Thorsaeng datang mengunjungin Khae ditempat kerja,
karena belakangan ini Khae tidak pernah menelpon dan melaporkan segalanya
kepada dia lagi. Kepadahal Thorsaeng ingin mengetahui, apa mantan istri Wat
sering datang berkunjung kerumah lagi.
Lalu saat Thorsaeng tahu bahwa Vi tidak lagi
sering datang, maka itu berarti tandanya Wat telah memperjelas semuanya. Jadi
menurutnya, ini adalah giliran Khae untuk memperjelas semuanya.
“Bagaimana aku belum jelasnya, hah?” tanya Khae.
Dan Thorsaeng pun mengeluarkan sebuah kotak kecil yang dibawa nya. Lalu saat
melihat itu, Khae protes, kenapa Thorsaeng membongkar barangnya.
“Khae. Kamu telah menikah dengan Khun Wat
sekarang. Jadi itu berarti, kamu tidak perlu menyimpan barang itu lagi,” kata Thorsaeng
dengan tegas. Dan Khae pun terdiam.
Sesampainya dirumah, Wat menanyakan apa Khae belum
pulang kepada Phai. Dan Phai pun menjawab belum, lalu dia menyarankan agar Wat
menghubungin dan bertanya saja kepada Khae, karena akhir- akhir ini, Khae
tampak seperti sakit.
“Aku tidak tahu ada masalah apa antara kalian
berdua, tapi jika kamu membiarkanya seperti ini, akankah itu baik?” kata Phai.
Dan Wat pun memikirkannya.
Dikantor. Khae sibuk menyelesaikan semua
pekerjaannya, lalu saat dia melihat kotak putih yang dibawa oleh Ibunya tadi.
Dia membuka kotak tersebut. Dan sambil tersenyum, dia melihat semua barang
kenangannya bersama dengan Nai dulu. Lalu Khae mengingat perkataan Ibunya.
“Sejak
Khun Wat telah memperjelasnya denganmu, kemudian kamu juga harus
memperjelasnya.”
Tepat disaat itu, Wat menelponnya. Jadi Khae pun
menutup kotak putihnya itu dan mengangkat telpon dari Wat.
Wat mengajak Khae untuk makan malam bersama,
karena sejak mereka menikah, mereka belum pernah keluar untuk makan malam
bersama. Serta karena selama ini, bersama kliennya dia sering makan bersama,
namun dengan Istrinya sendiri, dia hanya bisa melihatnya sebelum tidur. Jadi
karena itu dia mau mengajak Khae untuk makan malam bersama. Dan mendengar itu
Khae tersenyum senang.
“Bahkan jika aku harus memesan makanan cepat saji
dalam perjalanan pulang, aku akan melakukannya. Selama kita bisa makan malam
bersama. Denganmu. Maukah kamu ikut denganku?” tanya Wat.
“Hmm.. tapi bukan makanan cepat saji. Karena aku
takut bakal gemuk,” jawab Khae, setuju.
Dan mendengar itu, Wat tersenyum senang. Lalu dia
mengatakan kepada Khae bahwa dia akan segera pergi menjemput Khae sekarang. Dan
Khae mengiyakan.
Setelah selesai bertelponan dengan Wat. Khae
langsung membuang kotak putih yang berisikan kenangan nya bersama dengan Nai ke
dalam tempat sampah. Dan sambil tersenyum senang, Khae menantikan Wat yang akan
menjemputnya.
Ditempat lain. Nai mengetuk pintu dan meminta maaf
kepada Nok. Dia menjelaskan bahwa sebelumnya dia tidak ada maksud untuk
mengambil keuntungan dari Nok. Namun Nok tidak mau mendengarkan alasan Nai sama
sekali dan dia mengungkit tentang hari dimana Nai memintanya mengambilkan
handuk, lalu karena itu dia jadi melihat sesuatu yang seharusnya tidak dilihat.
“Khun Nok. Aku sudah melupakan itu. Apa kamu belum
melupakan nya?” balas Nai.
