Network : Channel 3
Keesokan
harinya. Nok berdandan secantik- cantiknya. Dan setelah siap, dia pun keluar
dari dalam kamarnya.
Dirumah
kecil. Saat Nai baru saja siap dan keluar. Disaat itu dia melihat, Khae yang
telah menunggu nya. Ternyata alasan Khae menemui Nai adalah karena dia ingin
mengembalikan cincin yang dulu pernah Nai berikan padanya.
“Sekarang
kamu butuh menggunakan ini. Untuk mengingatkan dirimu sendiri mengenai rasa
sakit mu di masa lalu,” kata Khae, lalu dia mengambil tangan Nai dan
menyerahkan cincin tersebut. “Kamu memberiku kesempatan sebagai seorang teman.
Jadi hari ini aku akan melakukan hal yang sama. Aku melukai mu, tapi Khun Nok
akan menyakiti kamu lebih dari pada yang ku lakukan, seratus kali. Aku harap
kamu berpikir baik- baik untuk menjaga prinsip mu seperti apa yang telah kamu
lakukan sebelumnya. Jangan biarkan dia menyakiti mu lagi. Aku mohon.”
Saat
Nai hanya diam saja. Khae melanjutkan perkataannya, dia meminta agar Nai tidak
meneruskan game ini, karena bahkan jika Nai menang, maka Nai tidak akan
mendapatkan apapun. Dan disaat itu, dari kejauhan, dibalik pohon, Nok memperhatikan
serta mendengarkan semua itu.
“Itu
kamu yang akan kehilangan segalanya. Ayahku dan Luckanai,” gumam Nok dengan
nada penuh kebencian.
Saat
sedang berjalan dimall. Vi begitu terkejut saat mendapatkan telpon dari Wat
yang memberitahu bahwa Nok setuju menikah dengan Nai. Kemudian dengan segera
dia pergi ke rumah Wat.
Dirumah.
Nok memegang tangan Nai sambil tersenyum kepada mereka semua yang berada
disana. Dan melihat itu, Nai tampak heran. Lalu menyadari tatapan heran dari
Nai, maka Nok pun bertanya mengapa Nai melihatnya seperti itu dan dia
mengingatkan Nai tentang perkataan Nai yang mau bertanggung jawab.
“Ya.
Aku mengatakan itu. Tapi kamu tidak puas dengan itu,” jelas Nai.
“Karena
aku butuh waktu untuk memikirkan itu. Menikah bukanlah game,” balas Nok.
“Jadi
sekarang, kamu telah mengubah pikiranmu?” tanya Vi dengan curiga.
“Ini
solusi yang terbaik sekarang. Nok akan menjadi ketua dan Green Dream. Jadi
profil pria nya harus sempurna,” jawab Nok.
“Jadi
pernikahan ini adalah untuk mempertahan kan reputasi kami. Apa kamu tidak
menyesal? Jika nanti, kamu tidak bisa hidup dengan seseorang yang kamu cintai,”
kata Khem, ikut bicara.
“Yang
menikah hanya untuk uang, tidak seharusnya mengkritik orang lain seperti itu.
Aku bukan wanita semacam itu. Kamu harusnya berharap yang terbaik untuk kami
berbahagia, karena ini adalah pernikahan mantanmu,” balas Nok.
“Nok.
Khae sekarang adalah istriku. Aku pikir kita tidak seharusnya membicarakan
tentang topik tersebut. Tentang pernikahanmu, Khae jelas akan menharapkan kebahagiaanmu.
Ya kan, Khae?” tanya Wat.
“Ya.
Aku akan benar- benar senang, jika mereka berdua saling mencintai. Pernikahan
adalah sesuatu yang sangat penting dalam hidupmu. Jika itu berjalan salah,
hidupmu akan menjadi menyedihkan,” kata Khae, mengarah kepada Nai.
“Tapi
aku pikir kamu tidak salah kali ini. Karena kamu memilih pasangan yang tepat.
Nai, kamu mencintai putriku dan akan menjaga dia selamanya, kan?” tanya Wat
kepada Nai.
Mendengar
itu, Nok terus menatap kepada Nai pandangan dengan penuh harap. Namun Nai hanya diam saja. Melihat itu, Vi pun bertanya
dan meminta Nai untuk berpikir baik-
baik.
