Sinopsis Lakorn : You Are Me episode 02 – 2


Sinopsis Lakorn : You Are Me episode 02 – 2
Images by : Channel 3
sinopsis di tulis oleh : Chunov (nama samaran) di blog k-adramanov.blogspot.com
“Atau… kau takut jika rahasiamu akan terbongkar?” tanya Thi.
Semua langsung menanti jawaban Ya dan menatapnya dengan tajam.
“Aku tidak punya rahasia apapun,” jawab Na dengan percaya diri. “Jika kau ingin tinggal bersamaku, aku tidak keberatan. Aku hanya minta agar kau tetap di tempatmu, dan aku di tempatku, itu sudah cukup!”
Dan malah Da yang tidak setuju Thi tinggal satu rumah dengan Na. Dia meminta Thi tidak satu rumah dengan Na. Nat menegur sikap Da yang seperti itu, dan hal itu membuat Da terdiam. Khun Pawinee juga setuju Thi dan Na tinggal bersama, karena secara hukum tidak ada yang salah. Semakin tidak bisa berkata-katalah si Da.
--
Nuan mengantar Na dan KhaoSuay ke kamarnya. Da ternyata ikut masuk dan mengajak Na untuk bicara, berdua saja. Na mengerti dan meminta Nuan untuk keluar sebentar bersama dengan KhaoSuay.
Na langsung bertanya apa yang ingin Da bicarakan? Dan Da malah marah-marah dan menuduh kalau Siriya sengaja mau pindah ke rumah ini adalah untuk menggaet Thi. Dia bahkan menyebut Siriya sebagai iblis yang berakting seperti orang yang patut di kasihani.
“Aku harusnya berterimakasih padamu. Kamu mengajariku bahwa di dunia ini, tidak ada tempat untuk orang lemah,” ujar Na dengan tajam.
“Kalau begitu, aku akan mengajarkan hal lain padamu. P’Thi dan P’Pop berbeda. P’Thi tidak akan pernah tertarik pada wanita yang menjadi selingkuhan orang lain sepertimu! Dia bersedia mendaftarkan pernikahan denganmu karena keuntungan yang akan di perolehnya dari keluarga Sutharak. Hanya itu. Jangan pernah berpikir untuk mendapatkan P’Thi ku. Karena aku pasti tidak akan berbaik hati seperti P’Nat,” ancam Da.
Dan Na tidak takut. Dia malah menyebut Da sebagai wanita yang tergila-gila pada pria. Na juga menegaskan kalau dia tidak akan pernah tertarik dengan pria seperti Thi. Da hanya menyuruhnya untuk membuktikan perkataannya saja.
--
Thi bicara dengan Khun Pawinee. Dia memberitahu Khun Pawinee kalau dia ingin membuktikan bahwa Siriya adalah wanita yang sama yang pernah di lihatnya, dan dia yakin kalau Siriya tidaklah lumpuh. Khun Pawinee sedikit ragu, untuk apa Siriya berpura-pura lumpuh? Thi sedikit memikirkannya.
--
Da sudah pergi dari kamarnya, dan Na langsung menghela nafas lega. Dia benar-benar merasa lelah padahal dia belum lama berada di rumah Sutharak. Nuan kemudian menanyakan Na kenapa Na harus berpura-pura lumpuh? Padahal tidak ada seorang pun yang tahu sebelumnya kalau Siriya tidak bisa berjalan, jadi kenapa Na harus mempersulit diri sendiri. 
Na menjelaskan kalau dugaannya benar, jika pelaku yang menembak Ya ada di rumah ini, maka pelaku pastinya tahu jika Ya tidak bisa berjalan setelah kejadian penembakan itu. Jadi, dia harus menyamar seperti SIriya asli yang tidak bisa berjalan, agar tidak di curigai si pelaku itu. Nuan langsung menjerit mengerti.
Krit kemudian bertanya pada Na, apa dia yakin bisa menghadapi Thi yang mengawasinya selama 24 jam? Na menjawab dengan yakin, kalau dia bisa dan dia juga penasaran dengan apa yang akan Thi lakukan.
--

