Dikantor. Nai terus menunggu Nok, tapi Nok tetap
tidak datang. Kemudian dia mengeluarkan hape nya untuk mengirimkan pesan kepada
Nok, tapi dia ragu sendiri dan tidak jadi. Tepat disaat itu, Jomyuth mengetuk
pintu dan masuk ke dalam.
Jomyuth menanyakan kepada Nai, apa hari ini Nok
akan datang atau tidak, karena akan diadakan rapat likuidasi dana di siang hari
ini dan semua dokumen yang diperlukan disimpan oleh Nok. Namun Nai hanya diam
dan tidak menjawab. Dan menyadari hal itu, Jomyuth menjadi kebingungan.
“Err… akan kah kamu mengurus ini menggantikan
dia?” tanya Jomyuth.
“Itu bukan tanggung jawabku. Orang yang
mengurusnya harus kembali dan melakukannya sendiri,” jawab Nai. Dan mendengar
itu, Jomyuth pun diam, karena tidak tahu harus bicara apa.
Dirumah nenek. Nok berjalan menurunin tangga dan
ketika dia melihat siapa yang mencarinya, dia langsung menjadi malas. Karena
ternyata orang itu adalah Nai.
“Akan ada rapat siang ini. Berapa lama kamu akan
melarikan diri?” tanya Nai.
“Aku tidak melarikan diri!” balas Nok.
“Meninggalkan rumah dan tidak muncul di kantor.
Apa itu bukan melarikan diri?”
“Mengapa aku meninggalkan rumah, itu adalah karena
aku muak dengan seorang pembohong dan penipu.”
Nai berusaha untuk memancing Nok. Dia mengatakan
bahwa kini dia bisa melihat seperti apa Nok, karena ternyata Nok tidak bisa
memisahkan antara pekerjaan dari masalah pribadi, yang berarti Nok tidak pantas
untuk menjadi penerus Wat dimasa mendatang. Lalu mendengar itu, Nok pun menjadi
kesal, tapi dia tidak bisa membalas.
Dan kemudian, Nenek yang kebetulan mendengar itu,
dia muncul dan membalas perkataan Nai. Dia mengatakan karena ada Nai lah,
makanya Nok seperti ini. Lalu dia juga mengatai Nai bahwa Nai akan membawa sial
ke keluarganya seperti apa yang Ibu Nai lakukan.
“Ini tidak adil. Jika kamu membawa masa lalu untuk
membully Nai,” kata Vi yang kebetulan datang dan mendengar itu.
“Aku bicara tentang kebenaran,” balas Nenek.
“Sebenarnya, Nai benar. Nok menggunakan emosi nya
untuk meninggalkan pekerjaan nya seperti orang yang tidak bertanggung jawab,”
kata Vi, mendukung Nai.
Dan mendengar itu, Nenek pun menjadi sangat kesal
kepada mereka berdua dan dia sama sekali tidak mau mendengarkan penjelasan
mereka, karena menurutnya, apa yang dilakukannya adalah benar. Kemudian karena
itu, maka Vi pun mengajak Nai untuk pergi, namun sebelum itu Vi mengingatkan
Nok untuk berpikir, apa tindakan Nok sekarang adalah sikap yang dewasa atau
tidak. Dan mendengar perkataan Ibunya, Nok pun juga jadi kesal seperti Nenek.
Diruang rapat. Nai terus menantikan dan
memperhatikan kursi kosong milik Nok yang ada dihadapannya, namun sampai rapat
telah dimulai dan mau mencapai akhir, Nok tetap tidak datang. Sehingga Jomyuth
berbisik, seperti meminta Nai untuk bicara menggantikan Nok.
Tapi tepat disaat
itu, Nok datang. Dan dengan sikap yang profesional, Nok mulai berbicara dan
menjelaskan segalanya kepada mereka semua yang berada disana. Lalu melihat itu, Nai tersenyum.
Saat rapat telah selesai. Nai mengikuti dan terus
memanggil nama Nok, tapi Nok pura- pura tidak mendengar dan terus berjalan
dengan cepat. Dan karena itu, maka Nai menghalangin jalan Nok.
Nai mengatakan kepada Nok bahwa dia senang karena
Nok datang. Dan Nok membalas bahwa ini adalah idenya, jadi dia tidak akan
membiarkan seseorang merebutnya, makanya dia datang kesini, dan itu bukan
karena perkataan seseorang padanya tadi.
“Aku minta maaf, aku tidak memberitahumu
kebenarannya. Tapi aku tidak pernah berpikir untuk kembali kepada Khae sama
sekali,” kata Nai, menjelaskan kesalah pahaman antara mereka.
“Apa kamu pikir aku masih bodoh dan mempercayai
perkataan mu?” balas Nok.
“Bahkan walaupun aku menyembunyikan padamu tentang
Khae, tapi selain dari itu, aku tidak pernah berbohong padamu. Kamu harusnya
tahu perasaanku untukmu. Itu tidak bohong.”
