Sinopsis Lakorn : Game Sanaeha Episode 7 - part 5



Network : Channel 3


Diruang tamu. Nok berbaring dipangkuan Nenek dan dengan sedih dia mengatakan kepada Nenek bahwa keluarganya sudah benar- benar hancur. Dan Nenek menghibur Nok, dia meminta agar Nok tidak perlu bersedih serta tidak perlu lagi Nok memperdulikan orang yang egois, yang perlu Nok lakukan ialah mencintai diri sendiri serta mencintai apa yang menjadi milik sendiri dan jangan biarkan siapapun mencuri itu.

“Tapi aku tidak ingin tinggal disana lagi! Aku tidak ingin melihat wanita itu ada didalam rumah yang ditinggali Ibuku dan keluarga ku,” kata Nok dengan sedih.



“Tidak! Tidak! Tidak! Kamu tidak bisa pindah! Jangan lakukan itu! Mereka akan menjadi lebih bahagia!” balas Nenek. Lalu dia meminta Nok duduk. “Beritahu aku, apa kamu ingin mereka jadi bahagia? Tidak kan? Jika tidak mau, maka dengar kan aku baik- baik. Jangan pindah. Jangan keluar dari pekerjaan. Jangan lepaskan hak mu. Khususnya, jadnan membahayakan dirimu sendiri dalam masalah tak berguna. Mengerti?” jelas Nenek.

“Iya. Aku tidak akan bermain dengan mereka,” balas Nok mengiyakan.


“Bagus! Kamu harus menahannya. Tidak peduli apa yang orang memalukan itu lakukan padamu. Kamu harus berdiri melawannya. Jangan pindah!” kata Nenek. Kemudian dia memeluk Nok yang kembali menangis.



Keesokan harinya. Nok menahan agar Vi tidak pindah keluar. Tapi Vi tetap mau pindah, karena Wat telah memiliki istri baru. Lalu tepat disaar itu, Khae serta Thorsaeng datang, karena mulai hari ini Khae akan pindah ke sini.



“Khun Nok, apa kamu baik? Aku pikir tanganmu terluka. Itu mengapa kamu tidak bisa memberikan salam hormat kepada orang yang lebih tua,” kata Thorsaeng, saat melihat Nok yang tidak memberi salam. Dan Nok pun menjadi kesal, tapi Vi menahan Nok, jadi Nok terpaksa memberikan salam hormat.

Lalu Thorsaeng mengatakan bahwa dia akan membantu mengajari Nok. Dan Vi membalas bahwa asal Thorsaeng tidak bertingkah, maka Nok akan menghormatinya. Kemudian Thorsaeng kembali membalas dan Nok pun melawan balik. Dan karena itu, Thorsaeng menjadi marah, tapi Khae menahan Ibunya.

“Kita akan segera menjadi kerabat. Jadi cobalah untuk menerima pihak lain lebih baik,” kata Khae dengan tegas.



Kemudian Thorsaeng memerintahkan Aff, Aey, untuk segera kembali setelah membantu membawakan barang Vi, karena dia ingin merenovasi rumah ini, jadi dia butuh bantuan. Tapi Nok tidak terima, selama dia tinggal disini, dia tidak mau mengizinkan seseorang merubah apapun.

“Aku minta maaf. Aku tidak mungkin melakukan seperti apa yang kamu mau. Barang lama menghilang, maka barang baru harus masuk. Hal yang lebih penting adalah Ayahmu setuju,” kata Thorsaeng dengan sengaja.

“Baik. Apapun yang kamu mau, lakukan sendiri. Aey! Aff! Jangan ganggu mereka,” balas Nok.

Dan Thorsaeng pun menjadi marah,”Hey! Kamu pikir, kamu adalah putri dirumah ini atau apa? Khae akan menjadi Ibu barumu.”

“Aku hanya punya satu Ibu dalam hidupku. Wanita ini? Jangan pernah datang mendekat untuk menjadi Nyonya di rumah ini. Hanya satu langkah  ke dalam, dia sudah tidak pantas!” balas Nok.



Wat yang kebetulan mendengar itu, memperingatkan Nok. Dan kemudian Thorsaeng mengadukan semua yang Nok lakukan. Lalu karena itu, maka Wat menyuruh agar Nok meminta maaf kepada Khae sekarang serta dia memarahi Nok juga.



“Baiklah. Aku salah. Aku minta maaf. Karena aku tidak hebat dalam berpura- pura!” kata Nok, lalu naik keatas tanpa memperdulikan mereka semua lagi.

Dan Thorsaeng pun menjadi kesal, tapi Khae menahannya dan memberikan kode agar jangan seperti itu dihadapan Wat. Maka karena itu Thorsaeng pun berusaha untuk tenang. Dan melihat semua itu, Vi hanya bisa diam saja.




Diruang tamu. Wat meminta maaf kepada Thorsaeng tentang sikap tidak sopan Nok dan dia juga meminta Thorsaeng untuk dapat memberikan kesempatan kepada Nok. Tapi dengan kesal, Thorsaeng masih tidak bisa terima. Dan lalu Khae pun ikut meminta pengertian Ibunya juga, karena Wat menatapnya.

