Sinopsis Lakorn : Game Sanaeha Episode 7 - part 3

Network : Channel 3


Dikantor. Nai terus menunggu Nok, tapi Nok tetap tidak datang. Kemudian dia mengeluarkan hape nya untuk mengirimkan pesan kepada Nok, tapi dia ragu sendiri dan tidak jadi. Tepat disaat itu, Jomyuth mengetuk pintu dan masuk ke dalam.



Jomyuth menanyakan kepada Nai, apa hari ini Nok akan datang atau tidak, karena akan diadakan rapat likuidasi dana di siang hari ini dan semua dokumen yang diperlukan disimpan oleh Nok. Namun Nai hanya diam dan tidak menjawab. Dan menyadari hal itu, Jomyuth menjadi kebingungan.

“Err… akan kah kamu mengurus ini menggantikan dia?” tanya Jomyuth.

“Itu bukan tanggung jawabku. Orang yang mengurusnya harus kembali dan melakukannya sendiri,” jawab Nai. Dan mendengar itu, Jomyuth pun diam, karena tidak tahu harus bicara apa.



Dirumah nenek. Nok berjalan menurunin tangga dan ketika dia melihat siapa yang mencarinya, dia langsung menjadi malas. Karena ternyata orang itu adalah Nai.

“Akan ada rapat siang ini. Berapa lama kamu akan melarikan diri?” tanya Nai.

“Aku tidak melarikan diri!”  balas Nok.

“Meninggalkan rumah dan tidak muncul di kantor. Apa itu bukan melarikan  diri?”

“Mengapa aku meninggalkan rumah, itu adalah karena aku muak dengan seorang pembohong dan penipu.”

Nai berusaha untuk memancing Nok. Dia mengatakan bahwa kini dia bisa melihat seperti apa Nok, karena ternyata Nok tidak bisa memisahkan antara pekerjaan dari masalah pribadi, yang berarti Nok tidak pantas untuk menjadi penerus Wat dimasa mendatang. Lalu mendengar itu, Nok pun menjadi kesal, tapi dia tidak bisa membalas.



Dan kemudian, Nenek yang kebetulan mendengar itu, dia muncul dan membalas perkataan Nai. Dia mengatakan karena ada Nai lah, makanya Nok seperti ini. Lalu dia juga mengatai Nai bahwa Nai akan membawa sial ke keluarganya seperti apa yang Ibu Nai lakukan.

“Ini tidak adil. Jika kamu membawa masa lalu untuk membully Nai,” kata Vi yang kebetulan datang dan mendengar itu.

“Aku bicara tentang kebenaran,” balas Nenek.

“Sebenarnya, Nai benar. Nok menggunakan emosi nya untuk meninggalkan pekerjaan nya seperti orang yang tidak bertanggung jawab,” kata Vi, mendukung Nai.



Dan mendengar itu, Nenek pun menjadi sangat kesal kepada mereka berdua dan dia sama sekali tidak mau mendengarkan penjelasan mereka, karena menurutnya, apa yang dilakukannya adalah benar. Kemudian karena itu, maka Vi pun mengajak Nai untuk pergi, namun sebelum itu Vi mengingatkan Nok untuk berpikir, apa tindakan Nok sekarang adalah sikap yang dewasa atau tidak. Dan mendengar perkataan Ibunya, Nok pun juga jadi kesal seperti Nenek.





Diruang rapat. Nai terus menantikan dan memperhatikan kursi kosong milik Nok yang ada dihadapannya, namun sampai rapat telah dimulai dan mau mencapai akhir, Nok tetap tidak datang. Sehingga Jomyuth berbisik, seperti meminta Nai untuk bicara menggantikan Nok.

Tapi tepat disaat itu, Nok datang. Dan dengan sikap yang profesional, Nok mulai berbicara dan menjelaskan segalanya kepada mereka semua yang berada disana. Lalu melihat itu, Nai tersenyum.



Saat rapat telah selesai. Nai mengikuti dan terus memanggil nama Nok, tapi Nok pura- pura tidak mendengar dan terus berjalan dengan cepat. Dan karena itu, maka Nai menghalangin jalan Nok.

Nai mengatakan kepada Nok bahwa dia senang karena Nok datang. Dan Nok membalas bahwa ini adalah idenya, jadi dia tidak akan membiarkan seseorang merebutnya, makanya dia datang kesini, dan itu bukan karena perkataan seseorang padanya tadi.

“Aku minta maaf, aku tidak memberitahumu kebenarannya. Tapi aku tidak pernah berpikir untuk kembali kepada Khae sama sekali,” kata Nai, menjelaskan kesalah pahaman antara mereka.

“Apa kamu pikir aku masih bodoh dan mempercayai perkataan mu?” balas Nok.



“Bahkan walaupun aku menyembunyikan padamu tentang Khae, tapi selain dari itu, aku tidak pernah berbohong padamu. Kamu harusnya tahu perasaanku untukmu. Itu tidak bohong.”

