Network : Channel 3
Diruang tamu. Nok berbaring dipangkuan Nenek dan
dengan sedih dia mengatakan kepada Nenek bahwa keluarganya sudah benar- benar
hancur. Dan Nenek menghibur Nok, dia meminta agar Nok tidak perlu bersedih
serta tidak perlu lagi Nok memperdulikan orang yang egois, yang perlu Nok
lakukan ialah mencintai diri sendiri serta mencintai apa yang menjadi milik
sendiri dan jangan biarkan siapapun mencuri itu.
“Tapi aku tidak ingin tinggal disana lagi! Aku
tidak ingin melihat wanita itu ada didalam rumah yang ditinggali Ibuku dan
keluarga ku,” kata Nok dengan sedih.
“Tidak! Tidak! Tidak! Kamu tidak bisa pindah!
Jangan lakukan itu! Mereka akan menjadi lebih bahagia!” balas Nenek. Lalu dia
meminta Nok duduk. “Beritahu aku, apa kamu ingin mereka jadi bahagia? Tidak
kan? Jika tidak mau, maka dengar kan aku baik- baik. Jangan pindah. Jangan
keluar dari pekerjaan. Jangan lepaskan hak mu. Khususnya, jadnan membahayakan
dirimu sendiri dalam masalah tak berguna. Mengerti?” jelas Nenek.
“Iya. Aku tidak akan bermain dengan mereka,” balas
Nok mengiyakan.
“Bagus! Kamu harus menahannya. Tidak peduli apa
yang orang memalukan itu lakukan padamu. Kamu harus berdiri melawannya. Jangan
pindah!” kata Nenek. Kemudian dia memeluk Nok yang kembali menangis.
Keesokan harinya. Nok menahan agar Vi tidak pindah
keluar. Tapi Vi tetap mau pindah, karena Wat telah memiliki istri baru. Lalu
tepat disaar itu, Khae serta Thorsaeng datang, karena mulai hari ini Khae akan
pindah ke sini.
“Khun Nok, apa kamu baik? Aku pikir tanganmu
terluka. Itu mengapa kamu tidak bisa memberikan salam hormat kepada orang yang
lebih tua,” kata Thorsaeng, saat melihat Nok yang tidak memberi salam. Dan Nok
pun menjadi kesal, tapi Vi menahan Nok, jadi Nok terpaksa memberikan salam
hormat.
Lalu Thorsaeng mengatakan bahwa dia akan membantu
mengajari Nok. Dan Vi membalas bahwa asal Thorsaeng tidak bertingkah, maka Nok
akan menghormatinya. Kemudian Thorsaeng kembali membalas dan Nok pun melawan
balik. Dan karena itu, Thorsaeng menjadi marah, tapi Khae menahan Ibunya.
“Kita akan segera menjadi kerabat. Jadi cobalah
untuk menerima pihak lain lebih baik,” kata Khae dengan tegas.
Kemudian Thorsaeng memerintahkan Aff, Aey, untuk
segera kembali setelah membantu membawakan barang Vi, karena dia ingin
merenovasi rumah ini, jadi dia butuh bantuan. Tapi Nok tidak terima, selama dia
tinggal disini, dia tidak mau mengizinkan seseorang merubah apapun.
“Aku minta maaf. Aku tidak mungkin melakukan
seperti apa yang kamu mau. Barang lama menghilang, maka barang baru harus
masuk. Hal yang lebih penting adalah Ayahmu setuju,” kata Thorsaeng dengan
sengaja.
“Baik. Apapun yang kamu mau, lakukan sendiri. Aey!
Aff! Jangan ganggu mereka,” balas Nok.
Dan Thorsaeng pun menjadi marah,”Hey! Kamu pikir,
kamu adalah putri dirumah ini atau apa? Khae akan menjadi Ibu barumu.”
