Images by : GMM Tv
Tonmai
bertanya untuk apa Tee datang menemuinya? Tee menjawab kalau dia sekarang
sedang berusaha hidup bahagia seperti yang Thrannam inginkan. Dan dia ingin
tahu Tharnnam ingin dia hidup seperti apa lagi. Tapi, Tonmai juga tidak tahu
karena Tharnnam tidak bersamnya sekarang.
“Jadi,
dimana Tharnnanm sekarang?”
“Di
rumahmu,” jawab Tonmai.
Tee
lanjut bertanya, apa saja yang Tonmai tahu mengenai kakaknya? Dan Tonmai
menjawab hanya beberapa hal. Dia bertanya makanan favorit Tharnnam, tetapi
Tonmai juga tidak tahu. Jadi, Tee menawarkan untuk memberitahu Tonmai makanan
kesukaan Tharnnam. Dia langsung pergi padahal Tonmai belum ya. Tonmai terpaksa
mengikutinya.
Top
membawa Noina ke café, dia membahas mengenai Noina yang tadi ngobrol dengan
Tonmai. Noina berbohong kalau Tonmai tadi hanya bertanya PR padanya. Tee mencobo
percaya dengan menyindir kalau dia mengira kalau Tonmai mengajak Noina jalan
lagi. Noina membantah hal itu. Dan Top seperti mengejek Tonmai yang tidak punya
teman lain selain Noina, dan jika Noina terus menghindarinya, Tonmai akan
menghilang perlahan dari hidup Noina.
“Kenapa
kau sangat tidak menyukainya?”
“Sebenarnya,
aku tidak punya masalah apapunn padanya, tapi banyak orang yang membencinya. Jadi,
aku tidak ingin kau berteman dengannya.”
“Tapi,
dia tidak melakukan sesuatu yang salah.”
“Kau
yakin? Kalau begitu kenapa banyak yang tidak menyukainya? Dan juga dia tidak
dapat berteman dengan yang lain. Pikirkan hal ini, kau selalu menjaganya. Pria apa
yang tidak bisa menjaga diriya sendiri.”
Noina
tidak suka mendengar hal itu dari Top. Tetapi, dia juga tidak membantah ucapan
Top.
--
Tee
membawa Tonmai ke rumah pak Tai. Dan Tonmai jelas tidak tahu kalau itu rumah
pak Tai. Karna tidak ada yang membuka pintu, Tee meminta Tonmai untuk menunggu
sebentar diluar bersamanya. Tee melihat jam yang Tonmai kenakan dan memuji jam
itu yang tampak keren. Dia bisa menebak kalau Tharnnam yang memberikan jam itu
padanya. Tonmai mengangguk membenarkan.
Tidak
lama, pak Tai pulang. Dia mengundang mereka masuk untuk makan. Tonmai sedikit
terkejut karena ternyata Tee membawanya ke rumah pak Tai. Saat sudah masuk, Pak
Tai meminta waktu sebentar untuk menyiapkan makanan.
Jadi,
Tonmai melihat sekeliling ruang tamu pak Tai. Dia menemukan beberapa foto pak
Tai bersama Tharnnam yang tampak bahagia. Dan, dia melihat sebuah piagam juga. Dan
di meja ada 2 buah buku, satu buku milik Pak Tai. Dan satu lagi buku milik
Tharnnam. Di buku itu tertulis :
Grade : 10-12
Student No : 16
Subject : Thai language
Instructor : Pisut Channuan
Dan
di sebelahnya, buku Pak Tai bertuliskan informasi yang sama. Dan piagam yang
ada di meja bertuliskan : Transkirp Nilai dari Pendidikan Non Formal tahun 2001
atas nama Satit Sangkaew dan terpajang foto Pak Tai.
Tee
menghampiri Tonmai dan bertanya seperti apa tampak Tharnnam? Dan Tonmai
menjawab sama seperti kita. Tee bertanya, apa saja yang Tharnnam ceritakan
mengenainya? Tonmai memberitahu mengenai anjing Tee, Hatori, yang suka sate
babi panggang. Dan juga mengenai dirinya yang adalah cinta pertama Tee.