“Aku belum melupakannya!” balas Nok. Lalu saat
sadar, dengan cepat, Nok segera memperbaiki kalimatnya. “Tidak, tidak! Aku
sudah melupakannya. Aku tidak mengingat apapun.”
“Kemudian aku akan melupakannya juga. Okay
sekarang?” tanya Nai. Tapi Nok tidak menjawab lagi, karena saking malunya.
Lalu setelah agak lama, Nok pun menjadi heran,
karena Nai tidak ada berbicara lagi. Maka secara pelan- pelan, Nok pun berjalan
mendekati pintu untuk menguping. Dan tepat disaat itu, ternyata Nai sedang
berusaha untuk masuk ke dalam kamar melalui jendela.
Dan melihat itu, Nok pun segera menahan serta
mendorong agar Nai tidak bisa masuk ke dalam kamar.
“Khun Nok! Khun Nok! Tunggu! Jendela nya mengenai
aku,” kata Nai.
“Jika kamu tidak mau pintu jendelanya mengenai
kamu, maka keluar!” balas Nok.
“Aku tidak akan. Sampai kamu mau berbicara baik-
baik padaku,” balas Nai.
Namun Nok tidak peduli dan tetap mendorong agar
Nai keluar. Lalu dengan tegas Nai pun menjelaskan kepada Nok. “Kamu tahu,
betapa besar aku menghargai peraturan. Aku tidak pernah melanggarnya atau
mengambil kesempatan, bahkan sekalipun tidak. Kamu bisa mempercayaiku. Hari ini
aku takut, kulit mu akan terbakar,” jelas Nai.
“Baiklah. Aku mempercayaimu,” balas Nok.
“Benarkah? Kemudian…” kata Nai sambil ingin masuk
ke dalam kamar.
“Tapi malam ini, aku tidak ingin melihat
wajahmu!!” kata Nok, lalu dia mengambil bantal dan memukuli Nai agar keluar
dari dalam kamar. Bahkan Nok pun menginjak kaki Nai, sehingga karena kesakitan,
maka Nai pun keluar.
“Woow, mom! Dia menendang suaminya keluar dari
kamar!” kata si Anak kepada Saeng, saat melihat kejadian tersebut dari luar.
Dan dengan bangga, Saeng tersenyum.
“Hey, Saeng. Spa mu begitu luar biasa?” tanya Gam.
“Hahahah… itulah aku,” kata Saeng dengan bangga.
Lalu tiba- tiba saja, Saeng mendapatkan cara agar
home stay mereka bisa mendapatkan uang lebih banyak. Dengan cara menamai tempat Spa mereka, “Spa
Pua Rak Pua Long (Spa Cinta dan nafsu suami)”. Lalu dengan girang, Saeng
tertawa senang memikirkan idenya itu. Namun Gam dan si anak mengingatkan Saeng
agar lebih tenang.
Kemudian, Gam menanyakan mengapa Saeng tidak
mengosok dirinya sendiri jika begitu. Dan Saeng membalas dengan tajam, apa satu
anak tidak cukup.
Dengan terpaksa, karena Nok tidak mau membukan
pintu untuknya. Maka Nai harus rela tidur diluar dengan kondisi yang berangin
dan dingin.
Sementara di dalam, Nok tampak tidak tega
sebenarnya. Namun dia mengeraskan hatinya. Dan tidur.
Wat mengunjungin kantor Khae sambil membawakan
sebuket bunga yang sangat indah. Namun setibanya disana, yang ada hanyalah
seorang wanita yang bertugas bersih- bersih. Wanita itu memberitahu Wat bahwa
kini Khae sedang berada dikamar mandi dan dia menawarkan diri untuk pergi
memanggil Khae.
Lalu saat Wat ingin meletakan buket bunga yang
dibawanya, tanpa sengaja dia menyenggol kotak putih di atas meja Khae. Sehingga
kotak itu terjatuh dan isian di dalam kotak itu keluar. Dan ketika Wat melihat
apa yang berada didalam kotak tersebut, dia tampak sangat terkejut.
