Sinopsis Chinese Drama : Love The Whole World Episode 08
By : iQiyi
Ning Feng dan Yao Yao tiba di tempat orang yang
terlibat sengketa. Ning Feng bertanya mengenai yang terjadi, dan orang yang
menelpon ke kantor polisi, menjelaskan kalau wanita itu dan pacarnya berkelahi
di restorannya. Dia mengusir mereka, tetapi wanita itu dan pacarnya malah
menyerangnya. Wanita tidak terima, dia merasa tersinggung karena di teriaki
padahal dia adalah pelanggan. Pemilik restoran lebih marah lagi karena wanita
itu bertengkar dan menghancurkan barang-barangnya. Mereka saling berdebat
hingga Ning Feng menyuruh mereka diam.
Ning Feng meminta izin masuk ke restoran untuk
melihat seberapa parah kerusakannya dan dia menyuruh wanita itu dan pacarnya
untuk tidak kabur.
--
Xiao Shan makan malam bersama ibunya. Dia
memberitahu ibunya kalau dia ada ujian setelah Tahun Baru dan karena itu dia
akan tinggal di asrama untuk belajar mulai mala mini. Ny. Wei terlihat sedih
dan bertanya apa Xiao Shan tidak akan pulang saat Tahun Baru imlek? Xiao Shan
mengangguk.
Xiao Shan juga menjelaskan kalau dia ingin cepat
lulus agar bisa seperti Chang Gong, yang baru bekerja setahun, tapi gajinya
sudah jadi tiga kali lipat. Dia bahkan menyesal telah kuliah, harusnya dia
bekerja saja. Dia takut akan menjadi tertinggal di banding yang lain.
Ny. Wei menasehati Xiao Shan untuk tidak cemas.
Setiap orang mempunya jalannya masing-masing. Itu mungkin jalan Chang Gong,
tetapi bukan Xiao Shan. Dia menyarankan Xiao Shan untuk focus belajar, dan
pasti akan ada kesempatan sukses di masa depan. Xiao Shan terhibur mendengar
nasihat ibunya.
--
Xiao Shan selesai makan dan membereskan
barang-barangnya. Saat dia mau pergi, dia melihat Ny. Zhang yang sedang
menyiram tanaman. Ny. Zhang jelas langsung menyapa Xiao Shan dan bertanya Xiao
Shan mau kemana padahal besok tahun baru. Xiao Shan memberitahu kalau dia akan
pergi ke asrama untuk belajar mempersiapkan ujian. Ny. Zhang menyuruhnya
hati-hati dan tidak usah khawatir pada ny. Wei, dia akan menjaganya. Xiao Shan
tersenyum mendengarnya, dan pamit pergi.
--
Chang Gong belum pulang ke rumah. Dia sedang
menunggu Mu Zi di depan asrama Mu Zi. Dia hendak mengajak Mu Zi untuk pergi ke
acara perayaan penyambutan tahun Millennium. Mu Zi menolak, dia tidak bisa
pergi karena pintu asrama akan di tutup jam 12 pas.
“Kamu tidak percaya padaku?” tanya Chang Gong.
“Aku percaya. Ini tahun baru, jadi aku akan
mempercayaimu sekali ini,” jawab Mu Zi sambil tersenyum dan naik ke boncengan
sepeda Mu Zi.
Chang Gong sangat senang dan segera membonceng Mu
Zi. Dia mengayuh dengan sangat cepat hingga Mu Zi menegurnya untuk pelan-pelan
saja. Chang Gong tidak bisa, mereka harus cepat atau mereka akan terlambat.
Chang Gong tiba di depan restoran yang penuh
dengan para pengunjung pasangan. Mereka hendak masuk ke dalam, tetapi penjaga
tidak bisa memberikan izin. Malam ini adalah malam penyambutan tahun baru, jadi
tidak ada kursi kosong lagi. Semua sudah di reservasi.
Mu Zi sedikit cemas tidak bisa masuk. Tetapi,
Chang Gong dengan percaya diri, meraih tangannya dan membawa Mu Zi masuk. Dia
memberikan tiket reservasi-nya dan masuk ke dalam restoran. Para pasangan iri
karena pacar Mu Zi sudah melakukan persiapan.
Di dalam restoran, penuh dengan para pasangan.
Chang Gong memesankan minuman untuk Mu Zi, dan jelas itu non alcohol. Dia tidak
memberikan izin untuk Mu Zi minum alcohol. Mu Zi sedikit kesal, dia juga
membahas mengenai Chang Gong yang sudah melakukan reservasi restoran tetapi
tidak memberitahunya.
