatas langit ruangan. Khae mulai bergaya untuk difoto. Dan setelah selesai berfoto, si juru foto menanyakan apa Khae menyukai foto- foto ini, lalu karena melihat Khae yang tampak begitu lelah, maka si juru foto bertanya.

“Aku tidak tidur kemarin malam,” jawab Khae.

“Pasti masalah antara kamu dan Khun Wat, kan? Atau menunggu dia untuk berdamai?” tanya si juru foto, tapi Khae tidak bisa menjawab,” Aku tidak tahu apa masalahnya, tapi bagaimana pun aku memihakmu.”

“Aku juga,” kata asisten si juru foto. Dan Khae berterima kasih.

Si juru foto lalu meminta Khae untuk melakukan siaran langsung sekitar siaran langsung untuk permintaan tamu. Dan dengan bersemangat, Khae bersedia.



Diruangan dapur. Wat sedang membuat kopi. Dan ketika sebuah notifikasi video siaran langsung masuk ke hapenya, dia pun membuka dan melihat itu. Didalam video itu, Wat melihat Khae yang sedang berputar di atas ruangan menggunakan tali yoga. Dan melihat itu, Wat tersenyum.



Ditempat yoga. Ketika sedang melakukan gerakan berputar menggunakan tali yoga, tiba- tiba saja Khae merasa sangat pusing. Dan melihat bahwa sesuatu tampak tidak benar pada Khae, maka si juru foto dan asistennya pun menjadi khawatir. Lalu tepat disaa itu, Khae terjatuh dari atas dan tidak sadarkan diri.





Didalam ruangannya. Nai dengan serius membaca artikel tentang pelanggan baru mereka. Dan didalam artikel itu ada tampak wajah seseorang (Yaitu si Pria) tapi sebelum Nai sempat melihat wajahnya, tiba- tiba Nok muncul dibelakangnya dan ikut melihat.

“Kelihatannya kamu begitu curiga dengan pelanggan baru,” komentar Nok.

“Mengetahui lebih tentang partner lebih baik, kan?” balas Nai.

“Lebih baik untuk menjadi asisten Ayah dalam rapat ini. Aku ingin tahu bagaimana mereka akan bernegosiasi,” balas Nok, lalu berjalan pergi.



Nok mendatangin ruangan Sudjai dan Nai mengikuti dari belakang. Disana Nok mau mengambil data yang diminta oleh Wat tadi, tapi ternyata Wat sedang pergi keluar karena sebuah masalah penting. Jadi nanti Sudjai yang akan membawakan data itu kepada Wat.

“Masalah penting? Apa yang lebih penting dari pekerjaannya?” tanya Nok dengan heran.



Belum sempat Sudjai menjawab, tiba- tiba di hape nya muncul banyak notifikasi chat tentang kejadian pingsan nya Khae. Dan dengan gugup Sudjai lalu menjawab bahwa Wat mungkin pergi untuk beberapa masalah biasa.

Lalu karena notifikasi chat terus masuk di hapenya, maka Sudjai menjadi kesal. Dan tanpa sengaja, dia menjatuhkan hape nya di depan Nok. Lalu Nok pun mengambilkan hape Sudjai dan menyerahkan itu kepada Sudjai. Tapi karena saking gugupnya, maka Sudjai tidak mengambil hape nya.



Tepat disaat itu, notifikasi chat baru kembali masuk ke hape Sudjai. Dan melihat itu, Nok menjadi heran, kenapa mereka menyebutkan nama Khae di dalam Chat.

2 Comments

  1. Semangat kak,ditunggu sampai the end pokoknya kak 😁

    ReplyDelete
  2. Selalu ditunggu kelanjutannya yah kak......

    ReplyDelete
Previous Post Next Post