Sinopsis Lakorn : The Gifted Episode 9 - part 1



Network : GMM One

Pagi hari. Mon, Namtaan, dan Punn melihat banyak peralataan komputer rusak yang dibuang, dan Punn menebak bahwa itu pasti milik Wave, karena dia mendengar suara bantingan keras dari kamar Wave, dan mungkin penyebabnya adalah karena Wave kesal dengan hasil ujian.

“Benarkah? Apa benar Wave tipe orang yang suka merusak barang?” tanya Mon, tidak percaya. Namun tepat disaat itu, Wave datang untuk membuang PC yang rusak.


Karena penaran, maka Namtaan menyentuh PC yang barusan Wave buang.

Dimalam hari.Seorang pria berhodie merusak gembok gudang dan masuk ke dalamnnya.

T H E      G I F T E D

Didalam kelas. Dengan bangga Ohm menyebut dirinya sendiri sebagai wakil ketua kelas, karena sekarang temannya, yaitu Pang, telah menjadi ketua kelas baru. Dan Ohm meminta agar Pang menendang Wave dari kelas Berbakat. Lalu dengan tegas, Namtaan memotong dan mengatakana agar Ohm jangan bercanda seperti itu.

“Oi… aku tidak bercanda. Aku serius. Pang, dengarkan aku, Wakil ketua kelas, suruh dia beres- beres kelas sore ini,” kata Ohm sambil menunjuk ke arah meja Wav yang berada dibelakangnya

“Tunggu. Tunggu. Kapan kamu menunjuk dirimu sebagai wakil ketua kelas?” tanya Pang sambil tertawa kecil.

“Sejak Wave kalah darimu. Dia pasti sedang mewek seperti bayi,” kata Ohm sambil bersikap mengejek. Dan Namtaan pun memanggil nama Ohm, sebagai peringatan agar berhenti.

“Ooi… kamu selalu memotong ucapanku, seperti gunting saja,” keluh Ohm pada Namtaan. Kemudian saat Namtaan menatap tajam ke arah belakangnya, Ohm baru sadar bahwa Wave telah datang. Dan Ohm pun langsung diam.


Dikantor. Wave memberikan daftar set PC yang diinginkannya, dan itu sangat mahal. Wave lalu menggunakan alasan bahwa dulu Guru Pom pernah bilang ingin potensi mereka dikembangkan lebih jauh. Dan setelah UTS, kemajuan nya sudah pesat, jadi dia menginginkan PC itu. Namun jika Guru Pom tidak bisa membelikannya, maka dia bisa menurunkan beberapa spesifikasi pada PC nya, sehingga harga bisa turun lebih murah.

“Tidak perlu. Bapak bisa mengurusnya. Tidak akan ada yang menghalangin perkembanganmu. Jangan cemas,” kata Guru Pom.

“Baik,” balas Wave, lalu berdiri untuk pergi.

Tapi sebelum Wave pergi, Guru Pom mengingatkan agar Wave pergi ke UKS untuk mengobati luka di lengan Wave itu.


Di UKS. Wave meminta perban kepada Namtaan yang sedang bertugas. Dan melihat luka di lengan Wave, Namtaan pun menyarankan agar sebaiknya itu diperiksa dulu, karena Wave baru saja menghajar komputernya habis- habisan, mana tahu ada yang terbentur. Tapi dengan keras kepala, Wave menolak, karena yang dibutuhkan nya hanya perban.

“Aku minta perban. Dengar, tidak?” kata Wave.

“Aku menyuruhmu diperiksa dulu. Dengar, tidak?” balas Namtaan.

“Aku baik- baik saja. Apa sesusah itu untuk minta perban?” balas Wave sambil mengulurkan tangan untuk mengambil perban yang berada didekat Namtaan. Tapi Namtaan tidak membiarkan Wave.

“Duduk disitu, biar kuobati,” tegas Namtaan.


Akhirnya Wave menurut. Dia membiarkan Namtaan untuk mengobatinya, dan karena sakit Wave pun meringis. Dan Namtaan mencandai Wave yang tidak sok kuat lagi.

“Kalau mau benci aku, benci aja. Jangan pura- pura baik,” kata Wave dengan dingin.

“Sok tahu, ya,” balas Namtaan.

Mendengar Namtaan mengatakan ‘sok tahu ya’. Wave jadi teringat akan seseorang dan terdiam, lalu karena sudah selesai Namtaan menyadarkannya. Kemudian setelah itu, Wave pun langsung pergi.


Didalam kamar. Wave berbaring ditempat tidurnya. Dia membuka kaca matanya dan tidur. Wave mengingat masa lalu nya.