“Aku tahu, itu membuat kamu khawatir. Tapi jika benar kita tidak bersama. Nok akan mempelajari lebih tentang Khae. Dan aku percaya Nok akan mengubah sikapnya,” kata Wat, meminta pengertian Thorsaeng.

“Aku berharap dia akan menjadi seperti yang kamu katakan. Kamu berianji padaku untuk menjaga Khae. Aku percaya kamu. Itulah mengapa aku setuju untuk kamu menikah,” balas Thorsaeng.


Dikamar. Nok berdiam diri karena sedih. Dan disaat itu, Wutta menghubunginnya dan mengajaknya untuk keluar. Jadi Nok setuju.



Dimalam hari, ketika sampai dirumah, Nai heran ketika melihat ada sebuah mobil merah yang terpakir di depan rumah. Dan tepat disaat itu, dia melihat Nok keluar dari dalam rumah bersama dengan Wutta. Dan bersama mereka pergi.

Lalu saat melihat Nai ada disana, Nok memberikan senyuman yang sinis kepada Nai. Dan tanpa bisa melakukan apapun, Nai membiarkan mereka berdua pergi.



Direstoran. Wutta memperkenalkan Nok kepada teman- temannya. Dan disana, semua teman- teman Wutta sibuk membicarakan tentang masalah bisnis kepada Nok. Lalu mendengar semua itu, Nok tampak sangat malas dan bosan sekali. Dam saat mereke memesan minuman, Nok dengan sengaja hanya memesan air mineral. Tapi Wutta memesankan wine untuk Nok.



Dengan bosan. Nok duduk sendirian dibar. Dan ketika Wutta menghampirinya, Nok langsung mengatakan bahwa dia ingin pulang. Lalu Wutta pun membuat berbagai alasan agar Nok tetap disini dulu dan coba bernegosiasi. Tapi Nok langsung membalas bahwa dia tidak tertarik dengan bisnis teman- teman Wutta, karena Ayahnya telah memiliki banyak customer, jadi Ayahnya pasti tidak akan berinvest pada banyak perusahaan baru dan karena cara teman Wutta untuk berbisnis, itu bukan etiket bisnis yang baik juga.


Kemudian dengan tegas Nok mengatakan bahwa jika Wutta tidak mau mengantarnya pulang, maka dia akan pulang sendiri. Dan karena itu, Wutta dengan terpaksa setuju, tapi sebelum itu dia meminta waktu sebentar pada Nok.



Wutta menjelaskan kepada temannya (Pornchai) bahwa Chai harus memberikan waktu kepada mereka untuk membuat keputusan, karena ini bukan hal yang kecil. Dan Chai membalas bahwa proyeknya sudah hampir kadaluwarsa, jadi dia hanya bisa memberikan waktu sampai minggu depan, jika Wutta tidak bisa, maka dia akan mencari partner baru.

Lalu dengan nada menyakinkan, Wutta menyakinkan bahwa Nok pasti akan setuju dan mengambil tawaran ini. Dan kemudian Chai mengingatkan agar Wutta mengurusnya sebelum semuanya runtuh. Dan mendengar itu, Wutta menjadi tampak sedikit ketakutan.



Vi menghubungin Nok. Dan setelah mengetahui Nok telah pulang, Vi memberitahu pada Nai. Lalu mengetahui hal itu, Nai pun menjadi lega. Tapi Vi menjadi heran, mengapa Nai tidak melacak Nok, bila Nai sebegitunya khawatir.

“Ini tidak cukup untuk dia membenciku atau apa?” kata Nai.

“Maksudnya, jika kamu tidak takut pada kemarahannya, kamu akan pergi, kan?” balas Vi.

“Aku akan pindah dari sana. Untuk tidak mengganggu dia lagi. Dan Phimolkhae juga akan pindah ke dalam sana. Jadi aku tidak ingin paman Wat menjadi tidak nyaman. Tentang Wutta, aku akan serahkan padamu. Dia pria yang berbahaya,” jelas Nai.

Mendengar itu, Vi menyarankan agar Nai tidak pindah, karena jika Nai pindah, maka tidak seorang pun yang bisa melindungin Nok. Dan mendegar itu, Nai diam dan berpikir.


Pen berjalan sambil berpegangan tangan dengan Wutta. Juga sambil bertelponan dengan Wes. Dan selesai bertelponan dengan Wes. Pen menanyakan kenapa tumben Wutta mau ke apatermennnya dan Wutta menjelaskan bahwa dia punya beberapa masalah untuk bernegosisasi pada  sepupu Pen, yaitu Nok.

“Tidak. Aku sudah memutuskan hubunganku dengan mereka,” kata Pen.


“Itu lebih baik. Karena apa yang aku ingin kamu lakukan, bukanlah hal yang bagus untuk pihak itu,” balas Wutta. Dan dengan sikap sok jual mahal, Pen menjawab bahwa dia harus berpikir dulu.

