Sinopsis Lakorn : Game Sanaeha Episode 11 - part 2


Network : Channel 3


Didapur. Nok memasak gulai yang sangat enak sekali. Dan mencium aromanya yang begitu enak, maka Phai pun mendekati Nok serta memuji Nok. Lalu dengan sedikit heran, Phai menanyakan apa ada sesuatu yang special, karena biasanya jarang sekali melihat Nok berada di dapur.

“Tidak ada. Aku hanya ingin menunjukan kepada seseorang bahwa aku bisa memasak,” jelas Nok kepada Phai.



Pas disaat masakannya telah selesai. Perawat yang merawat Ayahnya datang ke dapur sambil membawa mangkuk yang masih berisi bubur. Dan melihat itu, Nok pun bertanya apa. Lalu si perawat menjelaskan bahwa Wat hanya makan sedikit saja dan tidak tahu apa yang salah, tapi Wat tampak sangat cemberut.

Mendengar itu, Nok pun menjadi kebingungan.


Pada malam hari. Nok mengunjungin Wat yang berada di dalam kamar. Disana ketika dia melihat bahwa Wat terus menatap ke arah tempat tidur, dia pun menjelaskan bahwa ketika Wat sembuh, maka Wat bisa kembali pindah untuk tidur di atas tempat tidur. Lalu Wat membalas bahwa jika dia tidur diatas tempat tidur, maka akan semakin merepotkan perawat.



Kemudian Wat menanyakan alasan Nok datang ke kamarnya. Dan dengan riang, Nok menunjukan tabletnya. Dia mengajak Wat untuk menonton Crayon Shinchan bersama- sama. Lalu dengan raut sedih, Wat membalas bahwa dia bahkan tidak bisa duduk saat ini, jadi bagaimana bisa mereka nonton bersama.

“Siapa bilang kamu harus duduk?” balas Nok.


Nok tiduran di samping Wat sambil memakan pop corn. Dan sekali- kali dia menyuapi pop corn tersebut kepada Wat. Bersama mereka tertawa menonton kartun Crayon Shinchan tersebut.



Sementara dirumah kecil. Nai telah menyiapkan banyak sekali makanan enak di atas meja makan. Dan dengan sabar dia menanti Nok, tapi sampai waktu telah lama sekali berlalu, Nok belum juga datang. Namun Nai tetap menanti Nok, dia memeriksa ke luar rumah dan menunggu disana sambil terus memperhatikan jam ditanganya.


Tapi Nok sama sekali tidak datang. Kemudian karena itu, Nai pun mulai makan duluan. Dan sambil makan dia masih menunggu Nok. Tapi sampai akhir, sampai dia selesai, Nok tetap tidak ada datang sama sekali.


Pagi hari. Dengan bersemangat, Nok membawa masakannya dan berajalan menuju ke rumah kecil. Dia memikirkan bagaimana cara menjelaskan yang baik kepada Nai nantinya.

“Kemarin Ayah tidak mau makan. Jadi aku memeriksa nya. Dan kemudian aku ketiduran. Ooh… mengapa aku harus menjelaskan semua ini? Mulai dari awal… Ini adalah apa yang aku buat sejak kemarin, kamu mau makan atau tidak?” gumam Nok di depan pintu.


Pas disaat itu pintu terbuka dan Aey keluar. Lalu Nok pun menyuruh Aey untuk memanggil Nai keluar, karena dia membawakan makanan untuknya. Tapi sayangnya, Nai telah pergi ke kantor, jadi dia tidak ada di dalam rumah. Kemudian mendengar itu, Nok pun menjadi keheranan, karena setahunya ini adalah hari libur.

“Aku bertanya padanya, dia bilang ada pelatihan karyawan hari ini,” jelas Aey.

“Dia tidak pernah memberitahuku kemana dia pergi. Tunggu dan lihatlah. Aku akan menghabiskan semuanya. Jangan makan,” gumam Nok dengan kesal mengetahui itu.




Didalam ruang makan rumah besar. Nok mulai memakan semua masakannya sendirian. Dan disaat dia melihat IG nya, dia melihat para karyawan serta Nai dan Nart sedang bersenang- senang. Lalu melihat itu, Nok pun menjadi sangat terkejut, karena Nart berada disana juga.



