Network : Channel 3
Ditaman dekat rumah kecil. Nok duduk merenung
dengan sedih disana. Dan lalu Nai pun mendekatinya, dia duduk disebelah Nok dan
meminta maaf karena telah menyarankan Nok untuk membawa Wat keluar.
“Ini bukan salahmu. Kamu menolongku mencari
solusi. Tapi aku tidak bisa melakukan itu,” kata Nok, mengerti dengan niat baik
Nai.
“Jangan salahkan dirimu sendiri. Mungkin paman
hanya merasa berkecil hati saja atau merasa kecewa. Kecewa dari…” kata Nai
sedikit menggantung.
“Dariku,” tebak Nok langsung. “Karena aku tidak
berguna. Dan tidak bisa menolongnya untuk berjalan lagi. Aku tahu apa yang
ingin kamu katakan. Tapi tolong, biarkan aku menyalahkan dirimu sendiri. Itu
lebih baik daripada disalahkan orang lain,” kata Nok dengan nada terluka.
“Bukan itu yang ingin ku katakan. Aku hanya ingin
bilang bahwa dia masih tidak bisa berjalan karena kamu,” kata Nai dengan nada
serius. “Itu karena kamu mencuri makanan nya. Jadi dia tidak punya banyak
kekuatan untuk berjalan,” kata Nai sambil tersenyum bercanda.
“Itu tidak lucu,” balas Nok sambil menghapus air
matanya.
Lalu dengan penuh perhatian, Nai membuka lebar-
lebar kedua tangannya. Dia mempersilahkan Nok untuk bersandar padanya. Dan
sambil tersenyum, Nok bersandar serta membiarkan Nai memeluknya. Kemudian
tangan nakal Nai bergerak menyentuh perut Nok. Dan dengan bercanda, Nok pun
memukuli Nai dengan pelan.
“Jika kamu menjadi gemuk…” kata Nai sambil
tertawa.
“Tidak. berhenti,” balas Nok sambil tertawa malu-
malu.
Lalu disaat itu, Phai datang. Dan melihat dia,
maka Nok pun berhenti bermain dengan Nai.
Diruang tamu. Pen duduk bersimpuh dilantai. Dan
melihat itu, Nok pun berkomentar apa sekarang Pen sudah bisa duduk dilantai,
karena sebelumnya Pen pernah menolak untuk duduk dilantai. Lalu dengan sikap
menyesal, Pen mengakui bahwa dia kini telah menyadari apa yang cocok baginya.
“Apa kamu yakin? Jika kamu sadar diri, maka kamu
tidak akan meminta bibi Phai agar kamu bisa kembali ke sini,” kata Nok dengan
tegas.
“Bukannya aku tidak sadar diri. Tapi… Mm… aku
tidak punya tempat untuk dituju. Karena video tersebut membuatku tidak bisa
mendapatkan pekerjaan. Dan Channel membatalkan kontrak nya. Serta aku di denda
karena merusak reputasi, jadi aku menjual rumah dan apatermen untuk melawan
gugatan. Aku tidak memiliki apapun lagi,” jelas Pen dengan menyesal.
Mendengar semua itu, Nok mengeraskan hatinya dan
tidak mau peduli. Lalu Pen pun meminta maaf serta berlutut di hadapan Nok, tapi
melihat itu, Nok hanya diam saja. Sementara Nai yang diam, dia memperhatikan
Nok untuk melihat reaksi apa yang bakal Nok berikan pada Pen.
Karena Nok tetap diam dan mengabaikan Pen. Maka
akhirnya Phai pun ikut berlutut kepada Nok. Dan melihat itu, Nok pun langsung
duduk dilantai dan mengangkat Phai untuk berdiri.
“Tolong jangan lakukan ini,” kata Nok kepada Phai.
“Aku mohon, Khun Nok. Aku janji. Aku akan membuat
Pen tetap tinggal di tempatnya dan tidak mengganggu atau menyakiti keluargamu
lagi,” pinta Phai agar Nok mau mengizinkan Pen untuk tinggal disini.
