Broadcast Network: Channel 3
“Aku
tidak mengerti ini. Dunia begitu kecil. Lebih penting, dia bukan hanya penduduk
pulau seperti yang ku kira. Ditambah, dia bilang bahwa dia tidak tahu apapun
tentang foto itu,” kata Nuth kepada Chaya, menceritakan tentang Wat.
“Yang
barusan aku bicarakan. Satrawat. Peminjam kita. Penduduk pulau,” jelas Nuth.
Lalu dia mengatakan bahwa benar dugaannya, yaitu Wat tidak sesimpel seperti
yang dipikirkannya.
Tapi Wat
tidak mau menerima suapan dari Soam dan hanya diam. Lalu dengan nada manja,
Soam meminta Wat untuk makan sambil dia melirik ke arah Chaya serta Nuth
berada. Dan menyadari itu, Wat mengambil secuil roti yang Soam pegang, lalu dia
melihat ke belakang nya, ke tempat dimana Nuth serta Chaya duduk.
“Apa
yang kamu lakukan?” tanya Wat dengan bingung.
“Mempostingnya
di IG (Instagram),” jawab Soam dengan santainya.
“Dengan
melakukan ini, apa kamu pikir dia akan kembali?”
“Mereka
paman dan keponakan?”
“Iya.
Nuth bahkan menggoda pamannya sendiri. Jahat, kan? Sekarang kamu tahu kan, aku
diselingkuhi. Jadi bagaimana aku tidak marah?”
Lalu
Soam berdiri dan menarik tangan Wat untuk pergi. Dan Wat pun menjadi heran
kemana. Lalu Soam menjawab,” Menjatuhkan bomb kepada Chaya. Aku mohon,” pinta
Soam.
“Besenang-
senanglah memanjat pohon berduri. Aku telah menemukan jalan yang cerah dengan
Dokter Wat,” kata Soam kepada mereka lagi. Dan mendengar itu, Nuth pun berbalik
dan tersenyum.
“Betapa
mengecewakan. Wanita pintar sepertimu menilai seseorang dari penampilan luar,
sebelum mengenal mereka. Apa gelar Harvard mu hanya dekorasi di dinding? Ini
adalah Dokter Strawat. Dia tamat dari USA dan dia baru kembali,” balas Soam,
membanggakan Wat.
“Apa?
kamu iri karena kamu tidak bisa menemukan satu?”
“Tipe
pria ini? Aku tidak mau. Karena dia tidak berharga.”
Soam
mengatakan kepada Wat untuk tidak terlalu mendengarkan Nuth, karena dia memang
selalu merendahkan orang. Dan dengan tegas, Wat menyuruh Soam untuk
mengambilkan tasnya dan dia akan menunggu disini, lalu Wat pun berjalan pergi
duluan.
Soam
memanggil Wat dan ingin mengikuti, tapi seorang pelayan menahan Soam. Karena
Soam belum ada membayar.
“Jangan
bilang. Kamu begitu kaya hingga kamu membeli lift ini,” balas Wat.
“Keluar,”
perintah Nuth. Tapi Wat tidak mau. Jadi akhirnya Nuth sendiri yang keluar dari
dalam lift.
“Ini
terlalu berlebihan,” gumam Wat sambil berjalan keluar dari dalam lift dan
mengikuti Nuth yang pergi.
“Aku
terganggu. Aku tidak ingin bernafas diudara yang sama sepertimu,” balas Nuth,
lalu berjalan menurunin anak tanggan dengan cepat. Dan dengan cepat pulak, Wat
berjala menurunin anak tangga juga, mengikuti Nuth.
Sementara
Soam yang baru saja menyelesaikan pembayarannya dan ingin menaiki lift, dia
bertemu dengan Chaya. Dan melihat dia, Chaya menanyakan apa Soam melihat Nuth
“Tidak.
