Network : GMM One
Jika membaca kisah fiksi anak- anak berkekuatan super, kamu
akan tahu alur ceritanya tidak jauh berbeda. Dimulai dengan seorang anak di
dunia yang membosankan. Dirinya itu membosankan. Kata- katanya membosankan.
Semuanya membosankan.
Claire
terus memandang sinis ke arah Namtaan. Lalu dia tersenyum sendiri merendahkan
Namtaan.
Kamu tidak bosan mendengar kisah cewek kutu buku yang
terlalu banyak memakai kekuatan lalu pingsan? Apa itu? Apa yang terjadi?
Astaga! Membosankan.
Guru
Pom yang berada didepan kelas. Dia memberitahukan kepada mereka semua bahwa
mereka harus bergabung dengan klub untuk mengembangkan potensi mereka,
berdasarkan ketertarikan mereka.
Pertama.
Namtaan mengangkat tangannya. Dia mau bergabung dengan Klub Perawat.
Kenapa kamu tidak bergabung dengan Klub Detektif? Bukannya
kamu suka ikut campur urusan orang?
Kedua.
Ohm mengangkat tangannya. Dia mau bergabung dengan Klub Lelucon.
Oh… ke kamar mayat saja sana. Tempat yang cocok buat
leluconmu.
Ketiga.
Pang mengangkat tangannya. Dia tidak mau ikut dengan klub manapun.
Boleh tidak punya kharisma? Banyak hal yang tidak kamu
punya.
Kemudian
selanjutnya. Claire mengangkat tangannya. Dan dengan sikap yang angkuh, dia
berdiri dan mengatakan dengan percaya diri bahwa dia mau masuk ke dalam grup
drama. Sesudah mengatakan itu, Claire mengedipkan sebelah matanya.
Sudah cukup kalian melihat penjahat membosankan. Waktunya
mengikuti pelajaran siswa Berbakat paling berani. Tring… mainkan musiknya.
Didalam
aula. Klub drama melakukan pemilihan anggota. Satu persatu peserta naik untuk
berakting di depan para senior yang menilai mereka. Dan karena belum
gilirannya, maka Claire duduk dan memperhatikan orang yang berada di atas
panggung.
Semua pemeran utama punya mimpi. Mimpiku, berakting. Meski
aku harus memakai potensiku sebagik mungkin. Dan potensiku adalah… melihat
perasaan semua orang.
Aku melihat perasaan orang lain dalam bentuk warna. Kuning
berarti percaya diri. Oranye berarti kebahagiaan.
Akhirnya
adalah pemilihan untuk pemeran putri. Dan menggunakan kekuatannya, Claire
melihat perasaan peserta yang berdiri didepannya.
Ungu berarti ketakutan. Kekuatanku memungkinkan ku memahami
perasaan orang lain.
“Kalau
kamu ketakutan, lebih baik pulang saja dan menangis seperti bayi,” bisik Claire
kepada peserta di depannya. Dan karena memang takut, maka si peserta mulai
menangis dan dia turun dari atas panggung. Lalu dengan percaya diri, Claire
melangkah maju.
Dan memanfaatkannya untuk menghancurkan lawanku dengan
efektif. Tidak ada yang bisa menghalangin jalanku.
Claire
menjadi tokoh pembicaraan yang heboh di acara berita sekolah. Dia disebut
bintang yang bersinar dari Kelas Berbakat.
Diatas
panggung, Claire melakukan aktingnya sebagai seorang putri pemeran utama. Tapi
kata- katanya ada yang salah, jadi dia di nasehati. Sementara seorang murid
lain yang bertugas membuat kostum, selagi Claire sedang bicara, dia mengukur
badan Claire.
“Eh…
Cha-em. Kalau kamu tidak bisa berakting,
seengaknya yang becus bikin kostumnya,” omel Claire kepada si Murid. Dan dengan
sedikit nada kesal, si Murid tersebut mengiyakan.
Seperti semua dongeng, kalau ada putri, pasti ada monster
mata hijau. Hijau berarti cemburu.
Melihat
sinar hijau pada Cha-em. Maka Claire pun bertanya kepada Pangrum, dia menanyai
apa Pangrum temannya dan Pangrum mengangguk. Dan Claire menyebutkan semua
kebaikan yang telah dilakukannya untuk Pangrum, dia mengajak Pangrum duduk
bersama saat makan siang dan meminta kepada sutradar agar menjadikan Pangrum
menjadi peran pendukung. Kemudian setelah mengatakan semua itu, dia meminta
Pangrum untuk jujur siapa saja yang benci kepadanya. Dan Pangrum menjawab tidak
ada.
Namun
tidak percaya dengan hal itu, Claire menggunakan kekuatannya. Dia memejamkan
matanya sesaat, lalu membukanya kembali. Dan disaat itu dia melihat, warna
kehijauan yang sangat pada setiap orang didalam aula.
Tidak ada apanya. Ini hijau. Yang itu juga hijau. Oke.
Kalau itu mau kalian.