Da lagi-lagi ke kamar Nat, dan protes kenapa kakaknya setuju membiarkan P’Thi tinggal dengan Siriya? Nat sangat lelah dengan tingkah adiknya itu, dan menyuruh Da untuk berhenti bersikap seperti ini. Seolah-olah di dunia ini, hanya pria yang Da pikirkan. Dia meminta Da untuk merubah cara pikirnya.
Dan tersinggung. Dia malah mengatakan Nat untuk tidak usah sok dewasa, dia yakin kalau Thi tidak sama dengan Pipop. Nat sangat marah dan memperingati Da untuk tidak pernah mengatakan hal buruk mengenai Khun Pipop.
Nat kemudian dengan lembut menjelaskan kepada Da, kalau dia setuju membiarkan Thi tinggal dengan Siriya, adalah karena dia juga mencurigai Siriya berpura-pura lumpuh. Bukankah sebelumnya, Thi ada bilang kalau dia pernah bertemu dengan wanita mirip Siriya, dan wanita itu tidak lumpuh. Karena itu, mereka harus menunggu Thi membuktikan kalau Siriya tidak lumpuh, agar mereka tahu siapa yang berbohong.
“Tapi, untuk apa dia berpura-pura lumpuh?” tanya Da masih tidak mengerti.
“Mungkin karena uang. Uang bisa membuat orang melakukan apapun!”
“Oh. Jadi mungkin saja, ini yang dilakukannya untuk mendapat simpati dan membuat P’Pop menulis wasiatnya. Jika seperti itu, Nang Siriya benar-benar iblis,” ujar Da.
--

Nuan, KhaoSuay dan Na ada di ruang tamu. KhaoSuay sedang bermain-main dengan bahagia dan Nuan menyemangatinya. Na melihat tingkah KhaoSuay dan tersenyum sambil merekam. Tetapi, Na merasa tidak aman, karena Thi ada di dekatnya, dan terus melirik ke arahnya.
Na mengirimkan video KhaoSuay yang sedang bermain ke Ya. Dia juga menulis pesan kalau dia tidak bisa menelpon Ya malam ini, dan berjanji akan menelpon besok.
Tidak lama, KhaoSuay tertidur karena lelah bermain. Na menyuruh Nuan untuk membawa KhaoSuay ke kamar. Dan tinggallah Na dan Thi berdua.
--

Ya mendapat pesan Na, dan dia menelpon Krit. Dia memberitahu kalau Na bilang tidak bisa menelponnya malam ini, dan hal itu membuatnya khawatir. Dia ingin tahu situasi yang terjadi di rumah Sutharak. Krit dengan ramah menjawab kalau hari ini baik-baik saja, dan Ya tidak perlu khawatir.
--
Na menggunakan kursi roda-nya ingin ke kamar. Dan Thi, tiba-tiba muncul di belakangnya, dan menggendongnya ke kamar. Walaupun Na berteriak meminta di turunkan, Thi tetap menggendongnya. Dia menyuruh Na untuk tidak berteriak, atau KhaoSuay akan terbangun. (KhaoSuay tinggal sekamar dengan Na).
Thi membawa Na ke atas tempat tidur, dan Na terus memberontak. Hal itu membuatnya dan Thi terjatuh ke atas tempat tidur, dan tanpa sengaja bibirnya mencium pelipis Thi. Kesal, Na malah mendorong Thi dan melemparkan bantal kepadanya. Na juga berteriak menyuruh Thi keluar, tetapi Thi tetap keukeuh tidak mau keluar.
“Kenapa? Jika kau tidak menyembunyikan sesuatu dariku kenapa kau harus takut?” ujar Thi dan berbaring di samping Na.