“Kamu mungkin pikir bahwa kamu begitu pintar untuk
membodohiku. Apa kamu benar- benar percaya, di masa lalu, aku mengakui sampah
seperti kamu? Orang bodoh memiliki wajah sepertimu!” kata Nok dengan sinis
mengatai Nai.
Lalu dengan yakin Nok mengatakan bahwa dia pasti
akan membuang Nai dan Khae keluar dari kehidupan Ayahnya. Dan setelah
mengatakan hal itu, Nok berjalan melewati Nai. Dan mendengar semua perkataan
menyakitkan itu, Nai hanya diam dan menahan kesedihannya.
Diperusahaan. Khae berterima kasih kepada Wat yang
telah menjemputnya. Dan karena merasa tidak enak telah merepotkan, Khae
mengatakan pada Wat untuk tidak perlu menjemputnya lagi. Namun Wat sendiri, dia
sama sekali tidak masalah harus menjemput Khae.
Tepat disaat itu, karena seorang klien ingin
bertemu dengannya, maka Wat pun meminta karyawannya untuk membawa Khae ke
ruangan tamu. Kemudian, disaat Wat telah berjalan pergi, Khae bertemu dengan
Nok serta Wutta. Dan melihat kedatangan Wutta, Khae langsung cemberut, tidak
senang dengan kedatangan nya.
Namun dengan tenang, Wutta menyapa Khae. Wutta
lalu memberitahu Khae mengenai kabar baik tentang donasi kampanye mereka yang
melebihi target dan dia berterima kasih kepada Khae. Dan mendengar itu, Khae
membalas bahwa dia sudah tahu tentang itu dari Wat.
“Aku lupa bahwa Khun Wat sudah memberitahumu. Kamu
begitu beruntung ya untuk bisa tetap bersama dengan seorang Pria baik seperti
Khun Thawat,” kata Wutta, menyindir Khae.
Mendengar itu, Khae tersenyum dan membenarkan
bahwa dia memang beruntung, karena dia bisa bertahan dengan membuat prestasi.
Tidak seperti orang lain yang sibuk memisahkan orang. Kemudian setelah itu,
Khae permisi pada mereka dan berjalan untuk pergi.
“Khun Khae. Ini form pendaftaran. Kamu harus memilikinya
juga,” kata Wutta, memanggil Khae dan mendekati Khae, sebelum Khae benar- benar
pergi.
Lalu dengan cepat, Khae mengambil kertas yang
disodorkan kepadanya itu. Dan dengan nada sinis, Wutta mengingatkan Khae untuk
berterima kasih, karena dia telah membuat Khae bisa menghabiskan malam yang
luar biasa dengan Nai saat itu. Dan mendengar itu, dengan kesal, Khae meremas
kertas yang ada ditangannya. Kemudian Wutta melanjutkan perkataannya, dia
berterima kasih kepada Khae yang telah membantunya mendapatkan Nok. Lalu
mendengar itu, Khae tampak syok dan dia menjatuhkan kertas yang ada ditangannya.
Melihat hal itu, dengan sikap pura- pura sopan,
Wutta memberitahu Khae bahwa dia akan memberikan kertas yang baru kepada Khae.
Dan kemudian, Wutta memanggil Nok untuk kembali berjalan bersamanya. Lalu
dengan cuek, Nok berjalan melewati Khae. Begitu juga dengan Wutta, namun
bedanya, dengan sengaja Wutta menginjak kertas yang Khae jatuhkan saat dia
berjalan melewati Khae.
Dan melihat itu, Khae pun menjadi sangat kesal dan
marah. Tapi dia tidak bisa melakukan apapun dan hanya bisa menahan emosinya saja.
Diruang tunggu. Ketika melihat ke sekeliling, Khae
tanpa sengaja melihat Nai yang sedang berada diruangan rapat. Jadi ketika
Jomyuth telah keluar dari sana dan meninggalkan Nai sendirian, maka Khae pun
masuk ke sana. Dan melihat keberadaan Khae, dengan sopan Nai menanyakan apa ada
yang bisa dibantunya, tapi Khae hanya diam. Lalu Nai pun mengajak Khae untuk
bicara diluar saja, jika Khae tidak memiliki hal harus di diskusikan. Tapi Khae
tidak membiarkan Nai untuk keluar dan dia menutup pintu ruang rapat.
Diruang acara. Ditemanin oleh Sudjai yang
menjelaskan, Nok melihat keadaan ruang acara yang sedang di siapkan oleh para
karyawan. Lalu pas disaat itu, Nok mendengar Jomyuth yang berbicara dengan
seorang karyawan tentang Nai yang masih berada diruang rapat. Kemudian tepat
disaat itu, seorang karyawan lain datang dan dia mengatakan bahwa dia sedang
mencari Khae, karena Khae tidak ada di ruang tamu.
Mendengar pembicaraan itu, Nok pun memberitahu
Sudjai bahwa dia telah selesai mencek ruangan ini, jadi dia akan pergi dan
mencek tempat yang lainnya.