“Kamu mungkin pikir bahwa kamu begitu pintar untuk membodohiku. Apa kamu benar- benar percaya, di masa lalu, aku mengakui sampah seperti kamu? Orang bodoh memiliki wajah sepertimu!” kata Nok dengan sinis mengatai Nai.



Lalu dengan yakin Nok mengatakan bahwa dia pasti akan membuang Nai dan Khae keluar dari kehidupan Ayahnya. Dan setelah mengatakan hal itu, Nok berjalan melewati Nai. Dan mendengar semua perkataan menyakitkan itu, Nai hanya diam dan menahan kesedihannya.


Diperusahaan. Khae berterima kasih kepada Wat yang telah menjemputnya. Dan karena merasa tidak enak telah merepotkan, Khae mengatakan pada Wat untuk tidak perlu menjemputnya lagi. Namun Wat sendiri, dia sama sekali tidak masalah harus menjemput Khae.

Tepat disaat itu, karena seorang klien ingin bertemu dengannya, maka Wat pun meminta karyawannya untuk membawa Khae ke ruangan tamu. Kemudian, disaat Wat telah berjalan pergi, Khae bertemu dengan Nok serta Wutta. Dan melihat kedatangan Wutta, Khae langsung cemberut, tidak senang dengan kedatangan nya.



Namun dengan tenang, Wutta menyapa Khae. Wutta lalu memberitahu Khae mengenai kabar baik tentang donasi kampanye mereka yang melebihi target dan dia berterima kasih kepada Khae. Dan mendengar itu, Khae membalas bahwa dia sudah tahu tentang itu dari Wat.

“Aku lupa bahwa Khun Wat sudah memberitahumu. Kamu begitu beruntung ya untuk bisa tetap bersama dengan seorang Pria baik seperti Khun Thawat,” kata Wutta, menyindir Khae.

Mendengar itu, Khae tersenyum dan membenarkan bahwa dia memang beruntung, karena dia bisa bertahan dengan membuat prestasi. Tidak seperti orang lain yang sibuk memisahkan orang. Kemudian setelah itu, Khae permisi pada mereka dan berjalan untuk pergi.



“Khun Khae. Ini form pendaftaran. Kamu harus memilikinya juga,” kata Wutta, memanggil Khae dan mendekati Khae, sebelum Khae benar- benar pergi.

Lalu dengan cepat, Khae mengambil kertas yang disodorkan kepadanya itu. Dan dengan nada sinis, Wutta mengingatkan Khae untuk berterima kasih, karena dia telah membuat Khae bisa menghabiskan malam yang luar biasa dengan Nai saat itu. Dan mendengar itu, dengan kesal, Khae meremas kertas yang ada ditangannya. Kemudian Wutta melanjutkan perkataannya, dia berterima kasih kepada Khae yang telah membantunya mendapatkan Nok. Lalu mendengar itu, Khae tampak syok dan dia menjatuhkan kertas yang ada ditangannya.



Melihat hal itu, dengan sikap pura- pura sopan, Wutta memberitahu Khae bahwa dia akan memberikan kertas yang baru kepada Khae. Dan kemudian, Wutta memanggil Nok untuk kembali berjalan bersamanya. Lalu dengan cuek, Nok berjalan melewati Khae. Begitu juga dengan Wutta, namun bedanya, dengan sengaja Wutta menginjak kertas yang Khae jatuhkan saat dia berjalan melewati Khae.

Dan melihat itu, Khae pun menjadi sangat kesal dan marah. Tapi dia tidak bisa melakukan apapun dan hanya bisa menahan emosinya saja.




Diruang tunggu. Ketika melihat ke sekeliling, Khae tanpa sengaja melihat Nai yang sedang berada diruangan rapat. Jadi ketika Jomyuth telah keluar dari sana dan meninggalkan Nai sendirian, maka Khae pun masuk ke sana. Dan melihat keberadaan Khae, dengan sopan Nai menanyakan apa ada yang bisa dibantunya, tapi Khae hanya diam. Lalu Nai pun mengajak Khae untuk bicara diluar saja, jika Khae tidak memiliki hal harus di diskusikan. Tapi Khae tidak membiarkan Nai untuk keluar dan dia menutup pintu ruang rapat.



Diruang acara. Ditemanin oleh Sudjai yang menjelaskan, Nok melihat keadaan ruang acara yang sedang di siapkan oleh para karyawan. Lalu pas disaat itu, Nok mendengar Jomyuth yang berbicara dengan seorang karyawan tentang Nai yang masih berada diruang rapat. Kemudian tepat disaat itu, seorang karyawan lain datang dan dia mengatakan bahwa dia sedang mencari Khae, karena Khae tidak ada di ruang tamu.

Mendengar pembicaraan itu, Nok pun memberitahu Sudjai bahwa dia telah selesai mencek ruangan ini, jadi dia akan pergi dan mencek tempat yang lainnya.