Untunglah Nuan masuk ke dalam kamar, dan berteriak kaget melihat mereka berdua di atas tempat tidur. Thi dengan lantang memberitahu Na kalau dia akan tidur di kamar itu, tidak peduli apapun. Na meminta waktu untuk bicara berdua dengan Nuan terlebih dahulu. Thi setuju dan keluar kamar.
Nuan segera mengunci pintu dan bertanya pada Na, apa yang terjadi? Na dengan kesal memberitahu kalau Thi ingin tidur di kamar ini.
“Jangan biarkan! Pokoknya jangan,” peringati Nuan. “Aku juga tidur sendiri, kenapa dia tidak datang ke kamarku saja?”
Na kesal karena Nuan malah bercanda di saat seperti ini. Thi tidak sabar lagi dan mengetuk pintu kamar. Na meminta waktu sebentar lagi. Na menyuruh Nuan untuk tidak khawatir, dan kembali saja ke kamar Nuan, dia bisa mengatasinya.
Setelah Nuan keluar, Thi segera masuk dan mengunci pintu kamar.
Na menyuruh Thi untuk tidur di tempat tidur satu lagi (atau itu sofa ya, solanya memanjang gitu dan hanya muat satu orang). Dia memperingati Thi untuk tidak berpikiran mesum padanya. Thi tersenyum dan menjawab kalau dia itu pemilih, dan orang seperti Na, bukan pilihannya. Na jelas kesal.
Hari sudah larut malam,
Dan ternyata, Thi belum tidur. Dia bangun di tengah malam, dan diam-diam ke tempat tidur Siriya. Na juga belum tidur, dan menyadari Thi mendekat ke arahnya. Na memenjamkan mata rapat, seolah dia tidur.
Apa yang hendak Thi lakukan???
Dia menyentuh kaki Na. Menggerak-gerakannya untuk melihat respon Siriya. Na merasa sakit, tetapi dia menahannya. Belum cukup, Thi mengambil kapas dan menggesek-gesekkan ke kaki Siriya. Na merasa sangat geli, teatpi berusaha menahan.
Masalahnya, Thi tidak kunjung usai menggelitiki kakinya. Jadi, Na berakting kalau dia seolah terbangun dan berteriak kaget melihat Thi. Dia berteriak keras dan meminta tolong ada pencuri. Hal ini membuat seluruh penghuni rumah terbangun.
Semua berkumpul. Thi memarahi Na yang bersikap berlebihan padahal dia tidak melakukan apapun. Na tidak percaya karena untuk apa Thi di bawah tempat tidurnya saat dia lagi tidur? Mereka saling berdebat. Khun Pawinee melerai mereka.
“Untuk apa kamu ada di kamarnya?” tanya Khun Pawinee pada Thi.
“Err… aku…,” gugup Thi.
“Khun Thi, jangan bilang kalau kau tidur dengan Siriya,” ujar Nat.
“Itu tidak benar kan, P’Thi?” tuntut Da.

Thi menjelaskan kalau dia tidak tidur dengar Siriya. Dia tidur di atas sofa. Dan dia tidur di kamar ini malam ini, karena khawatir jika nanti Siriya butuh bantuan. Dia juga beralasan kalau dia terbangun dan hendak ke toilet, tetapi melihat kaki Siriya tidak tertutup selimut, jadi dia ingin menutupinya.
Na tidak percaya. Dan Da juga tidak percaya pada Thi, karena bagaimanapun Na adalah wanita, dan tidak baik seorang pria tidur di kamar wanita. Khun Pawinee juga memarahi Thi, dan menyebut Thi sudah melewati batas. Akhirnya, semuanya mengusir Thi keluar dari kamar Na, dan Thi dengan terpaksa keluar.
Na sangat puas karena akhirnya Thi keluar dari kamarnya. Dia langsung mengunci pintu dan berbaring dengan santai. Nuan menyebut Na beruntung hari ini. Na memberitahu Nuan kalau tadi itu Thi berusaha mencari bukti kalau dia tidak lumpuh, tetapi dia berhasil bertahan.
--
Para karyawan di Super Car masih terus menggosipi hal mengenai keluarga Sutharak, apalagi mengenai khun Pipop yang punya selingkuhan dan sekarang selingkuhannya itu tinggal bersama dengan Khun Sutharak.
Nat dan Da melihat mereka dan menegur mereka yang terus bergossip. Semuanya langsung bubar. Nat meminta seorang karyawan, Pichet, agar ke ruangannya. Pichet adalah keponakan Nat.