“Iya.
Aku akan menjaga dia,” kata Nai dengan tegas. Saat dia melihat, Khae menggelengkan
kepalanya dengan perlahan, tanda jangan mau.
Dan
mendengar itu, Nok pun tersenyum senang. Sementara Khae, dia tampak sangat
kecewa. Kemudian Wat mendekati Nok dan memeluknya. Dan sambil memeluk Ayahnya,
Nok memberikan tatapan serta senyum kemenangan pada Khae.
Setelah
pertemuan keluarga selesai. Nok berjalan dengan senang menuju ke kamarnya, tapi
Nai datang dan mengajak Nok untuk bicara. Dia mengetahui alasan mengapa Nok
ingin tingggal di rumah kecil setelah menikah dan itu adalah karena Nok
menargetkan setiap orang yang tinggal dirumah ini.
“Aku
kira, kamu percaya bahwa tidak ada apapun yang terjadi antara Khae dan aku sekarang,”
kata Nai.
“Aku
curiga. Atau kamu takut ketahuan?” balas Nok dengan sikap tenang.
“Kamu
tahu jawabannya. Aku tidak bisa menjawabnya untukmu. Tapi aku ingin bilang, kamu
lebih bersedia memainkan game itu dari pada yang ku kira. Bersedia untuk
memakai pernikahan agar menang,” jelas Nai.
“Aku
belajar lebih, jika aku tidak mengambil kontrol, maka game ini akan jatuh ke
tangan orang lain,” balas Nok.
Nai
lalu berjalan mendekati Nok. Dia berusaha untuk menjelaskan. Dia mengatakan bahwa
dia tidak ada melihat orang lain disini, yang ada hanyalah keluarga. Namun Nok
yang tidak pernah menganggap Khae sebagai keluarga, tapi Wat memilih Khae. Jadi
jika Nok memulai perang dengan anggota keluarga, maka bila Nok menang, itu
tidak akan membuat Nok bahagia juga, karena Nok hanya akan menyakiti orang yang
Nok cintai.
“Tidak
ada seorang pun yang akan terluka. Kecuali untuk yang tidak setia. Jika kamu
tidak setuju denganku, mengapa kamu menerima untuk bermain game ini? Tidakkah
kamu juga ingin menang?” tanya Nok sambil tersenyum menantang Nai untuk
menjawab.
“Ya.
Aku ingin menang. Aku akan membuat ini nyata, bukan hanya game,” balas Nai.
“Silahkan.
Jika kamu bisa melakukan itu. Kamu bisa mengambil semuanya, aku dan apa yang
menjadi milik untukku. Tapi jika kamu tidak sukses, kamu akan hidup memalukan
dan pergi dari sini dengan tangan kosong. Apa kamu berani?”
“Jika
kamu berani mempertaruhkan hidupmu pada ini. Mengapa aku tidak bisa? Tapi kamu
mungkin lupa satu hal,” kata Nai, kemudian dia mendekat dan berbicara di dekat
telinga Nok. “Jika kamu pikir, pernikahanmmu hanyalah sebuah upacara. Kamu salah.”
“Aku
yang akan memimpin game. Mengapa aku harus takut?” balas Nok dengan sangat
berani, kemudian dia berjalan pergi meninggalkan Nai.
Dirumah
sakit. Nenek melemparkan piringnya ke lantai. Karena dia sama sekali tidak
percaya bahwa Nok setuju menikah dengan Nai. Dan dia meminta agar Vi menelpon
Nok. Lalu Vi pun membalas apa Nenek yakin mau mendengar hal itu secara langsung
dari Nok.
“Mengapa
berubah menjadi seperti ini? Mengapa? Aku mengulangnya lagi dan lagi, jangan
memberi dirimu sendiri kepada seseorang yang tidak pantas untukmu. Mengapa dia
tidak mendengarkan ku? Meninggalkan segalanya dan menikah dengan ‘sampah’ itu,”
kata Nenek dengan frustasi dan sedih.
Vi
mengambil piring yang Nenek jatuhkan ke lantai. Dan dia berusaha untuk
memberikan pengertian kepada Nenek. Dia mengatakan bahwa bisa jadi Nok melihat
sesuatu di dalam Nai, jadi karena itu Nok memutuskan untuk mau. Dan mendengar
itu, Nenek menggelengkan kepalanya dengan sedih, karena tidak bisa menerima hal
itu.