“Itu
saja?”
“Emang
apa lagi yang P’ ingin dia katakan? Ekspresi P’ seolah tidak percaya yang ku
katakan. Jadi, apa gunanya bertanya?”
“Aku
hanya ingin membuktikan perkataanmu.”
Tonmai
kecewa karena P’ membawanya hanya untuk membuktikan perkataannya. Tee membenarkan
tapi hanya setengah. Karena dia punya tujuan lain, dia ingin menunjukkan pada
Tonmai kalau kebahagiaan Tharnnam bukan hanya dirinya, tetapi ada yang lain, yaitu
Pak Tai.
Saat
itu, Pak Tai memanggil mereka untuk makan karena makanannya sudah jadi. Mereka duduk
bersama untuk makan, dan mereka berterimakasih atas makanan itu. Dan pak Tai
menyuruh mereka makan hingga habis. Pak Tai juga memberitahu kalau telur kukus
adalah makanan yang paling di sukai Tharnnam. Tharnnam sering memintanya untuk
memaksa itu dan bahkan membungkusnya pulang untuk di berikan pada ibunya.
Saat
sudah selesai makan, mereka tidak langsung pulang tetapi masih duduk bersama. Tonmai
memberitahu Tee kalau dia tidak menyangka kalau Tharnnam sangat dekat dengan
pak Tai, dia kita mereka hanya akrab di sekolah saja.
“Itu
karena mereka sama-sama NFE.”
“NFE?
Apa itu?”
“NFE
singkatan dari Non-Formal Education. Kau tidak pernah mendengarnya? NFE adalah untuk
mereka yang ingin sekolah tetapi tidak ada batasan usia dan biayanya tidak mahal.
Dan hanya ada satu kelas dalam seminggu.”
“Jadi,
P’Tharnnam sekolah di NFE?”
Tee
heran karena Tonmai tidak tahu hal itu. “Kau tidak tahu?”
“P’Tharnnam
bilang kalau dia sekolah di tempat yang sama denganku.”
“Tidak,
Tharnnam tidak sekolah di sekolahhmu. Pak Tai punya usaha fotocopy di sekolah,
jadi dia meminta Tharnnam bekerja untuknya.”
“Tapi,
aku melihat seragam sekolah P’Tharnnam,” kaget Tonmai.
Dan
pembicaraan mereka harus terhenti karena pak Tai datang untuk memberikan mereka
buah sebagai pencuci mulut. Tonmai masih bingung dengan kenyataan itu, jadi dia
bertanya kepada Pak Tai, kenapa P’Tharnnam tidak sekolah di sekolah yang sama
sepertinya? Pak Tai terkejut mendapat pertanyaan itu. Dan dia melirik ke arah
Tee.
--
Tonmai
sudah pulang dari rumah Pak Tai seorang diri. Dia duduk di tepi danau dan
mengingat pertanyaanya pada Pak Tai. Dia teringat saat pertama bertemu dengan Tharnnam,
Tharnnam jelas-jelas bilang kalau Tonmai sekolah di tempatnya dulu sekolah. Bahkan
ada seragam Tharnnam dan Tharnnam juga bilang teman dari Chompu, ibu Noina.
“Kenapa
dia harus berbohong?”
--
Tee
masih di tempat Pak Tai. Dia teringat suatu hal.
Flashback
Tharnnam sedang membaca
komik di pinggir danau. Tee yang baru selesai latihan menghampirinya dan memberitahu
kalau dia tadi latihan. Tharnnam tidak mempermasalahkan hal itu, sebaliknya dia
memberikan buku komik yang sedang di bacanya. Tee sangat senang karena itu
adalah komiknya yang di sita guru. Tharnnam menyuruh Tee untuk berhati-hati
lagi, karena jika dia ketahuan membantu Tee mengambil buku itu, pak Tai pasti
tidak akan menyuruhnya mengantar dokumen fotocopy ke ruang guru lagi. Tee mengangguk.
