Khun
Chai Puttipat (2013) Episode 1 - Part 2
Network
: Channel 3
Keesokan
harinya. Keaw sedang menyapu halaman sekolah. Melihat itu, seorang guru (Kepala
Sekolah) memanggil Kae, dia menanyakan apa Keaw bekerja menggantikan Ayah lagi.
Dan Keaw membenarkan, karena Ayahnya tidak bisa datang ke sekolah lagi untuk
bekerja.
“Bagaimana
tentang rencana study mu? Kamu bilang kamu ingin menjadi seorang guru.”
“Aku
tidak akan kuliah. Aku mau membuat banyak uang untuk biaya operasi sesegera
mungkin,” kata Keaw. Kemudian dia lanjut menyapu lagi. Dan melihat itu, si Guru
tampak bersimpati kepada Keaw.
Ditempat
lain. Disebuah pondok terbuka. Chai Pat bersama teman serta keluarganya sedang
bermain- main dan bersantai bersama. Lalu selagi Chai Pat sibuk bersama Chai
Lek melihat burung di udara. Seorang wanita bernama Silvi.
Dia menceritakan kepada semua orang yang berkumpul di dekat meja, tentang orang
seperti apa Chai Pat 5 tahun yang lalu.
Flash back. 5 tahun lalu. Diluar
negri.
Diperputaskaan.
Saat melihat Chai Pat yang sedang fokus membaca buku, Silvi mendekatinya dan
mengajak nya untuk jalan- jalan bersama, karena cuaca sedang sangat bagus. Tapi
Chai Pat langsung menolak.
“Aku
ingin cepat lulus. Jadi aku bisa segera kembali ke Thailand dan segera membuat
hal baik untuk dunia. Kita harus memiliki tujuan di dalam hidup untuk orang
lain. Kamu tidak bisa hanya menjalanin hidupmu begitu saja, berkeliling mengatakan hal yang tidak
berguna, dan hanya memikirkan dirimu sendiri!” kata Chai Pat dengan sangat
serius dan tegas.
Flash back End
Setiap
orang tertawa mendengar cerita Silvi mengenai betapa seriusnya Chai Pat dulu.
Dan Silvi menjelaskan bahwa pada waktu itu, saat Chai Pat menceramahi nya, dia
hampir saja tertidur.
Lalu
Chai Pee datang dan ikut bercerita mengenai Chai Pat dulu. Dan dengan sikap
tertarik, setiap orang mendengarkan.
Flash back. Dirumah sakit.
Chai
Pat menegur tiga orang murid keperawatan. Karena ketiga orang itu, mengenakan
rok yang sangat pendek serta ketat. “Kamu tidak seharusnya membingungkan orang,
dan membuat mereka tidak bisa membedakan
antara murid keperawatan dan penari,” kata Chai Pat dengan serius dan tegas
sambil memperhatikan penampilan ketiga orang itu dari bawah ke atas, lalu dia
menggelengkan kepala nya.
Flash back End
Selesai
bercerita, Chai Pee tertawa dengan keras. Dan Silvi mengingatkan nya agar
jangan tertawa, karena kakak Chai Pee itu memang bagus dalam mengomeli orang
lain. Lalu Silvi menanyakan tentang calon istri Chai Pat, yaitu Marathee, apa
dia sempurna.
“Marathee?
Hah… Marathee dan P’Chai Pat…” kata Chai Pee ingin menjelaskan., tapi Chai Yai
berdehem pelan sebagai tanda jangan cerita. Jadi Chai Pee pun menutup mulutnya
dan diam.
Dengan
sikap manis, Silvi segera menawarkan diri untuk membuatkan teh kesukaan Chai
Pat, saat Chai Pat mendekat. dan Chai Pat pun berterima kasih. Sementara Chai
Lek, dia mencoba dumpling yang berada di atas meja, lalu saat dia merasakan
betapa enak nya dumpling tersebut, dia memberikan itu kepada Chai Pat untuk
dicoba, dan menanyakan pendapat Chai Pat.
“Siapa
yang membuatnya, Silvi? Direstoran mana kamu membelinya?” tanya Chai Pat,
ketika merasakan bahwa dumpling tersebut memang enak sekali.
“Seorang
murid yang membuatnya. Enak, kan?” balas Silvi. Dan Chai Pat setuju.
Didapur.
Keaw membuat berbagai macam dumpling, salad timun dengan bawang merah, serta sate
dan bumbu kacang. Lalu setelah semua selesai, Keaw menata nya di piring. Dan
kemudian, Keaw pamit untuk pulang kepada Ibu Pengurus.
“Terima
kasih ya, Keaw. Aku tahu kamu mau pergi untuk mencari uang,” kata si Ibu
Pengurus.
Dan
Keaw membenarkan. “Ya. Saya mau pergi untuk membantu Guru Boot disekolah. Jika
Nyonya perlu apapun, jangan sungkan menghungin saya ya. Saya sedang ingin
mengumpulkan banyak uang untuk membantu Ayahku,” kata Keaw. Lalu pamit.
Sebelum
Keaw sempat pergi, seorang pelayan mendekati nya. Dia memberitahu Keaw bahwa
tuan Chai Pat sangat menyukai dumpling buatan Keaw, jadi dia memberikan tip
untuk Keaw. Dan melihat betapa banyak uang yang didapanya, Keaw langsung
mengucapkan syukur dengan senang, dan pamit pergi.
Dipondok.
Setiap orang yang merasakan dumpling buatan Keaw, mereka merasa bahwa rasa
dumpling tersebut memang sangat enak. Dan Silvi menjelaskan bahwa orang yang
membuat dumpling ini adalah seorang murid sekolah.
“Dia
miskin, tapi dia berbakat. Dia bisa memasak, merangkai bunga, dan mengatur
tempat pesta. Dia bisa melakukan semuanya. Tempat ini juga, dia yang
melakukannya,” jelas Silvi. Dan mereka pun semakin kagum kepada Keaw.
“Sayang,
dia murid sekolah. Jika tidak, P’Chai Pat bukan hanya memberikan uang saja, dia
pasti akan menemuinya. Aku yakin ini adalah tipe wanitamu. Aku tidak peduli
tentang wajahnya, jika dia bisa memasak serta merangkai bunga…” goda Chai Pee
sambil menaruh lengannya diatas bahu Chai Pat.
“Berhenti
bicara omong kosong, Chai Pee,” potong Chai Pat sambil menyingkirkan tangan
Chai Pee dari bahunya.
Seorang
pelayan datang dan memberitahu kan kepada Chai Pat bahwa pihak rumah sakit
menelpon. Jadi karena itu, Chai Pat pun pamit kepada mereka semua dan pergi
duluan.
Saat
sedang sibuk berjalan sambil berbicara, teman Chai Pat tanpa sengaja menabrak
Keaw yang lewat. Namun untung nya, Keaw tidak terjatuh atau terluka. Dan
setelah Chai Pat serta temannya telah berjalan menjauh, Keaw menatap mereka
dengan heran. Dia merasa seperti pernah mendengar nama Chai Pat.
Tags:
Khun Chai Puttipat