Dan dengan ragu, Nok pun memandang Pen.
Ditepi kolam renang. Nok serta Vi berdiri disana.
Mereka memperhatikan Phai serta Pen yang sedang memotong tanaman. Dan melihat
itu, Vi bertanya apa Nok yakin untuk membiarkan Pen kembali ke sini.
“Aku sedikit tidak yakin. Tapi apa yang bisa ku
lakukan? Aku mempertimbangkan bibi Phai,” kata Nok.
“Kamu ini. Tidak peduli betapa kuatnya kamu, tapi
ketika kamu melihat musuhmu dalam kesulitan, kamu langsung menjadi seperti Snow
White (Menurutku … walaupun ditipu dan
hampir mati, tapi tetap saja percaya kepada orang asing yang datang).
Berhati- hatilah pada dia. Kamu tahu apa yang dilakukannya kan,” kata Vi,
mengingatkan Nok.
“Mom. Kamu berbicara seperti Lucky. Dia juga
mengingatkanku, bahwa aku bisa bermurah hati, tapi jangan lupa apa yang
dilakukan nya padaku,” balas Nok.
“Itu benar! Orang butuh belajar dari luka.
Percayai apa yang kamu lihat,” balas Vi.
Kemudian mereka saling terdiam dan memperhatikan
ke dekatan Phai dan Pen yang sedang memotong tanaman. Lalu melihat itu, Nok pun
tersenyum. Dan Vi kembali mengingatkan Nok.
“Mom. Aku ingin meminta sesuatu padamu,” kata Nok
secara tiba- tiba, ketika teringat sesuatu.
Dikamar. Vi menarik Wat untuk ikut bersamanya,
tapi Wat menolak untuk ikut. Jadi Vi pun mengambil remote tempat tidur dan
mengancam Wat, yaitu jika Wat tidak mau ikut dengannya maka dia akan menaikan
atas tempat tidur, sehingga Wat sulit untuk tidur.
Lalu dengan nada keras, Vi menasehati Wat. Dan
Phai yang masuk ke dalam kamar, dia bertanya apa Vi tidak terlalu keras kepada
Wat. Lalu Vi membalas bahwa dengan seorang kekanakan seperti Wat, maka dia
harus melakukan itu. Dan dengan marah, Wat pun berteriak menyuruh Vi untuk
pergi.
“Lanjutkan. Jika kamu ingin membunuhku dengan
metode ini, maka silahkan! Aku tua dan kekanakan! Dan kaki ku tidak berguna!
Aku tidak berguna! Aku tidak pantas untuk hidup!” teriak Wat sambil memukul-
mukul tempat tidur.
Lalu Phai pun ingin menghentikan Wat melakukan itu,
tapi Vi menahan Phai. Dia ingin membiarkan Wat untuk melepaskan emosinya. Dan
disaat itu tanpa sengaja, Vi melihat foto pernikahan Wat bersama dengan Khae
yang disembunyikan Wat di bawah bantal.
Kemudian Vi pun mengomentari sikap Wat. Dan dia
kembali memaksa agar Wat bangun dan ikut bersamanya.
Saat tahu Vi ingin membawanya bertemu dengan Khae,
Wat pun menolak. Namun karena dia kini tidak bisa berjalan dan hanya bisa duduk
di kursi roda, maka dia tidak bisa melakukan apapun, ketika Vi mendorong kursi
rodanya.
“Aku tidak ingin dia melihatku dalam kondisi ini.
Aku mohon. Tolong bawa aku kembali,” pinta Wat.
“Aku tidak membawa mu kesini untuk menemuinya.
Tapi aku membawa mu untuk melihat dia,” balas Vi.
Tepat disaat Wat melihat Khae, dia pun langsung
diam dan tidak protes lagi. Lalu tanpa sengaja disaat itu, mereka berdua
melihat, perut Khae yang sudah cukup besar. Dan Vi pun menjelaskan bahwa ini
bisa menjadi alasan Wat untuk dapat berjalan lagi.