“Kamu juga begitu,” balas Chang Gong.
“Aku? Kapan?”
“Kamu lupa? Kamu membawaku mengunjungi veteran
tentara waktu itu, dan tidak memberitah kalau itu kakekmu. Punggungku sampai
basah karena gugup.”
Mu Zi malah berpura-pura lupa dan tertawa.
MC Restoran maju ke atas panggung dan memberikan
kata sambutan untuk semua tamu. Dia kemudian mengajak para tamu untuk bermain
bersamanya menyambut tahun baru. Semua orang bersenang-senang. Mu Zi dan Chang
Gong terlihat juga menikmatinya. Mereka saling mengucapkan harapan kalau semoga
mereka masih bisa melihat matahari besok, dan benar-benar tidak ada kiamat.
--
Ny. Wei sudah bersiap tidur. Tetapi, Ny. Zhang
mengetuk pintunya dan mengomentari ny. Wei yang sudah mau tidur. Sekarang ini
malam tahun baru, dan karena anak-anak tidak ada di rumah, dia mengajak ny. Wei
untuk datang ke rumahnya menyambut tahun baru. Ny. Wei jelas senang.
--
Jia You masih di dalam kamar Han Dong, sementara
anaknya sudah tertidur di atas tempat tidur Han Dong. Dia dan Han Dong masih
terjaga dan menghabiskan waktu dengan berbincang.
Han Dong sangat senang karena bisa menghabiskan
waktu bersama Jia You dan anak Jia You. Jia You senang mendengarnya, apalagi
Han Dong tidak menganggap Xiao Shan merepotkan. Han Dong meminta Jia You tidak
usah khawatir dengan ibunya tadi, dia besok akan pulang dan memberitahukan ke
ibunya hubungan mereka. Jia You benar-benar bahagia melihat mereka.
Han Dong hendak mencium Jia You, tetapi Xiao Shan
terbangun dan memanggil mereka.
--
Ning Feng sudah menyelesaikan masalah pemilik
restoran dengan pelanggannya. Dan dia sedang dalam perjalanan pulang bersama
Yao Yao. Yao Yao mengomentari masalah tadi yang sangat sepele dan tanpa bukti
tetapi sampai harus menelpon polisi, rasanya sia-sia. Ning Feng menjawab dengan
bijak kalau masalah tadi serius, dan memang sudah menjadi tanggung jawab polisi
untuk datang membantu setiap ada masalah. Tadi pagi saja ada seorang wanita
yang menelpon mengatakan dia kehilangan anak, ternyata anak yang di maksud
adalah seekor kucing.
“Bukankah itu sangat menjengkelkan?”
“Kenapa? Ketika aku memakai seragam ini, aku
mempunyai tanggung jawab,” ujar Ning Feng.
Yao Yao sedikit kagum dengan pemikiran Ning Feng
yang bijak dan dewasa.
--
Chang Gong dan Mu Zi masih di restoran. MC
mengajak semua peserta untuk ikut bermain dengannya. Dia mengundang 8 pria
untuk maju dan lomba siapa yang paling cepat minum. Dan orang yang menang, akan
memenangkan boneka koala.
Mengetahui kalau hadiahnya adalah boneka koala,
Chang Gong langsung mengajukan diri untuk maju. Mu Zi khawatir dan melarang
Chang Gong untuk ikut karena takut Chang Gong akan mabuk, tetapi Chang Gong
ngotot tetap ingin ikut. Dia akan memenangkan boneka itu untuk Mu Zi.
Pertandingannya adalah mereka harus berlomba
minum beer dengan menggunakan pipet dan tangan harus ada di belakang punggung,
tidak boleh menyentuh gelas ataupun pipet. Lomba di mulai, dan Chang Gong
pemenangnya. Mu Zi sampai melompat senang.
Chang Gong memperoleh boneka koala dan sangat
senang. MC bertanya alasan Chang Gong menginginkan boneka itu hingga ikut
lomba.
“Aku bertemu seorang gadis lewat media online.
Dan username gadis itu adalah Koala. Dan tempat ini adalah tempat dimana kami
bertemu secara langsung,” jelas Chang Gong dan membuat Mu Zi tersipu malu.
