Sinopsis
Lakorn : Happy Birthday Episode 05-2
Images by : GMM Tv
Look
menghadap atasan dan dimarahi habis-habisan karena tidak berhasil membawa Tee
kembai. Karena Tee, perusahaan mereka jadi merugi dan juga kehilangan
kredibiltas. Jika Look tidak bisa mengatasi hal ini, maka dia akan menggunakan
caranya sendiri walau itu kejam. Look hanya bisa terdiam dan tidak tahu harus
berbuat apa lagi.
--
Tonmai
tidak seperti biasanya tampak murung. Dan hal ini jelas membuat Noina sediki
heran. Saat itu, Pana masuk ke dalam kelas dan memanggil Tonmai keluar sebentar
untuk bertemu dengan walinya.
Tonmai
mengikuti Pana keluar. Dan Noina tampak khawatir dengan Tonmai, walau dia tidak
tahu apa yang terjadi.
Tonmai
di bawa ke ruangan bekas lab sains. Ruangan kosong tempat kemarin Tonmai
terkurung bersama Tharnnam. Pana membuka ruangan itu dan menyuruh Tonmai masuk,
setelah itu, dia menutup pintu ruangan itu lagi dan menunggu di luar.
Di
dalam ruangan itu ada Tee. Dan Tonmai jelas terkejut karena ternyata yang ingin
menemuinya adalah Tee. Tee mengeluarkan kotak bekal sarapan yang Tonmai
tinggalkan di kamarnya tadi pagi. Dia bertanya cara Tonmai masuk ke dalam
rumahnya? Dan dengan siapa Tee bicara tadi pagi di kamarnya? Tonmai mencoba
berbohong kalau dia tidak bicara dengan siapapun.
“Aku
melihatnya. Beritahu aku, Tonmai. Dengan siapa kau bicara?”
“Aku
bicara dengan P’Tharnnam.”
“Tidak
mungkin. Apa kau gila? Gimana bisa kau bicara dengannya?”
“Aku
bisa entah bagaimana. Aku pergi ke rumahmu melewati pintu Doraemon (itu sebutan
Tharnnam untuk pintu rahasia di belakang rumah Tee). Pintu yang hanya kau dan
P’Tharnnam yang tahu.”
Tee
masih sulit untuk mempercayainya. Tetapi, Tonmai terus bicara kalau Tharnnam
sangat senang melihat Tee kembali. Dan jika bukan karena Tharnnam, dia mungkin
tidak akan bisa menyelamatkan Tee, dan mungkin sekarang Tee sudah mati.
Tharnnam sangat sedih melihat Tee yang menyakiti diri sendiri. Dia tidak peduli
jika Tee percaya padanya atau tidak, tetapi dia hanya ingin melihat Tharnnam
bahagia. Dan satu lagi, Tharnnam juga tidak tahu alasannya bunuh diri hari itu.
Dan dia juga tidak mengerti kenapa masih gentayangan.
“P’Tee.
Dapatkah setidaknya kau hidup bahagia demi kakakku? Dia sudah cukup menderita,”
ujar Tonmai dan keluar dari ruangan itu.
Tee
benar-benar terhenyak mendengarnya. Dia masih sulit mempercayai setiap
perkataan Tonmai.
Saat
Tonmai sudah keluar, Pana masuk dan bertanya apa yang Tee biarakan dengan
Tonmai? Tee balik bertanya, apa mungkin ada orang yang bisa berkomunikasi
dengan orang yang sudah mati? Pana tidak mengerti dengan pertanyaan Tee. Di
tambah lagi Tee bertanya apa mungkin Tharnnam masih ada di sekitar mereka? Pana
menasihati Tee untuk tidak tenggelam dalam masa lalu, mereka tidak bisa
memperbaiki yang telah terjadi di masa lalu, tapi mereka dapat berubah untuk
masa depan.
--
Chompu
sedang membaca ramalan bintang. Dan dia sangat terkejut saat melihat Tee datang
ke tokonya. Tee datang untuk membeli beberapa minuman keras. Chompu sedikit
terkejut tetapi tetap menjualnya untuk Tee.
Tee
duduk di pinggir danau sambil minum-minum. Dia ingat saat di selamatkan
kemarin, dia sempat melihat sosok Tharnnam. Dia juga memikirkan perkataan
Tonmai yang bilang bisa bicara dengan Tharnnam. Dan juga ingat mengenai
perkataan Pana kalau mereka tidak bisa memperbaiki hal yang telah terjadi.
Di
dekat danau yang sama, tetapi agak jauh, Noina dan Tonmai sedang nongkorong
bersama. Noina bertanya apa yang terjadi pada Tonmai? Tonmai bisa
menceritakannya padanya daripada memendamnya sendiri.
“Noina,
bisa aku bertanya? Apa yang kau pikirkan mengenai kebahagiaan sejati untuk
orang-orang?”
