Sinopsis Lakorn : The Gifted Episode 5 - part 1



Network : GMM One

Didalam ruangan guru. Punn memperkenalkan dirinya menggunakan berbagai bahasa yang berbeda, English, China, dan Jepang. Mendengar itu, semua guru bertepuk tangan dengan  bangga.

“Aku tidak pernah melihat murid yang sesempurna dirimu. Masalahnya, kami tidak bisa memutuskan bagaimana memanfaatkan kesempurnaan ini,” puji Direktur. Lalu dia membahas mengenai kompetisi Kenggulan Akademik mendatang dan bertanya pada Guru Pom.



Sebelum Guru Pom sempat menjawab, seorang Guru lain mengatakan bahwa pasti Guru Pom tidak akan membiarkan Punn membantu mereka. Dan Guru Pom membalas bahwa dia mau, tapi dia tidak mengerti kenapa mereka semua hanya menginginkan Punn, padahal ada Wave yang pintar dalam matematika.

“Tapi Wave tidak akan mau,” sela Punn.

“Bisa murid dari kelas lain. Ada banyak siswa berbakat disini,” kata Guru Pom.



Tiba- tiba kantor menjadi sangat ribut, karena seluruh Guru menginginkan Punn yang mengikuti kompetisi Keunggulan Akademik menandatang. Menurut mereka Punn bisa segalanya, bermain musik, bahasa, matematika, olahraga, dan lainnya.



“Tenang,” tegas Direktur sambil memukul meja, sehingga semua  menjadi tenang. “Kenapa kita tidak membuatnya memilih berdasarkan kompetensinya? Ada anak- anak yang kompeten disemua subjek. Benar, kan, Punn?” tanya Direktur.

“Bolehkah aku ikut semuanya?” balas Punn tanpa disangka.

“Ayahmu akan sangat bangga. Aku yakin,” balas Direktur, setuju.



Setelah keputusan itu dibuat. Dimulailah hari- hari latihan Punn. Dia menonton begitu banyak video dan menirunya menggunakan potensinya. Mulai dari kemampuan seni (melukis), olahraga (ping pong), sampai bahasa.



Diatap sekolah. Punn berdiri diujung pembatas sambil melihat pemandangan dibawah. Lalu tanpa sengaja, seperti baru tersadar dari lamunannya, dia hampir saja kehilangan keseimbangan tubuhnya dan terjatuh. Dan dengan perasaan kelelahan, Punn turun. Dan lalu dia mendapatkan sebuah sms dari Claire.



Punn menemui Claire di dalam ruangan latihan yang sangat besar. Disana dengan bersemangat, mereka berlatih dansa bersama dengan begitu mesranya. Dan setelah selesai, Punn mengomentari beberapa gerakan Claire yang salah. Kemudian Punn melepaskan Claire dan mengambil minuman.


Claire yang mengira tarian mereka sudah sempurna, dia menutup matanya dan menantikan ciuman dari Punn. Tapi bukannya ciuman yang didapatnya, melainkan komentar. Dengan kesal, Claire pun mendekati Punn dan mengatakan bahwa Punn lupa satu gerakan juga, yaitu menciumnya.

“Latihan ya latihan. Jangan main- main,” kata Punn.

“Apa mesra sedikit bisa bikin mati?” balas Claire, kesal.


Melihat Claire yang kesulitan membuka tutup botol, maka Punn membantunya. Dan Claire pun merasa senang kembali, dia berterima kasih kepada Punn. Tapi sayangnya, Punn malah mengerjainnya, karena ketika dia mau mengambil minuman tersebut dari tangan Punn, eh, Punn malah meminumnya.



Claire pun mengambek karena kesal, lalu dengan mesra Punn berusaha membujuk Claire agar tidak kesal lagi. Dengan mesra dia memeluk Claire dari belakang. Dan akhirnya Claire pun memaafkan Punn.


Beberapa saat kemudian. Punn tiba- tiba tampak berdiri termenung lama. Dan Claire pun memanggil- manggil nama Punn untuk menyadarkannya. Lalu ketika akhirnya Punn sadar, Claire pun bertanya apa yang terjadi.

“Hampir pukul tujuh. Sudah, ya. Aku harus latihan pidato,” kata Punn dengan cepat. Kemudian dia membereskan semua barangnya.

“Punn. Aku tahu kamu superperfeksionis. Tapi aku ingin kamu rileks saat berdansa,” jelas Claire.

“Kenapa? Apa aku kelihatan tidak senang?”

“Dari warnamu, kamu sedang banyak tekanan,” balas Claire.

“Andai saja sehari ada 72 jam,” kata Punn.

“Begini saja. Kirim jadwalmu, biar kuatur,” balas Claire.



Kemudian setelah selesai bicara, Punn pamit pergi. Tapi sebelum Punn pergi, Claire meminta agar Punn untuk menanda tanganin formulir mereka dulu. Dan Punn pun menanda tanganinnya.

“Punn, kamu kidal?” tanya Claire dengan raut keheranan.

“Ya,” balas Punn lalu pergi.


Didepan piano. Punn duduk sambil memperhatikan bermacam- macam video. Kemudian saat siaran video berubah menjadi siaran berita, Punn tetap mendengarkan dan melihatnya.


Pembawa berita tersebut mengabarkan bahwa sebuah tragedi terjadi baru- baru ini. Peraih medali emas olimpiade bunuh diri. Dan itu menjadi sebuah topik panas diantara warganet. Lalu muncul sebuah pertanyaan, “Apa siswa berbakat sering tidak bahagia?”


Prof. Dr. Premchai Taweesilp. Wakil sekretaris tetap depatermen pendidikan. Dia mengucapkan belasungkawa pada keluarga almarhum. Kemudian dia menjelaskan mengenai topik soal siswa Berbakat yang tidak bahagia. Itu sudah sering didengarnya.

Premchai menjelaskan bahwa bagaimana caranya menghilangka mitos negara berkembang. Contohnya negara jepang, mereka berubah dari negara kalah perang menjadi pemimpin dunia dalam inovasi. Bagaimana bisa? Itu bukan karena orang berbakat dianggap tidak bahagia.

“Kita harus memicu anak kita untuk mengembangkan potensi mereka. Agar bisa mengembangkan negara,” jelas Premchai.


Punn memperhatikan sebuah foto dihapenya. Fotonya bersama dengan Ayahnya. Fotonya bersama dengan Premchai, ayahnya.



Berapa lama kamu bisa berpura- pura hidupmu sempurna?


Punn memperhatikan sebuah piala yang berada didekatnya. Disana dia melihat bayangan seseorang yang mendekatinya. Dan kini bayangan tersebut berdiri tepat dibelakangnya.

Post a Comment

Previous Post Next Post