MC kemudian meminta Chang Gong untuk mengucapkan
sesuatu untuk gadis itu di kesempatan ini. Dia berteriak agar Chang Gong
mengucapkan 3 kata. Dan semua pengunjung juga ikut bersorak. Mu Zi sangat malu,
hingga dia menutupi wajahnya dengan hoodie.
“Tiga kata… Tidak, aku… kami masih teman,” ujar
Chang Gong gugup. “Selamat Tahun Baru, Mu Zi!”
Semua penonton kecewa. Mereka ingin mendengar
pengakuan cinta. Dan setiap pasangan yang ada berteriak : Wo Ai Ni (Aku cinta kamu)!
Chang Gong turun panggung dan memberikan hadiah
boneka koala kepada Mu Zi. Dia juga meminta Mu Zi untuk tidak mempedulikan
perkataan MC tadi, dia melakukan hal seperti itu hanya untuk menghidupkan
suasana. Mu Zi tidak mempermasalahkannya.
Dan hitungan mundur dimulai!
3
2
1
Tahun Baru 2000!!! Semua orang bersorak
kegirangan. Mereka memasuki era baru. Era 2000!
Terlihat perayaan dimana-mana terjadi dengan
meriah. Yao Yao juga sangat senang karena telah memasuki tahun 2000. Ning Feng
berkomentar kalau sudah masuk tahun 2000, dan dunia masih belum berakhir.
“Karena dunia belum berakhir, ayo berpelukan,”
ujar Yao Yao dan langsung memeluk Ning Feng.
Ning Feng langsung menghindar, “Apa yang kamu
lakukan? Aku masih bertugas (memakai seragam polisi).”
“Kalau begitu bisa aku meminta tolong pada
polisi? Petugas, tolong aku, aku sedang patah hati.”
“Kamu patah hati? Ini 2000 dan dunia belum
berakhir. Jadi, buatlah awal yang baru.”
Yao Yao tersenyum mendengarnya. Dia bertanya apa
Ning Feng masih harus bekerja lagi? Ning Feng menjawab kalau shift nya sudah
selesai sekarang. Yao Yao senang dan meminta Ning Feng untuk menemaninya
menghabiskan waktu mala mini. Dia yakin jalanan masih akan ramai karena setiap
orang akan menghabiskan waktu bersama. Ning Feng menolak, dia masih harus
bekerja besok pagi. Yao Yao membujuk Ning Feng untuk tidak menolak, anggap saja
Ning Feng sedang patroli mengelilingi kota, dan dia juga berjanji tidak akan
memeluk Ning Feng lagi. Ning Feng tidak bisa menolak lagi.
--
Chang Gong membawa Mu Zi ke hotel. Dia
memberitahu kalau Mu Zi bisa beristirahat di hotel sampai besok pagi, dan dia
akan mengantar Mu Zi besok pagi kembali ke asrama. Mu Zi sungkan dan menolak.
Chang Gong memintanya untuk tidak khawatir, dia tidak akan tidur di kamar bersama
Mu Zi, dia hanya akan menunggu di lobby hotel. Mu Zi mengerti dan akhirnya
setuju.
Sayangnya semua hotel sudah penuh dengan para
pasangan dan tidak ada lagi kamar kosong.
Terpaksa, Chang Gong membawa Mu Zi ke rumahnya. Mereka
masuk diam-diam ke dalam rumah, dan Chang Gong membawa Mu Zi ke kamar Yao Yao.
Chang Gong mengira kalau Yao Yao akan bekerja lembur dan tidak pulang malam
ini, jadi sementara Mu Zi bisa tidur di kamar Yao Yao. Pagi-pagi, sebelum orang
bangun, dia dan Mu Zi akan pergi.
Sayangnya, perkiraan Chang Gong meleset. Tidak
lama, Yao Yao pulang di antar oleh Ning Feng. Chang Gong tidak menyadari Yao
Yao pulang karena sedang merebus air.
Yao Yao langsung masuk ke kamar. Dan saat akan
berbaring, dia melihat ada orang di atas tempat tidurnya. Dan reflex, dia
berteriak memanggil orang tuanya! Teriakan Yao Yao membangunkan semua
orang.
Lampu di nyalakan. Ny. Zhang bertanya siapa Mu
Zi? Mu Zi sampai terdiam canggung, tidak tahu harus menjawab apa. Yao Yao
mengenal Mu Zi karena sudah pernah bertemu, dan heran kenapa Mu Zi ada di
kamarnya? Chang Gong masuk dan menjelaskan.
