Sinopsis Lakorn : My Cinderella Girl Episode
12-3/5 END
Images by : Channel 3
Prim yang sudah tahu alasan Khun Nee tidak menyukai Rita adalah karena perkataan Khun Pat, memutuskan untuk menelpon Khun Pat. Dia memberitahu apa yang sudah di dengarnya mengenai Khun Pat yang bicara buruk mengenai Rita. Khun Pat mengerti, dia akan menyelesaikan hal itu, sebagai imbalan atas Prim yang sudah putus dengan Phu. Prim berterimakasih. Khun Pat kemudian meminta Prim untuk datang berkunjung melihat Vicku, agar Vicky dapat yakin kalau Prim sudah putus dengan Phu.
Dan
akhirnya, Prim datang ke rumah sakit bersama dnegan Boot. Khun Pat menyambut
mereka dan memberitahu kalau Vicky sedang ke taman bersama Phu dan sebentar
lagi balik. Umur panjang, Vicky dan Phu datang tidak lama kemudian. Phu sedikit
kaget melihat Prim.
Prim
menyapa Vicky dengan ramah. Dan Vicky pamer mengenai Phu yang sangat baik dan
selalu menjaganya. Phu terlihat tidak nyaman mendengarnya. Boot sendiri
terlihat tidak suka dengan Vicky. Di tambah, Vicky malah bicara bermanja-manja
dengan Phu.
--
Vicky
di antar Phu masuk ke kamar. Setelah itu, Phu pamit untuk pergi bekerja karena
ada rapat. Vicky malah menahannya dan meminta agar rapat Phu di tunda saja. Phu
tidak bisa karena jika bukan hal penting, dia tidak akan menunda rapat.
“Jadi,
aku bukan hal penting untukmu?” tanya Vicky tajam sambil memegang tangan Phu.
Phu
melepaskan genggaman Vicky. Dia mengelus kepala Vicky dan berjanji akan segera
datang setelah rapat selesai.
“Aku
tahu kau tidak pergi rapat. Kau hanya mencari alasan agar bisa pergi mencari
Prim. Kau yang memberitahuku kalau kau sudah putus dengan Prim. Tapi, kau masih
mencintainya!” marah Vicky.
“Ini
tidak ada hubungannya dengan Prim,” tegas Phu.
“Aku
tidak percaya.”
Phu
malas menjelaskan dan menyuruh Vicky untuk berpikir suka-suka dia saja. Tetapi,
Vicky malah menarik Phu yang hendak pergi, dan membuat dirinya terjatuh dari
ranjang. Suara ribut-ribut itu terdengar keluar oleh Khun Pat, Boot dan Prim. Mereka
masuk ke dalam kamar dengan panic, dan melihat Vicky kejang-kejang. Semua panic.
Tapi, Boot sepertinya curiga kalau Vicky hanya berakting.
Prim
pergi memanggil dokter. Dokter masuk dan meminta semuanya untuk keluar.
Semua
menunggu dengan cemas di luar. Tidak lama, dokter keluar. Dia memberitahu kalau
tidak ada yang salah dengan tubuh dan kesehatan Vicky. Jadi, bisa di simpulkan
kalau hal tadi terjadi (kejang-kejang) karena stress dan berakhir seperti itu. Dokter
menyarankan agar mental Vicky lebih di perhatikan. Takutnya, jika hal ini
terjadi lagi, kondisi Vicky bisa dalam bahaya. Lebih baik dia di bawa
konsultasi ke psikiater.
Khun
Pat shock mendengar kondisi Vicky. Dia menangis. Phu berusaha menguatkan Khun
Pat. Tetapi, Khun Pat malah memanfaatkan hal itu untuk meminta bantuan Phu. Hanya
Phu yang bisa membantu Vicky.
“Phu,
bisakah kau menikahi Vicky?” tanya Khun Pat penuh harap. Boot, Prim dan Phu
terkesiap mendengar permintaan Khun Pat. “Jika kau menikahi Vicky, maka Vicky
akan yakin. Bahwa kau akan selalu menjaganya dan Vicky juga akan merasa aman. Kau
juga sudah putus dari Prim. Kau bukan milik siapapun lagi. Kau bisa menikahi
Vicky.”
“Tante…
aku … aku rasa ada cara yang lebih baik daripada ini.”
