Sinopsis Lakorn : Game Sanaeha Episode 11 - part 5



Network : Channel 3


Ditaman dekat rumah kecil. Nok duduk merenung dengan sedih disana. Dan lalu Nai pun mendekatinya, dia duduk disebelah Nok dan meminta maaf karena telah menyarankan Nok untuk membawa Wat keluar.

“Ini bukan salahmu. Kamu menolongku mencari solusi. Tapi aku tidak bisa melakukan itu,” kata Nok, mengerti dengan niat baik Nai.

“Jangan salahkan dirimu sendiri. Mungkin paman hanya merasa berkecil hati saja atau merasa kecewa. Kecewa dari…” kata Nai sedikit menggantung.



“Dariku,” tebak Nok langsung. “Karena aku tidak berguna. Dan tidak bisa menolongnya untuk berjalan lagi. Aku tahu apa yang ingin kamu katakan. Tapi tolong, biarkan aku menyalahkan dirimu sendiri. Itu lebih baik daripada disalahkan orang lain,” kata Nok dengan nada terluka.

“Bukan itu yang ingin ku katakan. Aku hanya ingin bilang bahwa dia masih tidak bisa berjalan karena kamu,” kata Nai dengan nada serius. “Itu karena kamu mencuri makanan nya. Jadi dia tidak punya banyak kekuatan untuk berjalan,” kata Nai sambil tersenyum bercanda.

“Itu tidak lucu,” balas Nok sambil menghapus air matanya.



Lalu dengan penuh perhatian, Nai membuka lebar- lebar kedua tangannya. Dia mempersilahkan Nok untuk bersandar padanya. Dan sambil tersenyum, Nok bersandar serta membiarkan Nai memeluknya. Kemudian tangan nakal Nai bergerak menyentuh perut Nok. Dan dengan bercanda, Nok pun memukuli Nai dengan pelan.

“Jika kamu menjadi gemuk…” kata Nai sambil tertawa.

“Tidak. berhenti,” balas Nok sambil tertawa malu- malu.

Lalu disaat itu, Phai datang. Dan melihat dia, maka Nok pun berhenti bermain dengan Nai.



Diruang tamu. Pen duduk bersimpuh dilantai. Dan melihat itu, Nok pun berkomentar apa sekarang Pen sudah bisa duduk dilantai, karena sebelumnya Pen pernah menolak untuk duduk dilantai. Lalu dengan sikap menyesal, Pen mengakui bahwa dia kini telah menyadari apa yang cocok baginya.

“Apa kamu yakin? Jika kamu sadar diri, maka kamu tidak akan meminta bibi Phai agar kamu bisa kembali ke sini,” kata Nok dengan tegas.

“Bukannya aku tidak sadar diri. Tapi… Mm… aku tidak punya tempat untuk dituju. Karena video tersebut membuatku tidak bisa mendapatkan pekerjaan. Dan Channel membatalkan kontrak nya. Serta aku di denda karena merusak reputasi, jadi aku menjual rumah dan apatermen untuk melawan gugatan. Aku tidak memiliki apapun lagi,” jelas Pen dengan menyesal.



Mendengar semua itu, Nok mengeraskan hatinya dan tidak mau peduli. Lalu Pen pun meminta maaf serta berlutut di hadapan Nok, tapi melihat itu, Nok hanya diam saja. Sementara Nai yang diam, dia memperhatikan Nok untuk melihat reaksi apa yang bakal Nok berikan pada Pen.

Karena Nok tetap diam dan mengabaikan Pen. Maka akhirnya Phai pun ikut berlutut kepada Nok. Dan melihat itu, Nok pun langsung duduk dilantai dan mengangkat Phai untuk berdiri.



“Tolong jangan lakukan ini,” kata Nok kepada Phai.

“Aku mohon, Khun Nok. Aku janji. Aku akan membuat Pen tetap tinggal di tempatnya dan tidak mengganggu atau menyakiti keluargamu lagi,” pinta Phai agar Nok mau mengizinkan Pen untuk tinggal disini.

Dan dengan ragu, Nok pun memandang Pen.



Ditepi kolam renang. Nok serta Vi berdiri disana. Mereka memperhatikan Phai serta Pen yang sedang memotong tanaman. Dan melihat itu, Vi bertanya apa Nok yakin untuk membiarkan Pen kembali ke sini.

“Aku sedikit tidak yakin. Tapi apa yang bisa ku lakukan? Aku mempertimbangkan bibi Phai,” kata Nok.

“Kamu ini. Tidak peduli betapa kuatnya kamu, tapi ketika kamu melihat musuhmu dalam kesulitan, kamu langsung menjadi seperti Snow White (Menurutku … walaupun ditipu dan hampir mati, tapi tetap saja percaya kepada orang asing yang datang). Berhati- hatilah pada dia. Kamu tahu apa yang dilakukannya kan,” kata Vi, mengingatkan Nok.