Ketika Khae kembali ke dalam ruangannya. Dia
melihat buket bunga yang Wat tinggalkan diatas menja kerjanya. Dan melihat itu,
Khae tersenyum senang. Namun ketika Khae ingin mencium bunga itu, tiba- tiba
saja dia merasa mual. Lalu tanpa sengaja, dia melihat kotak putih berserta
isian nya berserakan di lantai.
Kemudian disaat itu, si Wanita tadi masuk ke dalam
ruangan. Dan Khae pun menanyakan kepadanya, mengapa kotak putih tersebut bisa
berada disini. Lalu si Wanita menjawab bahwa dia melihat kotak itu berada di
tempat sampah dalam kondisi yang masih bagus, jadi dia mengambil dan meletakan
nya kembali di atas meja.
Mendengar itu, Khae langsung menjatuhkan buket
bunga yang dipegangnya. Dan mengambil tasnya. Lalu dia segera berjalan keluar
untuk mencari Wat.
Diluar. Wat bersandar di tembok. Disana dia
mengingat tentang foto- foto mesra Nai dan Khae dulu, yang dilihatnya tadi.
Serta perkataan Khae yang mengajak Nai untuk kembali bersama, karena Khae masih
mencintai Nai.
Lalu tepat disaat itu, Wat melihat Khae yang
keluar dari dalam gedung. Dan melihat itu, Wat segera bersembunyi dibelakang
dinding agar Khae tidak melihatnya.
Khae mendekati mobil hitam milik Wat dan memeriksa
dalamnya. Namun Wat tidak ada disana. Dan dengan cemas, Khae pun menghubungin
Wat. Tapi dengan sengaja, Wat mematikan telpon dari Khae serta mematikan hape
nya juga, kemudian dia berjalan pergi dari sana.
Sementara Khae, dia melihat ke sekeliling dengan
cemas. Mencari keberadaan Wat. Namun sayangnya, dia tidak bisa menemukan dimana
Wat berada, karena Wat telah pergi.
Wat pergi ke apatermen Vi. Dan melihat
kedatangannya, Vi merasa terkejut juga heran. Lalu saat Wat telah menceritakan
semuanya, Vi pun mengomentari Wat.
“Orang aneh. Sebelum menikah, kamu bilang ‘tidak
peduli’ dengan masa lalunya. Mhmm. Sekarang kamu serius dengan kenangannya?
Orang yang berkencan, bagaimanapun pasti ada menyimpan beberapa barang,” kata
Vi.
“Aku mengerti, tapi jika dia tidak memikirkan
apapun, kemudian mengapa menyimpan itu?” balas Wat, bertanya.
“Bertanya seperti ini. Itu berarti kamu tidak
mempercayai dia 100% kan?”
Setelah selesai membuat mie instant, Vi memberikan
itu kepada Wat yang belum makan malam. Kemudian dia menjelaskan bahwa sebelum
menikah Wat mengatakan kalau dia akan mempercayai Khae sepenuhnya, jadi setelah
menikah, Wat harus bisa melakukan itu. Karena alasan Khae setuju mmenikah
dengan Wat adalah karena perkataan Wat itu.
Namun Wat tidak bisa mengerti, karena dia telah
mencurahkan banyak hal untuk Khae. Namun Khae malah masih menyimpan barang-
barang seperti itu, bahkan setelah Khae menikah. Sehingga itu membuat semua
yang dilakukannya tampak percuma.
“Dan mengapa kamu tidak bertanya saja pada dia?
Mengapa kamu lari?” tanya Vi.
“Kamu terlalu berpihak padanya,” balas Wat.
“Jika aku dipihakmu, itu yang aneh. Hanya
mendengarkan masalahmu sekarang saja sudah cukup aneh. Jenis orang seperti apa
yang membawa masalah tentang Istri barunya dan mengkonsultasikannya dengan
mantan Istri?” balas Vi.
“Apa yang bisa ku lakukan? Selama ini aku terus
bekerja. Jadi orang terdekat yang kumiliki hanyalah mantan istriku,” balas Wat
dengan lemas.