“Kebahagiaan menunggu mu untuk berjalan ke sana,”
jelas Vi. Dan Wat hanya diam saja.
Kemudian disaat itu, mereka berdua melihat Nai
datang mendekati Khae dan membantu Khae. Dan melihat itu, Wat tampak sedikit
kecewa. Lalu Wat meminta agar Vi membawanya kembali.
“Mengapa kamu tidak pergi berbicara dengan jelas?
Atau kamu masih curiga kepada Nai?” tanya Vi.
“Aku tidak curiga kepada Nai. Tapi aku tidak ingin
kesana dalam kondisi masih seperti ini. Tolong bawa aku ke rumah sakit. Aku
akan berbicara kepada dokter,” jelas Wat.
“Tepat. Itu lebih seperti mantan suamiku. Ayo,”
balas Vi dengan semangat.
Diatas gedung yang berada disana. Nok berdiri dan
memperhatikan Nai yang datang membantu Khae. Lalu melalui telpon, Nok
mengucapkan terima kasih kepada seseorang, karena telah menyarankannya untuk mengikuti
Ibunya.
Dan orang tersebut adalah Penny. Ternyata alasan
Pen menyarankan itu adalah karena dia melihat serta mendengar pembicaraan
antara Vi dan Wat saat berada dikamar. Lalu saat mendengar serta melihat
kejadian didalam kamar. Pen datang ke rumah kecil dan mengabarkan kepada Nok.
Serta dia menyarankan agar Nok pergi mengikuti Vi dengan segera.
Semua itu Pen lakukan dengan alasan bahwa dia
ingin membalas kebaikan Nok kepadanya.
Kemudian setelah sambungan telpon dimatikan. Pen
tersenyum dengan jahat,” Karena setelah ini, keluarga mu tidak akan bahagia
lagi,” gumam Pen.
Saat Nai pulang, ternyata Nok telah tidur. Dan
melihat itu, Nai pun berkomentar kenapa Nok bisa tidur duluan, kemudian Nai mencium pipi Nok dan menyelimuti Nok.
Setelah itu, Nai pun pergi ke kamar mandi untuk berganti pakaian.
Dan kemudian disaat itu, Nok membuka matanya.
Ternyata dia hanya berpura- pura tidur.
Pagi hari. Nok pergi ke kamar Ayahnya. Dan disana
dia melihat Wat yang sedang berlati berjalan. Lalu ketika melihat kedatangan
Nok, dengan senang Wat meminta tolong agar Nok bisa membantunya berjalan lagi.
“Apa yang terjadi? Mengapa tiba- tiba kamu belajar
berjalan?” tanya Nok dengan nada datar.
“Aku memikirkannya sepanjang malam. Dan aku tidak
yakin, jika aku harus memberitahu mu. Pertama aku tidak mau. Tapi setelah
berpikir, aku tidak ingin kamu mengetahuinya dari orang lain. Khun Khae hami
anak ku,” jelas Wat dengan senang.
“Bagaimana kamu yakin, itu adalah anak mu?”
“Mengapa kamu bicara seperti itu?”
“Kemarin aku mengikuti kamu dan Ibu. Dan melihat
Istrimu bersama dengan suami ku. Mereka diam- diam saling menemui dibelakang
kita, yang mana kita tidak tahu. Jika bayi itu benar- benar milikmu, dia tidak
akan pergi dengan mudah dari hidupmu,” jelas Nok dengan nada terluka dan sedih.
Wat mengerti mengapa Nok bisa berpikiran demikian,
tapi tidak peduli apa yang Nok katakan ataupun orang lain katakan, untuknya
bayi di dalam kandungan Khae itu adalah anak nya. Karena Khae adalah wanita
yang dicintainya. Dan dia mencintai segala yang ada pada Khae, termaksud anak Khae.