“Aku hanya punya satu Ibu dalam hidupku. Wanita
ini? Jangan pernah datang mendekat untuk menjadi Nyonya di rumah ini. Hanya
satu langkah ke dalam, dia sudah tidak
pantas!” balas Nok.
Wat yang kebetulan mendengar itu, memperingatkan
Nok. Dan kemudian Thorsaeng mengadukan semua yang Nok lakukan. Lalu karena itu,
maka Wat menyuruh agar Nok meminta maaf kepada Khae sekarang serta dia memarahi
Nok juga.
“Baiklah. Aku salah. Aku minta maaf. Karena aku
tidak hebat dalam berpura- pura!” kata Nok, lalu naik keatas tanpa
memperdulikan mereka semua lagi.
Dan Thorsaeng pun menjadi kesal, tapi Khae
menahannya dan memberikan kode agar jangan seperti itu dihadapan Wat. Maka
karena itu Thorsaeng pun berusaha untuk tenang. Dan melihat semua itu, Vi hanya
bisa diam saja.
Diruang tamu. Wat meminta maaf kepada Thorsaeng
tentang sikap tidak sopan Nok dan dia juga meminta Thorsaeng untuk dapat
memberikan kesempatan kepada Nok. Tapi dengan kesal, Thorsaeng masih tidak bisa
terima. Dan lalu Khae pun ikut meminta pengertian Ibunya juga, karena Wat
menatapnya.
“Aku tahu, itu membuat kamu khawatir. Tapi jika
benar kita tidak bersama. Nok akan mempelajari lebih tentang Khae. Dan aku
percaya Nok akan mengubah sikapnya,” kata Wat, meminta pengertian Thorsaeng.
“Aku berharap dia akan menjadi seperti yang kamu
katakan. Kamu berianji padaku untuk menjaga Khae. Aku percaya kamu. Itulah
mengapa aku setuju untuk kamu menikah,” balas Thorsaeng.
Dikamar. Nok berdiam diri karena sedih. Dan disaat
itu, Wutta menghubunginnya dan mengajaknya untuk keluar. Jadi Nok setuju.
Dimalam hari, ketika sampai dirumah, Nai heran
ketika melihat ada sebuah mobil merah yang terpakir di depan rumah. Dan tepat
disaat itu, dia melihat Nok keluar dari dalam rumah bersama dengan Wutta. Dan
bersama mereka pergi.
Lalu saat melihat Nai ada disana, Nok memberikan
senyuman yang sinis kepada Nai. Dan tanpa bisa melakukan apapun,
Nai membiarkan mereka berdua pergi.
Direstoran. Wutta memperkenalkan Nok kepada teman-
temannya. Dan disana, semua teman- teman Wutta sibuk membicarakan tentang
masalah bisnis kepada Nok. Lalu mendengar semua itu, Nok tampak sangat malas
dan bosan sekali. Dam saat mereke memesan minuman, Nok dengan sengaja hanya
memesan air mineral. Tapi Wutta memesankan wine untuk Nok.
Dengan bosan. Nok duduk sendirian dibar. Dan
ketika Wutta menghampirinya, Nok langsung mengatakan bahwa dia ingin pulang.
Lalu Wutta pun membuat berbagai alasan agar Nok tetap disini dulu dan coba
bernegosiasi. Tapi Nok langsung membalas bahwa dia tidak tertarik dengan bisnis
teman- teman Wutta, karena Ayahnya telah memiliki banyak customer, jadi Ayahnya
pasti tidak akan berinvest pada banyak perusahaan baru dan karena cara teman
Wutta untuk berbisnis, itu bukan etiket bisnis yang baik juga.
Kemudian dengan tegas Nok mengatakan bahwa jika
Wutta tidak mau mengantarnya pulang, maka dia akan pulang sendiri. Dan karena
itu, Wutta dengan terpaksa setuju, tapi sebelum itu dia meminta waktu sebentar
pada Nok.