Kemudian setelah itu, Nok pergi mencek ke ruang
tamu, tapi disana kosong. Lalu mengingat pembicaraan Jomyuth, Nok pun pergi
keruangan rapat dan disana dia bertemu dengan Khae, tapi disana tidak ada Nai.
“Khun Nok. Apa yang kamu cari? Apa yang kamu
pikirkan, yang akan kamu temukan disini? Yang membuat kamu datang ke sini
sendirian” tanya Khae saat melihat kedatangan Nok yang seperti sedang mencari
sesuatu.
“Sayangnya, ini adalah acara amal. Jadi aku tidak
ingin membuat berita skandal yang baru disini,” jawab Nok dengan sinis.
“Kamu yakin tentang alasan itu? Aku pikir… kamu
cemburu,” balas Khae.
“Kamu!”
“Bukankah itu benar? Kamu melihat aku dan Nai
menghilang. Kemudian kamu datang untuk melihat. Sebenarnya, jika kita membuat
masalah skandal, kamu harusnya senang. Itu berarti, aku setuju untuk pergi dari
kehidupan Ayahmu. Tapi apa yang telah kamu lakukan sekarang berlawanan dari
itu,” kata Khae dengan tajam.
Tepat disaat itu, Nai kebetulan baru kembali,
melihat mereka berdua. Dan menyadari hal itu, Khae mengulang perkataan nya dan
menanyakan apa Nok mencintai Nai. Tapi karena Nok sama sekali tidak sadar bahwa
Nai berada dibelakangnya, maka dia menjawab bahwa dia tidak pernah mencintai
Nai.
“Akhir- akhir ini, aku melihat kamu mulai menjadi
baik padanya. Jika itu bukan cinta, jadi apa?” tanya Khae.
“Itu benci. Apa yang telah aku lakukan hanyalah
sebuah game. Apa kamu pikir bahwa aku akan benar- benar baik terhadap pria itu.
Ambisius, kurang ajar! Hanya anak panti yang meminta tempat berlindung dirumah
ku. Masih berani untuk berpikir menjadi sesuatu denganku! Tidak peduli berapa
banyak dia mencoba untuk mendaur ulang dirinya. Dia masih sampah untuku,” kata
Nok mengatai Nai dengan kasar. Dan mendengar itu, Nai tampak terkejut serta
terluka.
Kemudian dengan sengaja, Khae bertanya kembali dan
mencoba untuk memancing Nok lagi. Dan dengan kata kasar Nok kembali mengatai
Nai. Lalu mendengar itu, Khae pun tersenyum dengan sinis. Dan melihat itu, Nok pun
menjadi heran, lalu tepat disaat itu, ketika tanpa sengaja dia melihat bayangan
Nai dijendela. Nok menjadi tersadar dan terkejut sendiri.
Lalu Nok berbalik dan memandangin Nai. Tapi tanpa
mengatakan apapun, Nai mengabaikan Nok dan memberikan map skrip kepada Khae. Kemudian
setelah itu, dia langsung keluar dari ruangan.
“Jadi kita impas sekarang,” kata Khae kepada Nok
yang tampak terdiam karena terkejut. Kemudian setelah itu, Khae keluar dari
ruangan.
Khae mengejar Nai dan memanggil nama Nai, jadi
karena itu, maka Nai pun berhenti berjalan. Kemudian Khae memberitahu Nai bahwa
sebenarnya dia tidak ingin membuat Nai merasa buruk, tapi dia hanya ingin
mengajari Nok.
“Aku tahu, Khae. Aku sudah tahu, alasan mengapa
dia tiba- tiba berubah dan menjadi baik kepadaku,” kata Nai.
“Hah?! Bahkan walaupun kamu tahu, kamu masih…”
“Aku percaya bahwa Nok tidak akan berbicara
seperti ini, jika Wutta tidak terlibat dalam masalah ini,” potong Nai.
“Kamu masih berada disisi Muanchanok. Bahkan walau
dia banyak menghina kamu. Kamu masih masih mencintai wanita ini, kan?” balas
Khae dengan kesal.
“Bagaimana denganmu? Apa kamu masih mencintai pria
seperti ku? Seseorang yang meskipun mencintai orang lain dan tidak akan pernah
kembali padamu,” balas Nai.
Dan dengan sedih, Khae menetes kan air matanya.
Kemudian dia berjalan turun dan pergi dari sana. Tepat disaat itu, Vi yang
berada dilantai bawah, dia mendengar dan melihat semua itu, apalagi ketika Khae
berjalan melewatinya.
Nok yang masih syok, dia mengingat semua perkataan
kasar nya tentang Nai tadi serta dia mengingat tentang raut waja Nai yang
tampak terluka. Kemudian setelah mengingat semua itu, Nok bergumam,” Bagus!
Kamu pantas untuk itu!”
Wutta yang kebetulan berada disana, tampak heran
ketika mendengar Nok mengatakan hal itu.
Tags:
Game Sanaeha