Aku tidak melihat dia,” kata Soam. Lalu dia menekan tombol lift, dan ketika
lift telah terbuka, dia mau masuk kedalam, begitu juga dengan Chaya. Namun
ketika Chaya melihat Soam tampak tidak senang, maka dia mempersilahkan Soam
untuk turun duluan menggunakan lift. Sementara Chaya sendiri, dia tetap disana
untuk menunggu Nuth.
“Aku
terganggu oleh seorang pria yang menjual badannya,” kata Nuth.
“Jangan
biarkan aku menemukan bahwa kamu memeras 60 juta dari Soam untuk membayarku
kembali,” balas Nuth, lalu mau berjalan turun lagi.
Tapi Wat
menahan Nuth,” Mengapa kamu terus berpikiran seburuk itu tentangku?”
“Karena
aku tidak bodoh seperti Soam.”
“Kamu
tidak lebih baik daripada aku. Obat dan Pria,” balas Wat.
Wat
ingin membantu Nuth, tapi Nuth tidak mau Wat untuk memegangnnya. Jadi karena
itu, maka Wat pun tidak jadi untuk membantu Nuth. “Kamu ada menyentuhku dan
menepuk ku. Aku bahkan tidak ada menguluh,” kata Wat, mengingatkan Nuth.
“Tidak
mengeluh? Kemudian mengapa kamu menyebutkan ini? Diam,” balas Nuth.
“Bagaimana
jika tidak? Apa kamu akan membunuhku dan menutupinya?”
“Rasakan
itu, Khun Nuth,” kata Wat sambil tersenyum. Lalu dia mempersilahkan Nuth untuk
turun ke lantai bawah dan mengambilnya sepatu itu sendiri.
“Ya,”
balas Nuth dengan kesal. Lalu dia berjalan turun. Tapi karena sebelah kakinya
masih agak sakit, maka Nuth agak kesulitan untuk berjalan.
“Jangan
sentuh sepatu mahalku,” kata Nuth, memperingatkan Wat.
“Mahal?
Berapa harganya?” balas Wat.
“100k.”
“Sepatu
berharga 100k? Berarti, satu itu 50k,” balas Wat.
Dan Nuth
berusaha untuk menghentikan Wat, tapi sayangnya Wat tetap berhasil melewatinya
terus. Jadi akhirnya dengan cepat Nuth berjalan menurunin anak tangga untuk
dapat berhasil sampai duluan kebawah dan mengambil sebelah sepatunya itu.
Dan
bersama, ketika saling melihat keberadaan satu sama lain, mereka saling
mengabaikan. Lalu secara bersamaan,
mereka saling menghubungin Nuth serta Wat.
“Luka
dikakimu, apa itu masih sakit?” tanya Wat dengan perhatian.
“Bukan
urusanmu,” balas Nuth dengan sinis, lalu dia mau merebut kembali sebelah
sepatunya dari tangan Wat. Tapi Wat mengelakan tangannya.
“Aku
tidak memintamu untuk mengambilkan itu.”
“Kemudian
minta maaflah,” kata Wat, lagi. Tapi Nuth tetap tidak mau meminta maaf. Lalu
karena itu, maka Wat pun mengalah. “Aku hanya peminjam. Bukan pangeran. Jadi
turun dan pakailah sepatu mu sendiri,” jelas Wat, lalu dia meletakan sepatu
Nuth dilantai dan berjalan turun duluan.
Dan
setelah Wat tidak terlihat lagi, barulah Nuth memakai kembali sepatunya serta
berjalan turun.
“Tasmu
ada dirumah,” balas Soam.
“Kamu bohong?”
“Antarkan
aku. Kemudian aku akan mengembalikan tasmu,” kata Soam dengan manja.
“Ini
terakhir kalinya, aku akan mempercayaimu.”
“Aku
janji. Jika aku bohong lagi. Aku akan patah hati lagi.”
Dan
dengan malas, Wat pun berjalan keluar. Lalu Soam menyuruh anak buahnya untuk
membawakannya helm, karena dia mau pulang bersama dengan Wat.