“Jadi apa? Kamu pikir dia akan membiarkan Luckanai
pergi dan kembali padamu? Bahkan jika kamu bisa berjalan, tapi dia tidak akan
pernah kembali padamu,” kata Nok.
“Jika dia tidak kembali. Aku yang akan berjalan
untuk menemuinya,” balas Wat dengan tegas.
“Dengarkan Nok. Keluarga dimulai
dari kepercayaan. Keluarga ku rusak sekali, sebelumnya karena itu. Jika kamu
ingin menyelamatkan keluargamu, kamu butuh untuk belajar mempercayai keluargamu
dengan baik. Di masa lalu, tidak cukup baikah Luckanai untuk kamu bisa
mempercayainya?” kata Wat, menasehati Nok.
Dan Nok hanya diam, tidak bisa menjawab. Lalu Wat
menjelaskan bahwa dia tidak perlu mengetahui jawaban Nok, hanya saja dia ingin
Nok memikirkan perkataannya. Kemudian Wat pun kembali belajar untuk berjalan.
Nok datang menemui Khae ke kantor. Dia berbohong
dengan mengatakan bahwa Ayahnya mengirimnya untuk membicarakan tentang detail
perceraian. Dan dengan tidak percaya, Khae bertanya apa itu benar Wat atau Nok
sendiri.
“Sejak pihak kami yang salah. Maka sebutkan berapa
banyak yang kamu mau,” kata Nok.
“Berapa banyak?” balas Khae.
“Ya. Tidak peduli betapa besarnya itu, aku pikir
itu senilai.”
“Dan bagaimana jika apa yang ku inginkan adalah
suamimu? Bisakah kamu memberikannya padaku?” tanya Khae. Dan dengan kesal, Nok
pun tidak bisa menjawab. Lalu Khae pun berbalik untuk pergi.
“Jika aku memberi suami ku padamu. Akankah kamu
mengembalikan Ayahku?” tanya Nok. Sebelum Khae benar- benar berjalan menjauh darinya.
Mendengar itu, Khae merasa sangat terkejut sekali.
Dia berbalik dan menghadap kearah Nok. “Kamu berani mengganti Nai untuk
Ayahmu?” tanya Khae, tidak percaya.
“Segalanya untuk mendaparkan Ayahku kembali. Tidak
peduli apa yang berani aku tukarkan itu,” kata Nok dengan tegas dan berani.
Nok datang ke rumah Nenek. Disana dia makan sambil
menceritakan segala nya kepada Nenek. Dia menanyakan apa jika dia mengatakan
sesuatu dan kemudian dia menariknya kembali, apa itu akan membuatnya terlihat
buruk. Dan Nenek hanya diam, tidak menjawab.
Lalu Nenek menarik tangan Nok dan memeriksa tubuh
Nok yang tampak lebih berisi. Dan Nok
pun menjelaskan bahwa itu karena setiap hari dia hanya makan dan tidur saja.
“Dan berapa lama kamu telah makan seperti ini?”
tanya Nenek.
“Mm… mungkin
sekitar 2 bulan,” jawab Nok.
Mendengar jawaban Nok, Nenek merasa amat terkejut.
Kemudian Nok pun merasa heran dengan sikap Nenek, karena dia merasa bahwa tidak
ada yang salah. Dan dengan panik, Nenek pun menjelaskan bahwa itu adalah gejala
Nok sedang hamil. Tapi Nok tidak percaya mendengar itu, karena setahunya gejalan
orang hamil merasa mual dan muntah.
“Itu keturunan keluarga kita. Ketika aku hamil dan
Ibumu hamil, nafsu makan kami bertambah seperti ini. Sial, aku telah
mengajarkanmu setiap hari. Mengapa kamu tidak mendengarkanku?” omel Nenek.
“Tenang, Nenek. Jika ada.. ini hanya ini,” kata
Nok menunjukan perutnya yang bertambah gemuk, bukan karena hamil. Nok
menjelaskan bahwa seharian dia terus menjaga Ayahnya dan tidak ada kemanapun.
