Sinopsis Lakorn : The Gifted Episode 4 - part 4



Network : GMM One
Didalam kamar mandi. Claire berdiri didepan cermin menatap dirinya sendiri, lalu dia mulai membersihkan wajahnya yang bermake- up.


Didalam aula. Siaran berita sekolah, Gosip RD kembali. Si pembawa acara memberitahu tentang Klub Drama yang telah dinodai dengan warna memalukan, yaitu warna cabul. Dan tentang pergantian pemeran utama.


Pementasan dimulai. Claire berdiri dibelakang Pangrum yang berperan sebagai Putri Vivienne. Dia memberikan semangat dan mempercayakan peran nya kepada Pangrum. Dan lalu Claire meminta maaf karena telah membuat kekacauan kemarin.

“Tidak apa- apa. Terima kasih banyak,” kata Pangrum sambil tersenyum.

“Semangat ya. Semoga sukses,” balas Claire, lalu dia pergi dari panggung.



Pangrum mulai memainkan perannya sebagai Putri Vivienne. Dan setiap orang yang menonton itu, tampak senang dengan penampilan bagus Pangrum. Namun tepat disaat itu, Claire naik keatas panggung. Dan hal itu mengejutkan setiap orang.


“Salam, Judas, saudariku sayang. Berani- beraninya kamu menggatikanku di hari pernikahan ku?” kata Claire ber improvisasi.

“Claire, apa yang kamu lakukan?” bisik Pangrum dengan cemas.

“Judas, ini aku, Vivienne, kakak mu yang kamu usir dari kota,” balas Claire.

“Apa- apaan ini?” tanya Pangrum tidak mengerti.

“Ya ampun. Bisa- bisanya kamu melupakan kakakmu? Aku diusir beberapa hari lalu sebab seseorang menyebarkan aibku,” jelas Claire.


Didalam ruang penyiaran. Korn menampilkan ulang video cabul Claire di layar panggung. Dan setiap orang yang melihat itu, tertawa.

“Akhirnya, aku tahu siapa yang menghancurkan hidupku,” kata Claire dengan tegas.

“Apa yang kamu lakukan? Hentikan, aku mohon,” pinta Pangrum.

“Orang yang menghancurkan hidupku adala orang kepercayaanku,” kata Claire sambi menunjuk ke arah Pangrum.



Hari sebelum pementasan. Claire mendekati Wave yang berada dikantin sambil berbicara bahwa dia harus menjual jiwanya pada penyihir jahat. Dan melihat Claire yang tanpa make-up, Wave pun tersenyum. Lalu setelah itu, tiba- tiba saja Claire mendapatkan pesan.


“Pangrum!” teriak Claire dengan marah, lalu pergi. Dan Wave menatapnya dengan heran.



Diatas panggung. Claire menjelaskan betapa penasarannya dia bagaimana bisa masa lalunya ketahuan, sampai akhirnya dia menyadari, kalau Pangrum mengetahui masa lalunya. Dan Pangrum pernah mengalami hal yang serupa.

Mendengar itu, Pangrum mulai tampak panik. Dan sambil tersenyum kepada semuanya, Claire mengatakan dialog nya sebagai Putri Vivienne.


“Untuk menyucikan kembali singgasanaku, aku akan membongkar rahasia untuk membersihkan dosa. Orang yang menyabotase kota ini,” kata Claire. Dan Best, si sutradara berdiri ingin menghentikannya, karena Claire telah merusak dramanya. Tapi asisten sutradara, menahannya.



“Tapi kalau kamu melepaskan statusmu sekarang, aku akan menyimpan rahasiamu. Kecuali kalau kamu ingin gambar- gambar memalukan ini… tersebar,” kata Claire kepada Pangrum. Dan tiba- tiba saja, di layar muncul ideo bertuliskan nama Pangrum. Lalu Pangrum menjadi tampak ketakutan. Dan Claire tersenyum.

“Baiklah. Aku yang melakukannya. Aku mengaku. Aku membencimu. Aku benci sebab kamu selalu ingin menonjol. Aku benci sebab kamu selalu merendahkan orang lain. Aku akan menghancurkamu. Cewek jalang sepertimu pantas dihukum,” aku Pangrum akhirnya.

Claire mengungkapkan kekecewaannya, karena selama ini dia mengira Pangrum berada dipihaknya. Dan ternyata Pangrum telah membenci Claire sejak awal.



Saat hari pemilihan peran Putri. Ketika Claire membuat peserta yang ketakutan menangis. Pangrum ada tepat dibelakang Claire. Dan melihat itu, Pangrum bersikap mengejek Claire yang terlalu sombong.

Saat mereka berkumpul diaula. Ketika Claire menguap, sebenarnya Pangrum yang memperhatikannya ikut menguap secara tidak sengaja. Tapi ketika Claire mulai menuduh orang yang menguap, dengan segera dia yang duduk disamping Claire langsung menutup mulutnya dan tersenyum.

Saat hari Claire diancam. Ketika Claire sibuk berteriak kepada semua orang dan menuduh mereka. Pangrum yang berada dibelakang tirai, tersenyum senang sambil memegang hapenya.