“Aku
tidak bodoh untuk membiarkan dia menyerangku,” kata Nuth.
Tepat disaat
itu, karena sedang lampu merah. Maka Wat yang mengendarai motor sambil
membonceng Soam, dia berhenti disamping mobil Chaya. Dan melihat keberadaan
Chaya serta Nuth, dengan sengaja Soam memeluk Wat dengan erat untuk memanas-
manasi Chaya.
Lalu karena
itu, Chaya pun menjadi kesal, tapi bukan karena dia cemburu pada Soam,
melainkan karena dia melihat keberadaan Wat. Dan Nuth menghentikan Chaya serta meminta
Chaya untuk mengabaikan nya.
“Apa
yang kamu lakukan?” tanya Nuth.
“Memberi
dia pelajaran. Dia berurusan dengan orang yang salah,” balas Chaya.
Chaya menekan
klason berulang kali. Dan ketika dia telah berhasil menyusul disamping motor Wat,
dia menyuruh Wat untuk berhenti, karena mereka perlu untuk berbicara. Tapi dengan
cepat, Wat mengendarai motornya dan tidak mau berhenti.
Dengan sangat
cepat, Chaya menyalip motor Wat, sehingga hampir saja Wat serta Soam terjatuh. Tapi
untungnya, Wat berhasil mengelak. Lalu dengan marah, Soam meneriaki Chaya gila.
Dan
karena Chaya terus mengejarnya, maka Wat semakin mempercepat mengendarai
motornya.
“Hentikan
sekarang,” kata Nuth dengan tegas. Tapi saking keras kepalanya, Chaya tetap
tidak mau mendengarkan Nuth sama sekali.
“Chaya. Apa
kamu mabuk?” tambah Soam. “Petugas. Cek level alkohol di dalam darahnya,” kata
Soam kepada petugas.
Tanpa mengatakan
apapun lagi, Chaya langsung meninju Wat. Dan ketika kedua kalinya, Chaya ingin
meninju Wat lagi, dia gagal, karena Wat dengan cepat langsung membalas meninju
nya. Lalu seorang polisi meniup peluitnya untuk menghentikan mereka, tapi
mereka berdua mengabaikan si polisi.
“Tidak
ada apapun untuk dijelaskan,” kata Soam kepada Wat. Lalu dia mendekati Chaya,”
Cukup, Chaya. Kita sudah putus.”
“Ini
tidak melibatkan kamu, Soam,” balas Chaya.
“Mengapa
tidak? kamu kehilangan kontrol diri, karena kamu cemburu padaku. Ini sudah
terlalu terlambat sekarang,” kata Soam.
“Mungkin
kamu yang mabuk,” balas Chaya.
Lalu Mirantee
yang awalnya sedang tertidur, langsung bangun ketika melihat rekaman video yang
dikirim kan kepadanya itu.
“Aku
sudah bilang padamu. Aku tidak mabuk,” balas Chaya.
“Aku akan
membayarnya. Itu terjadi karena kecantikanku,” kata Soam dengan bangga dan
penuh percaya diri. Dan mendengar itu, Nuth tertawa kecil.
“Kamu
bahkan tidak punya uang untuk membayarnya,” kata Nuth, menyindir Wat. Dan
karena sindiran itu, maka Wat pun langsung merebut kembali surat tilang
tersebut dari tangan Soam.
“Tapi…”
kata Soam.
“Khun
Soam,” kata Wat dengan tegas.
Dengan kesal,
tanpa mengatakan apapun lagi, Nuth menghampiri Chaya dan memegang tangan Chaya.
Dia mengajak Chaya untuk pulang.
“Berpegangan
tangan tanpa malu,” kata Soam dengan kesal. Lalu kepada Wat, Soam meminta maaf
karena telah membuat Wat terluka. Dan dengan malas, Wat mengabaikan Soam.
Lalu dengan
bersemangat, Mirantee mulai mengetik artikelnya. Tragedi Cinta Segitiga.