“Mom. Kamu berbicara seperti Lucky. Dia juga mengingatkanku, bahwa aku bisa bermurah hati, tapi jangan lupa apa yang dilakukan nya padaku,” balas Nok.

“Itu benar! Orang butuh belajar dari luka. Percayai apa yang kamu lihat,” balas Vi.



Kemudian mereka saling terdiam dan memperhatikan ke dekatan Phai dan Pen yang sedang memotong tanaman. Lalu melihat itu, Nok pun tersenyum. Dan Vi kembali mengingatkan Nok.

“Mom. Aku ingin meminta sesuatu padamu,” kata Nok secara tiba- tiba, ketika teringat sesuatu.



Dikamar. Vi menarik Wat untuk ikut bersamanya, tapi Wat menolak untuk ikut. Jadi Vi pun mengambil remote tempat tidur dan mengancam Wat, yaitu jika Wat tidak mau ikut dengannya maka dia akan menaikan atas tempat tidur, sehingga Wat sulit untuk tidur.

Lalu dengan nada keras, Vi menasehati Wat. Dan Phai yang masuk ke dalam kamar, dia bertanya apa Vi tidak terlalu keras kepada Wat. Lalu Vi membalas bahwa dengan seorang kekanakan seperti Wat, maka dia harus melakukan itu. Dan dengan marah, Wat pun berteriak menyuruh Vi untuk pergi.


“Lanjutkan. Jika kamu ingin membunuhku dengan metode ini, maka silahkan! Aku tua dan kekanakan! Dan kaki ku tidak berguna! Aku tidak berguna! Aku tidak pantas untuk hidup!” teriak Wat sambil memukul- mukul tempat tidur.

Lalu Phai pun ingin menghentikan Wat melakukan itu, tapi Vi menahan Phai. Dia ingin membiarkan Wat untuk melepaskan emosinya. Dan disaat itu tanpa sengaja, Vi melihat foto pernikahan Wat bersama dengan Khae yang disembunyikan Wat di bawah bantal.

Kemudian Vi pun mengomentari sikap Wat. Dan dia kembali memaksa agar Wat bangun dan ikut bersamanya.


Saat tahu Vi ingin membawanya bertemu dengan Khae, Wat pun menolak. Namun karena dia kini tidak bisa berjalan dan hanya bisa duduk di kursi roda, maka dia tidak bisa melakukan apapun, ketika Vi mendorong kursi rodanya.

“Aku tidak ingin dia melihatku dalam kondisi ini. Aku mohon. Tolong bawa aku kembali,” pinta Wat.

“Aku tidak membawa mu kesini untuk menemuinya. Tapi aku membawa mu untuk melihat dia,” balas Vi.



Tepat disaat Wat melihat Khae, dia pun langsung diam dan tidak protes lagi. Lalu tanpa sengaja disaat itu, mereka berdua melihat, perut Khae yang sudah cukup besar. Dan Vi pun menjelaskan bahwa ini bisa menjadi alasan Wat untuk dapat berjalan lagi.

“Kebahagiaan menunggu mu untuk berjalan ke sana,” jelas Vi. Dan Wat hanya diam saja.



Kemudian disaat itu, mereka berdua melihat Nai datang mendekati Khae dan membantu Khae. Dan melihat itu, Wat tampak sedikit kecewa. Lalu Wat meminta agar Vi membawanya kembali.

“Mengapa kamu tidak pergi berbicara dengan jelas? Atau kamu masih curiga kepada Nai?” tanya Vi.

“Aku tidak curiga kepada Nai. Tapi aku tidak ingin kesana dalam kondisi masih seperti ini. Tolong bawa aku ke rumah sakit. Aku akan berbicara kepada dokter,” jelas Wat.

“Tepat. Itu lebih seperti mantan suamiku. Ayo,” balas Vi dengan semangat.


Diatas gedung yang berada disana. Nok berdiri dan memperhatikan Nai yang datang membantu Khae. Lalu melalui telpon, Nok mengucapkan terima kasih kepada seseorang, karena telah menyarankannya untuk mengikuti Ibunya.


Dan orang tersebut adalah Penny. Ternyata alasan Pen menyarankan itu adalah karena dia melihat serta mendengar pembicaraan antara Vi dan Wat saat berada dikamar. Lalu saat mendengar serta melihat kejadian didalam kamar. Pen datang ke rumah kecil dan mengabarkan kepada Nok. Serta dia menyarankan agar Nok pergi mengikuti Vi dengan segera.

Semua itu Pen lakukan dengan alasan bahwa dia ingin membalas kebaikan Nok kepadanya.