“Aku
tidak tahu. Aku tidak tahu mengenai kebahagiaan orang lain. Aku hanya tahu
kebahagiaanku sendiri.”
“Apa
kebahagiaanmu?”
“Kau
ingin tahu kebahagiaanku di umur
berapa?”
Tonmai
sedikit tersenyum mendengarnya. “Kau selalu sama. Tidak peduli berapa tahun
yang berlalu, kau tetap sama.”
“Ibuku
bilang, semakin kau mencoba mencari kebahagiaan, semakin kau tidak bahagia.
Kebahagiaan harus ada di sana untuk kau lihat. Sekarang, aku sedang memegang
ice cream, kan? Dan aku sangat ingin memakannya. Dan sekarang itu ada di dalam
mulutku. Itu artinya, kebahagiannku adalah ice cream. Sudah tahu? Kalau kau,
apa kebahagiaanmu?”
“Aku
tidak tahu. Aku hanya tahu apa yang membuatku tidak bahagia. Kalau dulu, itu
adalah hari ulang tahunku. Aku merasa sangat tidak bahagia. Ketika aku masih
kecil, aku tidak mengerti kenapa aku lahir di hari yang sama dengan kakakku
bunuh diri. Terkadang, aku membenci kakakku. Terkadang, aku membenci ayahku.
Dan terkadang, aku membenci diriku sendiri.”
“Lalu,
bagaimana dengan sekarang? Kau masih berpikir seperti itu?”
“Tidak
lagi. Aku sudah terbiasa. Tapi, di ulang tahun ku tahun ini, aku mendapatkan
hadiah yaitu kamar kakakku. Kau tahu apa yang lucu? Aku bertemu dengan kakakku
di kamar itu. Dan hanya aku yang bisa melihat dan berkomunikasi dengannya.
Sulit di percaya, kan? Kakakku tidak bisa ingat alasan dia bunuh diri. Dan
kenapa dia bisa terkurung di kamar itu. Setiap aku melihatnya sedih setelah
tahu apa yang terjadi setelah dia meninggal, aku merasa sangat tidak bahagia.
Aku juga tidak tahu kenapa. Jadi… aku ingin menolongnya semampuku. Ketika aku
melihat senyumnya, itu membuatku merasa bahagia entah kenapa. Ketika seseorang
berpikir untuk bunuh diri, itu artinya mereka tidak bisa melihat cara untuk
bahagia kan?”
“Ibuku
bilang jika kau ingin melihat orang lain bahagia bahkan ketika kau sedih, itu
artinya kau memiliki cinta yang luar biasa,” ujar Noina. “Jika kau ingin
melihat kakakmu bahagia lebih dari dirimu sendiri, kenapa kau tidak
melakukannya?”
“Jadi…
kau percaya yang ku katakan.”
“Aku
sudah mengenalmu lama, kau tidak pernah mengatakan yang kau rasakan. Aku tidak
percaya dengan yang kau bilang mengenai kakakmu, tapi aku percaya dengan
perasaanmu,” ujar Noina dan menatap mata Tonmai. Hal itu bisa membuat Tonmai sedikit
tersenyum. Noina sangat senang bisa melihat Tonmai tersenyum lagi.
--
Pak
Tai dalam perjalanan pulang, dan heran melihat ada seorang pemuda di depan
rumahnya. Dia memanggil pemuda itu, dan itu adalah Tee. Tee meminta waktu Paka
Tai untuk membicarakan sesuatu.
Mereka
bicara di dalam rumah. Tee memberitahu kalau dia tidak bisa melupakan Tharnnam
seolah Tharnnam ada di sebelahnya. Dan saat dia bertemu Tonmai, dia merasa
seolah Tonmai adalah Tharnnam.
Tharnnam
ada di rumah Tee, dan dia menangis melihat walkman yang di bakar. Dia merasa
sedih karena Tee menderita saat mengingatnya. Dai juga melihat semua tempelan
bintang di langit-langit kamar Tee yang sudah di cabut semuanya dan di bakar
dengan walkman itu juga. Tharnnam menangis.
“Apakah
mungkin kalau Tharnnam benar-benar ada bersama Tonmai?”
“Tee,
setiap aku bertemu Tonmai, aku juga merasakan kehadiran Tharnnam. Tapi, aku
tidak tahu apa itu benar atau tidak kalau Tharnnam ada bersama dengan Tonmai.
Aku juga percaya kalau itu mungkin saja.”
Tee
terharu mendengar jawaban itu. Dia tidak menyangkan kalau pak Tai berpikir
seperti itu. Dia berterimakasih.
--
Tee
pulang ke rumahnya. Dia menyalakan lampu. Tharnnam senang karena Tee sudah
pulang. Dia tersenyum lebar, tetapi senyum itu menghilang saat Tee hanya
melewatinya begitu saja. Tee melihat walkman yang telah hangus dan beberapa
bintang yang belum terbakar sepenuhnya. Tee mengambil barang-barang itu dan
menyimpannya dalam sebuah kotak yang berisi barang-barang kenangannya. Di dalam
kotak itu juga ada medali lari, name tag, buku komik doraemon dan fotonya
bersama Tharnnam. Termasuk surat yang dulu Chet lemparkan padanya.