Dan Tharnnam memberikan
buku PR fisika Tee yang telah di kerjakannya. Tee sangat senang dan memuji
Tharnnma yang sangat pintar walau tidak sekolah. Tharnnam tersenyum dan
menjawab kalau dia belajar lebih banyak daripada yang lain, tapi dia juga tidak
yakin apa jawabannya benar atau tidak. Jadi, Tee harus memeriksanya lagi.
Tee berbaring di rumput. Dia
berujar kalau lebih baik jika Tharnnam sekolah bersamanya. Jadi mereka bisa
lebih sering bersama, duduk sebangku dan dia bisa mencontek PR Tharnnam. Tharnnam
tersenyum mendengarnya.
“Apa kau ingin sekolah
sama sepertiku? Jika kau berada di kelasku, aku berani taruhan kalau kau akan
menjadi siswa top!”
“Aku ingin. Aku mencoba
lulus test penempatan.”
“Apa kau menggunakan sertifikat
NFE mu untuk masuk universitas?” tanya Tee. Tharnnam menggangguk. “Kalau gitu,
ayo kuliah di tempat yang sama.”
Tharnnam menggangguk
senang mendengarnya.
Saat itu, Pana dan
temannya lewat di danau itu dan melihat mereka. Teman Pana menghampiri Tee dan
menggodanya yang sedang pacaran. Tharnnam tersenyum senang mendengarnya.
“Tidak. Dia hanya ingin
meminjam buku komikku,” bohong Tee.
Wajah Tharnnam tampak
kecewa.
“Hey, kau gadis Xerox kan?
Apa kau sedang merayu Tee? Kau tidak sekolah di sekolah kami, kan? Kau punya
teman yang manis yang bisa di perkenalkan padaku.”
Tetapi, Tee hanya diam
saja, tidak membela Tharnnam. Pana memarahi temannya itu dan menyeretnya pergi.
“Tharnnam, ayo pulang,” ajak
Tee.
“Kau malu padaku, kan?”
Tee tidak bisa menjawab. Dan
Tharnnam tampak sangat kecewa.
End
Pak
Tai bertanya apa yang sedang Tee pikirkan? Tee menghela nafas dan mengatakan
khawatir dengan Tonmai. Dia tidak menyangka kalau Tonmai tidak tahu mengenai
hal itu. Pak Tai menyakinkan kalau Tonmai pasti baik-baik saja, karena Tonmai
adalah anak yang kuat. Dan Tonmai mungkin bisa menghadapi masalah lebih baik
daripada Tharnnam.
Flashback
Tharnnam membantu pak Tai
hingga malam. Dia tampak muram. Pak Tai menyarankan Tharnnam untuk bilang saja
pada ibunya kalau dia mau sekolah. Tetapi, Tharnnam tidak berani. Pak Tai
berusaha menyemangati Tharnnam. Tharnnam akhirnya mau coba bilang, tapi pak Tai
harus membantunya.
Esok hari,
Pak Tai menemani Tharnnam
bicara dengan ibu. Tharnnam menjelaskan kalau dia bisa lulus tes penempatan,
dia bisa mulai masuk kelas 11 di semester selanjutnya. Dan mengenai biaya
sekolah, pak Tai akan membantunya mencari beasiswa, jadi ibu tidak perlu
khawatir mengenai uang.
“Pak Tai, biar langsung ku
katakan saja. Ini saran dari Chet, kan? Jawab aku. Kau bukan saudara, kenapa
kau harus mencampuri hidup putriku? Aku tidak mau.”
Pak Tai terkejut karena ibu
Tharnnam malah berpikir seperti itu.
“Jika kau tidak bahagia
karena hanya ini batas kemampuanku dalam membesarkanmu, kau bisa merapikan barangmu
dan tinggal dengannya.”
“Bu, ayah bilang aku bisa
tinggal dengan ibu. Dia hanya ingin membantu biaya sekolahku,” tangis Tharnnam.
“Kenapa kau panggil dia ‘ayah’?
orang itu tidak pernah peduli untuk membesarkanmu dan orang itu juga yang menyuruhku
untuk meng-aborsi mu. Tharnnam, berapa kali aku harus mengingatkan hal itu?! Aku
tidak pernah melarangmu jika kau ingin melakukan sesuatu, tapi ini menyakitiku
tahu kalau kau mencoba menipuku untuk melindunginya. Jika kau sangat ingin
sekolah, tinggal saja dengannya.”