Saat
malam. Claire bersembunyi dibelakang tembok, dia memperhatikan salah satu
anggota didalam Klub Dramanya yang sedang bersama seorang siswa pria. Dan
mereka berdua memunculkan warna merah muda, tanda cinta.
Aku tahu dengan menjadi siswa Berbakat. Dan mendapat peran
utama, aku bakal jadi objek kebencian. Solusinya adalah…
Kemudian
saat temannya yang perempuan ini pergi. Claire melihat seorang siswa perempuan
lainnya mendekati si siswa pria tersebut. Dan lagi- lagi, Claire melihat warna
merah muda pada mereka berdua.
Solusinya sangat mudah.
Didalam
kamarnya. Claire menempelkan foto teman- temannya di papan yang tergantung di
didinding kamarnya. Lalu menggunakan seutas benang, Claire menyambungkan siapa
suka siapa. Dan lalu Claire menuliskan itu di buku diary nya.
Dengan potensiku, dalam satu minggu, aku mengumpulkan
informasi soal perasaan semua anak satu sama lain.
Didalam
aula. Claire duduk dilantai paling atas sendirian dan memperhatikan semua
temannya yang sedang sibuk membaca naskah dan melakukan berbagai hal. Kemudian
saat lonceng jam berbunyi tepat jam 12 malam. Claire melemparkan data yang telah
dibuatnya.
Cara para penguasa mengurus rakyat dibawah mereka. Buat
mereka saling membenci.
Saat
semua anak melihat kertas- kertas yang berjatuhan tersebut. Mereka mulai
bertengkar satu sama lain. Sementara diatas, Claire tersenyum memperhatikan hal
tersebut. Berbagai warna terlihat olehnya pada diri setiap orang.
Saat semua orang sibuk bertengkar. Singgasana Kota Putih
berada di bawah kendaliku. Hah…
Seorang
murid Kelas Berbakat juga. Si Pria berkaca mata (Korn). Saat dia masuk kedalam
aula dan melihat semua keributan itu. Dia melihat ke atas dan menemukan Claire
yang duduk disana. Lalu dia menggelengkan kepalanya pelan, dikarena kan dia
melihat perbuatan Claire tersebut.
Didalam
ruang musik. Punn bermain biola dengan hebatnya. Dan ketika dia telah selesai,
Claire yang telah menunggu dan mendengarkan sedari tadi, dia bertepuk tangan
untuk Punn. Lalu Punn mendekatinya dan mereka mengobrol.
Claire
memperlihatkan kostumnya yang putih polos dan menurutnya itu tampak seperti
kain kafan, jadi dia ingin memperbaikinya. Lalu Claire menanyakan apa Punn
telah memberitahu kepada Ayanya bahwa dia menjadi Ketua Kelas. Dan Punn
menjawab bahwa dia sudah mengirim kan pesan, tapi mereka belum ada bicara.
“Jangan
sedih. Ayah mu tidak ahli mengekspresikan perasaannya. Tapi percayalah, dia
bangga padamu. Kamu sempurna. Tidak mungkin dia tidak bangga,” kata Claire
memberikan semangat.
“Kenapa
kamu tahu banyak soal Ayahku?” balas Punn sambil tersenyum.
“Kamu
yang cerita, aku ingat semuanya. Masa kecilmu, keluargamu, semua yang kamu
ceritakan ada di dalam otak ku,” balas Claire.
Lalu
sambil menatap Claire, Pun menanyakan dengan serius, kapan Claire akan gantian
menceritakan tentang diri Claire sendiri. Dan Claire tidak menjawab nya.
Alasanku tidak menceritakan soal diriku pada cowok yang
kutaksir? Soalnya aku tidak pernah tahu perasaannya. Dia menunjukan berbagai
warna. Aku tidak pernah tahu setelah mendengar ceritaku, warna apa yang muncul.
Didalam
kamar. Claire duduk diatas tempat tidur sambil meminum secangkir teh dan
memakai masker. Dan sambil melakukan semua itu, Claire berbicara kepada
temannya melalui telpon, dia ingin kostumnya diubah. Tapi temannya tidak bisa,
karena pertunjukan nya sebentar lagi dan kostum yang lain juga penting.
“Entahlah.
Kalau kostumnya jelek, aku tidak mau pakai. Dan berhenti bertanya. Kalau bicara
terus, masker ku bakal rusak. Sudah dulu, ya,” kata Claire dengan angkuh, lalu
dia mematikan telponnya.
Kendengarannya berlebihan. Tapi bagi pemeran utama, citra
cantik adalah yang terpenting. Gadis sepertiku tidak boleh ternoda.
Claire
melihat- lihat postingan setiap orang yang ada di medsos nya. Lalu tiba- tiba
saja disaat itu, dia mendapatkan pesan dari Atas
nama bulan. Dan pesan itu menunjukan foto seorang gadis berkaca mata yang
tampak kurang cantik.
Melihat
foto gadis tersebut. Claire tampak sangat terkejut sekali. Hingga masker yang
digunakannya pun retak.
Dan disinilah semua kisah dimulai.
Tags:
The Gifted