Sinopsis Korean Drama : Hundred
Million Stars From the Sky Episode 04-1
Images by : TvN
Jin Kook menemui Moo
Young di rumah Moo Young dan bertanya pada Moo Young, bagaimana rasanya
membunuh?
“Pembunuh yang kamu
lihat di kantor polisi tempo hari dirimu sendiri, bukan? Kamu menatap dirimu di
cermin, bukan Choi Sang Hoon,” tanya Jin Kook.
“Ya. Aku
membunuhnya,” jawab Moo Young tanpa sedikitpun rasa takut. “Kuharap aku bisa
berkata begitu,” lanjutnya dan tertawa. “Jangan terlalu sering menonton drama. Maksudku
film. Khayalan, fantasi. Aku harus berangkat ke kantor.”
“Kim Moo Young,”
panggil Jin Kook pada Moo Young yang hendak masuk ke dalam rumah. Dia melempar
bola kristal yang di ambilnya dari koper Sang Hoon. Dan refleks, Moo Young
menangkapnya, dengan tangan kiri. “Kamu kidal.”
“Di mana kamu akan
meletakkannya? Di samping perahu atau malaikat?” tanya Jin Kook, pertanyaan
yang sama seperti yang di ajukannya pada Sang Hoon.
“Malaikat.”
“Malaikat, ya? Ingin
mendengar hal aneh? Kamu sudah bertemu adikku, bukan? Dia punya seorang teman
baik. Suatu hari, gelang temannya putus dan pacarnya memperbaikinya. Teman
adikku menyadari gelangnya persis kembali seperti semula. Manik-maniknya ada
lebih dari 20 butir dan pacarnya bisa menyusunnya seperti semula.”
“Ada yang lebih
hebat. Hewitt Vill di persimpangan Wonyoung. Itu lokasi pembunuhan seorang mahasiswi. Dia mengoleksi puluhan bola
kristal salju. Saat dia dibunuh, semua bola kristal jatuh ke lantai. Tapi
seseorang merapikannya kembali. Jumlah bola kristal saljunya ada 50.”
“Mereka orang yang
sama?”
Moo Young kemudian
melihat bola kristal di tangannya, dan dia mulai mengucap, seolah menyusun bola
kristal tersebut. Dan ingatannya mengingat saat dia menyusun bola kristal di
rumah Mi Yeon, sang korban. “Malaikat. Perahu. Rusa Rudolph. Manusia salju. Bunga.
Malaikat. Malaikat jelas lebih cocok. Ini komidi putar, harus ada di samping
malaikat.”
Dan Jin Kook
menatapnya dengan tajam. “Apakah asyik mempermainkanku? Mulai hari ini, kamu
tersangka. Bersiaplah. Aku berapi-api.”
“Semoga berhasil,”
semangati Moo Young, dan dengan nada seolah dia tidak peduli dengan ancaman Jin
Kook. “Kabari aku saat kamu menangkap pembunuhnya. Bola kristalnya ada 50 buah?
Aku tidak sabar mengetahui pelakunya.”
Jin Kook benar-benar
kesal. Dia mengambil bola kristal yang Moo Young tinggalkan, dan turun dari
atap.
Moo Young sebelum
masuk ke dalam rumah, memandang cooler
box yang ada di depan rumahnya, sekilas.
Jin Kook kembali ke
rumah dan masuk ke mobil untuk membawa Jin Kang bekerja. Jin Kang mengomeli Jin
Kook yang sangat lama tadi dan hampir membuatnya terlambat. Jin Kook
mengabaikan omelan Jin Kang, dan hanya meminta Jin Kang untuk membujuk Seung Ah
agar berpisah dari Moo Young. Jin Kang sedikit heran, apalagi wajah Jin Kook
nampak sangat serius.
--
Ibu Seung Ah berdiri
menatap CCTV dengan wajah menegang. Tangannya mengepal dengan erat seolah
melampiaskan kemarahan dan rasa cemas-nya.
Dia menatap mobil Woo
Sang yang terparkir.
Woo Sang berbicara
dengan Seung Ah di dalam mobil berdua. Seung Ah mengembalikan kunci mobil dan
mobil hadiah Woo Sang untuknya, dan juga semua hadiah yang pernah Woo Sang
berikan. Woo Sang tampak marah, tetapi dia berusaha menahannya dengan bertanya
apa Seung Ah lupa dengan janji makan malam mereka kemarin?
“Semalam aku bersama
pria itu. Aku tidur dengannya. Dan aku tidak menyesal,” beritahu Seung Ah.
Woo Sang tampak
sangat-sangat marah. Dia mencoba tertawa berharap kalau itu hanya lelucon,
tetapi Seung Ah memasang wajah serius. Woo Sang tidak dapat lagi menahan
amarahnya, dia mencubit pipi Seung Ah dengan sangat kasar.
“Seung Ah. Kamu bahkan
tidak tahu rasanya menyesal,” ujar Woo Sang dengan nada marah dan mendorong
wajah Seung Ah dengan kasar. “Mana bisa kamu merasa tidak menyesal? Seung Ah.
Tatap aku. Kamu melanggar janji. Kenapa tidak meminta maaf? Agar aku lebih
melunak kepadamu. Benar, bukan?”