Direstoran. Nart bersama para karyawan lain makan bersama. Disana dia menjelaskan bahwa dia sangat bersemangat karena akan mulai bekerja di Green Dream. Kemudian untuk merayakannya, Nai mengambil sebuah sushi dan ingin menyuapi itu kepada Nart.

Dan tepat disaat itu Nok datang. Lalu saking terkejutnya melihat kedatangan Nok, maka Nai pun tanpa sengaja menjatuhkan sushi yang berada di sumpitnya. Dan karena itu, maka semua karyawan pun menyadari kedatangan Nok juga.


“Bisakah aku duduk? Suami,” kata Nok dengan sikap pura- pura ramah kepada Nai. Lalu Nok menjelaskan bahwa dia sangat terluka, karena semua orang sedang merayakan bergabungnya Nart, tapi tidak ada seorang pun yang mengundang nya. Hingga akhirnya dia melihatnya di IG Praew.


Mengetahui kalau Praew adalah sumber kekacauannya. Jomyuth pun langsung menyikut Praew pelan. Sedangkan Praew sendiri juga kebingungan, karena tidak menyangka hal itu.



“Aku kira kamu sibuk menjaga Paman. Jadi aku tidak ingin menganggumu,” jelas Nai.

“Khun Por (Ayah mertua). Berapa kali aku bilang padamu untuk memanggilnya Khun Por?” kata Nok dengan nada manja sambil memegang dagu Nai. Dan mendengar itu setiap orang pun tersenyum malu- malu dengan sikap yang canggung.




Kemudian Nok menanyakan kepada Nart, apa yang Nart pikirkan untuk pindah bekerja disini. Dan Nart pun menjelaskan bahwa tiga cabangnya telah ditutup, jadi dia pun bebas.

“Lalu Khun Nai…” jelas Nart.

“Oh! Khun Nai mengundang mu ya,” potong Nok sambil menatap ke arah Nai.

“Ya. Aku pikir dia berbakat dan bisa berbicara dalam 5 bahasa. Jadi aku mengundangnya untuk bekerja,” jelas Nai.

“Aku tidak mengatakan apapun. Itu bagus. Bawa semua yang berbakat dan cantik untuk bekerja di Green Dream, jadi perusahaan akan sejahtera dan itu akan menyenangkan mata bos juga,” balas Nok sambil tersenyum kepada Nai.



Lalu dengan sikap canggung, mereka pun mulai makan kembali. Dan karena Nok meminta, maka Nai pun mengambilkan makanan untuknya. Lalu melihat itu, semuanya tertawa dengan canggung, berpura- pura seolah mereka senang.


Setelah makan- makan telah selesai. Praew, Sudjai, serta Jomyuth segera beralasan bahwa mereka masih mau pergi untuk makan bersama. Dan kemudian Nart pun juga pamit pergi. Lalu setelah semuanya pergi, Nok menjelaskan kepada Nai bahwa Ayahnya ingin menemui Nai untuk membicarakan masalah pekerjaan.

“Beritahu paman, mungkin agak sorean. Karena aku punya urusan,” kata Nai.

“Urusan apa?” tanya Nok dengan penasaran.

“Urusan pribadi,” jawab Nai. Kemudian dia berlari kecil menyusul Nart.



“Mengapa sih dia masih ngambek? Aku yang seharusnya ngambek,” gumam Nok dengan kesal melihat itu.


Karena cemburu serta curiga. Maka Nok pun mengikuti mobil Nai, tapi sayangnya dia malah kehilangan jejak mobil Nai. Dan ketika dia melihat Nart, maka Nok pun memutuskan untuk mengikuti mobil Nart saja.

Lalu saat Nok melihat mobil Nart masuk ke dalam sebuah rumah. Dan disana dia tidak melihat ada mobil Nai, maka Nok pun menjadi lega. Namun saat menyadari bahwa Nai tidak ada disana, maka Nok pun jadi bertanya- tanya sendiri, kemana sebenarnya Nai pergi.