Namun sampai menunggu Pen berpikir, Wutta langsung mencium Pen dengan mesra. Dan sambil berciuman, mereka masuk ke dalam apatermen. Lalu tepat disaat itu, lampu yang awalnya mati, tiba- tiba saja hidup. Dan menyadari itu, mereka berdua langsung terkejut.



Karena ternyata Wes ada disana. Dan dia telah menyiapkan makan malam kejutan yang special untuk Pen. Lalu melihat Wes berada disana, maka Wutta pun langsung pergi. Dan Wes ingin mengejarnya, tapi Pen menahan Wes agar tidak mengejar Wutta. Namun Wes tidak memperdulikan Pen dan berlari mengejar Wutta.



Namun sesampainya di depan lift. Pintu lift telah keburu tertutup dan didalam sana Wutta tersenyum sinis kepada Wes. Dan melihat hal itu, Wes pun menjadi sangat kesal dan marah.

Kemudian Pen datang mendekatinya. Dan melihat nya, dengan marah, Wes langsung bertanya siapa itu, tapi Pen tidak mau memberitahu dan dia mengatakan bahwa Wes adalah satu yang benar untuknya.

“Satu yang benar? Dana berapa banyak pengganti milikmu?” tanya Wes dengan marah.

“Tidak satu pun! Tidak satupun dari semua itu. Aku minta maaf. Aku hanya kesepian, karena kamu tidak punya waktu untukku,” jawab Pen dengan gugup.

“Semua waktuku telah diberikan hanya untukmu. Kamu tahu dengan baik. Dan mengapa kamu masih menyalahkan ku?”



Pen memeluk Wes dengan erat dan mengaku salah serta meminta kesempatan untuk memulai dari awal lagi. Tapi Wes tidak percaya lagi, dia melepaskan pelukan Pen.

“Setiap kali kamu meminta kesempatan padaku. Aku tidak pernah menolakmu. Karena aku berpikir tentang gaya seorang pasangan hidup. Untuk saling menyesuaikan satu sama lain. Tapi untuk kali ini lagi, kamu memiliki pria lain! Aku melihat dengan mataku sendiri! Itu sulit untuk ku terima!” balas Wes sambil mendorong Pen.


Dengan tidak tahu malu, Pen berteriak. Dia menanyakan apa Wes akan meninggalkannya, ketika Wes pernah bilang cinta padanya dan mengapa Wes tidak bisa memberikan kesempatan padanya.

“Kamu mencintaiku tapi mengapa kamu melakukan ini?! Mengapa?!” teriak Pen. Tapi Wes tidak menjawab dan diam menunggu pintu lift terbuka baginya.



Pen lalu mengakui bahwa dia tidak pernah mencintai Wes. Semua yang dilakukannya hanyalah untuk mencuri Wes dari Nok. Karena dia sangat membenci Nok dan tidak ingin Nok bahagia, jadi dia mencurinya, tapi karena saat ini Nok tidak peduli, maka untuknya Wes tidak lagi berguna.

“Pergi! Kemanapun kamu mau!” teriak Pen dengan marah dan raut yang tampak sedih.

“Ketika Ibumu menyalahkan ku, yang telah salah memilih mu dibanding Nok. Aku tidak pernah mempercayai perkataannya sama sekali. Sampai akhirnya hari ini, itu keluar dari mulutmu sendiri. Itu membuatku sadar bahwa aku salah,” balas Wes.


Lalu ketika pintu lift terbuka, Wes masuk ke dalam. Dan dengan kesal dan sedih, Pen berteriak menyuruh Wes untuk pergi. Kemudian saat pintu lift telah tertutup, Pen terduduk dilantai dan menangis. Dan bukannya merasa bersalah atau sadar diri, Pen malah menyalahkan Nok.


“Karena kamu, bitch Nok! Kamu membuat hidupku seperti ini! Jadi aku yang akan membuat kamu jatuh dari langit. Aku akan merusak sayap mu dengan tanganku!” kata Pen dengan marah.

11 Comments

  1. Ihh si pen ini nggak tau malu bgt gereket bgt liat dia sm wutta,semangat trus y min di tunggu ke lanjutannya thx

    ReplyDelete
  2. Thks min..... Gregetab bgd pengen nyakar muka pen.... Hahahaha

    ReplyDelete
  3. Smkn seru.... terus di tunggu kelanjutan nya yaa

    ReplyDelete
  4. Seru banget, saya tidak sabar menunggu kelanjutannya

    ReplyDelete
  5. Kasiann Nai... Greget sama sifat keras kepala Nok. Makasih min. Semangat terus lnjutinnya..

    ReplyDelete
  6. Makasih mimin 🙏🙏🙏 g sabar nunggu part berikutnya...,yg makin seru...💪💪💪

    ReplyDelete
  7. Mkasi min .makin gk sbr nunggu kelanjutannya

    ReplyDelete
  8. Ibunya vi itu adlh wanita yg bijaksana. Wlpn dia tau ttg wanita saingannya namun dia berusaha unk bisa menerimanya dan tetap mendukung suami & anknya wlpn dia sendiri hrs menderita.

    ReplyDelete
Previous Post Next Post