Images by : GMM Tv
Kita
mundur sedikit ke saat Tee merasa bermimpi bertemu Tharnnam. Saat Tee bertanya
apa dia layak untuk mati?
“Apa
yang membuatmu berpikir begitu?”
“Selama
ini, aku mencoba untuk memaafkan diriku demi mu. Tapi, semua percuma.”
“Apa
kau yakin bahwa kau telah memaafkan dirimu? Kau suka menjadi aktor karena itu
caramu untuk lari dari dirimu sendiri. Kau menyuruh Pana untuk tidak
memberitahu Tonmai mengenai dirimu denganku. Jadi Tonmai tidak akan membencimu.”
“Apa
mati itu menyeramkan, Tharnnam?”
“Tidak,
Tee. Mulai sekarang, kita tidak harus bertemu hanya saat kau mabuk.”
Episode
05 – Sesuatu yang hilang
Look
pergi ke rumah Tee. Dan Tee menyambutnya dengan malas. Wajah Look tampak marah.
Dia bertanya alasan Tee melakukan hal itu, menghilang selama 2 hari dan tidak
bisa di hubungi. Dan karena itu, Tee membuat kekacauan di lokasi syuting dan
juga perusahaan. Tetapi, Tee malah tidak peduli. Dia sangat bahagia sekarang,
tidak perlu melakukan apapun.
Look
kecewa pada sikap Tee yang seperti ini. Dia tahu kalau dia salah terkait surat
itu, tetapi dia sudah berusaha untuk Tee. Tee harus kembali dan jangan
meninggalkan mimpi dan segala yang telah di raihnya. Dia menyuruh Tee
memikirkan setiap orang yang peduli dan sayang padanya.
“Aku
tidak marah padamu. Aku tahu kau khawatir padaku dan keuntungan yang kau dapat
dariku.”
“Aku
tidak pernah menginginkan apapun darimu. Sejak aku mengenalmu, aku hanya ingin
kau bahagia. Aku ingin melihatmu mengejar mimpimu, bukannya hidup bersalah
seperti ini.”
Dan
Tee tetap membahas surat itu. Look capek menjelaskan. Dan Tee malah menyuruh
Look mencari orang lain dan bantu orang-orang itu mencapai mimpi mereka. Yang
secara halus, dia tidak ingin Look menjadi manager-nya lagi. Dan dia juga tidak
ingin kembali ke dunia hiburan.
Look
keluar dari rumah Tee dengan kecewa mendalam. Tee melihatnya dari jendela di
kamarnya. Di dalam mobil, Look menangis mengingat perkataan dan perlakuan Tee
padanya. Dan Tee juga menyesal telah menyakiti Look.
--
Tharnnam
sedang merenung sendirian dan menangis. Tonmai masuk ke dalam kamar setelah
menenangkan ibunya. Di tangan Tonmai ada surat-surat itu.
“Apa
ada yang ingin P’ katakan padaku?”
“Aku
juga tidak tahu, Tonmai. Yang bisa aku ingat, hari itu, Tee tidak datang.
Semakin aku tahu kalau aku menyakiti seseorang, semakin aku merasa jahat. Waktu
itu, hidupku sangat baik. Aku punya keluarga bahagia. Aku berkencan dengan
orang yang ku kagumi sejak lama. Aku tidak tahu kenapa aku bunuh diri.”
Dan
tiba-tiba, di tangan Tharnnam muncul walkman-nya. Tharnnam jelas kaget, itu
artinya ada yang membakar walkman itu. Hal itu membuat Tharnnam berfirasat
buruk. Dia meminta Tonmai untuk segera ke rumah Tee untuk memeriksa.
Mereka
masuk ke dalam rumah Tee melalui pintu rahasia dan pintu belakang rumah yang
tidak di kunci. Tetapi, kamar Tee terkunci. Terdengar suara benda terjatuh.
Tonmai mendobrak pintu dan mereka melihat Tee tergantung.
Dengan
kekuatannya, Tonmai menurunkan tubuh Tee dan berusah menyadarkannya. Tharnnam
juga panik dan memanggil nama Tee. Tee sedikit membuka matanya, di tengah
kesadaran yang tingal sedikit, Tee melihat sosok Tonmai dan… Tharnnam.
--
Tonmai
menidurkan Tee ke atas kasur. Tharnnam tampak sangat khawatir. Tonmai
memberitahu kalau Tee akan baik-baik saja, dia hanya mabuk dan tertidur. Dan terlihat
botol-botol alkohol dan walkman yang telah hangus terbakar.
Tonmai
yang tahu kalau Tharnnam ingin bersama Tee, bersedia pergi. Tapi, Tharnnam
memohon pada Tonmai untuk membiarkannya menggenggam tangannya. Dan Tonmai
memberikannya izin. Mereka saling menggenggam tangan. Dan Tharnnam merasuki
tubuh Tonmai.
Dalam
tubuh Tonmai, Tharnnam bisa secara nyata menyentuh Tee. Dia menangis melihat
wajah Tee dan menyentuhnya. Dia juga berterimakasih karena Tee masih
memikirkannya. Dia tidur di atas dada Tee.
Setelah
itu, dia keluar dari tubuh Tonmai. Tonmai pulang ke rumah sementara Tharnnam
menjaga Tee. Tonmai berkata kalau dia akan kembali besok pagi untuk menjemput
Tharnnam sekalian berangkat sekolah. Tharnnam berterimakasih atas bantuan
Tonmai.
Saat
pulang, ibu sudah menunggunya. Dia merasa cemas karena Tonmai keluar malam. Tonmai
beralasan kalau dia hanya jalan-jalan. Tonmai kemudian bertanya mengenai
pertengkaran tadi, apa mengenai P’Tharnnam? Orn membenarkan. Tonmai bertanya
mengenai Tharnnam, kenapa ayah dan ibu tidak pernah menceritakannya padanya? Orn
hanya menjawab kalau itu adalah kisah lama. Dan mereka tidak bisa kembali ke
saat itu, jadi mereka memilih melupakannya karena masih harus hidup untuk masa
depan.
“Jika
aku mati, ibu juga akan melupakanku juga? Sangat menyakitkan untuk di lupakan,
bu.”
Orn
tidak bisa menjawab pertanyaan Tonmai itu. Dan Tonmai memilih untuk masuk ke
dalam kamarnya.
--
Esok
hari,
Tonmai
pergi ke rumah Tee. Dia datang untuk menjemput Tharnnam sekaligus melihat
keadaan Tee. Dia meninggalkan sarapan untuk Tee. Tharnnam meminta izin untuk
tetap tinggal mendampingi Tee satu hari lagi. Tonmai mengerti dan pamit pergi
sekolah.
Tee
ternyata sudah sadar. Dan dia heran melihat Tonmai ada di kamarnya, di tambah
lagi Tonmai bicara sendiri.
Tee
mencuci mukanya. Dia menatap lehernya yang terasa sakit. Dia ingat saat Tonmai
datang menyelamatkannya, dia sempat seperti melihat sosok Tharnnam. Dan hari
ini, dia melihat Tonmai bicara sendiri. Tee merasa ada yang aneh.
Dia
tidak sadar dan tidak tahu kalau ada Tharnnam di sampingnya. Bersandar di
bahunya. “Aku di sini, Tee. Jangan menyakiti dirimu sendiri lagi.”
Tags:
happy birthday
Lnjut truz mb...semangatt
ReplyDeleteWah senengnya cepet bgt updatenya makasin min semangat trus y
ReplyDelete