Tepat disaat Nok menjalankan mobilnya melewati rumah Nart. Terlihat disana ada Nim yang sedang menutup pagar rumah Nart.



Ternyata Nim bekerja dirumah Nart. Disana dengan sikap yang sangat ramah, ketika telah turun dari dalam mobil, Nart memberikan gaji milik Nim dan memuji hasil kerja Nim yang sangat bagus.



Sementara ditempat lain. Ternyata Nai sedang menemanin Khae untuk melakukan USG di rumah sakit. Disana Khae serta Nai saling tersenyum, saat melihat bayi kecil di dalam perut Khae melalui layar monitor.


Disupermarket. Nai menemanin Khae untuk berbelanja. Dan disana Khae menanyakan kenapa Nai tidak bisa menemaninnya untuk makan malam, padahal Nai telah menemaninya untuk USG dan belanja.
“Aku sudah punya janji,” kata Nai.

“Dengan istrimu, kan?” tebak Khae. Dan Nai membenarkan.



Saat Khae ingin mengambik minuman soda, Nai salah paham, dia mengira Khae ingin mengambil minuman berat yang tidak bagus untuk seseorang yang sedang hamil. Dan sambil memegang perutnya, Khae menjelaskan bahwa dia mencintai bayinya, jadi dia tidak akan melakukan itu.

Kemudian sambil tersenyum, Khae kembali berjalan, melanjutkan belanjannya.



Malam hari. Nok datang kerumah kecil dengan rambut yang basah, dia beralasan bahwa dia datang untuk mengambil blow dryer nya. Dan kemudian saat masuk ke dalam rumah serta melihat hape milik Nai yang berada diatas tempat tidur, Nok pun beralasan lagi, dia meminta Nai untuk membantunya mencari. Jadi Nai pun melakukannya.

Lalu selagi Nai mencari, dengan cepat Nok mengambil hape milik Nai dan mulai membuka serta memeriksa isi hape Nai. Dan ketika Nai kembali, dengan cepat Nok meletakan kembali hape Nai di atas tempat tidur.


“Aku tidak bisa menemukannya. Jadi pakai saja punyaku dulu,” kata Nai sambil menyerahkan miliknya kepada Nok.

Namun Nok beralasan lagi, dia mengatakan bahwa dia tidak tahu bagaimana cara memakai hair dryer milik Nai. Jadi Nai pun menunjukan caranya kepada Nok. Namun ketika memegang hair dryer tersebut, Nok pura- pura seolah kesetrum, jadi dia menjatuhkan hair dryer tersebut.



Kemudian Nai pun memeriksa tangan Nok yang tersentrum. Sementara Nok, dia sibuk melirik kearah tempat tidur, dimana tampak layar hape Nai yang masih menyala.


“Kamu bisa menggunakan nya sekarang. Bawa ini kembali ke kamarmu,” jelas Nai.

“Dan bagaimana jika itu menyentrum ku lagi?” balas Nok, beralasan.

“Makanya gunakan sandal karet,” balas Nai.

“Tapi bibi Phai mencuci nya.”

“Kemudian pinjam milik orang lain dan bukan milik ku.”

“Aku sudah bilang, hair dryer Ayahku rusak.”

“Kemudian tidak usah keringkan rambutmu.”

“Tidak bsia. Aku tidak bisa tidur dengan rambut basah. Jadi tidak.”

“Aku sudah memberitahu mu caranya,” kata Nai dengan frustasi.

Kemudian dengan kebingungan. Nok pun tersenyum manis kepada Nai.



Akhirnya Nai yang membantu Nok untuk mengeringkan rambutnya. Dan selagi Nai mengeringkan rambutnya, Nok duduk dengan gelisah. Lalu menyadari hal itu, maka Nai pun beralasan bahwa dia harus pergi sebentar untuk mengambil obat alerginya yang tertinggal diruang tamu.



Kemudian setelah Nai pergi, dengan segera Nok pun mengambil hape Nai yang berada ditempat tidur. Dan dia memasangkan aplikasi pelacak di hape Nai, sehingga kemana pun Nai pergi, dia akan tahu. Lalu setelah selesai, Nok tersenyum dengan senang.