Kemudian setelah sambungan telpon dimatikan. Pen tersenyum dengan jahat,” Karena setelah ini, keluarga mu tidak akan bahagia lagi,” gumam Pen.



Saat Nai pulang, ternyata Nok telah tidur. Dan melihat itu, Nai pun berkomentar kenapa Nok bisa tidur duluan, kemudian  Nai mencium pipi Nok dan menyelimuti Nok. Setelah itu, Nai pun pergi ke kamar mandi untuk berganti pakaian.

Dan kemudian disaat itu, Nok membuka matanya. Ternyata dia hanya berpura- pura tidur.



Pagi hari. Nok pergi ke kamar Ayahnya. Dan disana dia melihat Wat yang sedang berlati berjalan. Lalu ketika melihat kedatangan Nok, dengan senang Wat meminta tolong agar Nok bisa membantunya berjalan lagi.

“Apa yang terjadi? Mengapa tiba- tiba kamu belajar berjalan?” tanya Nok dengan nada datar.

“Aku memikirkannya sepanjang malam. Dan aku tidak yakin, jika aku harus memberitahu mu. Pertama aku tidak mau. Tapi setelah berpikir, aku tidak ingin kamu mengetahuinya dari orang lain. Khun Khae hami anak ku,” jelas Wat dengan senang.

“Bagaimana kamu yakin, itu adalah anak mu?”

“Mengapa kamu bicara seperti itu?”



“Kemarin aku mengikuti kamu dan Ibu. Dan melihat Istrimu bersama dengan suami ku. Mereka diam- diam saling menemui dibelakang kita, yang mana kita tidak tahu. Jika bayi itu benar- benar milikmu, dia tidak akan pergi dengan mudah dari hidupmu,” jelas Nok dengan nada terluka dan sedih.

Wat mengerti mengapa Nok bisa berpikiran demikian, tapi tidak peduli apa yang Nok katakan ataupun orang lain katakan, untuknya bayi di dalam kandungan Khae itu adalah anak nya. Karena Khae adalah wanita yang dicintainya. Dan dia mencintai segala yang ada pada Khae, termaksud anak Khae.

“Jadi apa? Kamu pikir dia akan membiarkan Luckanai pergi dan kembali padamu? Bahkan jika kamu bisa berjalan, tapi dia tidak akan pernah kembali padamu,” kata Nok.

“Jika dia tidak kembali. Aku yang akan berjalan untuk menemuinya,” balas Wat dengan tegas. 



“Dengarkan Nok. Keluarga dimulai dari kepercayaan. Keluarga ku rusak sekali, sebelumnya karena itu. Jika kamu ingin menyelamatkan keluargamu, kamu butuh untuk belajar mempercayai keluargamu dengan baik. Di masa lalu, tidak cukup baikah Luckanai untuk kamu bisa mempercayainya?” kata Wat, menasehati Nok.

Dan Nok hanya diam, tidak bisa menjawab. Lalu Wat menjelaskan bahwa dia tidak perlu mengetahui jawaban Nok, hanya saja dia ingin Nok memikirkan perkataannya. Kemudian Wat pun kembali belajar untuk berjalan.


Nok datang menemui Khae ke kantor. Dia berbohong dengan mengatakan bahwa Ayahnya mengirimnya untuk membicarakan tentang detail perceraian. Dan dengan tidak percaya, Khae bertanya apa itu benar Wat atau Nok sendiri.

“Sejak pihak kami yang salah. Maka sebutkan berapa banyak yang kamu mau,” kata Nok.

“Berapa banyak?” balas Khae.

“Ya. Tidak peduli betapa besarnya itu, aku pikir itu senilai.”

“Dan bagaimana jika apa yang ku inginkan adalah suamimu? Bisakah kamu memberikannya padaku?” tanya Khae. Dan dengan kesal, Nok pun tidak bisa menjawab. Lalu Khae pun berbalik untuk pergi.



“Jika aku memberi suami ku padamu. Akankah kamu mengembalikan Ayahku?” tanya Nok. Sebelum Khae benar-  benar berjalan menjauh darinya.

Mendengar itu, Khae merasa sangat terkejut sekali. Dia berbalik dan menghadap kearah Nok. “Kamu berani mengganti Nai untuk Ayahmu?” tanya Khae, tidak percaya.

“Segalanya untuk mendaparkan Ayahku kembali. Tidak peduli apa yang berani aku tukarkan itu,” kata Nok dengan tegas dan berani.



Nok datang ke rumah Nenek. Disana dia makan sambil menceritakan segala nya kepada Nenek. Dia menanyakan apa jika dia mengatakan sesuatu dan kemudian dia menariknya kembali, apa itu akan membuatnya terlihat buruk. Dan Nenek hanya diam, tidak menjawab.