Tetapi Seung Ah tidak
mengatakan apapun, dan hal itu membuat Woo Sang geram. Dia menyuruh Seung Ah
untuk turun dari mobilnya. Setelah itu, Woo Sang berpindah ke kursi kemudi dan
membawa mobilnya pergi dari depan rumah Seung Ah. Sementara supirnya membawa
pergi mobil Seung Ah.
--
Sang Hoon di bawa
kejaksaan. Dan hal itu di liput oleh media. Jin Kook dan So Jung melihatnya
dari jauh. So Jung memuji team 3 yang berhasil menangkap pembunuh dan pasti Jin
Kook sangat senang dan bangga. Jin Kook tidak mengatakan apapun dan hanya menatap det. Lee dengan tajam.
--
Jin Kang menelpon
Seung Ah, tetapi yang mengangkat ponsel Seung Ah adalah ibu Seung Ah. Ibu
memberikan ponsel itu kepada Seung Ah yang sedang berbaring di sofa. Mendengar
yang menelpon adalah Jin Kang, Seung Ah langsung membahas mengenai pameran. Dan
jelas Jin Kang bingung mendengarnya. Ibu terus memandangi Seung Ah.
Diam-diam, Seung Ah
mengirim pesan pada Jin Kang : Tolong
aku, Jin Kang. Aku dilarang keluar. Kemarin aku bermalam di luar.
--
Jin Kang dan team
melakukan rapat dengan team Arts Brewery mengenai desain yang telah mereka
buat. CEO Jung melihat desain itu, dan memberikan pendapatnya dan juga saran.
Dia meminta sedikit perubahan.
Tapi, Jin Kang tidak
fokus selama rapat. Dia sibuk memikirkan pesan Seung Ah yang meminta agar Jin
Kang membantunya keluar dan bertemu dengan Moo Young.
--
Di sebuah gereja,
sedang dilakukan upacara pemakaman untuk Kepala Suster Jung Theresa. Di
antara para jemaat yang hadir, ada juga tn. Yang Kyung Mo.
--
Rapat sudah selesai.
CEO Hwang mengomentari Jin Kang yang tidak fokus selama rapat dan melamun.
Tetapi, Jin Kang malah meminta waktu sebentar, dan dia langsung berlari kembali
ke dalam perusahaan Arts Brewery.
Jin Kang bertemu
dengan Hee Jun dan bertanya mengenai Moo Young. Sayangnya, Moo Young tidak ada.
Jin Kang langsung meminta nomor ponsel Moo Young.
--
Upacara pemakaman di
gereja telah usai. Semua jemaat keluar dari gereja dan siap untuk pergi
mengubur peti Jung Theresa.
Salah seorang suster
melihat Moo Young dan mengenalinya. Dia memanggil Moo Young, tetapi Moo Young
malah berbalik dan berjalan pergi.
“Itu Moo Young.”
“Moo Young?”
“Ya. Bagaimana dia
bisa tahu Suster Theresa tutup usia? Sudah pasti itu Moo Young.”
--
Ini Yoo Jin Kang. Seung Ah mengajakmu bertemu di
tepi sungai, Sabtu pukul 16.00.
Moo Young : Kenapa kamu yang menyampaikan?
Jin Kang : Seung Ah dilarang keluar. Ponselnya juga
disita.
Moo Young : Kenapa?
Jin Kang : Kenapa lagi? Karena dia bermalam denganmu. (tetapi
kalimat ini di hapus Jin Kang) Pokoknya, datang saja tepat waktu.
Moo Young tidak lagi
membalas. Dan dia menambahkan nomor Jin Kang ke dalam daftar kontaknya.
--
Jin Kook sedang
melihat data mengenai Yu Ri. Salah satunya tempat kerja Yu Ri di Kursus Privat
Gitar Flying Band.
“Berlatih gitar.
Kabarnya, banyak pelatih andal di sini.”
“Kim Moo Young.”
“Siapa kamu?”
“Kenalan Kim Moo
Young,” jawab Jin Kook dan memperlihatkan tanda pengenal polisi-nya. “Baiklah. Kim
Moo Young adalah mantan pacar Jeong Mi Yeon, ya?”
“Apa?” terkejut Yu Ri
dan sesaat kemudian tertawa dengan keras. “Siapa yang mantan pacar?”
“Lalu apa kamu
pacarnya? Kamu menyukai Kim Moo Young, bukan?”
“Tua? Yang benar saja,
30 tahun belum tua. Tidak sopan. Pasti Kim Moo Young menangis mendengarnya.
“Pak. Kamu polisi,
bukan?”
“Mau kuperlihatkan
pengenalku lagi? Ini.”
“Kenapa kamu
menanyaiku tentang Moo Young?”
“Untuk
memperingatkanmu. Kim Moo Young adalah tersangka kasus pembunuhan Jeong Mi
Yeon. Berhati-hatilah. Kamu bisa celaka jika melindungi kriminal.
“Moo Young tersangka?
Kenapa? Moo Young bahkan kurang mengenal Mi Yeon,” tanya Yu Ri dengan ekspresi bingung.
Dan Jin Kook bertanya
dengan nada ragu, “Benarkah?”