“Hohohoho… kemudian aku harus bahagia? Huh?”
“Jika kamu mengerti dia, maka beritahukan padaku
apa yang harus aku lakukan selanjutnya.”
“Dengarkan. Berhenti memikirkan dirimu sendiri.
Dan pergi bertanya padanya secara jujur. Bukakan kesempatan untuknya
menjelaskan. Jelaskan semuanya sampai akhir. Bukan mengansumsi kannya sendiri,
itu tidak benar,” balas Vi dengan tegas.
“Benarkah semua itu?”
“Yang pertama dilakukan. Katakan saja semuanya.
Itu sangat sederhana.”
“Aku akan mencobanya. Tapi bisakah aku makan mie
nya dulu sebelum aku pergi?” tanya Wat yang akhirnya sudah lebih tenang.
“Aku membuatnya untukmu,” balas Vi sambil menggelengkan
kepalanya.
Pagi hari.
Nok dan Nai sarapan bersama. Disana Saeng menyediakan sarapan roti, ham,
serta sosis untuk mereka. Namun Nok meminta Saeng menyediakan makanan seperti
tempo hari, karena dia menyukai itu. Dan mendengar itu, Saeng tersenyum senang,
karena ternyata Nok menyukai makanan mereka.
Kemudian saat Saeng dan anaknya pergi. Nok
memainkan hape nya dan menanyakan kepada Nai, apa Wat ada menghubunginnya. Dan
Nai pun menjawab tidak. Lalu Nok pun
berdiri memandangin keindahan pemandangan.
Diapatermen Vi. Nim yang baru keluar dari kamar
sambil terbatuk- batuk, ketika dia melihat Wat yang sedang tiduran disofa, dia
pun menjadi salah paham. Tepat disaat itu, Vi yang baru keluar dari kamar dan
melihat itu, dengan segera dia menyangkalnya.
Vi menepuk pelan pundak Wat dan menyuruhnya untuk
bangun. Kemudian dia menanyakan kenapa Wat bisa tidur di sofa, padahal Wat
berjanji untuk segera pulang setelah makan mie. Namun Wat sendiri tidak tahu,
kapan dia jatuh tertidur.
“Pergi sekarang. Pergi mandi. Dan berpakaian. Cuci
mukamu. Bangun. Cepat. Cepat. Pergi, pergi, pergi,” kataVi sambil mendorong Wat
yang mash mengantuk.
Melihat itu, Nim tersenyum dan bergumam bahwa Wat
serta Vi tampak baik bersama- sama.
Setibanya di kantor. Khae melihat mobil Wat yang terpakir
disana. Lalu dia pun menghubungin Phai untuk menanyakan apa Wat telah kembali.
Namun sayangnya, Wat belum pulang.
Kemudian pas disaat itu, Khae melihat Wat turun
dari dalam sebuah mobil hitam. Dan melihat itu, Khae tersenyum senang serta
ingin segera mendekati Wat.
Tapi dia tidak jadi, ketika dia melihat bahwa Vi
keluar dari dalam mobil yang sama. Khae tampak seperti tidak senang dan cemburu.
Setelah selesai sarapan. Saeng, Gam, dan Anak
mereka mengunjungin tempat dimana Nai serta Nok menginap. Disana Saeng menanyakan
kemana Nai dan Nok berencana pergi hari ini. Dan Nai pun menjawab bahwa mereka
berpikiran untuk pergi ke kota, karena sejak mereka berdua tiba ditempat ini,
mereka belum ada pergi keluar kemanapun.
“Mmm… bulan madu memang seperti ini. Beberapa
pasangan bahkan tidak pernah keluar sama sekali. Apa kamu tahu itu?” kata Saeng
sambil tersenyum nakal kepada mereka berdua.
“Tapi bukan pasangan kami pastinya,” balas Nok.
Gam pun menjelaskan bahwa alasan mereka berkunjung
adalah karena hari ini anak mereka (La) berulang tahun, jadi mereka mau pergi
ke berdoa. Maka dari itu, jika Nai dan Nok mau pergi ke tempat lain, maka dia
akan mencarikan mobil lain.