Di ruangan Nat, Chet memanggil Nat dengan sebutan tante. Tetapi, Nat menegurnya untuk tidak mengatakan hal itu di kantor, dan juga jangan ketahun kalau mereka bersaudara. Da tersenyum sinis. Tujuan Nat memanggil Chet adalah untuk memberi peringatan agar Chet tidak mengatakan hal buruk mengenai mendiang suaminya, Khun Pipop, di belakangnya. Jika tidak, dia akan melenyapkan Chet.    
Da juga mengejek Chet yang tidak berguna. Dan kalau bukan karena bantuan Nat, Chet pasti tidak akan bisa bekerja di perusahaan besar seperti ini. Chet melihat Da dengan pandangan kesal. Sepertinya, Chet membenci Da.
Chet meminta maaf pada Nat, dan berjanji kalau hal itu tidak akan terulang lagi. Nat menyuruhnya untuk kembali bekerja.
--
Da memberikan data rapat Thi. Dia juga memberitahu kalau hari ini, Thi harus betemu klien saat jam makan siang, dan dia sudah memesan restorannya. Dia menawarkan diri untuk ikut serta menemani Thi dan pamit untuk mengambil tas-nya. Tetapi, Thi malah menyuruh Da untuk tidak ikut serta. Dia akan pergi sendiri.

Dan Chet ada di dekat sana. Saat Thi pergi meninggalkan Da, Chet segera menertertawainya. Dia mengejek Da yang sudah tinggal lama di keluarga Sutharak, tetapi tetap tidak bisa mendapatkan Thi. Dia menyebut Da tidak berguna.
--
Nuan berada di kamar Na, dan membacakan dongeng untuk KhaoSuay. Tetapi, tidak peduli sebanyak apapun cerita di bacakan, KhaoSuay tidak juga tertidur. Jadi, Nuan memikirkan untuk membuatkan cokelat panas untuk KhaoSuay.

Tinggal Na dan KhaoSuay di kamar. Na bertanya kenapa KhaoSuay masih belum tidur? Di depan kamar, ada Thi yang baru pulang dan mendengar Na yang sedang bicara dengan KhaoSuay, jadi dia mengintip dari sela pintu yang terbuka.
Na meminta KhaoSuay untuk segera tidur, karena dia sudah ngantuk.
“Mae’Na, tolong lanjutkan lagi ceritanya,” pinta KhaoSuay.
“Ohh… aku sudah menceritakan dua cerita, sayang.”
“Aku mau dengar,” ujar KhaoSuay. KhaoSuay kemudian melihat Thi dari sela pintu, “Mae’Na… Mae’Na!” ujar KhaoSuay yang ingin memberitahu hal itu.
Tetapi, Na tidak mengerti dan mengira kalau KhaoSuay memohon agar dia membacakan cerita. Jadi, dia membacakannya lagi.
“Mae’Na…,” ujar Thi memikirkan kata yang di ucapkan KhaoSuay.
(nb : Mae atau Khun Mae itu artinya dalam bahasa Thai adalah Mama/Ibu).

Support penulis hanya dengan membaca sinopsis ini (Khun Mae Suam Roy) di :
k-adramanov.blogspot.com. Terimakasih. Happy Reading.

2 Comments

Previous Post Next Post