Sinopsis Lakorn : Game Sanaeha Episode 6 - part 4



Network : Channel 3


Dikamar. Nai menemukan sebuah pesawat kertas yang sangat besar. Dan melihat itu, Nai tersenyum, lalu dia membawa pesawat kertas itu keluar bersamanya. Kemudian dia menerbangkan itu ke arah Nok yang sedang duduk di dekat kolam air mancur.

“Aku berterima kasih pada orang yang benar, kan? Kamu yang membuat ini, kan? Apa kamu membenciku?” tanya Nai pada Nok.



“Kamu punya ingatan yang panjang. Ketika kecil, aku merobek pesawat kertas mu,” jawab Nok dengan malu- malu.

“Aku akui, aku belum lupa,” balas Nai.

“Mm… sudah lama. Sekarang aku kembalikan itu. Jadi kita impas,” balas Nok.

Nai lalu mulai mengingat dan mengatakan bahwa dulu Nok merobek pesawat kertasnya, karena Vi memeluknya saat dia mendapatkan peringkat 1. Dan Nai menanyakan kenapa sekarang Nok memberikan ini.

Lalu Nok menjelaskan bahwa itu karena Nai telah banyak menolongnya. Jadi karena itu, maka dia mengembalikannya. Dan mendengar itu, Nai tersenyum.

“Biasanya, apa kamu juga membedakan cinta dan benci dengan jelas?” tanya Nai dengan heran sambil tersenyum.

“Jika kamu tidak mau, tolong kembalikan,” balas Nok dengan kesal dan ingin merebut pesawat kertas di tangan Nai.


Tapi Nai tidak mau mengembalikannya. Dan kemudian dia memeriksa pesawat kertas yang Nok kembalikan, apa itu sama dengan miliknya dulu. Lalu melihat itu, Nok pun mengeluh, dia mengatakan bahwa jika dia tahu kalau mengembalikan bisa menyebabkan banyak masalah, maka lebih baik tidak. Dan lalu Nok berbalik ingin pergi dari sana.

“Tiga kali lebih menarik,” kata Nai, sebelum Nok berjalan pergi. Dan mendengar itu, Nok berbalik menghadap kearah Nai lagi.



“Lebih cantik dari sebelumnya,” puji Nai. Dan Nok tersenyum dengan senang. Lalu Nai menjelaskan bahwa dia merasa seperti tidak sendirian di dalam pesawat ini, karena di pesawat itu ada tertulis inisial N selain dia, dan orang yang berinisial N itu akan mengikutinya setiap terbang.

“Kamu berbicara sama seperti di novel. Itu hanya logo pesawat,” balas Nok dengan malu- malu, mendengar perkataan Nai.




“Bisakah aku menjadi satu- satu nya pelanggan? Jangan produksi ini lagi. Kecuali aku,” tanya Nai. Dan tanpa menjawab, Nok memegang pesawat yang dipegang oleh Nai itu. Lalu setelah saling memandang sesaat, Nok tersenyum dan masuk ke dalam.

Sedangkan Nai tetap disana sambil tersenyum sangat bahagia.



Didapur. Nai meminta bantuan kepada Aff, Aey untuk membuat kejutan bagi seseorang. Dan kemudian Phai datang.



Di ruang tamu. Nok sedang bekerja sambil melihat ke sekeliling dengan gelisah. Lalu disaat itu, Phai datang mengantarkan makanan ringan serta minuman untuknya. Dan melihat itu, Nok pun menanyakan dimana Aff serta Aey.

Dan Phai pun menjawab bahwa dia sedang menyuruh mereka berdua untuk melakukan pekerjaan yang lain. Lalu Nok menanyakan tentang orang yang sering muncul saat hari libur, yaitu Nai. Dan Phai menjawab bahwa saat ini Nai sedang sibuk, kemudian Phae menanyakan apa Nok ingin berbicara dengan Nai

“Tidak. Aku hanya terkejut. Karena rumah lebih hening dari sebelumnya,” kata Nok, menyangkal.


Kemudian setelah itu, Phai meminta izin untuk keluar pada Nok. Dan Nok pun mengizinkannya.


Phai mengunjungin apatermen Pen, tapi Pen tidak ada disana. Dan bahkan Pen tidak menjawab telponnya. Jadi Phai pun memutuskan untuk menemui Wes dirumah sakit.



Dirumah sakit. Dengan sopan, Wes menyapa Phai. Lalu Phai menjelaskan tujuannya ke sini. Dan setelah selesai mendengarkan penjelasan Phai, Wes menjadi heran dan bertanya apa kemarin Pen tidak pulang.

“Dia pergi setelah kembali pulang. Tapi dia tidak bicara, jadi aku khawatir. Jika Wes dan Pen tidak bertengkar, aku tidak akan khawatir. Maaf telah menganggu. Dah,” kata Phai pamit, lalu pergi. Tapi Wes masih tetap kebingungan dan heran.



Setelah selesai bekerja, Nok membereskan barangnya. Dan tepat disaat itu, Nai menelpon ke hapenya, tapi dengan malas, Nok tidak mau mengangkat. Namun karena Nai tetap menelpon, maka dengan kesal Nok menjawab.

