Sinopsis Korean Drama : Hundred
Million Stars From the Sky Episode 04-2
The Smile Has Left Your Eyes
Images by : TvN
Jin Kook bicara
dengan Cho Rong. Dia mengajak Cho Rong untuk melakukan investigasi ulang kasus
Mi Yeon. Cho Rong tidak mau, apalagi jika hanya mereka berdua.
“Bagaimana jika
pelakunya orang lain, bukan Choi Sang Hoon? Kemungkinan terburuk, akan ada
korban kedua. Bagaimana jika korbannya Lim Yu Ri?” tanya Jin Kook.
“Itu hanya harapanmu
atau kamu serius?”
“Keduanya.”
“Jadi, kamu ikut atau
tidak?”
“Tidak,” jawab Cho
Rong dengan tegas.
Muka Jin Kook
langsung kesal. Untunglah, Cho Rong mendapat pesan dan dapat pamit pergi untuk
melihat pesan. Tapi, pesan itu ternyata dari Jin Kang. Dan dia langsung
memberitahunya pada Jin Kook, membuat Jin Kook kesal karena itu bukan hal
penting.
“Mungkin waktunya
tidak tepat untuk menanyakan ini, tapi kapan ulang tahun Jin Kang?” tanya Cho
Rong.
“Astaga, dasar. 7
April.”
“7 April. Tapi apa
kamu tahu waktu kelahirannya?” tanya Cho Rong lagi.
“Kamu masih muda,
tapi malah percaya takhayul. Kamu ingin kecocokan pernikahan kalian diramalkan?
Bagaimana denganmu? Kapan ulang tahunmu? Pukul berapa, tanggal berapa, tahun
berapa?” tanya Jin Kook balik.
--
Cho Rong pergi makan
siang dengan Jin Kang. Dia memakai seragam polisi lengkap. Kebetulan, Hwang Gun
dan det. Lee lewat di sekitar jalan itu dan melihat mereka berdua. Mereka
tertawa melihat Cho Rong memakai seragam lengkap di siang hari, dan pasti ingin
pamer pada pacarnya.
Hwang Gun dan det.
Lee dengan sengaja berhenti di samping mereka untuk menyapa Cho Rong dan Jin
Kang. Mereka bertanya apa itu pacar Cho Rong? Cho Rong dengan tersipu malu,
menyangkal hal itu. Cho Rong kemudian memperkenalkan Hwang Gun dan det. Lee pada
Jin Kang.
Jin Kang balas
memperkenalkan diri. Dan mereka baru tahu kalau Jin Kang adalah adik dari Jin
Kook. Anehnya, raut wajah det. Lee yang awalnya tersenyum, jadi menegang. Dia
membalas sapaan Jin Kang, dan langsung pamit untuk pergi
--
Jin Kook berada di
dalam kantor polisi sendirian. Dia mulai menggambar bagan segitiga di bukunya
untuk mempelajari hubungan Kim Moo Young, Jeong Mi Yeon dan Lim Yu Ri. Tampaknya,
dia yakin kalau Kim Moo Young terlibat dalam kasus ini.
Jin Kook mencoba
melihat kasus di komputernya, tetapi kasus yang ingin dilihatnya, tidak
memberikan akses untuk dia lihat. Jin Kook kemudian memandang ke arah meja det.
Lee yang komputernya pasti memiliki akses untuk melihat kasus itu.
--
Jin Kang menjemput
Seung Ah. Dan ibu Seung Ah dengan ramah mempersilahkan mereka pergi. Tapi, saat
mereka sudah pergi, wajah ibu Seung Ah menjadi sinis. Dia juga menggerutu
karena Seung Ah tidak mampu mencari teman yang setara.
Seung Ah sangat
senang karena akhirnya bisa keluar rumah. Dia langsung memeluk Jin Kang dan
berterimakasih atas bantuan Jin Kang. Jin Kang kemudian bertanya dimana mobil
Seung Ah? Seung Ah memberitahu kalau dia sudah mengembalikan mobil itu dan mereka akan naik bus saja.
“Aku sangat ragu
tindakanku ini benar,” ujar Jin Kang (maksudnya tindakan membantu Seung Ah
keluar rumah untuk bertemu Moo Young).
“Apa yang dia
berikan?”
--
Det. Lee kembali ke
kantor, dan dia berpas-pasan dengan Jin Kook. Jin Kook protes karena tidak bisa
mengakses kasus Jeong Mi Yeon. Det. Lee hanya menjawab cuek.
“Yoo Jin Kang? Yoo
Jin Kook dan Yoo Jin Kang. Nama pun dibuat mirip agar dia terkesan seperti
adikmu. Dia anak yang waktu itu, bukan? Dia sudah besar. Aku hampir tidak
mengenalinya. Kenapa wajahmu tegang sekali? Kenapa? Kamu khawatir aku
memberitahunya? Aku tidak membocorkannya. Nafsu makanku hilang saat dia
mengenalkan diri sebagai adikmu. Mana mungkin aku bisa bicara?” ujar det. Lee
(nah lho… apa itu artinya Jin Kang dan Jin Kook bukan saudara?)