“Maaf! Maaf! Silahkan tidur lagi,” ujar Yao Yao
pada Mu Zi.
“ahh… tidak. Aku tidak perlu tidur lagi. Ini
kamarmu. Maafkan aku,” ujar Mu Zi dengan canggung.
“Tidak apa-apa. Silahkan tidur lagi.”
“Nona, silahkan tidur lagi. Yao Yao bisa tidur di
kamar kami,” ujar ny. Zhang.
(untuk mengingatkan, kamar Chang Gong di sewakan
ibu ke Ny. Wei. Jadi, Chang Gong tidur di kamar Han Dong. Tapi, Han Dong
membawa Jia You menginap, jadi dia tidak mungkin membawa Mu Zi tidur di kamar
Han Dong. Makanya Chang Gong membawa Mu Zi tidur di kamar Jia You).
Ny. Zhang membawa semuanya keluar dari kamar dan
hendak menutup pintu meninggalkan Chang Gong dan Mu Zi di dalam kamar. Chang
Gong untungnya sigap, dia menahan pintu dan menyuruh ibu untuk membiarkan pintu
tetap terbuka. Mu Zi merasa tidak enak dan meminta maaf. Chang Gong lebih tidak
enak lagi, dia menyuruh Mu Zi untuk tidur, dan dia keluar dari kamar.
Setelah semua keluar, Mu Zi mengunci pintu. Dia
terlihat malu.
Sudah jam 5. Mu Zi bangun. Dia melihat Chang Gong
yang tertidur di ruang tamu. Dengan perlahan, dia membangunkan Chang Gong.
(adegannya sederhana, tetapi lihatnya bisa senyam-senyum. Romantis gitu). Chang
Gong terbangun dan tersenyum melihat Mu Zi. Mu Zi memberitahu kalau sekarang
sudah jam 05.30, dan butuh perjalanan 30 menit ke asrama-nya. Jadi, mereka bisa
sampai jam 06.00 saat pintu asrama di buka.
Chang Gong segera bangkit. Dia membonceng Mu Zi
ke asrama. Mereka tiba, dan masih tersisa 10 menit hingga pintu terbuka. Banyak
pasangan yang berada di depan asrama dan menunggu pintu terbuka. Beberapa di
antara mereka ada yang tertidur. Dan Mu Zi dengan isengnya malah mengganggu
mereka. Chang Gong sampai tertawa dan menegur Mu Zi yang nakal. Pintu asrama di
buka, dan Mu Zi berlari masuk ke dalam dengan bahagia.
Saat dia masuk ke dalam kamar, para sahabatnya
sudah bangun dan menginterogasinya. Kenapa Mu Zi pergi tanpa bilang-bilang
padanya? Mu Zi malah mengabaikan pertanyaan mereka, dan meminjam kartu telepon.
Untuk apa?
Menghubungi Chang Gong. Chang Gong menerima pesan
pager Mu Zi dan langsung menelpon. Mu Zi sudah menunggu di depan telepon
asrama. Dan begitu berdering, dia langsung menelpon. Mu Zi memberitahu kalau
nomor ini adalah nomor telepon kamar asrama-nya yang baru di pasang 2 hari
lalu. Mereka mulai berbincang panjang lebar walaupun itu tidak penting.
--
Xiao Shan ternyata berbohong pada ny. Wei. Dia
bukannya ke asrama, tetapi malah pergi ke kampung halaman Mei Xin. Dia datang
ke sana karena mendengar kabar kalau Mei Xin pulang, sekalian dia mau menyapa
ayah dan ibu Mei Xin. Ayah dan ibu sedikit kaget karena baru pertama kali
melihat Xiao Shan.
Mei Xin membawa Xiao Shan ke kamarnya. Dia
terlihat marah karena Xiao Shan datang ke tempatnya, padahal itu akan
menghabiskan banyak uang. Di tambah lagi dia hanya pulang 10 hari, dan tidak
ada waktu untuk bersama Xiao Shan, dan dia sudah bilang kalau dia akan bertemu
Xiao Shan di Jinghu jika dia pulang sekali lagi. Dia kesal karena Xiao Shan
tidak mendengarnya.
Xiao Shan membalas kalau dia pria, dan tidak bisa
membiarkan jika Mei Xin yang terus menemuinya. Mei Xin meminta Xiao Shan untuk
tidak memberitahu orangtuanya kalau mereka pacaran, karena dia belum beritahu.