Dan mendengar itu, Nai serta Nok pun saling
bertatapan.
Akhirnya, Nok dan Nai memutuskan untuk ikut
bersama Saeng, Gam, dan La untuk berdoa.
Bersama mereka berjalan menuju ke vihara. Dan sambil
berjalan Gam menjelaskan mengenai vihara di tempat itu. Kemudian setelah tiba
disana, mereka berdoa masing- masing. Lalu ketika telah selesai, Nok
menggantungkan sebuah lentera kertas miliknya.
Lalu disaat itu, Nai mendekati Nok dan menaruh
sebuah bunga putih di atas kepala Nok. Dan merasakan itu, Nok pun menanyakan
dimana Nai mencabut bunga itu.
“Aku tidak mencabutnya. Aku melihat itu jatuh dari
pohon, tapi itu masih cantik dan itu sesuai dengan pakaian mu juga,” jelas Nai.
“Selalu pada konsep. Didalam dunia ini tidak ada
yang tidak dapat digunakan kembali bagimu, kan?” balas Nok. Dan Nai tersenyum,
lalu dia mengajak Nok untuk berselfie, karena Ibu mereka ingin melihat foto mereka
berdua.
Kemudian Nok pun mengeluarkan hape nya. Namun
sebelum akan berfoto, Nok baru tersadar bahwa apa yang tampak dilayar hape nya kini
adalah kontak Wat. Jadi menyadari itu, Nok pun beralasan bahwa dia tidak
sengaja terpencet. Setelah itu barulah, dia mengambil foto selfie mereka
berdua.
Diruang tunggu rumah sakit. Vi tersenyum melihat foto
Nai serta Nok. Kemudian Nim yang baru
saja selesai melakukan pemeriksaan, dia keluar dari ruangan periksa dengan
wajah yang tampak seperti bimbang. Namun saat dia mendekati Vi, dia tersenyum
seperti tidak ada masalah.
“P’Nim. Lihat ini,” kata Vi sambil menunjukan foto
Nai dan Nok yang di dapatnya. Lalu melihat itu, Nim pun sangat senang sekali.
Setelah mengobrol sebentar, Vi baru teringat
dengan hasil pemeriksaan Nim. Dan dia pun bertanya kepada Nim tentang hasilnya.
Lalu dengan sedikit gugup, Nim menjawab bahwa hasil CT Scan nya masih belum
keluar, namun dokter mengatakan bahwa dia baik- baik saja, hanya infeksi
tenggorokan saja.
Dan mendengar itu, Vi pun tersenyum lega, karena
ternyata Nim baik- baik saja.
Didalam tempat sampah yang berada di dekat dinding
ruangan pemeriksaan. Disana tampak sebuah amplop coklat yang seperti sengaja
dibuang. Sepertinya itu adalah hasil CT Scan milik Nim.
Lnjut
ReplyDeleteAduh lamaaaa bgt, tp trmksh udah lanjutin. Cepetan y
ReplyDeleteSayang ga ada gambarnya tapi tetep seruuuuuu makasih yaaaa
ReplyDeleteDitunggu kelanjutannya
Jangan terlalu lama ya😊🙏
Makasih ya min🙏🙏🙏 di tunggu kelanjutannya 💪💪💪
ReplyDeleteMksh y mbk.. kalau bisa berikutnya pakai gambarr ya☺
ReplyDeleteMksh y mbk.. kalau bisa berikutnya pakai gambarr ya☺
ReplyDeleteTrimakasih...
ReplyDeleteMakasih buat kelanjutan sinopsisnya
ReplyDeleteSemangat kak 💪 ditunggu selalu sampai the end. Jangan kelamaan kak hehehe
ReplyDeleteExtra sabar nunggu klanjutan ceritanya...semangat min
ReplyDeleteAhhh akhirnya penantian menghasilkan jawaban...
ReplyDeleteAyo lanjut trs semangat semangat