Dan saat Nai kembali, Nok pun mengatakan bahwa sekarang dia akan pergi. Lalu Nai mempertanyakan tentang rambut Nok yang belum sepenuhnya kering. Dan Nok menjawab bahwa dai bisa tidur dengan rambut seperti ini, jadi tidak apa.

Namun sebelum sempat keluar dari kamar, tiba- tiba saja Nok mendengar hape Nai berbunyi. Dan Nok pun beralasan bahwa mungkin dia harus mengeringkan rambutnya sedikit lagi, atau jika tidak, mungkin dia akan sakit. Lalu saat Nai ingin membantunya, Nok tersenyum manis dan mengatakan bahwa dia bisa mengeringkannya sendiri, jadi Nai bisa menjawab telponnya itu.


Jadi karena itu, maka Nai pun mengambil hapenya dan keluar untuk menjawab. Lalu dengan penasaran, Nok bertanya- tanya siapa yang menelpon Nai semalam ini serta mengapa Nai keluar untuk menjawab nya.

Dan setelah berpikir sesaat, dengan segera Nok mengambil hair dryer nya dan mengirim kan rambutnya di depan pintu. Dia menguping pembicaraan Nai. Tapi tanpa sengaja di saat itu, rambutnya malah nyangkut di dalam hair dryer. Dan mendengar itu, Nai pun segera masuk ke dalam rumah dan membantu Nok.



“Jangan diam- diam memotongnya dengan gunting ya. Mengerti?” kata Nok memperingati Nai yang sedang membantu melepaskan rambutnya dari hair dryer.

“Jangan khawatir. Apapun yang tidak kamu inginkan, aku tidak akan melakukannya. Dan apapun yang kamu inginkan, bahkan jika aku harus melakukannya sepanjang hari dari pagi sampai malam, maka aku akan melakukannya,” balas Nai, berjanji.

Lalu dengan sangat fokus, Nai berusaha melepaskan rambut Nok yang nyangkut di hair dryer. Dan ketika telah selesai, Nai mengelus rambut Nok untuk merapikannya.



“Aku minta maaf untuk yang kemarin ya. Aku tidak makan denganmu. Aku…” kata Nok ingin menjelaskan tentang kejadian semalam.

“Kamu harus menjaga paman kan. Aku tahu,” balas Nai.

“Tapi kamu kelihatan marah,” balas Nok dengan pelan.

“Marah nya itu lebih kepada mengerti. Aku mengerti kamu punya kewajiban yang harus dilakukan, tapi pada waktu yang sama, aku tidak bisa menahan merasa sedikit kecewa. Aku mungkin terlah terbiasa, kamu makan denganku dan tidur disebelahku,” jelas Nai.



Dan mendengar itu, Nok pun tampak sangat bersalah kepada Nai. Namun karena Nai mau mengerti, maka Nok pun menjelaskan bahwa jika begitu maka dia akan berhenti makan dengan Nai. Dan Nai mengiyakan.

Lalu karena sudah terlalu gelap, maka Nai menawarkan diri untuk mengantar Nok pulang kerumah besar. Dan ketika Nai mengulurkan tangannya, Nok pun memegangnya. Kemudian sambil saling tersenyum bersama, mereka jalan sambil bergandengan tangan.



Keesokan harinya. Dipabrik. Nart mempertanyakan kenapa Nai membawa nya ke pabrik, karena saat interview Nai menjelaskan bahwa dia mampu untuk melakukan pekerjaan kantor dan berhubungan dengan klien luar negri, maka dia bekerja disini.

Dan Nai menjelaskan bahwa dia tahu kalau Nart pasti akan menanyakan ini. Alasannya membawa Nart ke pabrik adalah biar Nart mengetahui proses pekerjaannya, sehingga ketika harus menjelaskan sesuatu kepada klien luar negri, maka Nart akan bisa menjelaskan dengan benar.

“Dan hal yang lebih penting hari ini. Ada seseorang yang memasangkan app baru. Jadi aku ingin mengetest nya,” kata Nai.