Pangrum mengungkapkan perasaannya, menurutnya Claire hanya peduli pada diri sendiri. Makin dekat Claire dengan seseorang, makin Claire memanfaatkan mereka. Dan mendengar itu, Claire berterima kasih karena Pungram telah jujur dan tidak menyangkal kesalahannya.

“Kamu benar. Orang jahat harus dihukum,” kata Claire dengan tersenyum. Lalu Pangrum pun ingin menyerang Claire, tapi dia terlambat.

Video memalukan Pangrum. Video dimana Pangrum menari tidak jelas. Dan setiap orang yang melihat itu mulai tertawa. Lalu Claire mendekat dan berbisik ditelinga Pangrum,” Kamu pikir. Aku akan serendah dirimu?”

“Claire!” kata Pangrum lalu dia berusaha menyakit Claire. Dan melihat itu, Best serta asisten nya naik keatas panggung dan menarik Pangrum ke belakang panggung.

Claire berdiri dengan percaya diri ditengah panggung sambil mengatakan dialognya sebagai Putri Vivienne. “Akhirnya, aku Putri Vivienne, dinobatkan sebagai Ratu Kota Putih,” kata Claire sambil memakai mahkotanya. Dan setiap orang bertepuk tangan untuknya.

Pementasan dimulai. Dengan Claire sebagai Putri Vivienne. Dan melihat akting Claire yang begitu hebat, mereka semua ikut terhanyut dengan alur cerita pementasan.


Kemudian saat Claire pergi ke belakang panggung untuk berganti kostum. Dengan malu- malu Claire mengatakan pada Cha-em bahwa kostum buatannya sangat cantik, tapi sayang malah Pangrum yang memakainya. Dan Cha-em mengiyakannya.


Lalu akkhirnya pementasan pun selesai. Dan setiap orang bertepuk tangan dengan begitu meriahnya melihat itu. Begitu juga dengan Korn yang berada diruang siaran, dia tersenyum melihat keberhasilan pentas Claire.


Ketika telah selesai. Claire keluar dari ruang aula. Dan disana Wave telah menunggu, dia memuji pentas Claire. Dan Claire berterima kasih karena Wave si penyihir jahat telah membantunya.

“Darimana kamu mendapatkan informasinya?” tanya Wave.

“Kamu mengirimku pesan,” balas Claire dengan heran.

“Aku tidak melakukan apapun. Waktu aku berbalik, kamu sudah pergi. Itu bonus. Aku bisa lihat wajah aslimu secara gratis. Tapi jangan ulangin lagi. Kamu jelek,” balas Wave, lalu pergi.



Tepat disaat itu. Claire bertemu Korn yang baru keluar dari aula. Melihatnya, Claire berterima kasih karena Korn telah membantunya. Lalu Claire membahas bahwa dia tahu kalau Korn menyukainya sejak dulu dan Claire meminta maaf, karena dia hanya menganggap Korn sebagai teman. Dan dengan sedih, Korn menunduk sedikit.

“Aku tidak apa- apa. Terima kasih sudah mengatakannya,” kata Korn dengan sikap lapang dada. Kemudian dia pamit untuk kembali kedalam, karena ada barangnya yang ketinggalan. Dan Claire mengerti.


Sejak hari itu, Korn bergabung di Klub Lain. Dia tidak pernah lagi datang ke Klub Drama. Aku tidak perlu mengartikan ini. Warna birunya adalah kesedihan.


Pangrum mungkin benar. Aku selalu melihat ke depan, dan terkadang, aku melupakan orang- orang disekitarku. Aku melupakan siapa diriku.



Claire datang keruangan musik menemui Punn. Dia berterima kasih karena Punn telah memberitahunya soal Pangrum. Dan Punn tersenyum lembut, lalu dia memberikan sebuket mawar putih kepada Claire.

“Selamat. Sandiwaranya hebat,” puji Punn.

“Kamu menontonnnya?” tanya Claire dengan wajah senang.

“Sebenarnya kamu kelihatan manis kalau begini,” balas Punn. Dan Claire tersenyum malu.


Kemudian Claire mau menjelaskan tentang video dirinya. Tapi Punn langsung memotong dan mengatakan bahwa agar Claire melupakan masa lalu dan fokus saja pada masa kini dan nanti.

“Tapi kamu selalu ingin tahu soal aku,” kata Claire.

“Ya. Kurasa, itu bagus buat hubungan kita,” balas Punn sambil tersenyum. Lalu dia mengajak Claire untuk makan bersama.


Mendengar kata ‘hubungan kita’ membuat Claire menjadi heran dan bahagia. Lalu menggunakan kekuatannya, dia berusaha melihat perasaan Punn. Dan apa yang dilihat Claire adalah.... warna merah muda, tanda cinta.

Siapa sangka kacamata bulat jelek ini membuatku bisa melihat warna merah muda di hatinya?


Sambi tersipu malu, Claire menggandeng tangan Punn dan ikut bersamanya.


Post a Comment

Previous Post Next Post