Dan karena cara Nok menjelaskan begitu
menyakinkan, maka akhirnya Nenek pun percaya.
Sesampainya dirumah. Nok dengan ragu melihat alat
tes kehamilan yang telah dibelinya. Dia bergumam bahwa dia tidak berbohong
kepada Nenek, hanya saja dia juga belum tahu apa benar dia hamil.
Kemudian saat Nai datang mendekat, dengan segera Nok
menyembunyikan alat tersebut dan ingin pergi. Tapi Nai menahan Nok, lalu dengan
usil dia merebut belanjaan Nok. Dan dengan panik serta kesal, Nok pun ingin
merebut nya kembali.
“Mengapa kamu terlihat begitu moody hari ini?”
tanya Nai dengan heran.
“Kemarin malam, seseorang pulang terlambat,” kata
Nok, berbohong.
Dengan sayang, Nai mencium dahi Nok. Kemudian agar
Nok tidak ngambek padanya, maka Nai pun mengatakan bahwa dia telah menyiapkan
sesuatu untuk Nok.
Didapur. Nai menyiapkan makanan yang telah
dimasaknya untuk Nok. Lalu Nai mempersilahkan Nok untuk memakannya. Dan ketika memakannya,
karena saking panasnya, maka lidah Nok pun menjadi kesakitan. Dan dengan
perhatian, Nai pun membantu Nok.
“Terima kasih ya,” kata Nok.
“Bisakah kamu ubah dari terima kasih menjadi memaafkan
ku?” balas Nai. Dan Nok terdiam.
Dirumah kecil. Nai mengangkat telpon dari Vi. Dan Vi
pun mengomentari kenapa begitu sulit untuk menghubungin Nai. Lalu Nai
menjelaskan bahwa dia sibuk sepanjang hari ini. Kemudian Vi menanyakan apa Nok
berada disekitar Nai. Dan saat dia tahu Nok tidak ada didekat Nai, maka Vi
membahas tentang Khae.
Dikamar mandi. Dengan gugup, Nok memejamkan
matanya dan menunggu alat test packnya. Kemudian dengan perlahan dia membuka
matanya dan melihat hasil di test packnya. Dan betapa terkejutnya Nok saat dia
melihat dua garis merah pada test packnya, yang berarti itu menandakan bahwa dia
hamil.
Tags:
Game Sanaeha
Smngt kk
ReplyDeleteTerimakasih admin walaupun sibuk ttap berusaha melanjutkan sinop nya.... Menjawab semua penasaran pembaca yg suka dengan lakorn ini.....
ReplyDeleteMembuat penasaran ceritanya kak, jangan lama-lama ya buat kelanjutan sinopsisnya, yang semangat ya kak
ReplyDeletemakasi kak, semangat ya kak
ReplyDeleteMakasih kak semangatt selanjutnyaa
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteKak, saya berterimakasih karena sudah mau mampir dan membaca di blog saya ini.
DeleteTp tolong kak, baca memo di atas postingan sinopsis yang saya buat ini juga kak. Yang saya tulis dengan "PENTING".
Biar saya tegaskan sekali lagi, blog sinopsis itu banyak. Dan pemiliknya juga beragam, bukan satu org. Tolong, lihat nama blognya atau alamat url nya kalau baca, agar tidak salah tempat bertanya.
Sekali lagi saya sangat berterima kasih sudah mau baca di tempat saya. 🙏🙏🙏
Lanjut...
ReplyDeleteSEMANGAT 💪💪💪
Semangat min...makasi update nya
ReplyDeleteSemangat kak, ditunggu kelanjutannya
ReplyDeleteLanjutkan cepetan. Makasih
ReplyDeleteTrimakasih sinopsisnya...
ReplyDeleteSemangat💪💪💪
ReplyDeleteTerimakasih sinopsisnya. Di tunggu sampe tamat ya.... Tks banget
ReplyDelete