Wutta menjelaskan kepada temannya (Pornchai) bahwa
Chai harus memberikan waktu kepada mereka untuk membuat keputusan, karena ini
bukan hal yang kecil. Dan Chai membalas bahwa proyeknya sudah hampir
kadaluwarsa, jadi dia hanya bisa memberikan waktu sampai minggu depan, jika
Wutta tidak bisa, maka dia akan mencari partner baru.
Lalu dengan nada menyakinkan, Wutta menyakinkan
bahwa Nok pasti akan setuju dan mengambil tawaran ini. Dan kemudian Chai
mengingatkan agar Wutta mengurusnya sebelum semuanya runtuh. Dan mendengar itu,
Wutta menjadi tampak sedikit ketakutan.
Vi menghubungin Nok. Dan setelah mengetahui Nok
telah pulang, Vi memberitahu pada Nai. Lalu mengetahui hal itu, Nai pun menjadi
lega. Tapi Vi menjadi heran, mengapa Nai tidak melacak Nok, bila Nai
sebegitunya khawatir.
“Ini tidak cukup untuk dia membenciku atau apa?”
kata Nai.
“Maksudnya, jika kamu tidak takut pada
kemarahannya, kamu akan pergi, kan?” balas Vi.
“Aku akan pindah dari sana. Untuk tidak mengganggu
dia lagi. Dan Phimolkhae juga akan pindah ke dalam sana. Jadi aku tidak ingin
paman Wat menjadi tidak nyaman. Tentang Wutta, aku akan serahkan padamu. Dia
pria yang berbahaya,” jelas Nai.
Mendengar itu, Vi menyarankan agar Nai tidak
pindah, karena jika Nai pindah, maka tidak seorang pun yang bisa melindungin
Nok. Dan mendegar itu, Nai diam dan berpikir.
Pen berjalan sambil berpegangan tangan dengan
Wutta. Juga sambil bertelponan dengan Wes. Dan selesai bertelponan dengan Wes.
Pen menanyakan kenapa tumben Wutta mau ke apatermennnya dan Wutta menjelaskan
bahwa dia punya beberapa masalah untuk bernegosisasi pada sepupu Pen, yaitu Nok.
“Tidak. Aku sudah memutuskan hubunganku dengan
mereka,” kata Pen.
“Itu lebih baik. Karena apa yang aku ingin kamu
lakukan, bukanlah hal yang bagus untuk pihak itu,” balas Wutta. Dan dengan
sikap sok jual mahal, Pen menjawab bahwa dia harus berpikir dulu.
Namun sampai menunggu Pen berpikir, Wutta langsung
mencium Pen dengan mesra. Dan sambil berciuman, mereka masuk ke dalam
apatermen. Lalu tepat disaat itu, lampu yang awalnya mati, tiba- tiba saja
hidup. Dan menyadari itu, mereka berdua langsung terkejut.
Karena ternyata Wes ada disana. Dan dia telah
menyiapkan makan malam kejutan yang special untuk Pen. Lalu melihat Wes berada
disana, maka Wutta pun langsung pergi. Dan Wes ingin mengejarnya, tapi Pen
menahan Wes agar tidak mengejar Wutta. Namun Wes tidak memperdulikan Pen dan berlari
mengejar Wutta.
Namun sesampainya di depan lift. Pintu lift telah
keburu tertutup dan didalam sana Wutta tersenyum sinis kepada Wes. Dan melihat
hal itu, Wes pun menjadi sangat kesal dan marah.
Kemudian Pen datang mendekatinya. Dan melihat nya,
dengan marah, Wes langsung bertanya siapa itu, tapi Pen tidak mau memberitahu
dan dia mengatakan bahwa Wes adalah satu yang benar untuknya.
“Satu yang benar? Dana berapa banyak pengganti
milikmu?” tanya Wes dengan marah.
“Tidak satu pun! Tidak satupun dari semua itu. Aku
minta maaf. Aku hanya kesepian, karena kamu tidak punya waktu untukku,” jawab
Pen dengan gugup.