Xiao Shan sedikit kecewa. Apalagi, Mei Xin menyuruhnya untuk mengatakan kalau
mereka hanya teman.
--
Akhirnya Mei Xin menyewakan kamar untuk Xiao Shan
selama 1 hari dan menyuruh Xiao Shan pulang besok dengan pesawat. Xiao Shan
sangat marah dan kesal, dia memilih untuk tidak menghabiskan malam tahun baru
dengan ibunya dan datang menemui Mei Xin dengan naik kereta api, tetapi dia
bahkan tidak bisa berlama-lama di rumah Mei Xin. Mereka mulai berdebat dan
akhirnya Mei Xin yang menang.
--
Xiao Shan tiba di Jinghu dan pulang ke rumah. Han
Dong melihatnya dan menyapanya dengan riang, dia bertanya kemana Xiao Shan saat
malam tahun baru?
“Aku… aku pergi ke Wuhan,” beritahu Xiao Shan.
“Kau sangat berani. Kau pergi untuk bertemu Mei
Xin?”
“Ya,” jawab Xiao Shan dengan lemas.
Han Dong menghiburnya untuk tidak sedih dan terus
bersemangat.
Ibu jelas heran melihat Xiao Shan kembali begitu
cepat. Xiao Shan bersikap seolah tidak ada yang terjadi dan malah menunjukkan
foto foto kota Wuhan. Ny. Wei semakin kesal karena Xiao Shan berbohong padanya,
katanya mau pulang ke asrama untuk belajar, kenapa malah ke Wuhan?
Xiao Shan akhirnya memberitahu yang sebenarnya, dia
pergi ke Wuhan untuk bertemu dengan Mei Xin. Dia merindukan Mei Xin. Dan juga,
Mei Xin yang membelikannya tiket pulang. Ny. Wei kecewa dan merasa malu karena
Xiao Shan menggunakan uang seorang wanita. Xiao Shan menjelaskan kalau Mei Xin
membelikannya tanpa memberitahunya, dan dia tidak mungkin menolak. Awalnya, dia
berniat membayar Mei Xin kembali, tetapi ketika dia melihat harga tiket,
uangnya tidak cukup. Xiao Shan meminta ibunya untuk tidak khawatir, dia akan
segera mengembalikan uang Mei Xin.
Tetapi, ny. Wei sangat kecewa. Dia menangis. Uang
yang di kumpulkan Xiao Shan dengan bekerja paruh waktu, habis begitu saja dalam
sehari. Dia merasa kecewa, dia mengumpulkan uang selama ini dengan bekerja di
pabrik demi membiayai Xiao Shan dan menyekolahkannya. Tetapi, putranya malah
menggunakan semua uang habis dalam sehari (untuk seorang wanita).
“Apa kamu tidak memikirkan perasaan ibu? Ini baru
tahun pertama Mei Xin keluar negeri. Bagaimana jika dia tidak kembali? Apa yang
akau kamu lakukan?”
“Ma! Tidak perlu berpikir sampai sejauh itu.”
“Orang yang tidak mempunyai rencana pada
akhirnya, dia yang akan menderita!”
Xiao Shan tidak mau mendengarnya dan malah
beranjak pergi dengan alasan mau kuliah. Ny. Wei memanggilnya dengan marah,
tetapi Xiao Sha malah balik marah. Dia malah mengatakan kalau tanpa Mei Xin,
dia tidak mau hidup lagi. (Bayangkan, betapa terlukanya hati seorang ibu
mendengar hal itu!)
--
Han Dong pulang ke rumah. Dirumahnya sedang ada
tamu. Saat tamu bertanya mengenai kuliah Han Dong, ibu berbohong kalau kuliah
Han Dong baik-baik saja. Han Dong sedikit kecewa karena ibunya berbohong
padahal dia sudah di keluarkan dari kampus. Tamu itu malah menyarankan Han Dong
untuk melanjutkan kuliah ke luar negeri.
Para tamu sudah pulang. Ibu menghampiri Han Dong dan
hendak meminta maaf karena sudah berbohong. Tetapi, Han Dong tidak
mempermasalahkannya, dia mengerti kenapa ibunya berbohong. Ibu meminta agar Han
Dong bertemu ayah, tetapi Han Dong menolak.
“Aku tidak bercanda tadi. Aku dan ayahmu sudah
merencanakan untuk mengirimmu keluar negeri tahun ini,” beritahu Ibu.
“Aku tidak mau pergi.”
Tags:
Love The Whole World