--
Jin Kook
mendiskusikan kasus Mi Yeon dengan So Jung. Dia memberitahu kecurigaanya
mengenai Moo Young.
“Ternyata karena dia.
Aku bingung kenapa kamu terobsesi dengan kasus ini. Ternyata karena Kim Moo
Young. Kenapa kamu sangat penasaran dengannya?” tanya So Jung.
“Begitukah kesannya?”
“Ya. Menurutku, semua
itu hanya kebetulan.”
“Dia hanya pemuda
biasa. Kalaupun mencari sesuatu yang berbeda darinya, aura dia cukup unik. Kamu
terlalu sensitif.”
--
Moo Young menunggu
Seung Ah dan Jin Kang di tepi sungai. Tidak lama, Seung Ah tiba dan langsung
berlari memeluk Moo Young dengan penuh kerinduan. Jin Kang memandanginya dan
teringat jawaban Seung Ah pada pertanyaannya tadi.
“Sebab kamu tidak tahu apa pun tentang Moo Young.
Kamu tidak tahu apa yang dia berikan kepadaku.”
“Apa yang dia berikan?”
“Diriku.”
“Dirimu?”
“Aku merasa menjadi diri sendiri saat bersamanya.”
Jin Kang memberikan
waktu untuk Seung Ah bersama dengan Moo Young sampai jam 19.30, usai itu Seung
Ah harus kembali. Dan dari jauh, seseorang memotret mereka.
--
So Jung mengajak Jin
Kook minum alkohol di restoran sushi. Jin Kook sedikit heran karena So Jung
membawanya minum-minum di siang hari, tetapi tetap saja dia ikut minum.
“Aku mendengar semua
ucapan Lee Kyung Chul kepadamu. Seharusnya kamu menghajarnya. Aku tahu dia
lancang, tapi beraninya dia mengusik Jin Kang? Astaga. Ada yang sangat ingin
kukatakan kepadamu.”
“Lupakanlah, Manajer
Yoo.”
“Kamu memang sulit
diatur.”
“Maksudku… Apa istimewanya manusia? Tidak ada. Setiap
orang pernah melakukan kesalahan.
“Kesalahan…”
“Sudah 25 tahun
berlalu. Itu cukup. Itu cukup lama untuk melupakan apa pun. Lihat betapa
cantiknya Jin Kang sekarang. Kamu berhak bahagia karena telah membesarkannya
hingga secantik ini,” ujar So Jung.
Dan Jin Kook hanya
minum-minum.
--
Jin Kang berjalan
sendirian, menghabiskan waktu hingga pukul 19.30. Dia melihat foto nya bersama
Jin Kook saat dia masih kecil, dan wajahnya tampak bahagia.
--
Seung Ah mengajak Moo
Young pergi ke motel. Dia berusaha mengajak Moo Young untuk istirahat
bersamanya, tapi Moo Young dapat melihat kalau Seung Ah tidak berani menyentuh
seprai karena takut kotor. Dia mengajak Seung Ah untuk keluar.
Seung Ah menolak dan
meraba seprai. Moo Young tetap mengajaknya pergi.
--
Jin Kang berfoto
sendirian dan mengirimkan fotonya ke Jin Kook. Tidak lama, Seung Ah dan Moo
Young balik. Jam sudah pukul 19.30. Seung Ah tampak sangat senang.
Dan sebuah mobil
berhenti di dekat mereka. Ibu Seung Ah turun dari mobil dan tanpa babibu dia
langsung menampar Jin Kang. Tidak hanya sekali, dia ingin menampar Jin Kang dua
kali, untungnya Seung Ah menghalangi dan memarahi ibunya karena sudah gila. Ibu
tidak peduli dan memarahi Jin Kang, menyebut kalau semua salah Jin Kang.
Setelah itu, dia menyeret Seung Ah masuk ke dalam mobil.
Moo Young shock
dengan yang terjadi, dan bingung harus melakukan apa. Jin Kang beranjak pergi
sambil menahan air matanya. Moo Young mengikutinya dari belakang.
“Wanita tadi
menakutkan sekali. Ini kali pertamamu ditampar? Pasti ini yang pertama. Mau
makan? Kamu belum makan. Pasti terasa berat jika kamu makan sendiri setelah
ini.”
“Lantas? Aku harus
makan bersamamu? Benar. Ini kali pertamaku ditampar. Padahal aku tidak tahu
apa-apa. Aku malu sekali. Ini tidak adil dan menyakitkan,” teriak Jin Kang. “Haruskah
aku makan bersamamu? Kamu tadi menikmatinya. Mau makan untuk lebih menikmatinya? Kenapa?”
“Jangan makan jika
tidak mau.”
“Memang tidak! Aku
tidak mau. Semua ini salahmu. Wajar ibu Seung Ah bersikap begitu. Aku juga
tidak akan suka. Ibu mana yang suka jika putri mereka berhubungan dengan orang sepertimu?”
“Begitukah?”
“Ya. Jadi, pergilah. Pergi
saja! Tolonglah!” pinta Jin Kang sambil berteriak.