“Ibu, tidak. aku minta
maaf. Tidak apa-apa jika aku tidak sekolah. Aku salah. Aku tidak ingin sekolah
lagi,” tangis Tharnnam dan memohon agar ibunya tidak meninggalkannya.
Pak Tai merasa sangat kasihan
pada Tharnnam. Dan ibu juga bilang tidak bisa menyetujui hal itu pada pak Tai.
End
Pak
Tai merasa sedih mengingat kenangan itu.
--
Tharnnam
menunggu hingga malam, tetapi Tee belum pulang juga. Padahal sudah jam 9.
Tonmai
pergi ke rumah Noina. Dia mengetuk pintu dan membawa makanan juga, tetapi Chompu
memberitahu kalau Noina belum pulang dan sedang nonton dengan Top. Chompu menyuruh
Tonmai menelpon Noina saja. Tonmai menelpon, tetapi Noina tidak mengangkat. Noina
malah mengirim pesan kalau dia sedang makan dengan ibunya dan akan menelpon kembali
nanti.
Tonmai
merasa kecewa karena Noina berbohong padanya.
“Apa
yang dia bilang?”
“Film
nya sudah hampir habis. Dan dia akan pulang sebentar lagi,” bohong Tonmai pada
Chompu.
Chompu
mengajak Tonmai untuk masuk, tetapi Tonmai menolak karena hari sudah terlalu malam.
--
Orn
pergi membuang sampah keluar. Dan dia melihat Tee yang baru pulang. Mereka saling
memberi salah setelah itu Orn kembali ke rumah.
Sudah
jam 10 lewat, dan Tee baru pulang. Saat Tee membuka pintu, Tharnnam langsung
keluar dari pintu rumah Tee. Dia hendak pulang seperti janjinya pada Tonmai.
Tonmai
pulang dengan pikiran kacau. Dia merasa kecewa karena Noina berbohong padanya,
dan dia membuang makanan yang di belinya untuk Noina.
“Kau
darimana, Tonmai? Kenapa kau pulang telat?”
“Gimana
kau bisa di sini? Aku belum memanggilmu.”
“Jangan
bicarakan itu dulu. Kenapa kau pulang telat? Kau tidak tahu kalau ayah dan ibu
merasa khawatir padamu?”
“Aku
baru selesai mengerjakan PR di sekolah.”
“Jangan
berbohong! Darimana kau?”
“Jangan
menyalahkanku jika aku berbohong!” marah Tonmai. “P’ juga berbohong! Kau kira
aku tidak tahu mengenaimu?! Semua orang tidak ada yang jujur. Kau juga! Pergi saja
ke neraka sana! Aku ingin sendiri,” ujar Tonmai dan meninggalkan Tharnnam.
Perkataan
Tonmai yang menyuruhnya pergi, seperti membuka sebuah ingatan dan luka Tharnnam
dulu. Ucapan orang-orang yang menyuruhnya pergi, tergiang di kepalanya.
Tee
: Aku rasa kau harus pulang sekarang!
Ibu
: Kau harus tidur!
Chet
: Tunggu diluar sana!
Pak
Tai : Pulanglah, Tharnnam!
Ucapan
itu terngiang berulang kali di telinganya. Tangannya mengepal seolah menahan
amarahnya. Terlalu menyakitkan baginya. Dan byur!!!
Tubuh
Tharnnam terlempar masuk ke dalam air yang dalam!!!
Tonmai
merasa bersalah, dia berbalik, tetapi Tharnnam sudah tidak ada.
Bersambung
Tags:
happy birthday
Lnjut truz mb...pnasaran ma episode2 slnjutnya
ReplyDeleteSedihnya kasian Tharnnam 😢 lanjut trus y min penasaran episode selanjutnya n semangat trus
ReplyDeleteSedih...tharnnam sbnerny bunuh diri krn orng2 yg dy sayangi mlh mngabaikan dy.ibu n ayah ny egois lbh mntingin kbhagian mreka.sedihhh
ReplyDelete