Kemudian setelah itu, Nok pergi mencek ke ruang tamu, tapi disana kosong. Lalu mengingat pembicaraan Jomyuth, Nok pun pergi keruangan rapat dan disana dia bertemu dengan Khae, tapi disana tidak ada Nai.

“Khun Nok. Apa yang kamu cari? Apa yang kamu pikirkan, yang akan kamu temukan disini? Yang membuat kamu datang ke sini sendirian” tanya Khae saat melihat kedatangan Nok yang seperti sedang mencari sesuatu.

“Sayangnya, ini adalah acara amal. Jadi aku tidak ingin membuat berita skandal yang baru disini,” jawab Nok dengan sinis.

“Kamu yakin tentang alasan itu? Aku pikir… kamu cemburu,” balas Khae.

“Kamu!”

“Bukankah itu benar? Kamu melihat aku dan Nai menghilang. Kemudian kamu datang untuk melihat. Sebenarnya, jika kita membuat masalah skandal, kamu harusnya senang. Itu berarti, aku setuju untuk pergi dari kehidupan Ayahmu. Tapi apa yang telah kamu lakukan sekarang berlawanan dari itu,” kata Khae dengan tajam.



Tepat disaat itu, Nai kebetulan baru kembali, melihat mereka berdua. Dan menyadari hal itu, Khae mengulang perkataan nya dan menanyakan apa Nok mencintai Nai. Tapi karena Nok sama sekali tidak sadar bahwa Nai berada dibelakangnya, maka dia menjawab bahwa dia tidak pernah mencintai Nai.

“Akhir- akhir ini, aku melihat kamu mulai menjadi baik padanya. Jika itu bukan cinta, jadi apa?” tanya Khae.



“Itu benci. Apa yang telah aku lakukan hanyalah sebuah game. Apa kamu pikir bahwa aku akan benar- benar baik terhadap pria itu. Ambisius, kurang ajar! Hanya anak panti yang meminta tempat berlindung dirumah ku. Masih berani untuk berpikir menjadi sesuatu denganku! Tidak peduli berapa banyak dia mencoba untuk mendaur ulang dirinya. Dia masih sampah untuku,” kata Nok mengatai Nai dengan kasar. Dan mendengar itu, Nai tampak terkejut serta terluka.



Kemudian dengan sengaja, Khae bertanya kembali dan mencoba untuk memancing Nok lagi. Dan dengan kata kasar Nok kembali mengatai Nai. Lalu mendengar itu, Khae pun tersenyum dengan sinis. Dan melihat itu, Nok pun menjadi heran, lalu tepat disaat itu, ketika tanpa sengaja dia melihat bayangan Nai dijendela. Nok menjadi tersadar dan terkejut sendiri.

Lalu Nok berbalik dan memandangin Nai. Tapi tanpa mengatakan apapun, Nai mengabaikan Nok dan memberikan map skrip kepada Khae. Kemudian setelah itu, dia langsung keluar dari ruangan.

“Jadi kita impas sekarang,” kata Khae kepada Nok yang tampak terdiam karena terkejut. Kemudian setelah itu, Khae keluar dari ruangan.


Khae mengejar Nai dan memanggil nama Nai, jadi karena itu, maka Nai pun berhenti berjalan. Kemudian Khae memberitahu Nai bahwa sebenarnya dia tidak ingin membuat Nai merasa buruk, tapi dia hanya ingin mengajari Nok.

“Aku tahu, Khae. Aku sudah tahu, alasan mengapa dia tiba- tiba berubah dan menjadi baik kepadaku,” kata Nai.

“Hah?! Bahkan walaupun kamu tahu, kamu masih…”

“Aku percaya bahwa Nok tidak akan berbicara seperti ini, jika Wutta tidak terlibat dalam masalah ini,” potong Nai.

“Kamu masih berada disisi Muanchanok. Bahkan walau dia banyak menghina kamu. Kamu masih masih mencintai wanita ini, kan?” balas Khae dengan kesal.




“Bagaimana denganmu? Apa kamu masih mencintai pria seperti ku? Seseorang yang meskipun mencintai orang lain dan tidak akan pernah kembali padamu,” balas Nai.

Dan dengan sedih, Khae menetes kan air matanya. Kemudian dia berjalan turun dan pergi dari sana. Tepat disaat itu, Vi yang berada dilantai bawah, dia mendengar dan melihat semua itu, apalagi ketika Khae berjalan melewatinya.



Nok yang masih syok, dia mengingat semua perkataan kasar nya tentang Nai tadi serta dia mengingat tentang raut waja Nai yang tampak terluka. Kemudian setelah mengingat semua itu, Nok bergumam,” Bagus! Kamu pantas untuk itu!”


Wutta yang kebetulan berada disana, tampak heran ketika mendengar Nok mengatakan hal itu.

Post a Comment

Previous Post Next Post