“Tidak,
terima kasih. Aku bisa mengobatinya sendiri,” kata Wat sambil melepaskan tangan
Soam yang memegangnya.
“Akankah
kita bertemu lagi?
“Oo…
tidak bisakah kamu memberiku harapan?”
“Semoga
beruntung,” balas Wat dengan sikap dingin. Lalu dia pergi.
“Apa kamu
kehilangan pikiranmu? Kamu putus dengan Chayakorn dan berkencan dengan
berandalan itu,” kata Ayah Soam.
“Bagaimana
dengamu? Kamu suka dengan para kupu2 malam. Jadi jangan memarahiku, jika aku
ingin bersama dengan seseorang. Aku bosan dengan pria kaya. Aku hanya ingin
mencoba sesuatu yang berbeda,” balas Soam dengan sikap tidak sopan.
“Apa itu
sakit sekarang? Ketika kamu bertarung, kamu bahkan tidak berhenti,” kata Nuth,
mengomentari sikap Chaya tadi.
“Aku
terluka secara fisik. Itu lebih baik daripada terluka karena dia menghina kamu,”
balas Chaya.
“Akhir-
akhir ini, kamu mudah sekali marah. Aku tidak suka, ketika kamu menjadi seperti
ini. Karena ketika kamu marah, kamu menakutkan.”
Dan Nuth
menganggukan kepalanya. Lalu sambil mengompres luka Chaya, mereka berdua saling
bercanda dan bermain bersama.
Karena Chaya
mengeluh kesakitan, maka Nuth mendekat dan meniupkan sudut bibir Chaya yang
terluka.
Lalu disana
dia melihat kemesraan antara Nuht dan Chaya. Dan ketika dilihatnya, Chaya
seperti mau memegang tangan Nuth, dengan suara keras, Pol memanggil nama Chaya.
“Apa yang
kamu lakukan?” tanya Pol kepada mereka berdua.
“Mengobati
luka paman,” jawab Nuth.
“Sudah
selesai, kan? Kembali lah tidur sekarang,” kata Pol dengan tegas.
“Jan. Apa
yang terjadi kepada Ibuku?” tanya Wat.
“Dia menunggu
kamu dan jatuh tertidur,” jawab Jan (pelayan gemuk).
Namun Wat
tidak percaya. Dan ketika dia melihat ke atas meja ruang tamu yang terdapat begitu
banyak botol bir kosong. Maka Wat pun bertanya apa Ibunya mabuk- mabukan.
“Jangan
dengarkan dia. Dia suka keliru. Boss menunggu mu tentang berita negosisasi
dengan kreditor. Dia menunggu lama sekali. Sampai dia jatuh tertidur,” jelas
Jan.
Mendengar
itu, walau agak tidak percaya, tapi Wat tidak mengatakan apapun. Dia meminta
kedua pelayan nya itu untuk pergi tidur. Sementara dia yang akan mengurus Ibu.
Setelah itu,
Wat melihat kearah foto nya dengan Ayahnya. Dan dia mengingat mengenai alasan
mengapa mereka bisa memilki hutang sebanyak itu. Lalu Wat mengingat tentang
saat terakhir Ayahnya.
“Ya,
ayah. Aku berjanji,” balas Wat.
Lalu setelah
itu, Wonrob menghembuskan nafas terakhirnya. Dan dengan sangat sedih, Wat serta
Saoworos memeluk Wonrob.
Dan dengan
kesal, ketika mengingat hal itu. Wat berhenti memainkan gitarnya.
Ko sama se min sama ama part 5 ditunggu ya kelanjutan nya
ReplyDeleteTlg d lnjut dong plis😂😂😂😂
ReplyDeleteEnter your comment...lanjut dong sinopsisnya
ReplyDeleteKak...mana lanjutan ny??
ReplyDeleteKak lanjutin dong dinopsis y sampai selesai.
ReplyDeleteKak lanjutt dongg bagus nihh
ReplyDelete