“Tidak
ada cara lain lagi, Phu. Hanya ini yang terbaik. Vicky sangat mencintaimu. Prim,
kau juga tahu seberapa besar rasa cinta Vicky untuk Phu, bukan? Beritahu Phu,
Prim. Katakan kalau yang aku bilang adalah benar.”
“Ya!”
jawab Prim dengan sedih dan mata berair. “Hanya Khun Phu. Yang bisa menolong
Vicky.”
Dan
Khun Pat terus memaksa dan memohon Phu agar menikahi Vicky. Vicky keluar dari
kamarnya dan meminta agar ibunya tidak memaksa Phu. Tetapi, dia malah sesak
nafas (argghhh… pengen tak bejek-bejek) dan membuat semua khawatir. Khun Pat
meminta dan memohon pada Phu.
“Ya!
Aku akan menikahi Vicky,” jawab Phu. Terpaksa.
Prim
lemas mendengarnya. Dia memilih pergi dari sana. Boot kasihan pada Prim, dia
menyusul Prim dan membelainya, seolah memberikan kekuatan untuk Prim.
Khun
Pat sangat senang dan langsung menghubungi Khun Nisa. Dia bahkan mengajak Phu
untuk memilih tanggal pernikahan besok, lebih cepat lebih baik. Khun Pat
mengucapkan rasa terimakasih yang besar pada Phu. Dia bahkan menyakinkan Phu
kalau Vicky akan menjadi istri yang baik untuk Phu dan Phu tidak akan kecewa.
“Dapatkah
aku minta sesuatu?” tanya Phu.
“Bisa.
Aku akan memberikan apapun yang kau minta.”
“Berikan
hidup baru untuk Khun Prim. Hidup dimana dia tidak harus merasa kesusahan lagi.
Jika Khun Prim menyelesaikan kuliahnya di sini dan ingin pergi melanjutkan
kemanapun itu, Khun harus memberikan bantuan hingga dia wisuda, tanpa alasan. Dan
Khun juga harus memberikan 20% saham perusahaan mu kepada Prim mulai dari
sekarang.”
“Itu
terlalu berlebihan, Phu!” ujar Khun Pat merasa keberatan.
“Itu
tidak berlebihan, Khun. Sebagai ganti atas kebahagiaan Vicky. Atau, Khun merasa
itu terlalu banyak?”
Khun
Pat menghela nafas. Dia akhirnya bersedia memenuhi permintaan Phu demi
kebahagiaan putrinya, Vicky.
--
Boot
masih menemani Prim. Dan Phu melihat mereka. Dia memanggil Prim. Boot mengerti
dan pamit untuk membeli minuman. Dia memberikan waktu agar Phu dapat bicara
dengan Prim.
Prim
meminta Phu untuk tidak mengatakan apapun. Apa yang Phu pilih adalah keputusan
terbaik. Dari jauh, Boot memperhatikan mereka.
--
Khun
Pat menjaga Vicky. Vicky bertanya apa Phu sudah pergi? Khun Pat mengiyakan. Dan
Vicky langsung bangkit. Dia melompat-lompat bahagia karena akhirnya bisa
menikah dengan Phu. Khun Pat tentu terkejut karena kaki Vicky sudah sembuh, dia
bisa berjalan dan bahkan melompat.
“Vicky,
sejak kapan kaki mu sembuh?”
“Oh!
Dari beberapa hari yang lalu,” jawabnya dengan bahagia.
“Jadi,
selama ini kau berbohong?”
“Berterimakasihlah
pada ayah dan Pong. Mereka menuduhku berbohong agar Phu dapat selalu bersamaku.
Jadi, aku jadi dapat ide dan melakukan seperti apa yang mereka tuduhkan padaku.
Ibu, kau bangga padaku kan? Akhirnya, aku bisa melakukan sesuatu sendiri dan
berhasil. Aku akan menikahi P’Phu. Dia akan menjadi milikku selamanya! Aku orang
yang paling bahagia, Khun Mae.”
Tapi,
ekspresi wajah Khun Pat sama sekali tidak bahagia. Sepertinya, dia baru
menyadari apa yang dia ajarkan, telah merubah putri polosnya menjadi monster
seperti dirinya.
Tags:
sanae rak nang cin