“Tharnnam,
jika kau masih ada, aku ingin minta maaf.”
Dan
Tharnnam menyadarkan kepalanya di bagian belakang tubuh Tee. “Aku tidak tahu
antara sebelum dan setelah aku mati yang mana yang lebih buruk.”
Flashback
Saat Tee mengundang
Tharnnam untuk masuk pertama kalinya ke dalam kamar. Seorang gadis keluar dari
rumah Tee. Gadis itu adalah Jane.
“Ini Tharnnam,”
perkenalkan Tee pada Jane. “Tharnnam,
ini P’Jane.”
Tharnnam tampak terkejut
melihat P’Jane ada di dalam rumah Tee. Dan P’Jane bahkan sangat akrab dengan
Tee dan Hatori. Tee tidak menyadari hal itu, dia mengajak Tharnnam untuk masuk
dan makan bersamanya dengan Jane. Tharnnam tidak berani menolak.
Di dalam, Jane
mengeluarkan semua makanan yang di belinya dan menuangnya ke dalam piring.
Tharnnam membantunya, sementara Tee bermain dengan Hatori.
“Tharnnam. Aku mau minta
tolong. Mengenaiku dan Tee, tolong jangan beritahu siapapun.”
“Mengenai apa?”
“Tentang aku yang pacaran
dengan Tee. Aku tidak ingin ada orang yang tahu.”
“Sudah berapa lama P’ pacaran
dengan Tee?”
“Sejak aku kelas 12.”
(P’Jane lebih tua dari Tee).
Dan mereka mulai makan
bersama. Tampak jelas kalau Tharnnam merasa sedih karena ternyata Tee telah
berpacaran dengan Jane. Dan bahkan mereka sangat mesra. Selesai makan, Tharnnam
pamit pulang. Jane menyuruh Tharnnam untuk mampir kapan saja jika ingin bermain
dengan Hatori.
Tharnnam keluar dengan
berat hati. Dan dari jendela luar, dia melihat Tee yang sedang tidur di
pangkuan Jane. Dia merasa patah hati.
Dari rumah Tee, Tharnnam
pergi ke rumah Pak Tai. Dia ingin meminjam uang 100 baht karena uangnya sudah
habis untuk belanja. Tharnnam tampak malu untuk meminjam uang lagi. Tetapi, pak
Tai dengan senang hati meminjamkannya dan bahkan memberikan lebih. Tharnnam
berterimakasih dan berjanji akan bekeraj lebih giat besok untuk mengganti uang
lebih itu. Pak Tai tersenyum melihatnya dan menyuruh Tharnnam untuk segera
pulang sebelum hari gelap.
Tharnnam pergi ke warung
dan membeli makanan siap jadi. Setelah itu, dia pergi ke toko bu Padthai yang
sudah tutup. Dia ingin membeli setengah kotak rokok. Padthai segera menyuruh
Chompu untuk melayani pelanggan. Chompu dengan kesal memberikan setengah kotak
rokok pada Tharnnam dan langsung menutup pintu kedai lagi.
Tharnnam melewati sebuah
rumah. Dia tampak sedih melihat rumah itu. Dan apa yang di lihat Tharnnam? Dia
melihat Chet dan Orn yang sedang hamil besar. Chet dan Orn tampak bahagia.
Tharnnam melanjutkan
langkahnya. Dia pergi ke daerah dengan rumah yang lebih sederhana. Sebelum
masuk, Tharnnam mencoba tersenyum. Itu adalah rumahnya. Dengan takut, Tharnnam
meletakkan makanan yang di belinya di atas meja. Dia mengintip ke dalam kamar
ibunya dan membangunkannya. Sepertinya, ibunya sedang tidur bersama orang lain. Begitu bangun, Tharnnam langsung memberikan rokok
yang di belinya tadi.
Bersambung
Nah lho… ternyata Orn bukanlah ibu Tharnnam.
Jadi itu artinya, Tonmai dan Tharnnam adalah saudara tiri. Tapi, kenapa ibu
Tharnnam tidak pernah di ceritakan? Terus, Tee ternyata pacaran dengan P’Jane.
Jadi, Tharnnam itu sebenarnya, cinta pertama yang di maksud Tee atau bukan? Dan
Tharnnam ternyata juga bekerja untuk Pak Tai.
Sebenarnya,
apa masa lalu dari Tharnnam yang begitu di sembunyikan oleh orang-orang di
sekitarnya? Kenapa Tee tampak takut untuk bertemu Tonmai sebelumnya? Dan kenapa
Pana meminta pak Tai waktu itu untuk tidak menceritakan mengenai Tharnnam pada
Tonmai?
Tags:
happy birthday
Kak makasih,dntunggu selanjut y
ReplyDelete