Flash back

Kedua orang tua Wave telah tiada, jadi Wave tinggal bersama kakek dan neneknya. Dan karena keluarga mereka tidak lah kaya, jadi kakek pun ingin Wave  untuk pindah ke sekolah biasa.

“Tapi orang tuaku ingin aku di sekolah yang lama. Ada beasiswa juga. Itu pilihan yang bagus buatku,” jelas Wave.

“Tapi kami tidak sanggup membayar biaya sekolah nya lagi. Tidak penting sekolah dimana, semua sama saja,” balas kakek dengan keras. Dan Wave pun tidak membantah lagi.


Didalam kelas. Wave terus memandang keluar kelas. Sementara didepan kelas, guru sibuk menjelaskan. Dan si Guru tampak kesulitan dalam menjelaskan, lalu saat dia melihat Wave yang sedang tidak memperhatikan, maka dia melemparkan kapur kepadanya dan memarahinya.

Lalu si Guru menyuruh Wave untuk maju dan menyelesaikan pertanyaan dipapan tulis. Dan Wave menjawab bahwa dia tidak bisa. Lalu si Guru pun memarahi Wave lagi, karena tidak memperhatikan lah makanya Wave tidak mengerti, dan Wave tidak akan punya masa depan.


“Aku tidak bisa sebab Ibu membuat kesalahan dalam substitusinya,” kata Wave. Kemudian dia maju dan memperbaiki kesalahan di papan tulis. Dan setelah itu, dia menanyakan apa itu benar.

Tapi karena malu, maka si Guru menjawab tidak. “Masih kecil, tapi sudah sok pintar.”

“Kenapa? Aku menyelesaikan persamaannya sesuai perintah. Kenapa salah?” tanya Wave dengan heran, karena dia telah menjawab dengan benar.


“Soalnya kamu tolol. Kembali ke kursimu,” teriak si Guru. Dan seluruh murid menertawakan Wave. Lalu sambil menundukan kepalanya, Wave berjalan kembali ke kursinya.

Dan didekat pintu, seorang guru lain memperhatikan semua itu. Dia tampak bersimpati kepada Wave yang kepadahal benar, tapi malah di marahin dan diketawain.

Diatap. Saat Wave sedang makan sereal, si Guru lain datang dan mendekatinya. Dengan sikap hangat dan ramah, si Guru menyapa dan bersikap akrab kepada Wave. Dan karena sikap penuh perhatian dari si Guru lain tersebut, Wave jadi merasa malu.

Lalu saat si Guru lain melihat laptop Wave, dia menanyakan apa yang sedang Wave lakukan. Dan Wave menjelaskan bahwa ini adalah sebuah game menebak angka, jadi si Guru harus memilih satu angka dari 1- 60, tapi jangan sebutkan. Dan si Guru lain itu pun melakukannya.


Kemudian Wave mulai bertanya- tanya, dan si Guru menjawab. Dan ternyata permainan itu berhasil menebak dengan benar angka yang si Guru lain itu pilih. Yaitu 28. Kemudian si Guru lain pun memuji Wave yang sangat berbakat.

“Hei. Ibu melihatmu memecahkan persamaan dikelas tadi,” kata si Guru lain membahas kejadian dikelas yang dilihat nya tadi.

“Aku salah mengerjakannya,” balas Wave dengan malu.

“Tidak salah. Hasil kerjamu benar. Apa kamu sadar betapa berbakatnya dirimu?”

“Kalau begitu, nama Ibu siapa?” tanya Wave dengan wajah berseri.

“Aku? Namaku Nara,” jawab Nara sambil tersenyum. Dan Wave balas tersenyum.

Flash back end

Tiba- tiba saja terdengar suara ketukan dipintu. Jadi Wave terbangun dari tidurnya. Ternyata yang mengetuk itu adalah Namtaan. Dia datang membawakan obat untuk Wave, tapi karena Wave tidak ada membuka pintu, maka Namtaan meninggalkan obat itu di depan pintu.

Pas disaat Namtaan telah berjalan pergi, Wave membuka pintu kamarnya. Dan melihat itu, Wave mengambilnya, kemudian dia melihat ke sekeliling, tapi dia tidak melihat siapapun.


Diruang admisnistrasi. Orang berhodie tersebut mengambil Drone yang berada disana. Namun sebelum keluar, karena menyadari bahwa ada CCTV dsiana, maka dia tidak jadi keluar dulu.


Pagi hari. Ruang administrasi. Ditemukan dalam keadaan sangat kacau dan berantakan. Semua barang berserakan. Dan Guru yang melihat itu, dia segera menelpon Bu Ladda.

Post a Comment

Previous Post Next Post