“Sejujurnya,
Luckanai tidak hidup miskin dan menyedihkan seperti sebelumnya. Mungkin dia
bukan seorang millionare, tapi berbicara tentang kemampuan nya. Dia punya masa
depan yang bersinar. Tentang cintanya untuk Nok, tidak diragukan bahwa tidak
seorang pun yang bisa menandinginnya,” jelas Vi. Namun Nenek tetap menangis,
tidak bisa menerima itu.
Dipabrik.
Dari jauh, Nim berdiri memperhatikan Nai sambil meneteskan air mata. Dan kemudian
dia menanyakan alasan Vi membawanya ke sini. Karena menurut Nim, jika Nai
melihatnya, maka Nai akan langsung menghilang.
“Ayolah.
Jangan berpikir berlebihan. Lihat! Anakmu sudah besar. Tapi karakternya tidak
berubah,” jelas Vi.
“Ini
salahku. Salahku,” kata Nim dengan sangat sedih.
“Dia
akan menikah. Anakmu akan menikah,” kata Vi.
“Dia
akan menikah? Dengan siapa, Vi?”
Nok
datang ke pabrik. Dan ketika melihatnya, Vi memanggil nya dan membawa Nim untuk
memperkenalkan mereka berdua. Tapi sebelum Vi sempat memperkenalkan mereka, Nim
langsung berbicara kepada Nok bahwa dia harus menyiapkan barang untuk dijual,
tapi dia tersesat disini, lalu Vi menemaninnya.
Kemudian
setelah mengatakan itu, Nim ingin pergi. Tapi dengan segera, Vi memegang tangan
Nim dan menahannya. Lalu Vi memperkenalkan Nim kepada Nok, tapi dia tidak memberitahu
kan kepada Nok bahwa Nim adalah Ibu Kandung Nai. Vi hanya meminta Nok untuk
menjelaskan beberapa hal kepada Nim.
Setelah
itu dengan penuh perhatian, Nok memegang tangan Nim serta mengajak Nim untuk
mengikutinya. Dan melihat itu, Vi melambaikan tangan nya dengan senang dan
membiarkan mereka untuk pergi bersama.
“Caranya
mudah untuk memisahkan sampah. Terkadang kami memiliki bermacam- macam sampah. Dan
kita harus memisahkan mereka sebelum dijual,” jelas Nok. Kemudian dia mengambil
sebuah botol plastik dan memberikan contoh pada Nim.
Jenis
botol plastik transparan, dua kali mahal nya dari harga botol plastik yang
biasa. Dan jika label nya dilepaskan, maka bisa dijual dengan harga lebih
tinggi, karena itu membuat daur ulang menjadi lebih mudah.
Tepat
disaat Nok sedang menjelaskan. Nai datang mendekat dan memanggil Nok. Lalu
mendengar itu, Nim pun menjadi takut ketahuan, sehingga karena itu dia tidak
berani berbalik untuk melihat Nai dan duduk sedikit menjauh dari sana.
Sementara
Nai dan Nok sibuk berdebat mengenai dokumen yang salah. Lalu disaat itu, tanpa
sengaja, kertas dokumen tersebut jatuh dari tangan Nok, ketika Nok mau
menyerahkan itu kembali kepada Nai. Dan salah satu kertas itu terjatuh di dekat
Nim.
Lalu
melihat itu, Nim menjadi pun ketakutan serta kebingungan harus berbuat apa.
Tags:
Game Sanaeha
Yey akhirnya nok mau nikah jg,,makin seru aj,thx y min
ReplyDeletelanjut mimin 💪💪💪
ReplyDeleteSerruuuuu ...lanjut mimin ..
ReplyDeleteSeru lanjut lagi min jangan lama2x donk sinopsi selanju x udh penasaran... 😊🙏
ReplyDeleteLanjut min... Semangat
ReplyDeleteSeru banget, saya tunggu episode selanjutnya
ReplyDeleteSeruuuuù bgtttt...
ReplyDeleteIni episode berapa yaaaaa min
ReplyDelete