“Semua waktuku telah diberikan hanya untukmu. Kamu
tahu dengan baik. Dan mengapa kamu masih menyalahkan ku?”
Pen memeluk Wes dengan erat dan mengaku salah
serta meminta kesempatan untuk memulai dari awal lagi. Tapi Wes tidak percaya
lagi, dia melepaskan pelukan Pen.
“Setiap kali kamu meminta kesempatan padaku. Aku
tidak pernah menolakmu. Karena aku berpikir tentang gaya seorang pasangan
hidup. Untuk saling menyesuaikan satu sama lain. Tapi untuk kali ini lagi, kamu
memiliki pria lain! Aku melihat dengan mataku sendiri! Itu sulit untuk ku
terima!” balas Wes sambil mendorong Pen.
Dengan tidak tahu malu, Pen berteriak. Dia
menanyakan apa Wes akan meninggalkannya, ketika Wes pernah bilang cinta padanya
dan mengapa Wes tidak bisa memberikan kesempatan padanya.
“Kamu mencintaiku tapi mengapa kamu melakukan
ini?! Mengapa?!” teriak Pen. Tapi Wes tidak menjawab dan diam menunggu pintu
lift terbuka baginya.
Pen lalu mengakui bahwa dia tidak pernah mencintai
Wes. Semua yang dilakukannya hanyalah untuk mencuri Wes dari Nok. Karena dia
sangat membenci Nok dan tidak ingin Nok bahagia, jadi dia mencurinya, tapi
karena saat ini Nok tidak peduli, maka untuknya Wes tidak lagi berguna.
“Pergi! Kemanapun kamu mau!” teriak Pen dengan
marah dan raut yang tampak sedih.
“Ketika Ibumu menyalahkan ku, yang telah salah
memilih mu dibanding Nok. Aku tidak pernah mempercayai perkataannya sama
sekali. Sampai akhirnya hari ini, itu keluar dari mulutmu sendiri. Itu
membuatku sadar bahwa aku salah,” balas Wes.
Lalu ketika pintu lift terbuka, Wes masuk ke
dalam. Dan dengan kesal dan sedih, Pen berteriak menyuruh Wes untuk pergi.
Kemudian saat pintu lift telah tertutup, Pen terduduk dilantai dan menangis.
Dan bukannya merasa bersalah atau sadar diri, Pen malah menyalahkan Nok.
“Karena kamu, bitch Nok! Kamu membuat hidupku
seperti ini! Jadi aku yang akan membuat kamu jatuh dari langit. Aku akan
merusak sayap mu dengan tanganku!” kata Pen dengan marah.
Tags:
Game Sanaeha
Ihh si pen ini nggak tau malu bgt gereket bgt liat dia sm wutta,semangat trus y min di tunggu ke lanjutannya thx
ReplyDeleteThks min..... Gregetab bgd pengen nyakar muka pen.... Hahahaha
ReplyDeleteSmkn seru.... terus di tunggu kelanjutan nya yaa
ReplyDeleteLnjutkan min
ReplyDeletelanjut lagi min makin seru
ReplyDeleteSeru banget, saya tidak sabar menunggu kelanjutannya
ReplyDeleteTerimakasih sinopsisnya...
ReplyDeleteKasiann Nai... Greget sama sifat keras kepala Nok. Makasih min. Semangat terus lnjutinnya..
ReplyDeleteMakasih mimin 🙏🙏🙏 g sabar nunggu part berikutnya...,yg makin seru...💪💪💪
ReplyDeleteMkasi min .makin gk sbr nunggu kelanjutannya
ReplyDeleteIbunya vi itu adlh wanita yg bijaksana. Wlpn dia tau ttg wanita saingannya namun dia berusaha unk bisa menerimanya dan tetap mendukung suami & anknya wlpn dia sendiri hrs menderita.
ReplyDelete