Nai mengingat saat malam hari, ketika dia beralasan mau keluar untuk mengambil obat. Disaat itu, melalui jendela, Nai berdiri disana dan memperhatikan serta mendengarkan semua yang Nok lakukan di hapenya.

“Begitu rupanya,” gumam Nai sampai tersenyum.



Tepat seperti dugaan Nai. Nok datang ke pabrik dan mengikuti mereka. Lalu melihat itu, Nart pun bertanya apa yang harus mereka lakukan selanjutnya. Dan Nai menyuruh agar Nart bersikap biasa saja, berpura- pura seperti tidak melihat Nok yang sedang bersembunyi. Dan mendengar itu, Nart pun tersenyum mengiyakan.

Dibelakang. Nok yang melihat itu mulai mengeluh tentang Nai.



Nai dan Nart tersenyum ketika melihat Nok yang bersembunyi dibelakang galon. Dan ketika seorang karyawan, mengambil galon tersebut, maka nampaklah Nok dibelakangnya. Namun Nai dan Nart pura- pura tidak melihat itu serta lanjut berjalan lagi.

Sementara Nok. Dia dengan bangga mengikuti Nai dan Nart. Dia mengira bahwa dia belum ketahuan oleh kedua orang tersebut.



Saat Nok kehilangan Nai serta Nart, dia pun menjadi kebingungan. Namun seorang karyawan disana menuliskan dikertas dan memberitahu kepada Nok dimana kedua orang tersebut berada. Dan ketika menyadari bahwa dia berada didekat mereka, Nok pun menjadi panik, karena takut ketahuan.

Dengan segera, Nok masuk ke dalam sebuah mobil bak tertutup. Dan sialnya, disaat itu seorang karyawan menutup pintu bak mobil tersebut dan menjalankan mobil tersebut.



Lalu menyadari Nok yang sudah tidak berada disekitarnya, maka Nai pun bertanya kepada para karyawan disana. Dan bersamaan mereka menunjuk kearah mobil tersebut.



Nok tiba disuatu tempat yang sangat jauh. Dan ketika mobil tersebut telah berhenti serta pintu bak dibuka, maka dengan sedikit kepusingan, Nok keluar dari dalamnya. Lalu pas disaat itu Nai menelpon nya.

Nai menanyakan dimana dia berada. Dan Nok berbohong bahwa saat ini dia sedang menjaga Ayahnya. Lalu setelah telpon dimatikan, Nok langsung kesal sendiri.



Tidak jauh dari situ. Ternyata Nai serta Nart sedang berada di dalam mobil dan mengawasi Nok dari jauh. Nai tersenyum senang melihat tingkah Nok yang tampak kesal sendiri. Sementara Nart, dia berkomentar bahwa jika dia menjadi Nok, maka dia akan sangat marah sekali.

“Jadi jangan biarkan dia tahu. Lagian Khun Nok tidak bisa mengingat mobil mu,” jelas Nai sambil tersenyum. Kemudian dia berterima kasih kepada Nart. Dan setelah itu, Nai meminta tolong agar Nart bisa tolong mengikuti Nok lagi, karena dia ingin memastikan bahwa Nok bisa mendapatkan tumpangan dan pulang dengan selamat.

“Okay,” balas Nart.



Dirumah. Nok mendapatkan sebuah chat yang mengirimkan foto Khae yang sedang hamil. Dan melihat itu, Nok pura- pura meminta Ayahnya untuk menghubungin seseorang dan memesankan sebuah meja kerja yang baru. Lalu karena itu, maka Wat pun tidak jadi makan. Dan menghubungin orang yang dimaksud oleh Nok.



Disaat itu Wes, Pat, serta Vi datang untuk menjenguk. Dan dengan sikap pengertian, Nok meminta agar Wes tidak perlu begitu tegang, karena Wat telah memaafkan Wes. Dan Wat membenarkan itu. Lalu Vi menjelaskan bahwa Wes memberikan rekomendasi perawat yang baik.


Kemudian Nok meminta Wes untuk menemaninnya berjaga sampai malam. Dan Wes setuju untuk menemanin Nok.

3 Comments

Previous Post Next Post