Lalu Nenek menarik tangan Nok dan memeriksa tubuh Nok yang tampak lebih  berisi. Dan Nok pun menjelaskan bahwa itu karena setiap hari dia hanya makan dan tidur saja.

“Dan berapa lama kamu telah makan seperti ini?” tanya Nenek.

“Mm… mungkin  sekitar 2 bulan,” jawab Nok.



Mendengar jawaban Nok, Nenek merasa amat terkejut. Kemudian Nok pun merasa heran dengan sikap Nenek, karena dia merasa bahwa tidak ada yang salah. Dan dengan panik, Nenek pun menjelaskan bahwa itu adalah gejala Nok sedang hamil. Tapi Nok tidak percaya mendengar itu, karena setahunya gejalan orang hamil merasa mual dan muntah.

“Itu keturunan keluarga kita. Ketika aku hamil dan Ibumu hamil, nafsu makan kami bertambah seperti ini. Sial, aku telah mengajarkanmu setiap hari. Mengapa kamu tidak mendengarkanku?” omel Nenek.

“Tenang, Nenek. Jika ada.. ini hanya ini,” kata Nok menunjukan perutnya yang bertambah gemuk, bukan karena hamil. Nok menjelaskan bahwa seharian dia terus menjaga Ayahnya dan tidak ada kemanapun.

Dan karena cara Nok menjelaskan begitu menyakinkan, maka akhirnya Nenek pun percaya.


Sesampainya dirumah. Nok dengan ragu melihat alat tes kehamilan yang telah dibelinya. Dia bergumam bahwa dia tidak berbohong kepada Nenek, hanya saja dia juga belum tahu apa benar dia hamil.



Kemudian saat Nai datang mendekat, dengan segera Nok menyembunyikan alat tersebut dan ingin pergi. Tapi Nai menahan Nok, lalu dengan usil dia merebut belanjaan Nok. Dan dengan panik serta kesal, Nok pun ingin merebut nya kembali.

“Mengapa kamu terlihat begitu moody hari ini?” tanya Nai dengan heran.

“Kemarin malam, seseorang pulang terlambat,” kata Nok, berbohong.

Dengan sayang, Nai mencium dahi Nok. Kemudian agar Nok tidak ngambek padanya, maka Nai pun mengatakan bahwa dia telah menyiapkan sesuatu untuk Nok.



Didapur. Nai menyiapkan makanan yang telah dimasaknya untuk Nok. Lalu Nai mempersilahkan Nok untuk memakannya. Dan ketika memakannya, karena saking panasnya, maka lidah Nok pun menjadi kesakitan. Dan dengan perhatian, Nai pun membantu Nok.



“Terima kasih ya,” kata  Nok.

“Bisakah kamu ubah dari terima kasih menjadi memaafkan ku?” balas Nai. Dan Nok terdiam.



Dirumah kecil. Nai mengangkat telpon dari Vi. Dan Vi pun mengomentari kenapa begitu sulit untuk menghubungin Nai. Lalu Nai menjelaskan bahwa dia sibuk sepanjang hari ini. Kemudian Vi menanyakan apa Nok berada disekitar Nai. Dan saat dia tahu Nok tidak ada didekat Nai, maka Vi membahas tentang Khae.




Dikamar mandi. Dengan gugup, Nok memejamkan matanya dan menunggu alat test packnya. Kemudian dengan perlahan dia membuka matanya dan melihat hasil di test packnya. Dan betapa terkejutnya Nok saat dia melihat dua garis merah pada test packnya, yang berarti itu menandakan bahwa dia hamil.

14 Comments

  1. Terimakasih admin walaupun sibuk ttap berusaha melanjutkan sinop nya.... Menjawab semua penasaran pembaca yg suka dengan lakorn ini.....

    ReplyDelete
  2. Membuat penasaran ceritanya kak, jangan lama-lama ya buat kelanjutan sinopsisnya, yang semangat ya kak

    ReplyDelete
  3. Makasih kak semangatt selanjutnyaa

    ReplyDelete
  4. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kak, saya berterimakasih karena sudah mau mampir dan membaca di blog saya ini.

      Tp tolong kak, baca memo di atas postingan sinopsis yang saya buat ini juga kak. Yang saya tulis dengan "PENTING".

      Biar saya tegaskan sekali lagi, blog sinopsis itu banyak. Dan pemiliknya juga beragam, bukan satu org. Tolong, lihat nama blognya atau alamat url nya kalau baca, agar tidak salah tempat bertanya.

      Sekali lagi saya sangat berterima kasih sudah mau baca di tempat saya. 🙏🙏🙏

      Delete
  5. Semangat min...makasi update nya

    ReplyDelete
  6. Semangat kak, ditunggu kelanjutannya

    ReplyDelete
  7. Terimakasih sinopsisnya. Di tunggu sampe tamat ya.... Tks banget

    ReplyDelete
Previous Post Next Post