Ternyata Nok kesal, karena Nai tidak mengangkat telponnya tadi, padahal ada sesuatu yang mau ditanyakan kepada Nai. Dan kini Nok telah menanyakan kepada yang lain tadi

Nai meminta maaf karena tidak melihat panggilan telpon dari Nok tadi. Lalu Nai menanyakan, apa Nok bisa membantunya.


Nok berjalan dari rumah besar, melintasin halaman menuju ke rumah kecil. Dan disana dia melihat begitu banyak balon serta sebuah boneka di halaman rumah. Kemudian Nok masuk ke dalam rumah kecil dan disana dia melihat begitu banyak hiasan serta boneka- boneka yang imut serta manis.





Dengan senang, Nok lalu memeluk semua boneka nya. Dan Nai yang berada disana, dia mengingat kembali kenangan masa kecilnya yang bahagia ketika melihat Nok bermain dengan boneka. Dan disaat itu dulu, diluar pintu, Nai berdiri sambil memperhatikannya.

Sama seperti waktu kecil, Nai berdiri dan memperhatikan Nok dari luar pintu. Lalu setelah itu, dia masuk ke dalam. “Selamat datang ke Istana Tuan Putri,” sapa Nai serta dia meminta maaf, karena ketika dia pindah kesini, semua teman Nok harus pindah.

“Aku kira kamu tidak tahu. Karena temanku mesti tinggal di dalam gudang,” balas Nok.

“Ya. Aku tahu, aku menempati ruang temanmu. Kamu tidak terima dan melemparkan mereka semua kemana- mana.”

“Waktu itu, aku mesti melindungin Istanaku,” balas Nok.

Lalu mendengar itu, Nai tersenyum. Dan Nok pun ikut tersenyum juga, dia melanjutkan bahwa kini Nai sudah mengembalikan Istana dan teman- temannya. Jadi dia tidak masalah.



Kemudian, Nai menunjukan sesuatu yang lain kepada Nok, yaitu sebuah buku cerita berbentuk 3D. Dan melihat itu, Nok sedikit terkejut bagaimana bisa buku itu masih ada, karena setaunya buku itu sudah rusak dan dibuang oleh bibi Phai dulu.

“Aku bisa mengumpulkan sampah untuk setiap orang. Jadi mengapa aku tidak bisa membantumu mengumpulkannya? Bisakah kamu lihat? Yang bernilai bukanlah sampah,” jelas Nai.



Dan dengan senang, Nok membuka serta melihat kembali isi buku ceritanya. Namun tiba- tiba dia menjadi tampak sedih, sehingga Nai pun menjadi heran. Lalu Nok menceritakan tentang kenangan masa kecilnya.

Dulu saat dia masih kecil dan keluarganya masih utuh. Ayah dan Ibunya akan menceritakan cerita yang ada dibuku itu untuknya.

“Keluarga Putri tidak akan pernah bisa seperti sebelumnya. Tidak bisa,” kata Nok sambil menangis dengan sedih.



“Bahkan walau keluarga Putri tidak lagi seperti sebelumnya. Dan sang Putri akan bertemu banyak kesulitan serta tantangan. Tapi aku percaya, pada akhir cerita, sang Putri akan menjadi bahagia. Aku janji. Aku akan membawa Putri ke akhir cerita,” kata Nai sambil memeluk Nok. Lalu dia menanyakan, “Bisakah kita membangun sebuah keluarga yang hangat bersama- sama?”



Dengan masih sedih, Nok menatap kepada Nai yang tersenyum. Lalu kemudian dia menyadarkan kepalanya di dada Nai dan menangis. Dan dengan penug perhatian, Nai menlapkan air mata Nok.



Dirumah. Khae melakukan pemotretan untuk Green Dream. Dan ketika telah selesai, dengan senang Thorsaeng mengatakan kepada Khae bahwa kini Putri Wat yang bermasalah itu telah memberikan lampu hijau dan itu adalah kesempatan baik.

Khae lalu membalas bahwa itu adalah lampu hijau untuk berperangan, namun walaupun dia tahu itu, dia tidak bisa menolak pekerjaan ini. Karena jika dia tidak ikut bermain dalam game ini, maka dia akan langsung kalah.



Lalu mengetahui itu, Thorsaeng langsung mengomel, karena dia tidak tahu bahwa Nok akan sangat ketakutan seperti itu untuk kehilangan Ayahnya. Kemudian Thorsaeng menanyakan rencana Khae serta memperingati Khae untuk tidak mejadi bodoh lagi dengan membiarkan Wat lepas dari genggaman. Namun Khae diam dan tidak menjawab. Dan karena itu Thorsaeng pun memarahi Khae.

“Kamu tidak pernah mencintai siapapun, jadi kamu tidak mengerti,” kata Khae dengan kesal terhadap Ibunya. Lalu dia masuk ke dalam kamar dan mulai menangis.



Dengan sedih, Khae menangis. Dan kemudian, Khae mengambil buku catatan nya dari dalam laci meja. Lalu dari dalam buku catatan itu, Khae mengeluarkan dan melihat semua foto kemesraannya bersama dengan Nai dulu.

Setelah itu dengan pandangan penuh tekad,  Khae menatap kejauhan.

Post a Comment

Previous Post Next Post